Identitas gender: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RXerself (bicara | kontrib)
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20231209)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
 
(24 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 3:
{{LGBT tabel sisi}}
 
'''Identitas gender''' adalah bagaimana pikiranpengertian dan rasakesadaran seseorang mengenai [[gender]]nya sendiri.<ref name="MorrowMessinger">{{cite book|title=Sexual Orientation and Gender Expression in Social Work Practice |url=https://archive.org/details/casestudiesonsex0000unse |editors=Morrow, D. F.; Messinger, L. |year=2006 |isbn=0231501862 |publisher=Columbia University Press |page=[https://archive.org/details/casestudiesonsex0000unse/page/8 8] |quote=Gender identity refers to an individual's personal sense of identity as masculine or feminine, or some combination thereof}}</ref><ref name="APA2015">{{cite journal|author=American Psychological Association |year=2015 |title=Guidelines for Psychological Practice with Transgender and Gender Nonconforming People |url=https://archive.org/details/sim_american-psychologist_2015-12_70_9/page/832 |journal=American Psychologist |volume=70 |issue=9 |pages=832-864 |doi=10.1037/a0039906}}</ref> Identitas gender seseorang dapat selaras dengan [[jenis kelamin|seksnya]] [[penunjukan seks|yang ditunjuk]] saat lahir atau justru sepenuhnya berbeda.<ref name="APA2015"/><ref>{{cite web |title=Sexual Orientation and Gender Identity Definitions |url=http://www.hrc.org/resources/sexual-orientation-and-gender-identity-terminology-and-definitions |publisher= Human Rights Campaign}}</ref> Seluruh masyarakat memiliki serangkaian kategori gender yang berperan sebagai dasar pembentukan [[identitas sosial]] seseorang serta dalam hubungannya dengan orang lain.<ref>{{cite journal|first=V. M. |last=Moghadam |title=Patriarchy and the Politics of Gender in Modernizing Societies: Iran, Pakistan and Afghanistan |journal=International Sociology |year=1992 |volume=7 |issue=1 |pages=35-53 |doi=10.1177/026858092007001002 |quote=All societies have gender systems.}}</ref> Di kebanyakan masyarakat, perbedaan yang paling sederhana ada pada sifat-sifat yang terkait dengan gender laki-laki dan perempuan<ref name="Carlson">{{citation| last1= Carlson| first1= N. R.| last2= Heth| first2= C. D.| contribution= Sensation| editor-last1= Carlson| editor-first1= N. R. |editor-last2= Heth |editor-first2= C. D.| title= Psychology: the Science of Behaviour| pages= 140–141| publisher= Pearson | year= 2009| isbn= 9780205645244| edition=4th|ref= harv| postscript=.}}</ref> yang disebut pula sebagai [[binari gender]] yang dianut oleh kebanyakan orang. Gagasan tersebut juga mendorong penyesuaian hal-hal yang dinilai [[maskulinitas|maskulin]] dan [[femininitas|feminin]] di segala aspek [[seks dan gender]]: [[seks]] biologis, identitas gender, dan ekspresi gender.<ref>{{cite book |first=J. D. |last=Eller |title=Culture and Diversity in the United States:
So Many Ways to Be American |year=2015 |publisher=Routledge |isbn= 1317575784 |page=137 |quote=... most Western societies, including the United States, traditionally operate with a binary notion of sex/gender...}}</ref> Sementara itu, di beberapa masyarakat terdapat individu-individu yang tidak mengidentifikasi dirinya terhadap sebagian atau keseluruhan dari aspek gender yang ditunjuk kepada mereka berdasarkan seks biologis mereka.<ref>{{cite book |first=G. O. |last=MacKenzie |title=Transgender Nation |url=https://archive.org/details/transgendernatio0000mack |year=1994 |publisher=Bowling Green State University Popular Press |isbn=0879725966 |page=[https://archive.org/details/transgendernatio0000mack/page/43 43] |quote=... transvestites existed in almost all societies.}}</ref><ref>{{cite book |quote=There are records of males and females crossing over throughout history and in virtually every culture. It is simply a naturally occurring part of all societies. |first=C. |last=Zastrow |title=Introduction to Social Work and Social Welfare: Empowering People |year=2013 |publisher=Brooks Cole|isbn=128554580X |page=234}}</ref> Beberapa dari individu tersebut tergolong sebagai orang [[transgender]] atau [[genderqueer]]. Di beberapa masyarakat lainnya pula, terdapat kategori [[gender ketiga]].
 
Identitas gender inti seseorang umumnya terbentuk saat usia tiga tahun.<ref name="Kalbfleisch and Cody">{{cite book|title=Gender, Power, and Communication in Human Relationships|publisher=Psychology Press|year=1995|isbn=0805814043|first=P. J. |last=Kalbfleisch |first2=M. J. |last2=Cody}}</ref><ref name="Gallagher">{{cite book|title =Gender Differences in Mathematics: An Integrative Psychological Approach|isbn =0-521-82605-5|publisher=[[Cambridge University Press]]|year=2005|first=A. M. |last=Gallagher |first2=J. C. |last2=Kaufman}}</ref> Setelah usia tiga tahun, akan sangat sulit untuk mengubah identitas gender<ref name="Kalbfleisch and Cody"/> sementara jika dilakukan usaha pengubahan dapat menyebabkan timbulnya [[disforia gender]].{{sfn|Boles|2013|pp=101-102}} Baik faktor biologis maupun faktor sosial telah digagas sebagai hal yang berpengaruh dalam pembentukan identitas gender.
Baris 10:
== Waktu pembentukan ==
 
