Sejarah Myanmar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 2 books for Wikipedia:Pemastian (20231209)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
 
(42 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Sejarah Myanmar}}
'''Sejarah Myanmar''' atau '''Sejarah Birma''' meliputi kurun waktu sejak berdirinya pemukiman-pemukiman pertama manusia yang telah diketahui pada 13.000 tahun yang lampau sampai sekarang. Menurut [[catatan sejarah]], para pemukim pertama di negeri ini adalah [[orang Pyu|orang-orang Pyu]], suku bangsa [[Rumpun bahasa Tibeto-Burma|penutur bahasa Tibeto-Birma]] dan pemeluk agama [[Theravāda|Buddha Theravada]] yang mendirikan sejumlah [[Negara kota Pyu|negara kota]] sampai jauh ke [[Pyay]] di kawasan selatan Birma.
 
[[kelompok etnik|Suku bangsa]] lain, yakni [[orang Bamar]], memasuki kawasandaerah hulu Sungai Irawadi pada permulaan abad ke-9. Kelompok ini kelak mendirikan [[Kerajaan Pagan]] (1044–1287) yang pertama kali mempersatukan kawasan Lembah Sungai Irawadi dan sekitarnya. Selama kurun waktu ini, [[Bahasa Myanmar|bahasa Birma]] dan budaya Bamar lambat laun menggantikan bahasa dan budaya Pyu. Seusai [[Invasi Mongol ke Burma|invasi Monggol pertama atas Birma]] pada 1287, sejumlah kerajaan kecil bermunculan di negeri ini, yang paling menonjol di antaranya adalah [[Kerajaan Ava|Kerajaan Awa]], [[Kerajaan Hanthawadi]], [[Kerajaan Mrauk U]], dan [[negara-negara orang Shan]]. Kerajaan-kerajaan kecil ini tak henti-hentinya bergonta-ganti sekutu dan saling memerangi.
 
Pada paruh kedua abad ke-16, [[Dinasti Toungoo|raja-raja wangsa Taungu]] (1510–1752) mempersatukan kembali negeri ini, dan membangun kemaharajaan terbesar dalam sejarah Asia Tenggara yang berdiri selama kurun waktu yang singkat. Raja-raja wangsa Taungu memprakarsai pembaharuan-pembaharuan penting di bidang administrasi dan perekonomian yang menghasilkan sebuah kerajaan yang lebih kecil namun lebih tenteram dan makmur pada abad ke-17 dan permulaan abad ke-18. Pada paruh kedua abad ke-18, [[Wangsa Konbaung|raja-raja wangsa Konbaung]] (1752–1885) memulihkan kebesaran kerajaan ini, serta melanjutkan karya pembaharuan raja-raja wangsa Taungu yang membuat kerajaan ini menjadi pusat mandala kekuasaan bagi negeri-negeri di sekitarnya dan menjadi salah satu negara yang paling melek aksara di Asia. Raja-raja wangsa Konbaung juga berperang melawan semua negara tetangganya. [[Perang Inggris-Birma]] (1824–1885) akhirnya menundukkan negeri ini di bawah penjajahan Britania.
Baris 13:
Bukti arkeologi tertua menyiratkan bahwa peradaban telah hadir di Birma semenjak 11.000 SM. Sebagian besar bekas pemukiman terawal di Birma telah ditemukan di zona kering tengah, kawasan sebaran situs-situs yang berdekatan dengan Sungai Irawadi. ''Anyatha'', peradaban Zaman Batu Birma, diduga berkembang pada kurun waktu yang sama dengan peradaban-peradaban permulaan dan pertengahan Zaman Batu Tua di Eropa. Peradaban manusia pada Zaman Batu Muda, manakala tumbuhan dan hewan mulai dibudidayakan dan alat-alat batu terupam mulai dihasilkan, dibuktikan keberadaannya di Birma oleh temuan-temuan dari tiga gua dekat Taunggyi di ujung dataran tinggi Shan yang diperkirakan bertarikh antara 10000 sampai 6000 SM.<ref name=rmc-1>Cooler 2002: Bab 1: Prehistoric and Animist Periods</ref>
 
Sekitar 1500 SM, masyarakat di kawasan ini sudah pandai mengolah tembaga menjadi perunggu, bertanam padi, serta beternak ayam dan babi; mereka bahkan tergolong orang-orang pertama di dunia yang melakukannya. Pada 500 SM, pemukiman-pemukiman masyarakat berkepandaian mengolah besi muncul di sebuah kawasan yang terletak di sebelah selatan [[Mandalay]] sekarang ini. Peti-peti mati berhiasan perunggu dan situs-situs pekuburan yang penuh dengan pecahan gerabah telah berhasil diekskavasi.<ref name=rlf-45>Myint-U 2006: 45</ref> Bukti arkeologi dari Lembah Samon di sebelah selatan Mandalay menyiratkan keberadaan pemukiman-pemukiman masyarakat penanam padi yang berniaga dengan Tiongkok antara 500 SM sampai 200 M.<ref name=bh-1>Hudson 2005: 1</ref> Bukti-bukti peradaban Zaman Besi, yang juga berasal dari Lembah Samon, menyingkap perubahan-perubahan praktik penguburan bayi yang sangat dipengaruhi oleh budaya India. Perubahan-perubahan ini meliputi praktik penguburan bayi dalam bejana-bejana dengan ukuran yang menandakan status sosial dari keluarga si bayi.<ref>Coupey, A. S. (2008). Infant and child burials in the Samon valley, Myanmar. Dalam ''Archaeology in Southeast Asia, from Homo Erectus to the living traditions'': makalah-makalah pilihan dari Konferensi Internasional Asosiasi Eropa dari Arkeolog Asia Tenggara ke-11, 25–29 September 2006, Bougon, PerancisPrancis</ref>
 
=== Negara-negara kota orang Pyu ===
{{Utama|Negara kota Pyu}}
[[Berkas:Pyu Realm.png|thumbjmpl|250px|[[Negara kota Pyu|Negara-negara kota orang Pyu]] yang terkemuka (Pagan tidak sezaman dengan yang lain)]]
Orang Pyu memasuki kawasan Lembah Sungai Irawadi dari [[Yunnan]] pada ''[[circa|ca.]]'' abad ke-2 SM, dan mendirikan negara-negara kota di sepanjang Lembah Sungai Irawadi. Menurut hasil rekonstruksi, kampung halaman orang Pyu adalah kawasan sekitar [[Danau Qinghai]] yang kini termasuk dalam wilayah provinsi [[Qinghai]] dan provinsi [[Gansu]] di [[Republik Rakyat Tiongkok]].<ref name=ehm-236>Moore 2007: 236</ref> Orang Pyu adalah suku bangsa pertama yang mendiami wilayah Birma menurut catatan-catatan sejarah Birma yang sintas.<ref name=dgeh-8>Hall 1960: 8–10</ref> Kala itu Birma merupakan bagian dari jalur niaga lintas darat yang menghubungkan Tiongkok dan India. Perniagaan dengan India membawa masuk agama Buddha dari [[India Selatan]]. Pada abad ke-4, banyak dari penduduk kawasan Lembah Sungai Irawadi telah memeluk agama Buddha.<ref name=rlf-51>Myint-U 2006: 51–52</ref> Di antara sekian banyak negara kota orang Pyu, [[Kerajaan Sri Ksetra]], yang terletak di sebelah tenggara Pyay sekarang ini, tampil sebagai negara kota yang terbesar dan terpenting. Negara kota ini diduga pernah menjadi ibu kota orang Pyu.<ref name="Luce et al. 1939: 264-282">Luce et al. 1939: 264-282</ref> Pada bulan Maret 638, orang-orang Pyu di Kerajaan Sri Ksetra mulai menerapkan sebuah sistem penanggalan baru yang kelak menjadi [[Kalender Birma]].<ref name=dgeh-8/>
 
Baris 35:
=== Kerajaan Pagan perdana ===
{{Utama|Kerajaan Pagan perdana}}
[[Berkas:Pagan Empire -- 1044.PNG|thumbjmpl|150px|Praja-praja di Kerajaan Pagan ketika Anawrahta naik takhta pada 1044]]
 
Orang Bamar, yang datang sewaktu orang Nanzhao menyerbu negara-negara kota orang Pyu pada permulaan abad ke-9, menetap di kawasan Birma Hulu (perpindahan orang Bamar ke daerah hulu Lembah Sungai Irawadi diperkirakan bermula pada abad ke-7<ref name=mha-329>Htin Aung 1967: 329</ref>). Pada pertengahan sampai penghujung abad ke-9, orang Bamar mendirikan Pagan sebagai sebuah pemukiman berbenteng di lokasi yang stategis, dekat pertemuan arus sungai Irawadi dan arus anak sungai utamanya, [[Sungai Chindwin]].<ref name=vbl-90-91>Lieberman 2003: 90–91</ref>
Baris 42:
 
=== Kemaharajaan Pagan (1044–1287) ===
[[Berkas:Pagan Empire -- Sithu II.PNG|thumbjmpl|leftkiri|150px|Kerajaan Pagan pada masa pemerintahan [[Narapatisitu]]. Menurut kronik-kronik Birma, Kengtung dan Chiang Mai juga tercakup dalam mandala kekuasaan Kerajaan Pagan. Daerah berwarna kuning tua pada peta adalah wilayah pusat mandala, sementara daerah berwarna kuning muda adalah wilayah pinggiran mandala. Pagan menjadikan bandar-bandar penting di Birma Hilir sebagai bagian dari wilayah pusat mandala pada abad ke-13.]]
 
Selama 30 tahun sejak naik takhta, Anawrahta membangun Kerajaan Pagan, dan untuk pertama kalinya berhasil mempersatukan daerah-daerah yang kelak membentuk wilayah negara Birma modern. Pada penghujung abad ke-12, raja-raja penerus Anawrahta telah berhasil memperluas mandala kekuasaan mereka lebih jauh lagi ke arah selatan sampai ke kawasan utara [[Semenanjung Malaya]], ke arah timur sekurang-kurangnya sampai ke [[Sungai Salween|Sungai Salwin]], ke arah utara sampai mendekati garis perbatasan dengan negara Tiongkok sekarang, dan ke arah barat sampai ke kawasan utara [[Negara Bagian Rakhine|Arakan]] dan [[Perbukitan Chin]].<ref name=geh-21>Harvey 1925: 21</ref> Menurut kronik-kronik Birma, seluruh [[Sungai Chao Phraya|Lembah Sungai Chao Phraya]] adalah wilayah [[suzerenitas]] Kerajaan Pagan, dan menurut kronik-kronik Siam, kawasan selatan Semenanjung Malaya sampai ke [[Selat Malaka]] juga tercakup dalam wilayah Kerajaan Pagan.<ref name=rlf-56/><ref name=hb-34>Htin Aung 1967: 34</ref>
Baris 59:
 
== Kerajaan-kerajaan kecil ==
[[Berkas:Burma in 1450.png|thumbjmpl|Peta wilayah Birma (Myanmar) ca. 1450]]
Sesudah menumbangkan Pagan, orang-orang Monggol segera meninggalkan Lembah Sungai Irawadi dalam keadaan porak-poranda, tetapi Kerajaan Pagan tidak sanggup pulih seperti sediakala dan pecah menjadi beberapa kerajaan kecil. Pada pertengahan abad ke-14, negeri ini telah terbagi-bagi menurut empat pusat kekuasaan utama: Birma Hulu, Birma Hilir, negara-negara Shan, dan Arakan. Banyak di antaranya terbentuk dari persekutuan (yang seringkalisering kali renggang) kerajaan-kerajaan kecil atau negara-negarawilayah kepangeranankerajaan. Kurun waktu ini ditandai oleh serangkaian perang dan gonta-ganti persekutuan. Kerajaan-kerajaan kecil memainkan suatu permainan berbahaya dengan bersetia pada negara-negara yang lebih kuat, kadang-kadang pada beberapa negara sekaligus pada waktu yang sama.
 
