Kereta rel listrik Rheostatik: Perbedaan antara revisi
[revisi tidak terperiksa] | [revisi terperiksa] |
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(48 revisi perantara oleh 28 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 3:
| image = KRL train surfing 5.jpg
| caption = KRL Rheostatik dengan ''[[atapers]]'' di [[Stasiun Manggarai]].
| nickname = Rheos
| service = Tidak beroperasi
| manufacturer = [[Nippon Sharyo]]<br/>[[Kawasaki Heavy Industries]]<br/>[[Hitachi, Ltd.]]
Baris 10 ⟶ 11:
| numberbuilt = 120 unit (30 set)
| operator = [[PT KAI Commuter Jabodetabek]]
| lines =
| electricsystem = 1.500 V DC
| collectionmethod = Pantograf
Baris 16 ⟶ 17:
| doors = 2-3 pintu di setiap sisi
| maxspeed = 100 km/jam
| carbody =
| formation =
| multipleworking = Hanya sesama KRL Rheostatik
| acceleration = 2,0 km/h/s
| coupling = AAR No. 10A
| traction =
| transmission = [[Hitachi, Ltd.]] Motor Generator (MG) 20 kVA<br/>'''Tipe''':
| replaced = KRL Commuter
}} [[Berkas:PJKA MCW500 plan.gif|Gambar teknik KRL Rheostatik Mild Steel.|jmpl]]
'''Kereta rel listrik seri ED101''', atau yang lebih dikenal sebagai '''KRL Rheostatik''' adalah [[kereta rel listrik]] non-AC yang pernah beroperasi di lintas
Kereta ini terbagi menjadi dua tipe, yakni '''Rheostatik''' '''Mild Steel''' (keluaran 1976-1984) dan '''Rheostatik Stainless Steel''' (keluaran 1986 dan 1987). Kereta ini didatangkan bersama [[Kereta rel diesel MCW|'''KRD MCW 301 dan 302''']] dan dibuat oleh pabrik yang sama, oleh karena itu desain bodinya cukup mirip. Desain kereta ini juga cukup mirip dengan KRL di Jepang, yaitu KRL JR seri 101 dan 103. Kereta ini menggunakan teknologi [[Rheostat]], karena selain saat itu teknologi Chopper belum banyak digunakan namun juga untuk mengurangi biaya pembuatan. Teknologinya juga mirip dengan KRL JR seri [[:ja:国鉄101系電車|101]] dan [[:ja:国鉄103系電車|103]]. Penampilan yang mencolok dari KRL ini adalah tutup semboyan berbentuk "[[dasi kupu-kupu]]" yang berada di atas kaca kabin [[masinis]]nya, meskipun perlahan-lahan hampir keseluruhannya telah dihilangkan.
KRL ini juga merupakan salah satu KRL Ekonomi yang andal, karena jarang bermasalah dibandingkan KRL Ekonomi lain seperti BN-Holec, juga karena dapat melintasi rute Serpong dan Tangerang yang dapat membuat KRL-KRL Ekonomi jenis lain bermasalah akibat beberapa kendala. KRL ini juga tidak memiliki masalah suku cadang seperti KRL BN-Holec yang disebabkan pabriknya (BN-Bombardier dan Holec Ridderkerk) tutup, ini terbukti bahwa masih banyak KRL Rheostatik yang beroperasi sampai akhir masa dinasnya, kecuali unit yang dirucat akibat kecelakaan.
KRL ini menggunakan cowcather untuk [[Rel gigi]] dan teknologi Rheostat (seperti halnya [[:ja:国鉄205系電車|KRL JR 205]])
Semua unit KRL ini berada dalam perawatan [[Balai Yasa Manggarai]] serta tersebar di beberapa dipo di Jabodetabek dari awal sampai akhir masa dinasnya. KRL ini pernah berdinas di semua lintas KRL Jabodetabek.▼
▲
Sebenarnya beberapa KRL ini masih beroperasi hingga tahun berikutnya, 2014. tetapi bukan untuk penumpang, melainkan untuk inspeksi, karena setelah dilihat ke dalam gerbong, tidak ada penumpang alias kosong.