Terdapat beberapa teori mengenai kapan dan bagaimana identitas gender seseorang tebentuk. Akan tetapi, penelitian yang selama ini dilakukan terbilang sulit karena [[Pemerolehan bahasa|kemampuan berbicara]] anak-anak yang terbatas menyebabkan peneliti harus membuat asumsi berdasarkan bukti tidak langsung. Psikolog, John Money, menyebutkan bahwa anak-anak mungkin memiliki kesadaran serta keterikatan terhadap gender mulai antara usia sedini 18 bulan hingga dua tahun. LawrencePsikolog Kohlberglainnya, diLawrence sisi lainKohlberg, mengataknmengatakan bahwa identitas gender belum terbentuk hingga umur tiga tahun.{{sfn|Boles|2013|pp=101-102}} Hal yang telah dipahami secara luas adalah bahwa inti dari identitas gender telah terbentuk kokoh pada usia tiga tahun.<ref name="Kalbfleisch and Cody"/><ref name="Gallagher"/>{{sfn|Boles|2013|pp=101-102}} Beberapa sumber lain sementara itu menyebutkan bahwa identitas gender terus terbentuk pada usia 3-4 tahun.<ref>{{cite book|first=G. J. |last=Bryjak |first2=M. P. |last2=Soraka |title=Sociology: Cultural Diversity in a Changing World |url=https://archive.org/details/sociologycultura00bryj_537 |publisher=Allyn & Bacon |year=1997 |pages=[https://archive.org/details/sociologycultura00bryj_537/page/n227 209]-245}}</ref> Pada titik inilah anak-anak dapat membuat pernyataan tegas mengenai gender mereka{{sfn|Boles|2013|pp=101-102}}<ref name="Newmann"/> dan cendorongcenderung untuk memilih aktivitas dan mainan yang dinilai sesuai dengan gender mereka{{sfn|Boles|2013|pp=101-102}} (seperti boneka untuk perempuan dan balok bangunan untuk laki-laki),<ref>{{cite book |first=C. B. |last=Doob |title=Social Inequality and Social Stratification in US Society |publisher=Routledge |year=2012}}</ref> walaupun mungkin mereka belum mengerti implikasi dari gender yang mereka miliki.<ref name="Newmann"/> Setelah usia tiga tahun, identitas gender inti sangat sulit untuk diubah<ref name="Kalbfleisch and Cody"/><ref name="Kleeman"/> sementara usaha untuk mengubahnya dapat menimbulkan [[disforia gender]].{{sfn|Boles|2013|pp=101-102}}<ref>{{cite journal|first=E. |last=Coleman |title=Developmental stages of the coming out process |journal=Journal of Homosexuality |volume=7 |issue=2-3 |year=1982 |pages=31-43 |quote=Core gender and sex-role identities are well-formed by the age of 3 (Money & Ehrhardt, 1972). This is believed because attempts to reassign gender identity after age 3 result in further gender dysphoria.}}</ref> Pembentukan akhir identitas gender ada pada rentang usia anak empat<ref name="Kleeman">{{cite journal|first=J. A. |last=Kleeman |title=The establishment of core gender identity in normal girls. I.(a) Introduction;(b) Development of the ego capacity to differentiate |url=https://archive.org/details/sim_archives-of-sexual-behavior_1971_1_2/page/103 |journal=Archives of Sexual Behavior |volume=1 |issue=2 |year=1971 |pages=103-116 |doi=10.1007/BF01541055 |quote=Though gender identity formation continues into young adulthood and core gender identity establishment extends into the fourth year and possibly longer, core gender identity is fairly firmly formed by age 3[.]}}</ref> hingga enam tahun{{sfn|Boles|2013|pp=101-102}}<ref>{{cite journal|last=Stein |first=M. T. |last2=Zucker |first2=K. J. |last3=Dixon |first3=S. D. |year=1997 |title=Sammy: Gender Identity Concerns in a 6-Year-Old Boy |journal=Journal of Developmental & Behavioral Pediatrics |volume=18 |issue=3 |pages=178-182}}</ref> dan terus berlanjut ke masa remaja.<ref name="Kleeman"/>
 
Martin dan Ruble (2004) merumuskan proses perkembangan tersebut ke dalam tiga tahap yaitu (1) pada masa kanak-kanak dan balita, anak mempelajari karakteristik-karakteristik serta aspek dari gender, (2) pada sekitar umur 5–7 tahun, identitas terbentuk dan menjadi rumit, dan (3) setelah "puncak kerumitan" tersebut, fluiditas kembali dan peran-peran gender yang selama ini telah ditentukan di lingkungan mengendur.<ref>{{cite journal | last1 = Martin | first1 = C. | last2 = Ruble | first2 = D. | year = 2004 | title = Children's Search for Gender Cues Cognitive Perspectives on Gender Development | url = https://archive.org/details/sim_current-directions-in-psychological-science_2004-04_13_2/page/67 | journal = Current Directions in Psychological Science | volume = 13| issue = 2|pages = 67–70 | doi = 10.1111/j.0963-7214.2004.00276.x }}</ref> Newmann (2014) sementara itu mengajukan empat tahapan yaitu (1) pemahaman konsep gender, (2) pembelajaran oleh anak mengenai standar dan [[:wikt:stereotip|stereotip]] [[peran gender]], (3) identifikasi terhadap orang tua, dan (4) pembentukan preferensi gender.<ref name="Newmann">{{cite book|last=Newmann|first=B.|year=2014|title=Development Through Life: A Psychosocial Approach|publisher=Cengage Learning|isbn=9781111344665|page=243|url=https://books.google.com/books?id=oTY_7osGmqUC}}</ref>
 
== Faktor yang mempengaruhi pembentukan ==
Baris 19:
{{Main article|Alam lawan asuhan}}
 
Walaupun pembentukan identitas gender belum dapat diketahui secara keseluruhanmenyeluruh, terdapat beberapa faktor yang telah disebut memiliki pengaruh di dalam perkembangan pembentukannya. Salah satu yang paling utama adalah sejauh mana identitas gender ditentukan oleh faktor sosial atau faktor lingkungan dan sejauh mana juga faktor lahiriah atau biologi berpengaruh. Hal tersebut menjadi perdebatan di kalangan psikolog dan dikenal dengan istilah ''nature versus nurture'' (alam lawan asuhan). Kedua faktor masing-masing dianggap memiliki peran. Faktor biologis yang mempengaruhi identitas gender di antaranya adalah tingkat hormon sebelumpra- dan pascakelahiran.<ref name="ZhongNan">{{cite journal|last1=Zhu |first1=Y. S. |last2=Cai |first2=L. Q. |title=Effects of male sex hormones on gender identity, sexual behavior, and cognitive function |journal=Zhong Nan Da Xue Xue Bao, Yi Xue Ban (''Journal of Central South University, Medical Sciences'') |year=2006 |volume=31 |issue=2 |pages=149-161}}</ref> [[Gen]] juga mempengaruhi identitas gender<ref>{{Cite journal | last1 = Money | first1 = J. | authorlink = John Money | year = 1994 | title = The concept of gender identity disorder in childhood and adolescence after 39 years | url = https://archive.org/details/sim_journal-of-sex-and-marital-therapy_fall-1994_20_3/page/163 | journal = Journal of Sex and Marital Therapy | volume = 20 | issue = 3| pages = 163–77 | pmid = 7996589 | doi = 10.1080/00926239408403428 }}</ref><ref name="GenesPT">{{cite web|url=https://www.psychologytoday.com/articles/200310/genes-influence-gender-identity |title=Genes Influence Gender Identity |publisher=Psychology Today |date=24 Oktober 2003}}</ref> namun tidak menentukannya secara pasti.<ref>{{cite book |first=S. |last=Golombok |first2=R. |last2=Fivush |title=Gender Development |url=https://archive.org/details/isbn_9780521408622 |year=1994 |isbn=0521408628 |page=[https://archive.org/details/isbn_9780521408622/page/44 44] |quote=When assigned and raised as boys, these genetic girls adopt a male gender identity and role, showing that a Y chromosome is not necessary for gender development to proceed in a male direction.}}</ref>
 