=== Awa (1364–1555) ===
Baris 90:
=== Arakan (1287–1785) ===
{{Utama|Sejarah Rakhine}}
Meskipun secara ''de facto'' Arakan telah merdeka sejak penghujung zaman kekuasaan Pagan, Wangsa Laungkyet dari Arakan tidak mampu mengukuhkan kemerdekaannya. Sampai dengan berdirinya [[Kerajaan Mrauk-U]] pada 1429, Arakan seringkalisering kali terperangkap di tengah-tengah pertarungan para jirannya yang lebih besar, dan menjadi ajang pertempuran selama berlangsungnya Perang Empat Puluh Tahun antara Awa dan Pegu. Mrauk-U kelak menjadi kerajaan yang kuat berkat usaha sendiri antara abad ke-15 sampai abad ke-17, dan wilayahnya meliputi Benggala Timur antara 1459 sampai 1666. Arakan adalah satu-satunya kerajaan pasca-Pagan yang tidak dianeksasi oleh Wangsa Taungu.
 
== Kerajaan Taungu (1510–1752) ==
Baris 96:
=== Kemaharajaan Taungu pertama (1510–99) ===
{{Utama|Kemaharajaan Taungu pertama}}
[[Berkas:Burma (Myanmar) in 1530.png|thumbjmpl|leftkiri|Peta politik Birma (Myanmar) pada 1530 dikala Tabinsweti naik takhta]]
[[Berkas:Map of Taungoo Empire (1580).png|thumbjmpl|350px|Wilayah kemaharajaan yang diperintah [[Bayinnaung]] pada 1580.]]
 
Semenjak era 1480-an, Awa terus-menerus menghadapi pemberontakan internal dan serangan-serangan eksternal dari negara-negara Shan, sehingga mengalami keretakan. Pada 1510, Taungu, di pelosok tenggara Kerajaan Awa, ikut pula menyatakan kemerdekaannya.<ref name=jf-mgn/> Ketika serikat negara-negara Shan menaklukkan Awa pada 1527, banyak di antara warganya yang mengungsi ke negeri Taungu, satu-satunya kerajaan yang tidak ikut berperang sekaligus dikelilingi kerajaan-kerajaan tetangga yang lebih besar dan saling berseteru.
Baris 103:
Taungu, dipimpin rajanya yang bercita-cita tinggi, [[Tabinsweti]], bersama naib panglimanya, [[Bayinnaung]], kelak berhasil mempersatukan kerajaan-kerajaan kecil yang bermunculan sejak runtuhnya Kemaharajaan Pagan, dan membentuk kemaharajaan terbesar dalam [[sejarah Asia Tenggara]]. Pertama-tama, kerajaan baru ini menaklukkan Hanthawadi yang lebih kuat dalam [[Perang Taungu–Hanthawadi (1534–1541)]]. Tabinsweti memindahkan ibu kota kerajaan Taungu ke Bago sesudah direbutnya pada 1539.
 
Taungu [[Perang Taungu–Awa (1538–1545)|meluaskan kekuasaannya sampai ke Pagan]] pada 1544 tetapi gagal dalam usahanya [[Perang Taungu–Mrauk-U (1545–1547)|menaklukkan Arakan (1545–1547)]] dan [[Perang Birma–Siam (1547–1549)|ThailandSiam (1547–1549)]]. Penggantinya, Bayinnaung, melanjutkan kebijakan ekspansi Tabinsweti dan berhasil menaklukkan Awa pada 1555, negara-negara Shan Cis-Salwin (1557), Lan Na (1558), [[Manipur]] (1560), negara-negara Shan Seberang-Salwin (1562–1563), [[Kerajaan Ayutthaya|Siam]] (1564, 1569), [[Lan Xang]] (1565–1574), dan menundukkan banyak negeri di daratan barat dan tengah Asia Tenggara di bawah pemerintahannya.
 
Bayinnaung menetapkan suatu tatanan administrasi negara yang kokoh dan bertahan lama. Tatanan administrasi negara ini membatasi kekuasaan para kepala suku Shan yang menjabat turun-temurun, dan menyelaraskan adat-istiadat Shan dengan norma-norma yang berlaku di dataran rendah Birma.<ref name=hb-117>Htin Aung 1967: 117–118</ref> Akan tetapi Bayinnaung tidak dapat menerapkan tatanan administrasi yang sama di seluruh wilayah kemaharajaan yang begitu luas. Kemaharajaan merupakan sekumpulan bekas kerajaan berdaulat, yang raja-rajanya bersumpah setia kepada Bayinnaung selaku seorang [[Cakrawartin|cakrawati]] ({{my|စကြဝတေးမင်း}}, {{IPA-my|sɛʔtɕà wədé mɪ́ɴ|}}; Penguasa Alam), bukan kepada kerajaan Taungu.
Baris 110:
 
=== Kerajaan Taungu terpulihkan (Restorasi Nyaungyan) (1599–1752) ===
[[Berkas:Restored Taungoo Dynasty.png|thumbjmpl|350px|Wangsa Taungu atau Nyaungyan yang dipulihkan ca. 1650.]]
Jika masa interegnum yang menyusul runtuhnya Kemaharajaan Pagan berlangsung lebih dari 250 tahun (1287–1555), maka masa interegnum yang menyusul runtuhnya Kemaharajaan Taungu Pertama berlangsung cukup singkat. Salah seorang putra Bayinnaung, [[Nyaungyan Min]], segera melakukan upaya penyatuan kembali, dan berhasil memulihkan martabat Taungu sebagai pusat kekuasaan atas Birma Hulu dan negara-negara Shan terdekat pada 1606.
 
Baris 117:
Saudaranya, [[Thalun]], membangun kembali negara Birma yang porak-poranda akibat perang. Ia memerintahkan pelaksanaan cacah jiwa untuk pertama kalinya dalam sejarah Birma pada 1635. Hasil cacah jiwa menunjukkan bahwa warga kerajaan itu kurang-lebih berjumlah dua juta jiwa. Pada 1650, tiga raja bijak–Nyaungyan, Anaukpetlun, dan Thalun–berhasil membangun kembali sebuah kerajaan yang lebih kecil ukurannya tetapi lebih mudah diatur.
 
Yang jauh lebih penting, rajawangsa baru ini menciptakan pula suatu tatanan hukum dan politik yang bentuk dasarnya tidak berubah sepanjang masa pemerintahan [[Wangsa Konbaung]] sampai dengan abad ke-19. Kerajaan menggantikan jabatan kepala suku yang turun-temurun dengan jabatan gubernur yang berdasarkan penunjukan kerajaan di seluruh Lembah Sungai Irawadi, dan menghapus sejumlah besar hak turun-temurun para kepala suku Shan. Kerajaan juga membendung laju peningkatan kekayaan dan otonomi biara dengan menetapkan dasar pengenaan pajak yang lebih besar. Perombakan-perombakan di bidang niaga dan administrasi sekuler berhasil menciptakan kemakmuran ekonomi yang bertahan sampai lebih dari 80 tahun.<ref name=vbl-158-164>Liberman 2003: 158–164</ref> Selain pemberontakan yang sesekali muncul dan satu perang dengan pihak eksternal—Birma menggagalkan [[Perang Birma–Siam (1662–64)|upaya ThailandSiam merebut Lan Na dan Mottama pada 1662–64]]—kerajaan ini hidup tenteram hampir sepanjang abad ke-17.
 
Kerajaan Taungu terpulihkan ini sedikit demi sedikit mengalami kemerosotan, dan kekuasaan "raja-raja istana" menurun drastis pada era 1720-an. Sejak 1724, orang-orang [[Meitei]] mulai menyerang daerah hulu [[Sungai Chindwin]]. Pada 1727, kawasan selatan Lan Na ([[Chiang Mai]]) memberontak dan berhasil melepaskan diri, menyisakan kawasan utara Lan Na ([[Distrik Chiang Saen|Chiang Saen]]) dalam kekuasaan Birma yang lama-kelamaan pun tinggal nama saja. Serangan orang-orang Meitei bertambah gencar pada era 1730-an, dan semakin jauh menerobos ke Birma Tengah.
Baris 127:
=== Penyatuan kembali ===
{{Utama|Perang Konbaung–Hanthawadi}}
Tidak lama sesudah keruntuhan Awa, sebuah wangsa baru muncul di [[Shwebo]] menentang kekuasaan Hanthawadi. Selama 70 berikutnya, Wangsa Konbaung yang sangat bercorak militer membangun salah satu kemaharajaan Birma yang terbesar, setingkat di bawah kemaharajaan yang pernah didirikan [[Bayinnaung]]. Pada 1759, bala tentara Konbaung yang dikerahkan Raja [[Alaungpaya]] berhasil mempersatukan kembali seluruh Birma (dan Manipur), mengakhiri kekuasaan Wangsa Hanthawadi bentukan Mon untuk selama-lamanya, menghalau kekuatan-kekuatan Eropa yang memasok senjata bagi Hanthawadi—orang PerancisPrancis dari [[Thanlyin]] dan orang Inggris dari [[Tanjung Negrais]].<ref name=app-153>Phayre 1967: 153</ref>
 
=== Perang dengan Siam dan Tiongkok ===
Baris 141:
Perang Inggris-Birma Pertama, yang berkecamuk selama 2 tahun dan menghabiskan dana sebesar 13 juta pound, merupakan perang terlama dan termahal dalam sejarah India Britania,<ref name=rlf-113>Myint-U 2006: 113</ref> tetapi berakhir dengan kemenangan telak bagi pihak Britania. Birma harus melepaskan seluruh wilayah barat yang telah direbut Bodawpaya (Arakan, Manipur, dan Assam) ditambah pula dengan Tenasserim. Birma digerogoti selama bertahun-tahun oleh besarnya tuntutan ganti-rugi yang mencapai satu juta pound (kala itu setara dengan 5 juta dolar Amerika Serikat).<ref name=mha-214-215>Htin Aung 1967: 214–215</ref> Pada 1852, Inggris secara sepihak dan tanpa kesulitan merebut Provinsi Pegu dalam [[Perang Inggris-Birma Kedua]].<ref name=km-201-202/><ref name=rlf-133>Myint-U 2006: 133</ref>
 
Seusai perang, Raja [[Mindon Min|Mindon]] berupaya memoderenisasi negara dan perekonomian Birma, serta memberi konsesi-konsesi niaga dan teritorial guna membendung campur tangan Britania, termasuk menyerahkan [[Negara-Negara Bagian Karenni]] kepada Britania pada 1875. Meskipun demikian, pihak Britania yang khawatir melihat konsolidasi [[Indochina PerancisPrancis]], menganeksasi seluruh Birma dalam [[Perang Inggris-Burma Ketiga|Perang Inggris-Birma Ketiga]] pada 1885,<ref name=km-656>Marx 1853: 656</ref> dan memberangkatkan Raja Birma Terakhir, [[Thibaw Min|Thibaw]], beserta keluarganya ke pembuangan di India.
 