== Sejarah<ref name="mka"/> ==
=== Masa PJKA (1976-1990) ===
KRL ini terkenal sebagai KRL paling legendaris sepanjang sejarah karena sudah lebih dari 37 tahun menjadi tulang punggung KRL di Indonesia. Pada tahun 1976, KRL ini hadir di Indonesia untuk menggantikan KRL dan [[lokomotif listrik]] (termasuk [[Lokomotif listrik ESS 3200|ESS
KRL yang terbuat dari ''mild steel'' diimpor pada tahun 1976 (20 unit, 5 set), 1978 (20 unit, 5 set), 1983 (24 unit, 6 set), dan 1984 (16 unit, 4 set). Pada KRL yang diimpor tahun 1976, KRL ini memiliki 2 pintu dan tangga untuk memudahkan penumpang yang naik di peron pendek, seperti di [[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta Kota]]. KRL yang diimpor pada tahun 1978-1984 memiliki 3 pintu, dan pintu tinggi dengan pijakan kaki.
Baris 40 ⟶ 48:
Sementara untuk KRL yang terbuat dari ''[[stainless steel]]'' diimpor pada tahun 1986 (20 unit, 5 set) dan 1987 (20 unit, 5 set). KRL ini menggunakan 3 pintu dan pintu tinggi dengan pijakan kaki. KRL Rheostatik Stainless yang didatangkan pada tahun 1987 juga dirakit di PT INKA Madiun, meskipun komponennya tetap didatangkan dari Jepang.[https://www.youtube.com/watch?v=hCj1mOlb9sM] Lalu, KRL yang diimpor sejak tahun 1978, yaitu KRL Rheostatik Mild dan Stainless Steel dengan 3 pintu pun dilengkapi dengan toilet pada kereta ujungnya.
Pada masa-masa awal KRL Rheostatik Mild Steel beroperasi, KRL ini menggunakan penomoran model lama dengan kode '''VCW 800''' untuk kereta berkabin dan '''MCW 500''' untuk kereta tengah dengan motor traksi, dan penomoran model lama tersebut berlaku sebelum tahun 1986. Sejak tahun 1986, seluruh KRL Rheostatik yang saat itu merupakan KRL kelas ekonomi akhirnya menggunakan sistem penomoran kereta yang baru, menjadi '''KL3'''.
Pada masa PJKA, seluruh KRL Rheostatik, baik itu KRL Rheostatik Mild dan Stainless Steel, dioperasikan sebagai KRL kelas ekonomi (KL3), dan pada saat itu, beroperasi di sebagian besar jalur di Jakarta dan juga menuju Bogor, mengingat jalur-jalur lain di Jabodetabek pada masa PJKA saat itu belum terelektrifikasi.
=== Masa Perumka (
Pada masa Perumka, yang dimulai pada
Tersedia pula KRL Ekspres non-AC kelas bisnis (KL2) yang dilayani dengan KRL Rheostatik berbodi ''stainless steel''. Pada masa Perumka, untuk KRL kelas ekonomi (KL3) dilayani oleh seluruh KRL Rheostatik Mild dan sebagian KRL Rheostatik Stainless. Pada masa Perumka ini pula, KRL Rheostatik yang menjadi kereta kelas ekonomi mulai mengalami penurunan kondisi yaitu pintu yang tidak bisa menutup secara otomatis lagi, karena
Pada masa-masa ini juga KRL-KRL baru buatan PT INKA Madiun seperti KRL ABB-Hyundai, BN-Holec, dan Hitachi juga beroperasi, tetapi posisi KRL Rheostatik tidak tergeser, karena kebutuhan armada KRL juga terus meningkat dengan elektrifikasi yang sudah selesai pada jalur Bekasi, Serpong, dan Tangerang, ditambah dengan jalur ganda yang sudah diperpanjang dari Depok sampai dengan Bogor pada dekade 90-an ini.