Faktor sosial yang dapat mempengaruhi identitas gender di antaranya adalah gagasan mengenai peran gender yang digambarkan oleh keluarga, figur penguasa, media, dan orang-orang lain yang berpengaruh di dalam kehidupan anak.<ref name="Henslin">{{cite book|title=Essentials of Sociology|first=J. M.|last=Henslin|publisher=Taylor & Francis|year=2001|pages=65–67, 240|isbn=0-536-94185-8}}</ref> Ketika anak dibesarkan oleh individuseseorang yang menganut paham tentang peran gender yang ketat, mereka cenderung akan bersikap yang sama dan menyamakan identitas gender mereka dengan pola peran gender stereotip di sekitar mereka tersebut.<ref>{{cite web|url=https://www.mentalhelp.net/articles/factors-influencing-gender-identity/ |title=Factors Influencing Gender Identity |last=Oswalt |first=A. |publisher=MentalHelp.net |date=9 Juni 2010}}</ref> [[Teori pembelajaran sosial]] mengatakan bahwa anak-anak lebih lanjut mengembangkan identitas gender mereka dengan mengobservasi dan meniru perilaku yang terkait dengan suatu gender. Mereka juga menerima respon positif seperti hadiah atau pujian atau respon negatif seperti hukuman dari perilakunya<ref name=myers>{{cite book |last=Myers |first=D. G. |year=2008 |title=Psychology |city=New York |publisher=Worth Publishers}}</ref> sehingga dengan demikian mereka dibentuk oleh orang-orang di sekitar mereka dengan cara meniru atau mengikuti.<ref>{{cite journal | last1 = Martin | first1 = C. L. | last2 = Ruble | first2 = D. N. | last3 = Szkrybalo | first3 = J. | year = 2002 | title = Cognitive theories of early gender development | url = https://archive.org/details/sim_psychological-bulletin_2002-11_128_6/page/903| journal = Psychological Bulletin | volume = 128 | issue = 6| pages = 903–906 | doi = 10.1037/0033-2909.128.6.903 | pmid=12405137}}</ref>
 
Contoh terkenal dalam perdebatan alam atau asuhan adalah kasus [[David Reimer]] yang dikenal pula sebagai kasus ''John/Joan''. Saat ia masih bayi, Reimer merupakan korban dari malpraktikmalapraktik dan kelamin laki-lakinya harus diangkat. Psikolog John Money meyakinkan orang tua Reimer untuk membesarkannya sebagai perempuan. Reimer pun dibesarkan sebagai perempuan, mengenakan pakaian perempuan dan dikelilingi mainan perempuan, tetapi ia tidak merasa bahwa ia seorang perempuan. Setelah percobaanmencoba bunuh dirinyadiri pada usia 13 tahun, Reimer mengetahui bahwa ia lahir dengan kelamin laki-laki. Setelah itupun ia menjalani operasi rekonstruksi genitalia.<ref>{{cite book|last1=Nolen-Hoeksema|first1=S.|title=Abnormal Psychology|url=https://archive.org/details/isbn_9781308211503|date=2014|publisher=McGraw-Hill|isbn=9781308211503|page=[https://archive.org/details/isbn_9781308211503/page/368 368]|edition=6th<!--|accessdate=5 Desember 2014-->}}</ref><ref name="DiamondSigmundson1997">{{cite journal|last1=Diamond|first1=M. |last2=Sigmundson|first2=H. K.|year=1997|title=Sex reassignment at birth. Long-term review and clinical implications.|journal=Archives of Pediatrics and Adolescent Medicine|volume=151|issue=3|pages=298-304|pmid=9080940}}</ref> Kasus Reimer berlawanan dengan hipotesis Money bahwa biologi tidak memiliki peran dalam identitas gender maupun orientasi seksual.<ref>{{cite journal|last=Martin|first=C. |first2=D. |last2= Ruble |first3=J. |last3=Szkrybalo |title=Cognitive Theories of Early Gender Development |url=https://archive.org/details/sim_psychological-bulletin_2002-11_128_6/page/903|journal=Psychological Bulletin|year=2002 |volume=128|issue=6 |pages=903–913|doi= 10.1037/0033-2909.128.6.903 |pmid=12405137}}</ref>
 
=== Faktor biologis ===
 
Penelitian menunjukkan adanya bukti bahwa identitas gender memiliki komponen biologis.<ref name="Saraswatetal">{{cite journal|last1=Saraswat|first1=Aruna|last2=Weinand|first2=Jamie D.|last3=Safer|first3=Joshua D.|year=2015|title=Evidence Supporting the Biologic Nature of Gender Identity|journal=Endocrine Practice|volume=21|issue=2|pages=199-204|doi=10.4158/EP14351.RA}}</ref> Beberapa faktor seperti gen dan hormon&mdash;termasukhormon—termasuk saat seseorang masih di dalam kandungan&mdash;dapatkandungan—dapat mempengaruhi identitas gender.<ref name="ZhongNan"/><ref name="GenesPT"/><ref name="Ghosh">{{cite web|last=Ghosh|first=S.|title=Gender Identity|url=http://emedicine.medscape.com/article/917990-overview|publisher=MedScape|accessdate= 29 Oktober 2012}}</ref>
 