=== Reformasi administrasi dan ekonomi ===
Baris 151:
== Penjajahan Britania ==
{{Main article|Burma Britania}}
Britania menjadikan Birma sebagai salah satu provinsi dari negara [[India Britania]] pada 1886 dengan Yangon sebagai ibu kotanya. Masyarakat Birma tradisional mengalami perubahan drastis akibat lengsernya monarki serta pemisahan antara agama dan negara. Sekalipun perang secara resmi telah usai selepas berlangsung selama dua pekan, para pejuang Birma masih melakukan perlawanan di daerah Birma Utara sampai 1890, setelah pihak Britania akhirnya memutuskan untuk secara sistematis menghancurkan desa-desa dan melantik pejabat-pejabat baru untuk mengakhiri segala aktivitas gerilya. Keadaan perekonomian masyarakat juga berubah secara dramatis. Sesudah pembukaan [[Terusan Suez]], permintaan akan beras Birma mengalami peningkatan dan lahan-lahan luas diteroka untuk ditanami. Akan tetapi, untuk membuka lahan pertanian baru, para petani terpaksa meminjam uang dari para rentenir India yang disebut [[cetiar]] dengan bunga tinggi dan seringkalisering kali mengalami penyitaan serta pengusiran yang mengakibatkan mereka kehilangan tanah dan ternak. Sebagian besar lapangan kerja juga diambil alih kuli-kuli kontrak India, dan seisi desa-desa menjadi buronan akibat beralih profesi menjadi kecu. Meskipun ekonomi Birma mengalami pertumbuhan, seluruh kekuasaan dan kemakmuran digenggam oleh segelintir perusahaan Britania, [[Peranakan Inggris-Birma|kaum peranakan Inggris]], dan kaum pendatang dari India.<ref>Tarun Khanna, ''Billions entrepreneurs : How China and India Are Reshaping Their Futures and Yours'', Harvard Business School Press, 2007, ISBN 978-1-4221-0383-8</ref> Sebagian besar pegawai negeri sipil adalah orang-orang peranakan Inggris dan orang India, lagi pula orang-orang Bamar nyaris sepenuhnya disingkirkan dari dinas militer. Sekalipun Birma menjadi makmur, rakyatnya tidak ikut sejahtera. Novel ''[[Burmese Days]]'' karya George Orwell adalah sebuah cerita fiksi dari masa penjajahan Britania di Birma. Sepanjang masa penjajahan, kaum peranakan Inggris mendominasi Birma sehingga menimbulkan kecemburuan sosial.
 
Sekitar permulaan abad ke-20, sebuah organisasi pergerakan kebangsaan mulai dibentuk dengan nama Perkumpulan Pemuda Buddhis (''[[Young Men's Buddhist Association (Birma)|Young Men's Buddhist Association]]'') meniru [[YMCA]], karena pembentukan perkumpulan-perkumpulan keagamaan diperbolehkan oleh pemerintah penjajah. Organisasi ini kelak tergantikan oleh Sidang Umum Perkumpulan-Perkumpulan Birma (''General Council of Burmese Associations'') yang terhubung dengan ''Wunthanu athin'' atau Perkumpulan Kebangsaan yang tumbuh subur di desa-desa di seluruh Birma Hulu. Antara 1900 – 1911 "Si Orang Buddha Irlandia", [[U Dhammaloka]], menyuarakan penentangan terhadap Agama Kristen dan Pemerintah Penjajah dengan menggunakan dalil-dalil agama Buddha. Sebuah generasi baru pemimpin-pemimpin Birma muncul pada permulaan abad ke-20 di kalangan cendekiawan yang diizinkan berangkat ke London untuk menimba ilmu hukum. Mereka pulang dengan keyakinan bahwa keadaan Birma dapat diperbaiki melalui reformasi. Reformasi konstitusi yang progresif pada permulaan era 1920-an menghasilkan sebuah lembaga legislatur berkewenangan terbatas, sebuah universitas, dan otonomi yang lebih besar bagi Birma dalam ruang lingkup administrasi negara India Britania. Dilakukan pula upaya-upaya untuk memperbesar keterwakilan rakyat Birma dalam jawatan-jawatan pemerintah. Beberapa orang mulai merasa bahwa perubahan tidak berjalan cukup cepat dan upaya reformasi tidak cukup ekspansif.
 
Pada 1920, terjadi peristiwa pemogokan mahasiswa untuk pertama kalinya dalam sejarah Birma. Para mahasiswa memprotes dikeluarkannya Undang-Undang Universitas baru yang mereka yakini hanya akan menguntungkan kalangan elit dan mengekalkan kekuasaan pemerintah penjajah. 'Sekolah-sekolah kebangsaan' tumbuh marak di seluruh wilayah Birma sebagai tindakan protes terhadap sistem pendidikan penjajah, dan peristiwa pemogokan mahasiswa itu pun diperingati sebagai '[[Hari Kebangsaan]]'.<ref name="ms">{{cite book|first=Martin|last= Smith|year=1991|title=Burma – Insurgency and the Politics of Ethnicity|url=https://archive.org/details/burmainsurgencyp0000smit|publisher=Zed Books|location=London and New Jersey|pages=[https://archive.org/details/burmainsurgencyp0000smit/page/49 49], 91, 50, 53, 54, 56, 57, 58–9, 60, 61, 60, 66, 65, 68, 69, 77, 78, 64, 70, 103, 92, 120, 176, 168–9, 177, 178, 180, 186, 195–7, 193, 202, 204, 199, 200, 270, 269, 275–276, 292–3, 318–320, 25, 24, 1, 4–16, 365, 375–377, 414}}</ref> Beberapa aksi mogok lanjutan dan unjuk rasa anti-pajak juga terjadi menjelang akhir era 1920-an, dipimpin oleh ''Wunthanu athin''. Beberapa aktivis politik terkemuka adalah biarawan Agama Buddha (''pongyi''), seperti U Ottama dan U Seinda di [[Negara bagian Rakhine|Arakan]] yang kelak memimpin pemberontakan bersenjata melawan pihak Britania dan juga kelak melawan pemerintah nasionalis pascakemerdekaan Birma, dan U Wisara, martir perdana gerakan kebangsaan yang tewas setelah lama menjalankan aksi mogok makan di dalam penjara<ref name="ms"/> (Sebuah jalan utama di [[Yangon]] diberi nama U Wisara). Pada Desember 1930, terjadi unjuk rasa lokal menentang pajak oleh [[Saya San]] di Tarawadi dengan cepat berkembang menjadi gerakan kebangkitan yang pertama di tingkat daerah dan kelak menjadi gerakan kebangkitan nasional yang pertama melawan pemerintah penjajah. Selama dua tahun, berlangsung pemberontakan ''Galon'' ([[garuda]]) – musuh [[nāga]], melambangkan para penjajah Britania – yang terpampang pada panji-panji para pemberontak, menyebabkan dikerahkannya ribuan pasukan Britania untuk memadamkannya diiringi janji-janji reformasi politik. Akhir nasib Saya San, yang disidang dan dieksekusi, membuka jalan bagi beberapa orang yang kelak menjadi pemimpin nasional Birma, termasuk [[Ba Maw]] dan [[U Saw]], yang ikut serta dalam pembelaannya, untuk tampil sebagai tokoh-tokoh terkemuka.<ref name="ms"/>
 
Pada Mei 1930, didirikan ''[[Dobama Asiayone]]'' ("Perkumpulan Kami Orang Bamar"). Para anggota perkumpulan ini menyebut dirinya ''Thakin'' (sebuah julukan yang ironis karena ''thakin'' berarti "juragan" dalam bahasa Birma, kurang-lebih semakna dengan kata ''[[sahib]]''— dijadikan sebagai bentuk pernyataan diri bahwa merekalah majikan sejati di negeri itu, para penyandang sah dari gelar ''thakin'' yang telah dirampas oleh para penjajah).<ref name="ms"/> Pemogokan mahasiswa kedua pada 1936 dipicu oleh tindakan pemberhentian sebagai mahasiswa terhadap [[Aung San]] dan [[U Nu|Ko Nu]], pemimpin-pemimpin Serikat Mahasiswa [[Universitas Yangon]] (''Rangoon University Students Union''), karena menolak untuk menyingkap nama penulis sebuah artikel dalam majalah kampus yang berisi cercaan terhadap salah seorang pejabat senior di Universitas Yangon. Pemogokan yang menyebar ke [[Mandalay]] itu mendorong terbentuknya Serikat Mahasiswa Seluruh Birma (''All Burma Students Union'', disingkat ABSU). Aung San dan Nu kemudian bergabung dengan gerakan Thakin dan berpindah dari gerakan mahawiswa ke gerakan politik kebangsaan.<ref name="ms"/> Pemerintah Imperium Britania memisahkan Birma dari India pada 1937 dan memberi negara jajahannya yang baru itu sebuah konstitusi baru yang mengatur tentang pembentukan sebuah dewan yang sepenuhnya terdiri atas orang-orang yang dipilih rakyat, akan tetapi tindakan ini justru menjadi suatu isu pemecah-belah karena segolongan rakyat Birma merasa bahwa tindakan ini adalah rencana jahat Britania untuk menyingkirkan mereka dari reformasi-reformasi yang dilakukan di India, sementara golongan lain memandang segala tindakan untuk memisahkan Birma dari kendali India sebagai langkah positif. [[Ba Maw]] menjabat sebagai Perdana Menteri Birma yang pertama, namun ia digantikan oleh [[U Saw]] pada 1939, yang menjabat sebagai perdana menteri sejak 1940 sampai ia ditangkap pada 19 Januari 1942 oleh pemerintah Birma Britania karena berkomunikasi dengan Jepang.
Baris 163:
=== Perang Dunia II dan Jepang ===
{{Utama|Pendudukan Jepang di Burma|Kampanye Burma|Negara Burma}}
Beberapa tokoh nasionalis Birma melihat meletusnya [[Perang Dunia II]] sebagai peluang untuk mendapatkan konsesi-konsesi dari Britania sebagai ganti dukungan yang akan mereka berikan kepada Britania demi memenangkan perang. Golongan-golongan lain, seperti gerakan Thakin, menentang segala bentuk keterlibatan Birma dalam perang tanpa terkecuali. Aung San ikut mendirikan [[Partai Komunis Birma]] (PKB) bersama tokoh-tokoh gerakan Thakin lainnya pada Agustus 1939.<ref name="ms"/> Berbagai pustaka [[Marxisme|Marxis]] serta traktat-traktat dari gerakan [[Sinn Féin]] di Irlandia sudah beredar dan dibaca secara luas di kalangan para aktivis politik. Aung San juga ikut mendirikan Partai Revolusioner Rakyat (''People's Revolutionary Party'', PRPPRR), pengganti Partai Sosialis sesudah [[Perang Dunia II]]. Ia juga turut berperan dalam pendirian [[Blok Kemerdekaan]] (''Freedom Bloc'') dengan mengupayakan persekutuan antara Dobama, ABSU, para biksu yang aktif di bidang politik, serta [[Partai Orang Miskin]] (''Poor Man's Party''), partai dari [[Ba Maw]] .<ref name="ms"/> Setelah organisasi Dobama menyerukan pemberontakan national, Britania mengeluarkan sepucuk surat perintah penahanan terhadap sejumlah besar pimpinan organisasi itu termasuk Aung San, yang meloloskan diri ke Tiongkok. Aung San berniat untuk menjalin hubungan dengan pihak [[Partai Komunis Tiongkok|Komunis Tiongkok]], akan tetapi niatnya itu terdeteksi oleh pemerintah Jepang yang kemudian mendekatinya dengan tawaran dukungan kepada dirinya dalam bentuk satuan intelijen rahasia yang disebut ''Minami Kikan'', dikepalai oleh Kolonel Suzuki dengan tujuan menutup [[Jalan Raya Birma]] dan mendukung upaya pemberontakan nasional. Aung San sempat kembali ke Birma selama jangka waktu yang singkat untuk mengumpulkan dua puluh sembilan pemuda yang kelak berangkat bersamanya ke Jepang untuk menjalani pelatihan militer di [[Pulau Hainan]], Tiongkok. Rombongan pemuda Birma ini kelak dikenal dengan julukan "[[Tiga Puluh Kamerad]]". Tatkala Jepang menduduki [[Bangkok]] pada Desember 1941, Aung San memaklumkan pembentukan [[Angkatan DaratTentara Kemerdekaan Birma]] (''Burma Independence Army'', BIATKB) untuk mengantisipasi invasi Jepang atas Birma pada 1942.<ref name="ms"/>
[[Berkas:British soldiers patrol Burmese town Bahe.jpg|thumbjmpl|Para serdadu Britania berpatroli di puing-puing kota Bahe di Birma pada peristiwa penyerangan Mandalay, Januari 1945]]
BIATKB membentuk pemerintahan darurat di beberapa wilayah Birma pada musim semi 1942, akan tetapi timbul selisih pendapat di kalangan petinggi Jepang sehubungan dengan masa depan Birma. Kolonel Suzuki memang mendorong Tiga Puluh Kamerad untuk membentuk pemerintah darurat, tetapi pimpinan militer Jepang tidak pernah secara resmi menyetujui rencana semacam itu. Angkatan DaratTentara Jepang akhirnya beralih mendukung [[Ba Maw]] untuk membentuk sebuah pemerintahan. Selama perang pada 1942, BIATKB menjadi kian tak terkendali, dan di banyak distrik para pejabat bahkan pelaku kriminal menyatakan diri sebagai kelompok BIATKB. Organisasi ini ditata kembali menjadi Angkatan DaratTentara Pertahanan Birma (''Burma Defence Army'', BDATPB) di bawah Jepang namun tetap dikepalai oleh Aung San. Jika BIATKB bukan merupakan bala tentara reguler, maka BDATPB melaksanakan perekrutan melalui seleksi masuk serta dilatih sebagaimana pasukan-pasukan angkatan darat pada umumnya oleh instruktur-instruktur Jepang. [[Ba Maw]] kemudian dipermaklumkan sebagai kepala negara; dalam jajaran kabinetnya terdapat pula Aung San sebagai Menteri Perang, serta pemimpin Komunis Birma [[Thakin Than Tun]] sebagai menteri Tanah dan Pertanian; ada pula para pemimpin Sosialis Birma, Thakin Nu dan Thakin Mya. Ketika Jepang mempermaklumkan Birma sebagai negara merdeka, secara teori, pada 1943, Angkatan Darat Pertahanan BirmaTPB pun diganti namanya menjadi [[Angkatan DaratTentara Nasional Birma]] (''Burma National Army'', BNATNB).<ref name="ms"/>
 
