Pangeran Surya Mataram: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) k Moving from Category:Istana Mangkunegaran to Category:Keluarga Kadipaten Mangkunagaran using Cat-a-lot |
|||
(33 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Pangeran Surya Mataram''' adalah gelar yang dianugerahkan oleh [[Mangkunegara I]] untuk cucu nya tetapi mengundang kontroversi pihak Belanda karena nama itu dikhawatirkan dapat memicu perselisihan baru berkepanjangan.Gelar '''Pangeran Surya Mataram''' setelah dihalangi [[Belanda]] dengan menekan Sunan Surakarta akhirnya ditarik oleh Mangkunegara I].Cucu [[Mangkunegara I]] yang mendapat gelar itu adalah Pangeran Prangwadana calon penerus Mangkunegara I.
== Situasi Politik Jawa 1755-1757 ==
Perebutan kekuasaan di Kesultanan [[Mataram]] dalam lintasan menuju perdamaian dan mengakhiri konflik yang berkepanjangan pada mulanya dimulai dengan keberhasilan [[Belanda]] mendapatkan keabsahan kendali kekuasaan atas Mataram melalui Paku Buwono II sebagai titipan. Dua Pangeran lain yang telah menurun keabsahannya dalam tahta kerajaan semula berjuang bersama menghadapi [[Belanda]] dan Sunan [[Paku Buwono III]] namun kemudian berpisah untuk untuk tujuan yang sama.Pada tanggal 13 februari 1755 Pangeran Mangkubumi mengadakan perdamaian dengan Belanda yang disebut sebagai [[Perjanjian Giyanti]] dan tanggal 17 Maret 1757 [[Pangeran Sambernyawa]] mengadakan perdamaian dengan Sunan Paku Buwono III yang disebut sebagai [[Perjanjian Salatiga]].Para Pangeran dari dinasti [[Mataram]] dengan dua perjanjian tersebut secara legal telah mendapat pengakuan sebagai para penguasa; Kasunanan Surakarta diperintah [[Paku Buwono III]], Kasultanan Yogyakarta diperintah [[Pangeran Mangkubumi]] yang bergelar [[Hamengku Buwono I]] dan Mangkunegaran yang diperintah oleh Pangeran Sambernyawa] dengan gelar Mangkunegara I.Rivalitas selanjutnya berganti dengan bentuk baru seperti strategi perkawinan dan penganugerahan nama untuk para Pangeran Kerajaan.
== Pasca Perjanjian Giyanti (1755) dan Salatiga (1757) ==
Dengan Perjanjian Giyanti dan Salatiga berakhir sudah [[Mataram]] yang didirikan oleh [[Panembahan Senopati]] dan dibesarkan oleh [[Sultan Agung]] cucunya sebagai kerajaan yang bersatu dan berdaulat Tunggal di Jawa.
Tiga kekuatan Jawa ini berdampingan dengan kekuatan asing [[VOC]] atau [[Belanda]] yang hadir sebagai penengah dan sekutu.Pertikaian bersenjata telah menguji dan mampu mengukur kapasitas kekuatan masing masing dan menghasilkan suatu keadaan tidak ada yang unggul dan dominan secara tunggal. Kedalam suasana berdamai itu persaingan kekuatan dan kekuasaan memasuki dimensi baru dan satu sama lain saling mengabaikan keberadaan Keraton yang lain (MC.Ricklefs, 2002).
== Surya Mataram ==
Kepanikan
'''Referensi'''
1. MC. Ricklefs, '''Sejarah Indonesia
2. Yasadipura '''Babad Mangkubumi'''
3. http://grobogan.go.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=57
[[Kategori:Keluarga Kadipaten Mangkunagaran]]
|