Pengaruh hormon merupakan faktor yang kompleks. [[Diferensiasi seksual pada manusia|Hormon penentu seks]] diproduksi pada tahap awal perkembangan janin.<ref name="BirkeL">{{cite book|fisrt=L. |last=Birke |chapter=In Pursuit Of Difference, scientific studies of women and men |title=The Gender and Science Reader |page=310 |editors=Bartsch, I.; Lederman, M. |year=2000 |publisher=Routledge}}</ref> Jika tingkat hormon tersebut berubah, perkembangan [[fenotip]] janin juga dapat berubah sehingga kecenderungan alami dari otak terhadap jenis kelamin tertentu dapat tidak sesuai dengan susunan genetik janin maupun organ seksualnya.<ref>{{Cite journal|last=Hines|first=M.|date=2017-02-02|title=Prenatal endocrine influences on sexual orientation and on sexually differentiated childhood behavior|url=http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3296090/|journal=Frontiers in Neuroendocrinology|volume=32|issue=2|pages=170–182|doi=10.1016/j.yfrne.2011.02.006|issn=0091-3022| pmc=3296090 |pmid=21333673}}</ref> Hormon dapat mempengaruhi perbedaan kemampuan spasial dan verbal, ingatan, dan keagresifan antara anak laki-laki da perempuan. Hormon prenatal mempengarui bagaimana [[hipotalamus]] di otak mengatur sekresi hormon di kemudian hari, dengan hormon wanita umunya mengikuti siklus bulanan sementara hormon pria tidak.<ref name="BirkeL"/>
Baris 33:
==== Orang interseks ====
{{main article|Interseks}}
Seorang manusia interseks atau seekor hewan interseks memmiliki variasi pada salah satu atau beberapa karakteristik [[seks]]nya apakah itu [[kromosom]], [[organ genitalia]], [[gonad]], atau [[hormon seks]], yang "... tidak padan dengan gagasan umum [[binari gender|biner]] mengenai tubuh laki-laki atau perempuan".<ref name="unfe-fact">{{Cite web| author= Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia |authorlink=Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia | title = Free & Equal Campaign Fact Sheet: Intersex| date = 2015| url = https://unfe.org/system/unfe-65-Intersex_Factsheet_ENGLISH.pdf | access-date = 28 Maret 2016 }}</ref> Variasi-variasi yang ada mengenai kondisi interseks dapat membuat [[penunjukan seks]] saat lahir menjadi rumit<ref name="Mieszczak2009">{{cite journal | last1 = Mieszczak | first1 = J. | last2 =Houk | first2 = C. P. | last3 = Lee | first3 = P. A. | title = Assignment of the sex of rearing in the neonate with a disorder of sex development | journal = Current Opinion in Pediatrics | year= 2009 | volume = 21 | issue = 4 | pages = 541–547 | PMID = 19444113 | doi=10.1097/mop.0b013e32832c6d2c}}</ref> dan dapat tidak konsisten dengan identitas gender si anak kelak.<ref name="coe">{{Citation| last2 = [[Dewan Eropa]]| last1 = Komisioner untuk Hak Asasi Manusia| title = Human rights and intersex people, Issue Paper| year = 2015| url = https://wcd.coe.int/ViewDoc.jsp?Ref=CommDH/IssuePaper(2015)1&Language=lanEnglish&Ver=original}}</ref> Pemaksaan seks yang ditunjuk melalui hormon atau prosedur operasi melanggar [[hak interseks|hak asasi]] individu tersebut.<ref name="swissnek">{{Cite book| last = Swiss National Advisory Commission on Biomedical Ethics NEK-CNE| title = On the management of differences of sex development. Ethical issues relating to "intersexuality".Opinion No. 20/2012| location = Bern| series = 2012| date = November 2012| url = http://www.nek-cne.ch/fileadmin/nek-cne-dateien/Themen/Stellungnahmen/en/NEK_Intersexualitaet_En.pdf}}</ref><ref name="who2015">{{Cite book| publisher = Organisasi Kesehatan Dunia| isbn = 9789241564984| last = [[Organisasi Kesehatan Dunia]]| title = Sexual health, human rights and the law| location = Jenewa| date = 2015}}</ref> Sebuah peninjauanulasan terhadap penelitian-penelitian dari tahun 1955 hingga 2000 menunjukkan bahwa lebih dari 1 orang di antara 100 orang memiliki karakteristik [[interseks]].<ref>{{Cite journal| doi = 10.1002/(SICI)1520-6300(200003/04)12:2<151::AID-AJHB1>3.0.CO;2-F| issn = 1520-6300| volume = 12| issue = 2| pages = 151–166| last1 = Blackless| first1 = M.| last2 = Charuvastra| first2 = A.| last3 = Derryck| first3 = A.| last4 = Fausto-Sterling| first4 = A.| last5 = Lauzanne| first5 = K.| last6 = Lee| first6 = E.| title = How sexually dimorphic are we? Review and synthesis| journal = American Journal of Human Biology| year = 2000| url = http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/(SICI)1520-6300(200003/04)12:2%3C151::AID-AJHB1%3E3.0.CO;2-F/abstract| pmid = 11534012}}</ref>
 
Orang interseks dapat mengidentifikasi dirinya sebagai perempuan, laki-laki, atau tidak keduanya tanpa mempedulikan [[gangguan perkembangan seks]]nya.<ref name="oiijones"/> Furtado, et al. (2012) menemukan bahwa sekitar 8,5 hingga 20 persen orang interseks mengalami [[disforia gender]].<ref name="furtado">{{cite journal | last = Furtado |first=P. S. |display-authors=etal | year = 2012 | title = Gender dysphoria associated with disorders of sex development | journal = [[Nature Reviews Urology]] | volume = 9 | issue = 11| pages = 620–627 | doi = 10.1038/nrurol.2012.182 | pmid = 23045263 }}</ref> Sebuah penelitian di [[Australia]], yang merupakan negara yang memiliki klasifikasi jenis kelamin "X", menunjukkan bahwa 19 persen dari orang yang lahir dengan karakteristik seks istimewa memilih opsi "X" tersebut atau opsi "lainnya". Sementara itu, 52 persen dari peserta studi memilih opsi wanita, 23 persen memilih opsi pria, dan 6 persen tidak yakin. 52 persen dari peserta studi ditunjuk sebagai perempuan saat lahir sementara 41 persen lainnya laki-laki.<ref name="oiijones">{{cite web | url = https://oii.org.au/30313/intersex-stories-statistics-australia/ | title = New publication "Intersex: Stories and Statistics from Australia" | publisher = [[Organisation Intersex International Australia]] | date = 3 Februari 2016 | accessdate = 18 Agustus 2016 | archive-date = 2016-08-29 | archive-url = https://web.archive.org/web/20160829033933/https://oii.org.au/30313/intersex-stories-statistics-australia/ | dead-url = yes }}</ref><ref name="jones2016">{{Cite book| publisher = Open Book Publishers| isbn = 978-1-78374-208-0 | last1 = Jones| first1 = T.| last2 = Hart| first2 = B.| last3 = Carpenter| first3 = M.| last4 = Ansara| first4 = G.| last5 = Leonard| first5 = W.| last6 = Lucke| first6 = J.| title = Intersex: Stories and Statistics from Australia| location = Cambridge| date = 2016 | accessdate = 2 Februari 2016| url = http://oii.org.au/wp-content/uploads/key/Intersex-Stories-Statistics-Australia.pdf| archive-date = 2016-09-14| archive-url = https://web.archive.org/web/20160914152729/http://oii.org.au/wp-content/uploads/key/Intersex-Stories-Statistics-Australia.pdf| dead-url = yes}}</ref>
 