Tak lama kemudian, mulai tampak jelas bahwa janji kemerdekaan dari Jepang hanyalah sebuah pepesan kosong dan [[Ba Maw]] telah teperdaya. Ketika mulai kalah dalam perang, Jepang pun menyatakan kemerdekaan Birma sebagai sebuah negara yang berdaulat penuh pada 1 Agustus 1943, tetapi tindakan ini pun hanya dilakukan untuk menyamarkan maksud Jepang yang sebenarnya. [[Aung San]] yang sudah tidak lagi mempercayai Jepang pun membuka negosiasi dengan para pemimpin Komunis, [[Thakin Than Tun]] dan [[Thakin Soe]], serta para pemimpin Sosialis, [[Ba Swe]] and [[Kyaw Nyein]], yang menghasilkan pembentukan [[Organisasi Anti-Fasis]] (''Anti-Fascist Organisation'', AFO) pada Agustus 1944 dalam suatu pertemuan rahasia yang dihadiri oleh PKB, PRPPRR, dan BNATNB di [[Pegu]]. AFO kelak berganti nama menjadi [[Liga Kemerdekaan Rakyat Anti-Fasis]] (''Anti-Fascist People's Freedom League'', disingka AFPFLLKRAF).<ref name="ms"/> [[Thakin Than Tun]] dan [[Thakin Soe|Soe]], sewaktu masih mendekam di dalam penjara Insein pada Juli 1941, bersama-sama telah menyusun ''Manifesto Insein'' yang, berlawanan dengan opini yang beredar di kalangan pergerakan Dobama, menyatakan fasisme dunia sebagai musuh utama dalam perang yang sudah di depan mata dan menyerukan kerja sama untuk sementara waktu dengan Britania dalam suatu koalisi sekutu yang selayaknya mencakup pula [[Uni Soviet]]. Soe secara diam-diam sudah mengatur barisan pertahanan untuk menghadapi pendudukan Jepang, dan [[Thakin Than Tun|Than Tun]] mampu meneruskan informasi intelijen Jepang kepada Soe, sementara para pemimpin komunis lainnya, [[Thakin Thein Pe]] dan [[Tin Shwe]], menjalin kontak dengan pemerintah kolonial dalam pengasingan di [[Shimla|Simla]], India.<ref name="ms"/>
 
Ada kontak-kontak informal antara AFO dan [[Blok Sekutu (Perang Dunia II)|pihak sekutu]] pada 1944 dan 1945 melalui organisasi Britania, [[Force 136]]. Pada 27 Maret 1945, Angkatan Darat Nasional Birmarose bangkit melakukan perlawanan terhadap Jepang di seluruh wilayah Birma.<ref name="ms"/> 27 Maret pernah dijadikan tanggal peringatan 'Hari Perlawanan' sampai militer mengganti namanya menjadi 'Hari [[Tatmadaw]] (Angkatan Bersenjata)'. Sesudah peristiwa itu, [[Aung San]] dan tokoh-tokoh lain pun mulai bernegosiasi dengan [[Louis Mountbatten|Lord Mountbatten]] dan secara resmi bergabung dengan [[Blok Sekutu (Perang Dunia II)|pihak sekutu]] sebagai Angkatan Birma Patriotik (''Patriotic Burmese Forces'', PBF). Dalam pertemuan pertama, AFO memperkenalkan diri kepada pihak Britania sebagai pemerintah darurat Birma dengan Thakin Soe sebagai ketua dan Aung San sebagai seorang anggota panitia pelaksana pemerintahan. Jepang diusir dari hampir seluruh wilayah Birma pada Mei 1945. Negosiasi pun mulai dilakukan dengan pihak Britania menyangkut pelucutan senjata AFO dan keikutsertaan pasukan-pasukannya dalam Angkatan Darat Birma pascaperang. Beberapa veteran telah dibentuk menjadi sebuah barisan semi militer di bawah kepemimpinan Aung San, dengan nama ''Pyithu yèbaw tat'' atau Organisasi Sukarelawan Rakyat (''People's Volunteer Organisation'', disingkat PVO), dan dilatih secara terang-terangan dalam pakaian seragam.<ref name="ms"/> Peleburan PBF berhasil dilaksanakan pada Konferensi [[Kandy|Kandi]] di [[Sri Lanka|Sailan]] pada September 1945.<ref name="ms"/>
Baris 178:
Seusai perang, Gubernur Birma Britania, Sir [[Reginald Dorman-Smith]] kembali ke Birma. Pemerintahan yang kembali dipulihkan membentuk sebuah program kebijakan yang berfokus pada rekonstruksi fisik negara itu dan menunda-nunda pembicaraan seputar kemerdekaan Birma.
 
AFPFLLKRAF bangkit menentang pemerintah dan menimbulkan pergolakan politik di Birma. Timbul pula keretakan di dalam tubuh AFPFLLKRAF di antara kaum Komunis dan Aung San bersama kaum Sosialis menyangkut strategi, yang menyebabkan Than Tun didesak untuk mengundurkan diri dari jabatan sekretaris jenderal pada Juli 1946, serta pemecatan PKB dari AFPFLLKRAF pada bulan Oktober.<ref name="ms"/>
 
Dorman-Smith digantikan oleh [[Hubert Rance]] sebagai gubernur, dan nyaris segera sesudah penunjukannya Kepolisian Rangoon melakukan pemogokan. Pemogokan yang dimulai pada September 1946 itu meluas dan diikuti pegawai-pegawai negeri dan hampir-hampir menjadi sebuah aksi pemogokan umum.
 
Rance menenangkan situasi dengan mengadakan pertemuan bersama Aung San dan membujuknya untuk bergabung dengan Dewan Eksekutif Pemerintah bersama-sama dengan anggota-anggota AFPFLLKRAF lainnya.<ref name="ms"/> Dewan eksekutif yang baru itu, yang kini semakin mendapatkan kepercayaan rakyat, mulai menegosiasikan kemerdekaan Birma, yang terselenggara dengan baik di London dan menghasilkan Persetujuan [[Aung San]]-[[Clement Attlee|Attlee]] pada 27 Januari 1947.<ref name="ms"/> Isi persetujuan itu menimbulkan ketidakpuasan bagi sebagian kalangan di cabang komunis dan konservatif dari AFPFLLKRAF, akan tetapi membuat golongan Komunis Bendera Merah di bawah pimpinan [[Thakin Soe]] tersingkir dari panggung politik dan membuat kaum konservatif tersingkir ke kubu oposisi.
 
Aung San juga berhasil merumuskan kesepakatan dengan suku-suku minoritas demi mempertahankan kesatuan Birma dalam [[Konferensi Panglong]] pada 12 Februari, yang sejak itu diperingati sebagai 'Hari Persatuan'. U Aung Zan Wai, U Pe Khin, Myoma U Than Kywe, Mayor Aung, Sir Maung Gyi, dan Dr. Sein Mya Maung adalah para negosiator dan pemimpin terpenting dalam Konferensi Pinlon (Panglong) yang berunding dengan pemimpin nasional tertinggi Birma, Jenderal Aung San, dan para pucuk pimpinan lainnya pada 1947. Semua pemimpin ini memutuskan untuk bergabung bersama-sama membentuk Perserikatan Birma. Perayaan Hari Persatuan adalah salah satu dari perayaan terbesar dalam sejarah Birma. Besarnya popularitas AFPFLLKRAF, yang kini dikuasai Aung San dan kaum Sosialis, dibuktikan dengan kemenangan telak yang diperolehnya dalam [[Pemilihan umum Birma, 1947|pemilihan anggota badan konstituante pada April 1947]].<ref name="ms"/> Tetapi pada Juli 1947, Aung San dan beberapa anggota kabinet dibunuh oleh lawan-lawan politiknya.<ref name="ms"/><ref>{{cite web|url=http://www.ibiblio.org/obl/docs/panglong_agreement.htm| title=The Panglong Agreement, 1947|publisher=Online Burma/Myanmar Library}}</ref> Tak lama kemudian, pemberontakan meletus di Arakan dipimpin oleh rahib veteran, U Seinda, dan menjalar ke distrik-distrik lainnya.<ref name="ms"/>
 
Pada 19 Juli 1947, [[U Saw]], salah seorang Perdana Menteri Birma praperang yang konservatif, merancang [[Hari Martir Myanmar|pembunuhan atas Aung San]] dan beberapa anggota kabinetnya ternmasuk abang sulungnya, [[Ba Win]], pada saat melakukan pertemuan di gedung Sekretariat.<ref name="ms"/><ref>{{cite web|url=http://www.irrawaddy.org/article.php?art_id=719|title=Who Killed Aung San? — an interview with Gen. Kyaw Zaw|date=August 1997|publisher=''[[The Irrawaddy]]''|accessdate=30 October 2006|archive-date=2007-09-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20070927195434/http://www.irrawaddy.org/article.php?art_id=719|dead-url=yes}}</ref> Sejak peristiwa itu, tanggal 19 Juli diperingati sebagai [[Hari Martir Myanmar|Hari Martir]]. Thakin Nu, pemimpin kaum Sosialis, kemudian diminta untuk membentuk sebuah kabinet baru. Thakin Nu kelak memimpin upacara penyerahan kemerdekaan kepada Birma pada 4 Januari 1948. Keinginan rakyat untuk melepaskan diri dari Britania sangat kuat kala itu sampai-sampai Birma memutuskan untuk tidak bergabung dalam [[Persemakmuran Bangsa-Bangsa]], bertolak belakang dengan keputusan India dan Pakistan .<ref name="ms"/>
 
== Birma merdeka ==
Baris 198:
Birma menerima bantuan asing untuk membangun kembali negeri itu pada tahun-tahun permulaan kemerdekaannya, tetapi dukungan terus-menerus dari Amerika atas kehadiran militer Nasionalis Tiongkok di Birma mengakibatkan negara itu akhirnya menolak sebagian besar bantuan asing, menolak untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Asia Tenggara ([[Pakta Pertahanan Asia Tenggara|SEATO]]) dan mendukung [[Konferensi Asia–Afrika]] yang diselenggarakan di Bandung pada 1955.<ref name="ms"/> Lazimnya Birma berusaha untuk tidak berpihak dalam percaturan politik dunia serta merupakan salah satu dari negara-negara pertama di dunia yang mengakui berdirinya [[Israel]] dan [[Tiongkok|Republik Rakyat Tiongkok]].
 