Pada
=== Era PT Kereta Api & PT Kereta Api Indonesia (
Pada tahun 2000, datanglah KRL AC eks-Jepang pertama di Indonesia, yaitu KRL [[Kereta rel listrik Toei seri 6000|Toei seri 6000]], yang dihibahkan oleh Pemerintah Kota Tokyo, Jepang. Dengan adanya KRL AC seri 6000 yang lebih nyaman untuk layanan Express, sejak tahun 2000 KRL Rheostatik kelas eksekutif dan bisnis pun mulai turun kelas menjadi KRL ekonomi (KL3). Meskipun demikian, KRL Rheostatik Bisnis masih beroperasi sampai dengan tahun 2004 di jalur Tangerang sebagai KRL Express non-AC, dan pada tahun 2004, bersamaan dengan datangnya KRL [[Kereta rel listrik JR East seri 103|seri 103]] milik JR East, seluruh KRL Rheostatik sudah menjadi kelas ekonomi (KL3) karena perannya sebagai KRL Express sudah digantikan oleh KRL Toei seri 6000 dan JR 103. Bersamaan dengan dijadikannya seluruh KRL Rheostatik baik yang Mild Steel maupun Stainless Steel sebagai KRL kelas ekonomi, toiletnya pun dihilangkan, termasuk pada KRL yang sudah menjadi kelas ekonomi pada masa-masa awal berdinasnya.
Baris 67 ⟶ 75:
=== ''Livery'' KRL Rheostatik ===
Dari masa ke masa, seiring perubahan status [[Perusahaan Jawatan Kereta Api|PJKA]] dari jawatan hingga persero, KRL Rheostatik terus mengalami perubahan livery sejak awal beroperasi hingga akhir masa dinasnya. Karakteristik yang menonjol dari KRL Rheostatik yang berbodi ''mild steel'' antara lain dapat diberi aneka warna daripada KRL yang berbodi ''stainless steel.''
Baris 75 ⟶ 82:
KRL ini awalnya menggunakan livery warna merah di bagian body dan kuning di muka KRL pada awalnya, sampai tahun 1990. Tahun 1991, seiring perubahan status perusahaan kereta dari [[Perusahaan Jawatan Kereta Api|PJKA]] ke [[Perusahaan Umum Kereta Api|Perumka]], KRL ini dicat merah biru dengan garis putih, seperti [[Kereta api ekonomi|KA ekonomi]] lokal/jarak jauh, dengan wajah berwarna merah dan logo Perumka di wajah KRL serta pintu berwarna putih. Mulai era inilah, pintu KRL mulai tidak berfungsi, akibat diganjal penumpang saat kereta dalam kondisi penuh.
Pada tahun 90-an akhir, sejak peluncuran kereta argo dengan livery baru, semua kereta (kecuali KA ekonomi) dicat dengan livery baru garis biru tua-biru muda. KRL ini dicat putih-
Pada era livery putih-
[[Berkas:KRL Ekonomi.JPG|jmpl|kiri|KRL Rheostatik ketika menggunakan ''livery'' hijau susu. (livery dekade 2000-an akhir)]]
Tahun 2000-an, warna KRL berubah menjadi orange kecoklatan dengan garis kuning (beberapa juga ada yang bergaris ungu muda), meskipun banyak KRL yang masih memakai livery sebelumnya sampai 2004, bahkan hingga 2005 awal. Tahun 2005 ke atas KRL ini menjadi warna orange kecoklatan dengan garis kuning dan orange, dan pada tahun 2009 beberapa set sempat dicat dengan warna hijau
Tahun 2010, KRL ini dicat putih dengan garis orange, dan livery ini merupakan livery terakhir KRL ini sampai akhir masa dinasnya. Lampu kabut juga dipasang di KRL ini mulai era 2010 ke atas.
Baris 104 ⟶ 111:
Bentuk kaca KRL Rheostatik Stainless Steel tidak berubah sejak dulu, sejak pertama kali beroperasi. Perubahan yang ada hanyalah penambahan teralis besi pada tahun 2000-an ke atas.
== ''Djoko Lelono'' I, ''New Marcopolo'',<ref>[http://railfans-tebet.blogspot.com/2012/04/sejarah-tipe-kereta-listrik-di-jakarta.html Sejarah tipe kereta rel listrik di Jakarta]</ref>
Kisah paling menyedihkan mungkin juga dapat diambil dari sejumlah KRL Rheostatik yang mengalami modifikasi, yaitu KRL "Djoko Lelono I", "New Marcopolo", dan "Catdog".