==== Penyebab biologis dari identitas transgender dan transseksualitas ====
{{See also|Penyebab transseksualisme}}
 
Beberapa penelitan telah menyelidiki mengenai ada atau tidaknya kaitan antara kondisi biologi terhadap identitas [[transgender]] atau [[transseksual]].<ref>{{cite journal|first=E. |last=Vilain |title=Genetics of Intersexuality |journal=[[Journal of Gay & Lesbian Psychotherapy]] |volume=10 |issue=2 |year=2006 |pages=9–26 |doi=10.1300/J236v10n02_02}}</ref><ref>{{cite journal|first=A. |last=Fleming |first2=E. |last2=Vilain |title=The endless quest for sex determination genes |journal=[[Clinical Genetics]] |volume=67 |issue=1 |year=2005 |pages=15–25 |doi=10.1111/j.1399-0004.2004.00376.x}}</ref> Beberapa telah menunjukkan bahwa struktur otak pada individu transseksual berbeda dari seks yang telah ditunjuk kepadanya dan lebih serupa dengan seks yang mereka pilih.<ref>{{cite journal | last1 = Gizewski | first1 = E. R. | last2 = Krause | first2 = E. | last3 = Schlamann | first3 = M. | last4 = Happich | first4 = F. | last5 = Ladd | first5 = M. E. | last6 = Forsting | first6 = M. | last7 = Senf | first7 = W. | year = 2009 | title = Specific cerebral activation due to visual erotic stimuli in male-to-female transsexuals compared with male and female controls: An fMRI study | journal = Journal of Sexual Medicine | volume = 6 | issue = | pages = 440–448 | doi=10.1111/j.1743-6109.2008.00981.x}}</ref><ref>{{cite journal | last1 = Savic | first1 = I. | last2 = Arver | first2 = S. | year = 2011 | title = Sex dimorphism of the brain in male-to-female transsexuals | journal = Cerebral Cortex | volume = 21| issue = | pages = 2525–2533| doi = 10.1093/cercor/bhr032}}</ref><ref>{{cite journal | last1 = Rametti | first1 = G. | last2 = Carrillo | first2 = B. | last3 = Gómez-Gil | first3 = E. | last4 = Junque | first4 = C. | last5 = Zubiarre-Elorza | first5 = L. | last6 = Segovia | first6 = S. | last7 = Gomez | first7 = Á | last8 = Guillamon | first8 = A. | year = 2011 | title = White matter microstructure in female to male transsexuals before cross-sex hormonal treatment. A diffusion tensor imaging study | url = https://archive.org/details/sim_journal-of-psychiatric-research_2011-02_45_2/page/199 | journal = Journal of Psychiatric Research | volume = 45 | issue = 2 | pages = 199–204 | doi = 10.1016/j.jpsychires.2010.05.006 | pmid=20562024}}</ref> Bagian dari otak yang disebut BNST di [[stria terminalis]] dari wanita trans serupa dengan yang ditemukan pada wanita [[cisgender]] ketimbang dengan pria.<ref>{{cite journal | last1 = Zhou | first1 = J. N. | last2 = Hofman | first2 = M. A. | last3 = Gooren | first3 = L. J. | last4 = Swaab | first4 = D. F. | year = 1995 | title = A sex difference in the human brain and its relation to transsexuality | journal = [[Nature (jurnal)|Nature]] | volume = 378 | issue = 6552| pages = 68–70 | doi=10.1038/378068a0 | pmid=7477289}}</ref> [[Biologi dan orientasi seksual|Perbedaan struktur otak]] yang serupa juga disebutkan untuk pria gay dengan pria heteroseksual dan wanita lesbian dengan wanita heteroseksual.<ref name="LeVay 1991">{{Cite journal|author=LeVay |first=S. |title=A difference in hypothalamic structure between heterosexual and homosexual men |journal=Science |volume=253 |issue=5023 |pages=1034–1037 |year=1991 |pmid=1887219 |doi=10.1126/science.1887219}}</ref><ref name="Byne 2001">{{Cite journal |last=Byne |first=W. |last2=Tobet |first2=S. |last3=Mattiace |first3=L. A. |last4=et al. |title=The interstitial nuclei of the human anterior hypothalamus: an investigation of variation with sex, sexual orientation, and HIV status |journal=[[Hormones and Behavior]] |volume=40 |issue=2 |pages=86–92 |year=2001 |pmid=11534967 |doi=10.1006/hbeh.2001.1680}}</ref> Sebuah penelitian lainnya menyebutkan bahwa transseksualitas dapat memiliki kaitan dengan kondisi genetik.<ref>{{cite journal|first=L. |last= Hare|first2=P. |last2=Bernard|first3=F. J. |last3=Sánchez|first4=P. N. |last4=Baird|first5=E. |last5=Vilain|first6=T. |last6=Kennedy|first7=V. R. |last7=Harley |title=Androgen Receptor Repeat Length Polymorphism Associated with Male-to-Female Transsexualism |journal=[[Biological Psychiatry]] |volume=65 |issue=1 |year=2009 |pages=93-96 |doi=10.1016/j.biopsych.2008.08.033}}</ref>
 
Penelitian menunjukkan bahwa hormon yang sama yang memicu diferensiasi organ seksual pada janin dalam rahim juga memengaruhi perkembangan identitas gender. Kuantitas yang berbeda dari hormon perempuan dan hormon laki-laki tersebut menyebabkan seseorang dapat memiliki perilaku atau kondisi fisik eksternal dari genitalia yang tidak sama dengan anggapan umum dari jenis kelamin tertentu termasuk perilaku dan penampilan yang dapat lebih mirip dengan lawan jenis kelaminnya.<ref name="Oswalt">{{cite web|last=Oswalt |first=A. |title=Factors Influencing Gender Identity |url=https://www.mentalhelp.net/articles/factors-influencing-gender-identity/ |publisher=MentalHelp.net |accessdate=6 Februari 2017 }}</ref>
 