Pada 1958, Birma mulai pulih di bidang ekonomi, tetapi kembali mengalami kemerosotan di bidang politik akibat pecahnya AFPFLLKRAF menjadi dua faksi, faksi pertama dipimpin oleh Thakin Nu dan Thakin Tin, sementara faksi yang lain dipimpin oleh [[Ba Swe]] dan Kyaw Nyein.<ref name="ms"/> Perpecahan ini tidak terelakkan kendati imbauan 'Senjata untuk Demokrasi' dari U Nu di luar dugaan disambut baik oleh U Seinda di Arakan, orang [[Pa-O]], beberapa kelompok orang Mon dan orang Shan, dan terutama oleh PVO dengan menyerahkan persenjataan mereka.<ref name="ms"/> Meskipun demikian, situasi menjadi sangat tidak stabil di parlemen, dengan lolosnya U Nu dari pemungutan suara untuk pengajuan mosi tidak percaya kepada pemerintah hanya berkat dukungan dari pihak oposisi Front Persatuan Nasional (''National United Front'', disingkat NUF) yang diyakini berisi anasir-anasir 'kripto-komunis'.<ref name="ms"/> Angkatan darat garis keras yang kini menyadari 'ancaman' dari PKB pun berpakat dengan U Nu melalui NUF, dan pada akhirnya U Nu 'diimbau' oleh Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal [[Ne Win]], untuk mengambil alih pemerintahan Birma.<ref name="ms"/> Lebih dari 400 'simpatisan komunis' ditahan, 153 orang di antaranya dideportasi ke Pulau Coco di [[Laut Andaman]], termasuk Aung Than, pemimpin NUF dan abang dari Aung San. Surat khabar ''Botataung'', ''Kyemon'' dan ''Rangoon Daily'' juga diberedel.<ref name="ms"/>
 
[[Pemerintahan sementara]] Ne Win berhasil menenangkan situasi dan membuka jalan bagi penyelenggaraan [[Pemilihan umum Birma, 1960|pemilihan umum baru pada 1960]] yang mengembalikan Partai Persatuan U Nu ke tampuk pemerintahan dengan kemenangan mayoritas.<ref name="ms"/> Situasi stabil tidak bertahan lama, manakala [[Federalisme|Gerakan Federal]] [[Shan]], yang dirintis oleh [[Yawnghwe|Nyaung Shwe]] Sawbwa [[Sao Shwe Thaik]] (Presiden Birma merdeka yang pertama 1948–52) dan menghendaki suatu federasi yang 'longgar', dipandang sebagai gerakan separatis yang menuntut pemerintah untuk menghormati hak melepaskan diri dalam 10 tahun yang diatur dalam Konstitusi 1947. Ne Win telah berhasil melucuti kekuasaan feodal para [[Saopha|Sawbwa]] Shan dengan ganti pemberian pensiun seumur hidup dalam jumlah yang memuaskan pada 1959.
Baris 207:
Pada 2 Maret 1962, Ne Win bersama enam belas perwira senior lain melakukan [[Kudeta Birma 1962|kudeta]]. Mereka menahan U Nu, Sao Shwe Thaik serta beberapa tokoh lain, dan memaklumkan berdirinya sebuah negara sosialis yang akan diperintah oleh ''[[Majelis Revolusioner Bersatu]]'' bentukan mereka. Putra Sao Shwe Thaik, Sao Mye Thaik, tewas tertembak dalam peristiwa yang lazimnya digambarkan sebagai sebuah kudeta 'tanpa pertumpahan darah' itu. [[Hsipaw|Thibaw]] Sawbwa Sao Kya Seng juga menghilang secara misterius setelah dihentikan di sebuah pos pemeriksaan dekat [[Taunggyi]].<ref name="ms"/>
 
Sejumlah aksi protes bermunculan menentang kudeta, dan mula-mula ditanggapi secara lunak oleh militer.<ref name="Boudreau">Boudreau, Vincent (2004) ''Resisting Dictatorship: Repression and Protest in Southeast Asia'' Cambridge University Press, Cambridge, U.K., [https://books.google.com/books?id=ZpoCNHhUe7QC&pg=PA37 hal. 37–39], {{ISBN|0-521-83989-0}}</ref> Akan tetapi pada 7 Juli 1962, aksi protes secara damai yang dilakukan oleh mahasiswa di kampus Universitas Rangoon ditindak keras oleh militer sehingga menyebabkan sekitar 100 mahasiswa tewas terbunuh. Sehari sesudahnya, angkatan darat meledakkan gedung organisasi Persatuan Mahasiswa.<ref name="ms"/> Perundingan damai yang mempertemukan Majelis Revolusioner dan berbagai kelompok bersenjata yang menentang pemerintah diadakan pada 1963, namun tidak berhasil mencapai kata sepakat, dan selama perundingan berlangsung maupun setelah gagal menghasilkan kesepakatan, ratusan orang ditahan di Rangoon dan tempat-tempat lain, baik yang berhaluan kanan maupun yang berhaluan kiri dalam pandangan poliknya. Seluruh partai oposisi dinyatakan terlarang pada 28 Maret 1964.<ref name="ms"/> Kaum pemberontak [[Orang Kachin|Kachin]] yang tergabung dalam [[Organisasi Kemerdekaan Kachin]] sudah lebih dahulu beraksi pada 1961 dipicu oleh maklumat U Nu yang menjadikan agama Buddha sebagai agama negara, dan Angkatan Bersenjata [[Negara Bagian Shan]], dipimpin istri Sao Shwe Thaik, Mahadevi , dan putranya, Chao Tzang Yaunghwe, mengobarkan pemberontakan pada 1964 sebagai wujud penentangan terhadap kudeta militer 1962.<ref name="ms"/>
 
Ne Win bergegas mengambil langkah-langkah kebijakan untuk mentransformasi Birma menjadi sebuah "negara sosialis" yang dicita-citakannya dan untuk mengisolasi negara ini dari hubungan dengan negara-negara lain di dunia. Ne Win memberlakukan [[sistem satu partai]], dan [[Partai Program Sosialis Birma]] bentukannya mengendalikan pemerintahan Birma.<ref name="ms"/> Niaga dan industri di seluruh wilayah Birma dinasionalisasi, namun perekonomian mula-mula tidak mengalami pertumbuhan karena pemerintah terlalu mengutamakan pengembangan sektor industri sehingga melalaikan sektor pertanian. Pada bulan April 1972, Jenderal Ne Win beserta seluruh anggota [[Majelis Revolusioner Bersatu]] melepaskan jabatan militernya, namun kini sebagai U Ne Win, ia terus mengendalikan pemerintahan Birma melalui Partai Program Sosialis Birma. Sebuah undang-undang dasar yang baru dikeluarkan pada bulan Januari 1974. Berdasarkan undang-undang dasar yang baru, dibentuk lembaga [[Sidang Rakyat (Birma)|Sidang Rakyat]] (''Pyithu Hluttaw'') yang memegang kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif tertinggi, serta lembaga-lembaga Majelis Rakyat di daerah-daerah. Ne Win menjadi presiden dari pemerintah yang baru.<ref name="ms"/>
Baris 213:
Sejak bulan Mei 1974, terjadi suatu gelombang pemogokan di Rangoon dan kota-kota lain di Birma yang dilatarbelakangi oleh permasalahan korupsi, inflasi, dan keterbatasan pangan, khususnya beras. Di Rangoon para buruh ditangkap di persimpangan jalur kereta api Insein, dan pasukan-pasukan tentara menembaki para buruh di pabrik tekstil Thamaing dan galangan kapal Simmalaik.<ref name="ms"/> Pada bulan Desember 1974, demonstrasi-demonstrasi anti pemerintah yang terbesar sampai dengan saat itu terjadi dalam upacara pemakaman mantan [[Sekretaris Jenderal PBB]] [[U Than]].<ref name="ms"/> U Than pernah menjadi penasihat terdekat Perdana Menteri [[U Nu]] pada era 1950-an dan dianggap sebagai lambang penentangan terhadap rezim militer. Rakyat Birma merasa bahwa U Than tidak dihormati dengan upacara pemakaman kenegaraan selayaknya seorang negarawan bertaraf internasional akibat hubungan dekatnya dengan U Nu.
 
Pada 23 Maret 1976, lebih dari 100 mahasiswa ditahan karena menggelar sebuah upacara yang berlangsung damai (''Hmaing yabyei'') untuk memperingati 100 tahun lahirnya [[Thakin Kodaw Hmaing]], penyair dan pujangga terbesar sekaligus pemimpin nasionalis Birma dipada abad ke-20. Ia telah menginspirasi segenerasi tokoh nasionalis dan penulis Birma dengan karya tulisnya yang lebih banyak berbentuk syair, menanamkan rasa bangga yang mendalam akan sejarah, bahasa, dan budaya mereka, dan mendesak mereka untuk melakukan tindakan nyata seperti pemogokan buruh dan mahasiswa. Hmaing, selaku pemimpin Dobama, adalah orang yang telah berjasa mengirim Ketiga Puluh Kamerad ke luar negeri untuk mendapatkan latihan militer, dan sesudah Birma merdeka, ia pula yang telah membaktikan hidup demi perdamaian di dalam negeri dan rekonsiliasi nasional sampai menghembuskan nafas terakhir dalam usia 88 tahun pada 1964. Jenazah Hmaing disemayamkan dalam sebuah musoleum di kaki Pagoda Shwedagon.<ref>{{cite web|url=http://www.irrawaddymedia.com/article.php?art_id=1836|title=Thakin Kodaw Hmaing (1876–1964)|publisher=''[[The Irrawaddy]]'' 1 Maret 2000|accessdate=6 Maret 2008|archive-date=2009-02-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20090216153940/http://www.irrawaddymedia.com/article.php?art_id=1836|dead-url=yes}}</ref>
 
Pada 1976, seorang perwira muda bernama [[Kapten Ohn Kyaw Myint]] bersama beberapa rekannya sesama perwira berkomplot untuk membunuh Ne Win dan San Yu, namun rencana ini bocor dan si perwira pun diadili serta dihukum gantung.<ref name="ms"/><ref>{{cite web|url=http://www.irrawaddy.org/opinion_story.php?art_id=14681|title=A Coup Against Than Shwe|author=Aung Zaw|publisher=''[[The Irrawaddy]]'' 24 November 2008|accessdate=24 November 2008|archive-date=2009-02-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20090217180720/http://www.irrawaddy.org/opinion_story.php?art_id=14681|dead-url=yes}}</ref>
 
Pada 1978, sebuah operasi militer dilancarkan atas kaum Muslim [[Orang Rohingya|Rohingya]] di [[Negara Bagian Rakhine|Arakan]], yang diberi nama [[Operasi Raja Naga di Arakan|Operasi Raja Naga]], yang mengakibatkan 250.000 orang terpaksa [[pengungsi|mengungsi]] ke [[Bangladesh]].
 