=== KRL "Djoko Lelono I" ===
KRL ''[[Djokolelono|Djoko Lelono]] I'' adalah KRL non-AC yang kabin masinisnya aerodinamis dan inovatif hasil kerja Balai Yasa Manggarai. Mulai operasi kembali setelah modifikasi pada tahun 2009, KRL ini memiliki wajah kabin yang konon terinspirasi dari KA [[Intercity-Express]] (ICE) di Eropa. Pintu penumpang juga sudah diaktifkan kembali sehingga dapat membuka dan menutup seperti sediakala. Awalnya memiliki stamformasi 6 kereta (4M 2T), tetapi akhirnya menjadi 8 kereta (4M 4T) agar memuat lebih banyak penumpang.
Namun, dengan inovasi yang ditanamkan tersebut, tak mampu menyelamatkan KRL Djoko Lelono I ini, dari giliran perucatan. KRL Djoko Lelono I diberangkatkan ke Purwakarta dan kini ditumpuk disana hingga sekarang.
Baris 116 ⟶ 123:
=== KRL "Catdog" ===
Pada tahun 1993, terjadi [[kecelakaan kereta api Ratu Jaya 1993]] di daerah Ratu Jaya, Depok, tepatnya di antara [[Stasiun Depok]] dan [[stasiun Citayam|Citayam]] (saat itu jalur masih single track), yaitu kejadian tabrakan antar kereta
▲Pada tahun 1993, terjadi [[kecelakaan kereta api Ratu Jaya 1993]] di daerah Ratu Jaya, Depok, tepatnya di antara [[Stasiun Depok]] dan [[stasiun Citayam|Citayam]] (saat itu jalur masih single track), yaitu kejadian tabrakan antar kereta (''head to head)'', yaitu KRL ekonomi Rheostatik ''Mild'' dan ''Stainless steel''. Karena 2 kereta dari masing-masing set rusak dan tidak bisa beroperasi lagi, maka 2 kereta dari masing-masing set yang tersisa digabungkan, menjadi kereta yang unik.
Selama tahun 1993 sampai 2000-an, rangkaian ini menggunakan livery [[Perumka]]. Lalu mulai tahun 2000 sampai kereta ini berhenti beroperasi, skema warna yang digunakan adalah skema warna KRL Rheostatik ''Stainless'', dimana bagian dari KRL yang merupakan KRL Mild Steel ikut dicat dengan warna yang sama dengan KRL Rheostatik Stainless, agar KRL ini tidak terlalu terlihat seperti gabungan 2 jenis kereta berbeda. Pada awalnya, KRL ini belum dikirim ke [[Purwakarta]] untuk diafkirkan dan sempat disimpan di Stasiun Nambo, tetapi akhirnya KRL ini dikirim menuju Stasiun Cikaum.
== Pengafkiran KRL Rheostatik ==
Sejak tak lagi dioperasikannya seluruh KRL ekonomi non-AC, KRL Rheostatik disimpan di
Tetapi, sampai saat ini belum ada tanda-tanda KRL ini akan dihancurkan menjadi besi tua, tetapi hanya ditumpuk saja di Purwakarta, kemungkinan hanya untuk mengosongkan
Lalu, akhirnya sisa KRL Rheostatik yang tidak dikirim ke Purwakarta pun dikirim ke Stasiun Cikaum. Yaitu KRL Rheostatik Catdog dan satu trainset KRL Rheostatik batch 1 produksi 1976, yang ironisnya sudah diberi stiker Benda Cagar Budaya oleh divisi heritage turut dikirim ke Stasiun Cikaum. Menjelang akhir tahun 2018, beberapa KRL Rheostatik
Pada awal tahun 2019, hampir seluruh KRL Rheostatik yang ditumpuk di Purwakarta sudah dirucat, kecuali beberapa kereta yang ditandai untuk tidak dirucat. Terdiri atas 1 kepala kabin trainset KRL Rheostatik,2 kereta motor tengah produksi 1983,dan 8 unit KRL Rheostatik trainset Djoko Lelono. Sebelumnya, penandaan antara kereta yang tidak dirucat dan yang dirucat telah dilakukan pada akhir tahun 2018.
== Referensi ==
Baris 134 ⟶ 140:
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.krl.co.id Situs web resmi KRL] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210413115211/http://www.krl.co.id/ |date=2021-04-13 }}
{{KA Commuter Jabodetabek}}
{{kereta-stub}}▼
[[Kategori:Kereta rel listrik di Indonesia|Rheostatik]]
▲{{kereta-stub}}
|