=== Faktor sosial dan lingkungan ===
John Money pada tahun 1955 mengatakan bahwa identitas gender merupakan sesuatu yang dapat dibentuk dengan pengaruh dari apakah seorang anak pada usia dini dibesarkan sebagai laki-laki atau perempuan.<ref>{{cite journal|first=J. |last=Money |first2=J. G. |last2=Hampson |first3=J. L. |last3=Hampson |title=An examination of some basic sexual concepts |journal=Bulletin of the Johns Hopkins Hospital |year=1955 |volume=97 |issue=4 |pages=301-319}}</ref><ref name="GDDSD">{{cite book|editors=Kreukels, B. P. C.; Steensma, T. D.; de Vries, A. L.C. |title=Gender Dysphoria and Disorders of Sex Development |year=2013 |isbn=1461474418 |publisher=Springer US}}</ref> Hipotesis Money telah dibantah,<ref name="GDDSD"/><ref>{{cite book|first=A. |last=Fausto-Sterling |title=Sexing the Body: Gender Politics and the Construct |url=https://archive.org/details/sexingbodygender0000faus |year= 2000 |publisher=Basic Books}}</ref> namun para ilmuwan tetap melanjutkan penelitian mengenai pengaruh dari faktor sosial terhadaip pembentukan identitas gender.<ref name="GDDSD"/> Selama dekade 1960-an dan 1970-an, faktor-faktor yang pernah disebutkan sebagai faktor sosial yang berpengaruh di antaranya adalah ketiadaan ayah, keinginan ibu untuk memiliki anak perempuan, serta pola asuhan dari orang tua. Sebuah teori terkini menyebutkan bahwa kondisi psikologi orang tua mungkin juga mempengaruhi pembentukan identitas gender namun teori tersebut hanya memiliki sedikit bukti empiris<ref name="GDDSD"/> sementara sebuah artikel tahun 2004 menyebutkan bahwa "... pengaruh penting dari faktor sosial setelah kelahiran tidak memiliki bukti yang cukup."<ref>{{cite journal |first=D. F. |last=Swaab |title=Sexual differentiation of the human brain: relevance for gender identity, transsexualism and sexual orientation |journal=Gynecological Endocrinology |volume= 19 |issue=6 |pages=301-312 |year=2004 |quote=...direct effects of testosterone on the developing fetal brain are of major importance for the development of male gender identity and male heterosexual orientation. Solid evidence for the importance of postnatal social factors is lacking.}}</ref> Sementara itu, sebuah penelitian tahun 2008 menemukan bahwa orang tua dengan anak-anak yang memiliki [[disforia gender]] tidak menunjukan tanda-tanda adanya gangguan psikologi selain dari depresi ringan pada ibu.<ref name="GDDSD"/><ref>{{cite journal |first=M. S. |last=Wallien |first2=P. T. |last2=Cohen-Kettenis |title=Psychosexual outcome of gender-dysphoric children |journal= Journal of the American Academy of Child and Adolescent Psychiatry |volume=47 |issue=12 |year=2008 |pages=1413-1423 |doi=10.1097/CHI.0b013e31818956b9}}</ref> Selain itu, sikap dari orang tua juga telah disebutkan dapat mempengaruhi identitas gender anak namun hanya sedikit bukti yang ditemukan.<ref>{{cite journal |first=M. |last=Weinraub |first2=L. P. |last2=Clemens |first3=A. |last3=Sockloff |first4=T. |last4=Ethridge |title=The development of sex role stereotypes in the third year: relationships to gender labeling, gender identity, sex-types toy preference, and family characteristics |url=https://archive.org/details/sim_child-development_1984-08_55_4/page/1493 |journal=Child Development |volume=55 |issue=4 |year=1984 |pages=1493-1503 |doi=10.2307/1130019 |quote=Previous investigators have failed to observe a relationship between parental attitudes and children's early sex role acquisition ...}}</ref>
 
==== Sikap orang tua mengenai peran gender ====
Orang tua yang memiliki pandangan yang lebih keras dan sempit mengenai identitas gender dan peran gender cenderung juga memiliki orang tua yang berpandangan serupa.<ref name="Oswalt"/> Kane (2004) menyebutkan bahwa para orang tua menunjukkan pola perubahan pandangan terkait peran dan identitas gender. Salah satunya seperti penilaian bahwa hal-hal seperti [[dapur]] adalah hal yang netral, bukan maskulin dan bukan feminin, seperti disebutkan di sebuah penelitian.<ref name=Kane>{{cite book|last=Spade|first =J.|year=2004|title=The Kaleidoscope of Gender|url=https://archive.org/details/kaleidoscopeofge0000unse_c1n2|publisher=SAGE|location=London|isbn=978-1-4129-7906-1|pages= 177–184[https://archive.org/details/kaleidoscopeofge0000unse_c1n2/page/177 177]–184}}</ref> Tapi ia menyebutkan juga bahwa masih terdapat banyak orang tua yang menunjukkan pandangan negatif terkait dengan hal-hal yang dinilai feminin seperti mengurusi rumah tangga, mengasuh anak, dan empati. Penelitian menunjukkan bahwa banyak dari orang tua berusaha untuk membentuk gender dari anak laki-laki mereka dengan cara menjauhkan si anak dari hal-hal feminin. Kane menyebutkan bahwa pembatasan tersebut “... menggambarkan sikap penting yang membatasi pilihan terhadap anak, memisahkan anak laki-laki dari anak perempuan, meremehkan aktivitas yang mereka nilai feminin ... , yang kemudian [hanya] memperkuat ketidaksetaraan gender dan norma heteroseksual.”<ref name=Kane />
 
Orang tua juga banyak membentuk ekspektasi gender dari anak mereka bahkan sebelum anak mereka lahir seperti pemantauan terhadap jenis kelamin anak melalui [[ultrasonografi medis|ultrasonografi]]. Anak kemudian lahir dengan nama, mainan, dan bahkan cita-cita yang spesifik terhadap gender tertentu.<ref name="Ghosh"/> Setelah jenis kelamin anak ditentukan, umumnya anak akan dibesarkan sesuai dengan jenis kelamin tersebut dan dicocokkan dengn peran gender laki-lai atau perempuan.
Baris 65:
 