Setelah dibebaskan pada 1966, U Nu meninggalkan Birma pada pada bulan April 1969, dan membentuk Partai Demokrasi Parlementer (PDP) pada bulan Agustus tahun yang sama di [[Bangkok]], ThailandMuangthai, bersama salah satu anggota Ketiga Puluh Kamerad, [[Bo Let Ya]], salah seorang tokoh pendiri PKB dan mantan Menteri Pertahanan dan deputi Perdana Menteri, Bo Yan Naing, dan U Thwin, mantan BIATKB dan mantan Menteri Perdagangan. Seorang lagi anggota Ketiga Puluh Kamerad, Bohmu Aung, mantan Menteri Pertahanan, kelak ikut menggabungkan diri. Yang keempat, Bo Setkya, yang telah bersembunyi selepas kudeta 1962, wafat di Bangkok tak lama sebelum U Nu tiba.<ref name="ms"/> PDP melancarkan aksi pemberontakan bersenjata di sepanjang perbatasan ThailandMuangthai sejak 1972 sampai 1978 ketika Bo Let Ya terbunuh dalam sebuah serangan yang dilancarkan oleh organisasi Persatuan Kebangsaan Karen (PKK). U Nu, Bohmu Aung, dan Bo Yan Naing pulang ke Rangoon setelah mendapatkan amnesti pada 1980.<ref name="ms"/> Ne Win juga kelak diam-diam melakukan perundingan damai pada 1980 dengan KIO dan CPB, yang sekali lagi menemui jalan buntu sebagaimana perundingan yang sebelumnya.<ref name="ms"/>
 
=== Krisis dan Pemberontakan 1988 ===
Baris 226:
Pada era 1980-an, ekonomi Birma mulai tumbuh setelah pemerintah melonggarkan pembatasan-pembatasan terhadap bantuan asing, namun pada penghujung era 1980-an, jatuhnya harga-harga komoditas dan peningkatan jumlah utang menimbulkan krisis ekonomi. Keadaan ini berujung pada upaya-upaya reformasi ekonomi pada 1987–1988 yang melonggarkan kontrol sosialis dan mendorong investasi asing. Meskipun demikian, upaya-upaya ini tidak cukup untuk meredam pergolakan di Birma, ditambah pula dengan 'demonetisasi' secara periodik atas uang kartal asing tertentu ke dalam mata uang Birma. Demonetisasi terakhir yang didekretkan pada bulan September 1987 menyapu bersih dana tabungan mayoritas rakyat Birma.<ref name="ms"/>
 
Pada bulan September 1987, pemimpin ''de facto'' Birma, U Ne Win, mendadak membatalkan pecahan-pecahan uang kartal tertentu, sehingga mengakibatkan ekonomi merosot tajam. Alasan utama pembatalan tersebut adalah takhyul yang sangat dipercaya oleh U Ne Win, yang menganggap bahwa angka sembilan adalah angka keberuntungannya—ia hanya mengizinkan peredaran pecahan 45 dan 90 kyat, karena angka-angka ini dapat habis dibagi dengan angka sembilan.<ref>{{cite web|url=http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/7012158.stm|title=BBC NEWS - Asia-Pacific - Burma's 1988 protests|publisher=|accessdate=4 February 2016}}</ref> Penetapan status Birma sebagai [[negara terbelakang|Negara Terbelakang]] oleh PBB pada bulan Desember dipada tahun yang sama adalah bukti dari keterpurukan perekonomiannya.<ref name="ms"/>
 
Dipicu tindakan brutal polisi atas demonstrasi-demonstrasi yang dipimpin para pelajar yang memakan korban jiwa ratusan pelajar dan rakyat sipil pada bulan Maret dan Juni 1988, aksi-aksi protes dan demonstrasi muncul secara besar-besaran di seluruh Birma. Pihak militer menanggapinya dengan menembaki kerumunan massa, dengan dalih bahwa massa telah disusupi unsur-unsur komunis. Kekerasan, keadaan kacau-balau, dan anarki merajalela. Administrasi sipil terhenti sama sekali, dan pada bulan September tahun itu, negeri Birma sudah berada di ambang batas revolusi. Angkatan bersenjata, di bawah kepemimpinan nominal Jenderal [[Saw Maung]] melakukan kudeta pada 8 Agustus untuk memulihkan keamanan dan ketertiban. Selama berlangsungnya [[Pemberontakan 8888]], julukan bagi kudeta 8 Agustus, pihak militer menewaskan ribuan orang. Militer mengesampingkan Konstitusi 1974 dan memberlakukan [[hukum perang]] di bawah [[Dewan Pemulihan Hukum dan Ketertiban Negara]] (DPHKN) dengan Saw Maung selaku ketua merangkap perdana menteri.<ref name="ms"/>
<!-- Triggered by brutal police repression of student-led protests causing the death of over a hundred students and civilians in March and June 1988, widespread protests and demonstrations broke out on 8 August throughout the country. The military responded by firing into the crowds, alleging Communist infiltration. Violence, chaos and anarchy reigned. Civil administration had ceased to exist, and by September of that year, the country was on the verge of a revolution. The armed forces, under the nominal command of General [[Saw Maung]] staged a coup on 8 August to restore order. During the [[8888 Uprising]], as it became known, the military killed thousands. The military swept aside the Constitution of 1974 in favour of [[martial law]] under the [[State Law and Order Restoration Council]] (SLORC) with Saw Maung as chairman and prime minister.<ref name="ms"/>
 
AtDalam asebuah specialkonferensi six-hourpers presssepanjang conferenceenam onjam pada 5 AugustAgustus 1989, Brig. Gen.Brigjen [[Khin Nyunt]], the SLORC SecretarySekretaris 1 andDPHKN chiefmerangkap ofkepala MilitaryBadan IntelligenceIntelijen ServiceMiliter (MISBIM), claimedmengklaim thatbahwa thegerakan uprisingprotes hadbesar-besaran beenitu orchestrateddirekayasa by theoleh [[CommunistPartai PartyKomunis of BurmaBirma]] throughmelalui itsorganisasi undergroundbawah organisationtanahnya.<ref>{{cite web|url=http://www.ibiblio.org/obl/docs/BCP_Conspiracy.htm |title=Burma Communist Party's Conspiracy to take over State Power|date=5 AugustAgustus 1989|publisher=SLORCDPHKN}}</ref> Although there had inevitably been some underground PKB presence as well as that of ethnic insurgent groups, there was no evidence of their being in charge to any extent.<ref name="ms"/> InJustru fact,pada inbulan MarchMaret 1989, thekepemimpinan PKB leadershipditumbangkan wasdalam overthrownsuatu bypemberontakan ayang rebelliondilakukan byoleh thepasukan-pasukan [[Kokang]] anddan [[Negara Bagian Wa State|Wa]] troopsyang thatmenjadi itandalan hadPKB comesetelah tokehilangan dependkubu-kubu onpertahanan afterdi losingBirma itsTengah formerdan strongholdsmendirikan inpangkalan-pangkalan centralbaru Burmadi andkawasan re-establishingtimur baseslaut inpada thepenghujung northeastera in1960-an; thepara latepemimpin 1960s;komunis thetak Communistlama leaderskemudian wereterpaksa menyingkir soonke forcedpengasingan intodi exileseberang acrosstapal thebatas Chinese borderTiongkok.<ref name="ms"/> -->
 
=== 1990–2006 ===
{{Utama|Dewan Perdamaian dan Perkembangan Negara}}
Pemerintah militer memaklumkan perubahan nama negara dari ''Birma'' menjadi ''Myanmar'' pada 1989. Pemerintah militer juga melanjutkan reformasi ekonomi yang dirintis oleh rezim lama, dan mengimbau dibentuknya sebuah Dewan Konstituante untuk merevisi Konstitusi 1974. Kebijakan ini menghasilkan pemilihan umum multipartai pada bulan Mei 1990 yang dimenangkan secara telak oleh [[Liga Nasional untuk Demokrasi]] (LND), mengalahkan [[Partai Persatuan Nasional (Birma)|Partai Persatuan Nasional]] (PPN, pengganti BSPP) dan sekitar selusin partai kecil.<ref name="ms"/>
 
<!--The military would not let the assembly convene, and continued to hold the two leaders of the LND, [[U Tin U]] and [[Aung San Suu Kyi]], putri dari Aung San, under house arrest imposed on them the previous year. Burma came under increasing international pressure to convene the elected assembly, particularly after Aung San Suu Kyi was awarded the [[Nobel Peace Prize]] in 1991, and also faced [[economic sanctions]]. In April 1992 the military replaced [[Saw Maung]] with General [[Than Shwe]].
 
Than Shwe released U Nu from prison and relaxed some of the restrictions on Aung San Suu Kyi's house arrest, finally releasing her in 1995, although she was forbidden to leave Rangoon. Than Shwe also finally allowed a National Convention to meet in January 1993, but insisted that the assembly preserve a major role for the military in any future government, and suspended the convention from time to time. The LND, fed up with the interference, walked out in late 1995, and the assembly was finally dismissed in March 1996 without producing a constitution.
 
During the 1990s, the military regime had also had to deal with several insurgencies by tribal minorities along its borders. General [[Khin Nyunt]] was able to negotiate cease-fire agreements that ended the fighting with the [[Kokang]], hill tribes such as the [[Wa State|Wa]], and the [[Kachin people|Kachin]], but the [[Karen people|Karen]] would not negotiate. The military finally captured the main Karen base at [[Manerplaw]] in spring 1995, but there has still been no final peace settlement. [[Khun Sa]], a major opium warlord who nominally controlled parts of [[Shan State]], made a deal with the government in December 1995 after US pressure.
 
Setelah Konvensi Nasional gagal menciptakan Konstitusi baru, ketegangan pun meningkat antara pemerintah dan LND, resulting in two major crackdowns on the LND in 1996 and 1997. The DPHKN was abolished in November 1997 and replaced by the [[State Peace and Development Council]] (SPDC), but it was merely a cosmetic change. Continuing reports of human rights violations in Burma led the United States to intensify sanctions in 1997, and the [[European Union]] followed suit in 2000.
-->
Militer kembali menetapkan status tahanan rumah bagi [[Aung San Suu Kyi]] pada bulan September 2000 sampai dengan bulan Mei 2002, ketika larangan baginya untuk bepergian ke luar kota Rangoon juga dicabut. Pembicaraan-pembicaraan seputar rekonsiliasi dilakukan dengan pemerintah, namun semuanya menemui jalan buntu dan Suu Kyi sekali lagi ditahan pada bulan Mei May 2003 setelah iring-iringan kendaraan yang mengikutinya dilaporkan diserbu oleh massa pro militer. Pemerintah juga melaksanakan penangkapan besar-besaran atas para pemimpin LND dan menutup sebagian besar dari kantor-kantornya. Situasi di Myanmar masih diwarnai ketegangan sampai hari ini.
 
Pada bulan Agustus 2003, Kyin Nyunt mengumumkan tujuh langkah "[[petunjuk jalan menuju demokrasi]]", yang dikalim pemerintah sedang dalam proses implementasi. Tidak ada jadwal dan target waktu sehubungan dengan rencana pemerintah ini, ataupun mekanisme kondisional atau independen untuk mebuktikan bahwa program ini benar-benar berjalan. Karena alasan inilah sebagian besar pemerintah negara-negara barat dan negara-negara tetangga Myanmar bersikap skeptis dan kritis sehubungan dengan petunjuk jalan ini.
 
Pada 17 Februari 2005, pemerintah menyelenggarakan kembali Konvensi Nasional, untuk pertama kalinya sejak 1993, dalam upaya untuk menulis ulang Konstitusi. Meskipun demikian, organisasi-organisasi dan partai-partai besar yang pro demokrasi, termasuk [[Liga Nasional untuk Demokrasi]], dilarang berpartisipasi, militer hanya memberi iin kepada partai-partai kecil yang dipilih. Konvensi kembali diistirahatkan pada bulan Januari 2006.
 
