Stasiun Cilegon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Andra Radithya (bicara | kontrib)
Dalam buku Indische Spoorweg-Politiek karya S.A. Reitsma (1916), disebutkan bahwa rencana pembangunan jalur kereta api Duri-Serang pada awalnya memang melewati daerah Tangerang-Cikande, namun kemudian diubah menjadi melewati daerah Parung Panjang-Rangkasbitung.
k menambahkan pranala dalam
 
(3 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 32:
| symbol = KAI
}}
'''Stasiun Cilegon (CLG)''' adalah [[stasiun kereta api]] kelas II yang terletak di [[Jombang Wetan, Jombang, Cilegon]]. Stasiun yang terletak pada ketinggian +14 meter ini merupakan stasiun yang berada di [[Daerah Operasi I Jakarta]] dan letaknya dekat dengan [[Masjid Nurul Ikhlas]]. Hanya ada satu kereta api yang melayani angkutan penumpang di stasiun ini, yaitu [[Kereta api Commuter Line Merak|KA Commuter Line Merak]].
 
==Sejarah==
Baris 44:
Jalur yang menuju ke Anyer Kidul pada awalnya berstatus sebagai jalur utama, sedangkan jalur yang menuju ke Merak berstatus sebagai jalur cabang. Di kemudian waktu, status kedua jalur ini ditukar. Stasiun Tjilegon ini menjadi titik awal dari keberangkatan kereta-kereta pengumpan (''feeder'') yang mengarah ke percabangan jalur Merak.
 
Dahulu, pada petak antara Stasiun Tjilegon dan [[Stasiun Tonjong Baru|Halte Tandjong]] (Tonjong Baru) terdapat [[Halte Serdang|Halte PangampelanSerdang]] (Serdang),<ref name=":0" /> namun kini halte tersebut sudah tidak aktif lagi.
 
Pada era [[Perusahaan jawatan kereta api|Perusahaan Jawatan Kereta Api]] (PJKA) hingga era [[Perumka|Perusahaan Umum Kereta Api]] (Perumka), emplasemen Stasiun Cilegon digunakan untuk tempat menyimpan sekaligus juga tempat langsiran gerbong-gerbong barang angkutan baja coil yang menuju ke percabangan jalur pabrik PT [[PT Krakatau Wajatama|Krakatau Wajatama]], anak perusahaan dari PT [[Krakatau Steel]]. Terdapat beberapa seri lokomotif yang digunakan sebagai pelangsir seperti [[lokomotif BB300]], [[lokomotif C300|C300]], [[lokomotif D301|D301]], dan juga sebuah lokomotif langsir berukuranbuatan kecilpabrik (seriNippon tidakYusoki diketahui(Nichiyu). Lokomotif langsir berukuran kecil ini dipreservasi dan dijadikan sebuah monumen di area taman PT Krakatau Wajatama. Diperkirakan pada ada awal era 2000-an, aktivitas langsiran gerbong-gerbong KA angkutan baja coil ini pun akhirnya berhenti, dan layanan KA yang menuju ke percabangan jalur PT Krakatau Wajatama akhirnya ditutup. Bekas trase dari [[Percabangan (kereta api)|jalur cabang]] ini sebagian besar hanya ditimbun oleh tanah maupun aspal saja. Terdapat pula beberapa bekas gerbong-gerbong barang tua yang tertinggal di emplasemen stasiun ini.
 
== Bangunan dan tata letak ==
Stasiun Cilegon memiliki lima jalur dengan jalur 2 merupakan sepur lurus. Jalur 1 dan 3 biasa digunakan untuk tempat menyimpan rangkaian gerbong datar, sedangkan jalur 4 dan 5 digunakan untuk tempat menyimpan bekas gerbong-gerbong barang tua.
 
Bangunan stasiun ini yang merupakan peninggalan [[Staatsspoorwegen]] masih dipakai hingga sekarang dan dijadikan sebagai aset [[cagar budaya]].<ref>{{cite news|url=http://bantenraya.com/metropolis/metro-cilegon/4030-5-gedung-tua-layak-jadi-cagar-budaya|title=5 Gedung Tua Layak Jadi Cagar Budaya|date=17 Februari 2014|accessdate=3 Agustus 2017|quote=Kelimanya adalah makam Ki Wasyid, makam Syekh Jamaludin, Stasiun Kereta Api (KA) Cilegon, Yayasan Maulana Hasanudin, serta rumah tinggal Belanda atau yang kini digunakan sebagai rumah dinas Wali Kota Cilegon.|archive-date=2017-08-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20170803095749/http://bantenraya.com/metropolis/metro-cilegon/4030-5-gedung-tua-layak-jadi-cagar-budaya|dead-url=yes}}</ref> Bangunannya terdiri dari dua buah ruangan; ruangan pertama adalah ruangan [[Pengatur Perjalanan Kereta Api]] (PPKA) dan ruang kepala stasiun, sedangkan ruang kedua merupakan loket dan administrasi.<ref>{{Cite web|title=Heritage - Kereta Api Indonesia|url=https://heritage.kai.id/page/Stasiun%20Cilegon|website=heritage.kai.id|access-date=2023-07-22}}</ref> Bangunan tengah stasiun ini identik dengan bangunan [[Stasiun Tanah Abang]] generasi pertama.<ref>{{Cite book|last=de Jong|first=Michiel van Ballegoijen|date=1993|title=Spoorwegstations op Java|location=Amsterdam|publisher=De Bataafsche Leeuw|pages=120|url-status=live}}</ref>
 
Stasiun Cilegon terletak dekat dengan [[Masjid Nurul Ikhlas]] Cilegon. Stasiun ini dilengkapi dengan 2 peron penumpang yang berukuran rendah. Stasiun ini juga telah dipasangi kanopi di area peron supaya melindungi penumpang dari sengatan panas matahari dan tempias air hujan. Pemasangan kanopi juga dilakukan di [[Stasiun Serang]].
 
== Insiden ==
Pada 4 September 2017, hampir terjadi tabrakan antara kedua [[Kereta api Commuter Line Merak|KA Lokal Merak]] di daerah Seneja pada petak Cilegon-Tonjong Baru, peristiwa ini diduga terjadi karena kelalaian [[Pengatur Perjalanan Kereta Api]] (PPKA). Kejadian ini bermula dari kagetnya warga Seneja pada sore hari yang mendengar kerasnya klakson kereta api. Setelah dilihat, ternyata klakson ini berasal dari kedua kereta api yang berlawanan arah dalam satu jalur rel yang sama dengan jarak yang sudah begitu dekat, yakni KA Lokal Merak jurusan Merak-Rangkasbitung yang baru saja berangkat dari Stasiun Cilegon dengan sesama KA Lokal Merak yang datang dari arah Stasiun Tonjong Baru. Beberapa warga yang panik berteriak mencoba menghentikan kedua kereta tersebut dengan lambaian tangan dan teriakan berupaya memberitahukan kedua masinis.<ref>{{Cite web|last=M|first=Rizal|date=2017-09-04|title=Diduga Petugas Lalai, Hampir Terjadi Tabrakan antar Kereta di Cilegon · Faktabanten.co.id|url=https://faktabanten.co.id/amp/nasional/diduga-petugas-lalai-hampir-terjadi-tabrakan-antar-kereta-di-cilegon/|website=Faktabanten.co.id|language=id|access-date=2023-07-22}}</ref>
 
== Layanan kereta api ==