=== Definisi ===
Istilah ''identitas gender'' ({{lang-en|gender identity}}) dan ''identitas gender inti'' ({{lang-en|core gender identity}}) dengan artinya yang sekarang&mdash;pikiransekarang—pikiran dan rasa seseorang mengenai gendernya sendiri<ref name="MorrowMessinger"/>{{sfn|Boles|2013|p=101|ps=&nbsp;"Gender identity is the individual's personal and private experience of his/her gender."}}&mdash;kira—kira-kira mulai era 1960-an. Istilah ''identitas gender'' digunakan dalam sebuah berita pers tanggal 21 November 1966 yang mengumumkan sebuah klinik baru bagi orang transseksual di [[Rumah Sakit John Hopkins]]. Istilah tersebut sejak saat itu digunakan di berbagai media di seluruh dunia dan masuk ke penggunaan sehari-hari.<ref name="GID">{{Cite journal | last1 = Money | first1 = J. | authorlink = John Money | year = 1994 | title = The concept of gender identity disorder in childhood and adolescence after 39 years | url = https://archive.org/details/sim_journal-of-sex-and-marital-therapy_fall-1994_20_3/page/163 | journal = Journal of Sex and Marital Therapy | volume = 20 | issue = 3| pages = 163–177 | pmid = 7996589 | doi = 10.1080/00926239408403428 |quote=... gender identity is your own sense or conviction of maleness or femaleness.}}</ref><ref>{{cite book|editor=Unger, R. K. |title=Handbook of the Psychology of Women and Gender |year=2004 |isbn=0471653578 |publisher=Wiley |page=102 |quote=''Gender identity'' was introduced into the professional lexicon by Hooker and Stoller almost simultaneously in the early 1960s (see Money, 1985). For example, Stoller (1964) used the slightly different term ''core gender identity''...}}</ref>
 
=== Literatur kedokteran awal ===
Baris 74:
 
=== Pandangan Butler ===
[[Judith Butler]] pada akhir era 1980-an mulai memberikan kuliah reguler mengenai identitas gender. Ia kemudian pada tahun 1990 menerbitkan bukunya ''[[Gender Trouble|Gender Trouble: Feminism and the Subversion of Identity]]'' yang memperkenalkan konsep [[performativitas gender]] yang mengatakan bahwa baik seks maupun gender merupakan sesuatau yang dibangun dengan sengaja.<ref>{{cite book |last=Butler |first=J. |authorlink=Judith Butler |year=1990 |title=Gender Trouble: Feminism and the Subversion of Identity |url=https://archive.org/details/gendertroublefem0000butl |pages=front/backmatter |publisher=[[Routledge Classic]] |location=London |isbn=0415389550}}</ref>
 
== Pandangan kini ==
Baris 86:
 
=== Hukum hak asasi manusia internasional ===
[[Prinsip-Prinsip Yogyakarta]] menyebutkan mengenai identitas gender pada bagian pembukaannya sebagai pengalaman internal yang mendalam dari seseorang tentang gendernya yang bisa sesuai atau tidak dengan seks yang ditunjuk saat lahir, termasuk rasa dan pikiran tubuh (yang dapat pula mencakup perubahan karakteristik fisik maupun fungsinya dengan cara medis, pembedahan, atau cara lainnya), serta cara lain dalam mengekspresikan gendernya termasuk cara berpakaian, cara berbicara, dan perilaku. Prinsip 3 mengatakan bahwa, "Identitas gender masing-masing orang merupakan bagian integral dari pribadi setiap orang dan merupakan salah satu aspek paling dasar dalam pengembangan diri, martabat, serta kemerdekaan setiap orang. Tidak ada seorangpun yang dapat dipaksa untuk melakukan prosedur medis, termasuk operasi penunjukan ulang seks, sterilisasi, atau terapi hormon, sebagai persyaratan pengakuan atas identitas gender mereka di mata hukum." Sementara Prinsip 18 menyatakan bahwa, "Walaupun tidak memenuhi klasifikasi yang berlawanan, orientasi seksual atau identitas gender seseorang bukanlah kondisi medis dan bukan untuk dirawat, disembuhkan atau ditekan."<ref name="PrinsipY">{{cite web |url=http://www.ypinaction.org/wp/wp-content/uploads/2016/10/Yogyakarta20Principles2020Bhs20Indonesia.pdf |title=Prinsip-Prinsip Yogyakarta (terjemahan bahasa Indonesia oleh Ardhanary Institute) |year=2007 |publisher=Yogyakarta Principles in Action |accessdate=7 Februari 2017}}</ref> ''Jurisprudential Annotations to the Yogyakarta Principles'' menyatakan bahwa, "Identitas gender yang berbeda daripada yang ditunjuk saat lahir atau [[ekspresi gender]] yang mengalami penolakan sosial selama ini telah diperlakukan sebagai [[penyakit kejiwaan]]. Anggapan bahwa perbedaan adalah penyakit membuat anak-anak dan remaja dengan variasi gender ditahan di dalam rumah sakit jiwa dan menjadi subjek dari praktik-praktik yang mengkhawatirkan&mdash;sepertimengkhawatirkan—seperti [[terapi elektrokonvulsif|terapi kejut]]&mdash;sebaga—sebaga sebuah 'penyembuhan'."<ref>{{cite web|url =http://www.yogyakartaprinciples.org/yogyakarta-principles-jurisprudential-annotations.pdf |title=Jurisprudential Annotations to the Yogyakarta Principles |page=43 |archiveurl=https://web.archive.org/web/20101122035344/http://www.yogyakartaprinciples.org/yogyakarta-principles-jurisprudential-annotations.pdf |archivedate=22 November 2010 }}</ref> Gerakan [[Yogyakarta Principles in Action]] menyebutkan bahwa, "Perlu diketahui bahwa meskipun ' orientasi seksual' telah dikeluarkan dari pengelompokkan penyakit jiwa di banyak tempat, 'identitas gender' atau 'gangguan identitas gender' seringkalisering kali masih dianggap demikian.<ref>{{cite web |url=http://www.ypinaction.org/files/02/85/Activists_Guide_English_nov_14_2010.pdf |title=Activist's Guide to the Yogyakarta Principles |page=100 |publisher=Yogyakarta Principles in Action |access-date=2017-02-07 |archive-date=2013-05-13 |archive-url=https://web.archive.org/web/20130513084447/http://www.ypinaction.org/files/02/85/Activists_Guide_English_nov_14_2010.pdf |dead-url=yes }}</ref> Prinsip-prinsip tersebut telah mempengaruhi [[Hak LGBT di Perserikatan Bangsa-Bangsa|deklarasi PBB mengenai orientasi seksual dan identitas gender]].
 