Pada bulan November 2005, junta militer mulai memindahkan pemerintahan dari [[Yangon]] ke sebuah lokasi yang tidak disebutkan namanya di dekat Kyatpyay tepat di luar [[Pyinmana]], yakni lokasi ibu kota Myanmar yang baru. Aksi publik ini diikuti sebuah kebijakan jangka panjang tidak resmi untuk memindahkan prasarana militer dan pemerintah yang penting keluar dari Yangon guna menghindari berulangnya peristiwa-peristiwa semacam [[Pemberontakan 8888]]. Pada Hari Angkatan Bersenjata (27 Maret 2006), ibu kota Myanmar secara resmi diberi nama [[Naypyidaw|Naypyidaw Myodaw]] (secara harfiah berarti Kota Takhta Raja-Raja).
 
Pada 2005, ibu kota negara dipindahkan dari [[Yangon]] ke [[Naypyidaw]].
 
Pada bulan November 2006, [[Organisasi Buruh Internasional]] mengumumkan akan berupaya – di [[Mahkamah Internasional]]<ref>{{cite news |url=http://in.today.reuters.com/news/newsArticle.aspx?type=worldNews&storyID=2006-11-16T163442Z_01_NOOTR_RTRJONC_0_India-276537-1.xml&archived=False |title=ILO seeks to charge Myanmar junta with atrocities |publisher=Reuters |date=16 November 2006 |accessdate=17 November 2006 }}{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> – "untuk menuntut anggota-anggota junta militer Myanmar yang sementara berkuasa atas dakwaan kejahatan terhadap kemanusiaan" karena mewajibkan berkesinambungan untuk melakukan [[kerja paksa]]. Menurut Organisasi Buruh Internasional, diperkirakan ada 800.000 orang yang diwajibkan menjalani kerja paksa di Myanmar.<ref>{{cite web|url=http://www.atimes.com/atimes/Southeast_Asia/GC29Ae02.html|title=Asia Times Online :: Southeast Asia news and business from Indonesia, Philippines, Muangthai, Malaysia and Vietnam|publisher=|accessdate=4 Februari 2016|archive-date=2017-11-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20171119044024/http://www.atimes.com/atimes/Southeast_Asia/GC29Ae02.html|dead-url=yes}}</ref>
 
=== Protes anti pemerintah 2007 ===
{{Utama|Unjuk rasa anti-pemerintahan Myanmar 2007}}
[[Berkas:2007 Myanmar protests 7.jpg|250px|thumbjmpl|Para pengunjuk rasa di [[Yangon]] membawa spanduk bertuliskan ''tanpa kekerasan: gerakan nasional'' dalam [[bahasa Myanmar|bahasa Birma]], [[Shwedagon|Pagoda Shwedagon]] tampak di latar belakang.]]
 
Protes anti pemerintah Birma 2007 adalah serangkaian protes anti pemerintah di Birma yang bermula pada 15 Agustus 2007. Penyebab utama dari protes-protes ini adalah keputusan yang tidak dipermaklumkan dari pemerintah [[junta militer]], [[Dewan Perdamaian dan Pembangunan Negara]], untuk menghapuskan [[subsidi|subsidi bahan bakar minyak]] yang mengakibatkan harga [[bahan bakar diesel|solar]] dan [[bensin]] melonjak secara mendadak hingga 100%, dan harga [[Gas alam terkompresi|CNG]] untuk kendaraan-kendaraan bus sampai lima kali lipat dalam tempo kurang dari sepekan.<ref name="Fuel">{{cite web|url=http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/6947251.stm|title=BBC NEWS - Asia-Pacific - Burma leaders double fuel prices|publisher=|accessdate=4 Februari 2016}}</ref> Demonstrasi-demonstrasi protes pertama kali diberangus dengan cepat dan kejam oleh pemerintah junta militer. Lusinan pengunjuk rasa ditangkap dan ditahan. Mulai 18 September, protes-protes dipimpin oleh para [[biksu|biarawan Agama Buddha]], dan dibiarkan berlangsung sampai diberangus secara lebih kejam oleh pemerintah pada 26 September.<ref name="Monks">[http://english.aljazeera.net/NR/exeres/4081D23F-F1A4-46AF-BA50-D47FA2B7A4AE.htm UN envoy warns of Myanmar crisis] {{webarchive |url=https://web.archive.org/web/20080228000000/http://english.aljazeera.net/NR/exeres/4081D23F-F1A4-46AF-BA50-D47FA2B7A4AE.htm |date=28 February 2008 }}</ref>
Baris 244 ⟶ 267:
 
=== Siklon Nargis ===
Pada 3 Mei 2008, [[Siklon Nargis]] meluluhlantakkan negara ini tatkala angin dengan kecepatan sampai 215&nbsp;km/jam (135&nbsp;mil/jam)<ref>[{{cite web |url=http://www.cnn.com/2008/WORLD/asiapcf/05/07/myanmar.aidcyclone |title=Archived copy |accessdate=2008-11-14 |deadurl=unfit |archiveurl=https://web.archive.org/web/20081010170916/http://www.cnn.com/2008/WORLD/asiapcf/05/07/myanmar.aidcyclone U.S. envoy: Myanmar deaths may top|archivedate=2008-10-10 100,000]|df=dmy }}CNN (dead link:{{cite web|url=http://www.cnn.com/2008/WORLD/asiapcf/05/07/myanmar.aidcyclone/#cnnSTCText |title=Archived copy |accessdate=2008-11-14 |deadurl=yes |archiveurl=https://web.archive.org/web/20081010170916/http://www.cnn.com/2008/WORLD/asiapcf/05/07/myanmar.aidcyclone |archivedate=10 October 2008 |df=dmy }}. archived 10 October 2008)</ref> melanda daerah berpopulasi padat, yakni delta pertanian padi di [[Region Ayeyarwady|Divisi Irawadi]].<ref>[http://www.iht.com/articles/ap/2008/05/06/asia/AS-GEN-Myanmar-Cyclone.php Aid arrives in Myanmar as death toll passes 22,000, but worst-hit area still cut off – International Herald Tribune<!-- Bot generated title -->]</ref> Diperkirakan lebih dari 130.000 orang yang tewas atau hilang dan total kerugian mencecah angka 10 miliar dolar AS; bencana alam ini merupakan yang terburuk dalam sejarah Birma. [[Program Pangan Dunia]] melaporkan bahwa, "Beberapa desa nyaris sepenuhnya lenyap dan lahan-lahan yang ditanami padi tersapu habis."<ref>[http://ap.google.com/article/ALeqM5g8-DEMtAE9q4i4ySQ0eV_qZefmRQD90GBUQ81 The Associated Press: AP Top News at 4:25 p.m. EDT<!-- Bot generated title -->]{{dead link|date=October 2012|bot=Legobot}}</ref>
 
PBB memperkirakan sebanyak 1 juta orang kehilangan tempat tinggal dan [[Organisasi Kesehatan Dunia]] "telah menerima laporan-laporan tentang munculnya malaria di daerah-daerah yang paling terkena dampak bencana."<ref name="autogenerated2">[http://ap.google.com/article/ALeqM5greyFH3qkj9mc9oagSoulgjN4KHgD90HICSO3 The Associated Press: Official: UN plane lands in Myanmar with aid after cyclone<!-- Bot generated title -->] {{webarchive |url=https://web.archive.org/web/20080509013747/http://ap.google.com/article/ALeqM5greyFH3qkj9mc9oagSoulgjN4KHgD90HICSO3 |date=9 May 2008 }}</ref> Meskipun demikian, pada hari-hari kritis selepas bencana, rezim isolasionis Birma malah memperumit upaya-upaya pemulihan pascabencana dengan menunda pemberian izin masuk bagi pesawat-pesawat terbang PBB yang membawa bantuan obat-obatan, makanan, dan berbagai keperluan lainnya. Kegagalan pemerintah mengeluarkan izin masuk bagi lembaga-lembaga bantuan internasional berskala besar telah dideskripsikan oleh PBB sebagai suatu hal "tidak pernah terjadi sebelumnya."<ref>{{cite news|authors=Rachel Stevenson, Julian Borger, Ian MacKinnon |title= The UN resumes foreign aid flights|url=https://www.theguardian.com/world/2008/may/09/cyclonenargis.burma4 |work=The Guardian |date=9 May 2008 |accessdate=9 May 2008 | location=London}}</ref>
Baris 259 ⟶ 282:
 
=== 2016–sekarang ===
Parlemen yang baru bersidang pada 1 Februari 2016, dan pada 15 Maret 2016, [[Htin Kyaw]] terpilih menjadi Presiden Myanmar pertama yang bukan dari kalangan militer sejak [[Kudeta Birma 1962|kudeta militer 1962]].<ref>{{Cite web|title = Suu Kyi's novice MPs learn ropes in outgoing Myanmar parliament|url = http://www.channelnewsasia.com/news/asiapacific/suu-kyi-s-novice-mps/2464054.html|website = Channel NewsAsia|access-date = 2016-01-28|archive-date = 2016-01-27|archive-url = https://web.archive.org/web/20160127170900/http://www.channelnewsasia.com/news/asiapacific/suu-kyi-s-novice-mps/2464054.html|dead-url = yes}}</ref><ref>{{cite news|last1=Moe|first1=Wae|last2=Ramzy|first2=Austin|title=Myanmar Lawmakers Name Htin Kyaw President, Affirming Civilian Rule|date=15 March 2016|newspaper=The New York Times|url=http://nyti.ms/1M4ac5P}}</ref> [[Aung San Suu Kyi]] memegang sebuah jabatan yang baru dibentuk, yakni jabatan [[Kanselir Negara Myanmar|Kanselir Negara]] yang setara dengan jabatan Perdana Menteri, pada 6 April 2016.
 
Kemenangan besar yang diraih Liga Nasional untuk Demokrasi pimpinan [[Aung San Suu Kyi]] dalam pemilihan umum 2015 telah menerbitkan harapan akan terjadinya peralihan yang lancar di [[Myanmar]] dari pemerintahan [[militer]] menuju suatu [[sistem demokrasi]] yang bebas. Akan tetapi pergolakan politik dalam negeri, hancurnya [[ekonomi|perekonomian]] dan pertikaian antar etnis terus-menerus mempersukar transisi menuju [[demokrasi]].
Baris 268 ⟶ 291:
* [[Perdana Menteri Myanmar]]
* [[Politik Myanmar]]
* [[LinimasaGaris waktu sejarah Myanmar]]
 
'''Umum:'''
Baris 278 ⟶ 301:
 
== Referensi ==
* {{cite book | last=Aung-Thwin | first=Michael A. | title=The Mists of Rāmañña: The Legend that was Lower Burma | url=https://archive.org/details/mistsoframannale0000aung | edition=illustrated | publisher=University of Hawai'i Press | year=2005 | location=Honolulu | isbn=0824828860 |id=ISBN 9780824828868978-0-8248-2886-8}}
* Brown, Ian. ''Burma’s Economy in the Twentieth Century'' (Cambridge University Press, 2013) 229 hal. [http://eh.net/?s=Tarling online review at http://eh.net/book-reviews ]
* {{cite book | last=Callahan | first=Mary | title=Making Enemies: War and State Building in Burma | url=https://archive.org/details/makingenemieswar0000call | publisher=Cornell University Press | year=2003 | location=Ithaca}}
* {{cite book | last=Charney | first=Michael W. | title=A History of Modern Burma | url=https://archive.org/details/historyofmodernb0000char |year=2009 |publisher=Cambridge University Press| isbn=978-0-521-61758-1}}
* {{cite book | last=Charney | first=Michael W. | title=Powerful Learning: Buddhist Literati and the Throne in Burma's Last Dynasty, 1752–1885 |year=2006 |publisher=University of Michigan| location=Ann Arbor}}
* {{cite web | last=Cooler | first=Richard M. | title=The Art and Culture of Burma | year=2002 | publisher=Northern Illinois University | accessdate=4 September 2011}}
* {{cite journal | last=Dai | first=Yingcong | title=A Disguised Defeat: The Myanmar Campaign of the Qing Dynasty | url=https://archive.org/details/sim_modern-asian-studies_2004-02_38/page/145 | work=Modern Asian Studies | year=2004 | publisher=Cambridge University Press | pages=145–189 | doi = 10.1017/s0026749x04001040 | volume=38}}
* {{cite journal | last=Fernquest | first=Jon | title=Min-gyi-nyo, the Shan Invasions of Ava (1524–27), and the Beginnings of Expansionary Warfare in Toungoo Burma: 1486–1539 | year=Autumn 2005 | work=SOAS Bulletin of Burma Research, Jil. 3, No. 2 | issn=1479-8484}}
* {{cite book | last=Hall | first=D.G.E. | title=Burma | edition=ke-3 | year=1960 |publisher=Hutchinson University Library| isbn=978-1-4067-3503-1}}
* {{cite book | last=Harvey | first= G. E.| title=History of Burma: From the Earliest Times to 10 March 1824 | publisher=Frank Cass & Co. Ltd | year = 1925| location = London}}
* {{cite book | last=Htin Aung | first=Maung | title=A History of Burma | url=https://archive.org/details/historyofburma0000htin | publisher=Cambridge University Press | location=New York and London | year=1967}}
* {{citation|last=Hudson |first=Bob |title=A Pyu Homeland in the Samon Valley: a new theory of the origins of Myanmar's early urban system |url=http://acl.arts.usyd.edu.au/~hudson/BH2005Jan.pdf |journal=Myanmar Historical Commission Golden Jubilee International Conference |volume= |issue= |pages= |date=March 2005 |deadurl=yes |archiveurl=https://web.archive.org/web/20131126021929/http://acl.arts.usyd.edu.au/~hudson/BH2005Jan.pdf |archivedate=26 November 2013 |df=dmy }}
* {{cite book | last=Kyaw Thet | title= History of Burma | year= 1962 | publisher=Yangon University Press | location= Yangon | language=Burmese}}
* {{cite book | last= Lieberman | first= Victor B. | title= Strange Parallels: Southeast Asia in Global Context, c. 800–1830, jilid 1, Integration on the Mainland | url= https://archive.org/details/strangeparallels0000lieb | year=2003 | publisher=Cambridge University Press | isbn=978-0-521-80496-7}}
* {{cite journal | last= Luce | first= G.H.| title= Burma through the fall of Pagan: an outline, part 1 | url= http://www.rhinoresourcecenter.com/pdf_files/130/1305759969.pdf | year= 1939 | work= Journal of the Burma Research Society| volume= 29 | pages= 264–282|display-authors=etal}}
* {{cite book | last=Mark | first=Karl | title=War in Burma—The Russian Question—Curious Diplomatic Correspondence | work=Collected Works of Karl Marx and Frederick Engels | volume=12 | publisher=International Publishers | location=New York | year=1853 | edition=1979 | others=Clemens Dutt (trans.)}}
* {{cite book | last=Moore | first=Elizabeth H. | title=Early Landscapes of Myanmar | year=2007 | publisher=River Books | location=Bangkok | isbn=974-9863-31-3}}
* {{cite book | last=Myint-U | first=Thant | title=The Making of Modern Burma | url=https://archive.org/details/makingofmodernbu0000than | year=2001 | publisher=Cambridge University Press | isbn=0-521-79914-7 |id=ISBN 9780521799140978-0-521-79914-0}}
* {{cite book | last=Myint-U | first=Thant | title=The River of Lost Footsteps—Histories of Burma | url=https://archive.org/details/riveroflostfoots0000than_d0r2 | year=2006 | publisher=Farrar, Straus and Giroux | isbn=978-0-374-16342-6 |id=ISBN 0-374-16342-1}}
* {{cite book | last=Phayre | first=Lt. Gen. Sir Arthur P. | title=History of Burma | year=1883 | edition=1967 | publisher=Susil Gupta | location=London}}
* {{cite book | last=Selth | first=Andrew | title=Burma (Myanmar) Since the 1988 Uprising: A Select Bibliography | year=2012 | publisher=Griffith University | location=Australia}}
* {{cite book | last=Smith | first=Martin John | title=Burma: insurgency and the politics of ethnicity | url=https://archive.org/details/burmainsurgencyp0000smit | edition=Illustrated | publisher=Zed Books | year=1991 | isbn=0-86232-868-3 |id=ISBN 9780862328689978-0-86232-868-9}}
* {{cite book | last=Steinberg | first=David I. | title=Burma/Myanmar: what everyone needs to know | url=https://archive.org/details/burmamyanmarwhat0000stei | year=2009 | publisher=Oxford University Press | isbn=0-19-539068-7 |id=ISBN 9780195390681978-0-19-539068-1}}
* {{cite book | last=Wyatt | first=David K. | title=Thailand: A Short History | url=https://archive.org/details/thailandshorthis00unse | page=[https://archive.org/details/thailandshorthis00unse/page/125 125] | edition=2 | publisher= | year=2003 | isbn= 978-0-300-08475-7}}
 
=== Historiografi ===
Baris 308 ⟶ 331:
== Pranala luar ==
* [http://www.timesonline.co.uk/tol/news/world/asia/article2530607.ece Factfile: Sejarah penindasan Birma]
* [http://www.arts.chula.ac.th/~complit/event/hantawadi.htm Biografi Raja Bayinnaung (memerintah 1551–1581)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090401170214/http://www.arts.chula.ac.th/~complit/event/hantawadi.htm |date=2009-04-01 }} U [[Thaw Kaung]]
* [http://www.lib.washington.edu/asp/myanmar/main.asp Perpustakaan [[University of Washington]], karya-karya tulis para sejarawan Birma: Than Tun, Yi Yi, U Pe Maung Tin, Ba Shin
* [http://web.soas.ac.uk/burma/bulletin.htm Artikel-artikel ''[[SOAS]] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090216150441/http://www.lib.washington.edu/asp/myanmar/main.asp |date=2009-02-16 }} Bulletin of Burma Research'' mengenai sejarah Birma
* [http://acl.arts.usyd.edu.au/~hudson/bobhpage.htm ''The Origins of Pagan''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20131211144354/http://acl.arts.usyd.edu.au/~hudson/bobhpage.htm |date=2013-12-11 }} Bob Hudson
* [http://www.ari.nus.edu.sg/docs/wps/wps06_064.pdf ''The Changing Nature of Conflict Between Burma and Siam as seen from the Growth and Development of Burmese States from the 16th to the 19th Centuries''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150702013935/http://www.ari.nus.edu.sg/docs/wps/wps06_064.pdf |date=2015-07-02 }} Pamaree Surakiat, ''Asia Research Institute'', Singapura, Maret 2006
* [http://www.burmalibrary.org/show.php?cat=10&lo=d&sl=0 Online Burma/Myanmar Library] sebuah sumber informasi tepercaya
* [http://slipperybannanapeel.blogspot.com/ ''Burma — Yunnan — Bay of Bengal (c. 1350–1600)''] Jon Fernquest
* [http://www.4dw.net/royalark/Burma/burma.htm ''The Royal Ark: Burma''] Christopher Buyers
* [http://www.worldstatesmen.org/Myanmar.htm ''WorldStatesmen'']
* [http://www.bbc.co.uk/burmese/highlights/story/2005/09/050829_vjdayspecials.shtml ''The Bloodstrewn Path:Burma's Early Journey to Independence''] {{Webarchive|url=https://archive.today/20121223075717/www.bbc.co.uk/burmese/highlights/story/2005/09/050829_vjdayspecials.shtml |date=2012-12-23 }} [[BBC]] Bahasa Burma, 30 September 2005, Diakses 2006-10-28
* [http://www.ibiblio.org/obl/docs/1947_treaty.htm ''Traktat Nu-Attlee dan Perjanjian Let Ya-Freeman, 1947] Online Burma/Myanmar Library
* [http://ibiblio.org/obl/show.php?cat=2015&lo=d&sl=0 Federalisme di Birma] Online Burma/Myanmar Library
* [http://ibiblio.org/obl/show.php?cat=1509 Konspirasi Partai Komunis Birma untuk mengambil alih Kekuasaan Negara dan informasi terkait] Online Burma/Myanmar Library
* [http://www.griffith.edu.au/__data/assets/pdf_file/0008/459593/Burma-Bibliography-for-web.pdf] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130505060555/http://www.griffith.edu.au/__data/assets/pdf_file/0008/459593/Burma-Bibliography-for-web.pdf |date=2013-05-05 }}
* [http://www.mizzima.com/Solidarity/2006/January/26-Jan-06-02.htm ''Understanding Burma's SPDC Generals''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090819050755/http://mizzima.com/Solidarity/2006/January/26-Jan-06-02.htm |date=2009-08-19 }} ''[[Mizzima]]'', Diakses 2006-10-31
* [http://www.irrawaddy.org/article.php?art_id=2210 ''Strangers in a Changed Land''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080527154452/http://www.irrawaddy.org/article.php?art_id=2210 |date=2008-05-27 }} Thalia Isaak, ''[[The Irrawaddy]]'', Maret–April 2001, Diakses 2006-10-29
* [http://www.irrawaddy.org/article.php?art_id=6426 ''Behold a New Empire''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090220121341/http://www.irrawaddy.org/article.php?art_id=6426 |date=2009-02-20 }} Aung Zaw,''[[The Irrawaddy]]'', Oktober 2006, Diakses 2006-10-19
* [http://www.irrawaddy.org/article.php?art_id=6481 ''Daewoo — A Serial Suitor of the Burmese Regime''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090220113803/http://www.irrawaddy.org/article.php?art_id=6481 |date=2009-02-20 }} Clive Parker, ''[[The Irrawaddy]]'', 7 Desember 2006, Diakses 2006-12-08
* [http://www.irrawaddymedia.com/article.php?art_id=6883 ''Heroes and Villains''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090216235558/http://www.irrawaddymedia.com/article.php?art_id=6883 |date=2009-02-16 }} ''[[The Irrawaddy]]'', Maret 2007
* [http://www.irrawaddy.org/article.php?art_id=6869 ''Lion City Lament''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080523195115/http://www.irrawaddy.org/article.php?art_id=6869 |date=2008-05-23 }} Kyaw Zwa Moe, ''[[The Irrawaddy]]'', Maret 2007
* [http://www.timemap.net/~hudson/BH2005Jan.pdf ''Pyu Homeland in Samon Valley''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130512225919/http://www.timemap.net/~hudson/BH2005Jan.pdf |date=2013-05-12 }} Bob Hudson, 2005
* [http://persian.packhum.org/persian/index.jsp?serv=pf&file=80201010&ct=0 ''The History of India, as Told by Its Own Historians. The Muhammadan Period''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070929125948/http://persian.packhum.org/persian/index.jsp?serv=pf&file=80201010&ct=0 |date=2007-09-29 }}; Oleh Sir H. M. Elliot; Disunting oleh John Dowson; London Trubner Company 1867–1877. [http://persian.packhum.org/persian/index.jsp The Packard Humanities Institute] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070929132016/http://persian.packhum.org/persian/index.jsp |date=2007-09-29 }}, Naskah Persia dalam Terjemahan.
* http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/7543347.stm ''Was the uprising of 1988 worth it?''
 
{{Sejarah Asia}}
 
[[Kategori:Sejarah Myanmar| ]]
[[Kategori:Sejarah Asia]]
[[Kategori:Sejarah Myanmar]]