Identitas gender pada tahun 2015 merupakan bagian di dalam kasus [[Mahkamah Agung Amerika Serikat]] yaitu [[Obergefell v. Hodges]] yang mengatur bahwa pernikahan tidak lagi dibatasi antara pria dan wanita.<ref>''[http://www.supremecourt.gov/opinions/14pdf/14-556_3204.pdf slip op. Obergefell v. Hodges] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150626145937/http://www.supremecourt.gov/opinions/14pdf/14-556_3204.pdf |date=2015-06-26 }}'', No. 14-556 (AS 26 Juni 2015)</ref>
 
== Variasi identitas gender ==
Baris 96:
=== Fa'afafine ===
{{Main article|Fa'afafine}}
Beberapa masyarakat [[Polinesia]] mengenal ''[[fa'afafine]]'' yang diakui sebagai sebuah [[gender ketiga]] selain laki-laki dan perempuan. Fa'afafine secara fisik laki-laki namun berpakaian dan berperilaku yang umumnya diasosiasikan dengan perempuan. Sua'ali'i (2001) menyebutkan bahwa paling tidak di [[Samoa]], fa'afafine seringkalisering kali secara fisik tidak dapat bereproduksi. Fa'afafine diterima sebagai gender natural bawaan dan tidak diditerima acceptedsebagai as agender natural gender, anddan neithertidak dipandang rendah atau didiskriminasi.<ref>{{cite book|last=Sua'ali'i |first=T. |editors=Macpherson, C.; Anae, M.; Spoonley, P. |chapter=Samoans and Gender: Some Reflections on Male, Female and Fa'afafine Gender Identities |title=Tangata O Te Moana Nui: The Evolving Identities of Pacific Peoples in Aotearoa/New Zealand |location=Palmerston North |publisher=Dunmore Press |year=2001 |isbn=0-86469-369-9}}</ref> Secara harfiah, fa'afafine berarti "menurut cara wanita."<ref>{{cite journal |first=P. L. |last=Vasey |first2=N. H. |last2=Bartlett |title=What Can the Samoan "Fa'afafine" Teach Us About the Western Concept of Gender Identity Disorder in Childhood? |url=https://archive.org/details/sim_perspectives-in-biology-and-medicine_autumn-2007_50_4/page/481 |journal=Biology and Medicine |volume=50 |issue=4 |year=2007 |pages=481-490}}</ref> Femininitas fa'afafine juga diwujudkan melalui fakta bahwa mereka hanya tertarik dan mendapat ketertarikan dari pria maskulin heteroseksual. Mereka pun umumnya melakukan pekerjaan yang umumnya diasosiasikan dengan wanita.<ref>{{cite journal|last=Schmidt|first=J.|title=Paradise Lost? Social Change and Fa'afafine in Samoa|journal=Current Sociology|year=2003|volume=51|issue=3|pages=417–432|doi=10.1177/0011392103051003014}}</ref>
Perdana Menteri Samoa menyatakan dukungannya terhadap Himpunan Fa'afafine Samoa.<ref name="Stuff.co.nz_5233232">{{cite web |url=http://www.stuff.co.nz/world/south-pacific/5233232/Transsexuals-hailed-by-Samoan-PM |title=Transsexuals hailed by Samoan PM |author=Field, M. |date=5 Juli 2011 |publisher=[[Stuff.co.nz]] |accessdate=1 Oktober 2011}}</ref>
 
=== Hijra ===
{{main article|Hijra (Asia Selatan)}}
Di beberapa kebudayaan di [[Asia]], seorang ''[[Hijra (Asia Selatan)|hijra]]'' umumnya dianggap sebagai bukan pria maupun wanita. Kebanyakan dari mereka secara anatomi [[laki-laki]] atau [[interseks]], namun sebagian lain secara anatomi [[perempuan]]. Hijra berada pada posisi [[gender ketiga]], meskipun mereka tidak memperoleh penerimaan dan rasa hormat yang sama dengan laki-laki dan perempuan umumnya. Hijra dapat dibandingkan dengan [[transvestisme|transvesti]] atau ''[[drag queen]]'' di budaya barat.<ref name="Paradox">{{cite book|last=Lorber |first=J. |title=Paradoxes of Gender |url=https://archive.org/details/paradoxesofgende00lorb |publisher=Yale University Press |location=Yale |year=1994 |pages=92–93[https://archive.org/details/paradoxesofgende00lorb/page/92 92]–93}}</ref>
 
=== Khanits ===
Baris 132:
* [http://transequality.org National Center for Transgender Equality]
* [http://www.ntac.org/ National Transgender Advocacy Coalition]
* [http://www.gpac.org/ Gender PAC] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110209002411/http://www.gpac.org/ |date=2011-02-09 }}
* [http://www.genderspectrum.org/ Gender Spectrum]
* [http://www.transgenderlawcenter.org/ Transgender Law Center]
* [http://www.hrc.org/workplace/transgender Human Rights Campaign Foundation] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080517084227/http://www.hrc.org/workplace/transgender |date=2008-05-17 }}, Transgender Resources for the Workplace
* [http://www.wpath.org/ World Professional Association for Transgender Health]
* [http://www.genderology.org/ Genderology Directory Project] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20041209201347/http://www.genderology.org/ |date=2004-12-09 }}, daftar international penyedia layanan untuk mereka yang memiliki GID
* [http://www.gires.org.uk/ Gender Identity Research and Education Society (GIRES)], yayasan Britania Raya dalam bidang dukungan dan pelaporan penelitian terhadap variasi gender
* [http://www.ohchr.org/Documents/Publications/BornFreeAndEqualLowRes.pdf BORN FREE AND EQUAL - Sexual orientation and gender identity in international human rights law] ([[Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia|OHCHR]])
Baris 144:
<!-- {{Studi gender}} -->
 
[[Kategori:Identitas gender| ]]
[[Kategori:Gender]]
[[Kategori:Identitas]]
[[Kategori:Identitas gender| ]]
[[Kategori:Kajian gender]]