Pembelajaran penemuan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi ''''Pembelajaran Penemuan''' atau '''''Discovery Learning''''' merupakan  pembelajaran berbasis inkuiri dan termasuk berbasis konstruktivis. Pembelajaran penemuan dike...'
Tag: tanpa kategori [ * ] VisualEditor
 
k Membatalkan 1 suntingan oleh Sugiyante (bicara) ke revisi terakhir oleh AABot(Tw)
Tag: Pembatalan
 
(15 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Pembelajaran Penemuanpenemuan''' atau '''''Discoverydiscovery Learninglearning''''' merupakan  pembelajaran berbasis inkuiri dan termasuk berbasis [[Konstruktivisme|konstruktivis]]. Pembelajaran penemuan dikemukakan oleh [[Jerome S. Bruner]], seorang ahli [[psikologi perkembangan]] dan ahli [[psikologi]] belajar [[Kognisi|kognitif]]. Buku Bruner yang berjudul ''[[The Process of Education]]'' yang diterbitkan tahun 1960, merupakan rangkuman dari hasil konperensikonferensi Woods Hole yang diadakan tahun 1959, suatu konperensi yang umumnya banyak membawa pengaruh bagi pendidikan, khususnya pada pengajaran sains.<ref>{{Cite book|title=Teori-Teori Belajar|last=Dahar|first=Ratna Wilis|date=1996, Cetakan Kedua|publisher=Erlangga|isbn=|location=Jakarta|pages=97|url-status=live}}</ref>
 
== Konsep Dasardasar ==
Pembelajaran Penemuan (discovery learning) dapat terjadi setiap kali peserta didik tidak diberikan jawaban yang tepat melainkan difasilitasi materi untuk menemukan jawaban sendiri. Pembelajaran penemuan terjadi dalam situasi penyelesaian masalah dan peserta didik memanfaatkan pengalamannya sendiri dan pengetahuan yang sebelumnya telah dimiliki.
 
Dengan pembelajaran penemuan, peserta didik ditekankan untuk belajar mandiri, memanipulasi objek, melakukan eksperimen atau penyelidikan dengan peserta didik lain sebelum membuat generalisasi.<ref>{{Cite book|title=Proses Belajar Mengajar di Sekolah|last=Suryosubroto|first=B.|date=2009|publisher=Rineka Cipta|isbn=|location=Jakarta|pages=178|url-status=live}}</ref> Pembelajaran penemuan memberikan kesempatan secara luas kepada peserta didik dalam mencari, menemukan, dan merumuskan konsep-konsep dari materi pembelajaran.<ref>{{Cite book|title=The act of discovery|last=Bruner|first=Jerome, S.|date=1961|publisher=Harvard Educational Review|isbn=|location=Massachusetts, USA|pages=31 (1): 21–32.|url-status=live}}</ref>
Pembelajaran penemuan terjadi dalam situasi penyelesaian masalah dan peserta didik memanfaatkan pengalamannya sendiri dan pengetahuan yang sebelumnya telah dimiliki.
 
DenganBruner pembelajaranmengemukakan penemuan (''discovery''), peserta didik ditekankan untukbahwa belajar mandiri,melibatkan memanipulasitiga obyekproses, melakukanyaitu: eksperimenmemperoleh atauinformasi penyelidikanbaru, dengantransformasi pesertainformasi, didikmenguji lainrelevansi sebelumdan membuat ketepatan generalisasipengetahuan. Pembelajaran penemuan atau ''discovery learning'' memberikan kesempatan secara luas kepada peserta didik dalam mencariMenurutnya, menemukan, danketiga merumuskanproses konsep-konseptersebut dariberlangsung materihampir pembelajaranbersamaan.<ref>{{Cite book|title=ProsesBeyond Belajarthe MengajarInformation diGiven: SekolahStudies of Psychology of Knowing|last=SuryosubrotoBruner, J.S. and|first=BAnglin, J.M.|date=20091973|publisher=Rineka CiptaNorton|isbn=|location=JakartaNew York|pages=178|url-status=live}}</ref>
 
<br />
== Karakteristik ==
Pembelajaran penemuan banyak melibatkan proses mental peserta didik dalam rangka penemuannya. Dalam hal ini proses mental individu dalam mengasimilasi konsep-konsep dan prinsip-prinsip. [[Pembelajaran]] penemuan memiliki karakteristik sebagai berikut.<ref name=":0">{{Cite book|title=Model-model pembelajaran IPS yang inovatif : tinjauan teoritis dan praktis untuk guru dan calon guru|last=Octavian|first=Catur Nurrochman|date=2015|publisher=Rizqi Press|isbn=978-602-9098-89-1|location=Bandung|pages=73|url-status=live}}</ref>
 
* Berpusat pada peserta didik (''student centered''). Pelibatan [[guru]] dalam pembelajaran dilakukan dengan bimbingan yang terbatas. Strategi pengajaran berubah dari yang bersifat penyajian informasi oleh guru kepada peserta didik sebagai penerima informasi tetapi proses mentalnya berkadar rendah, menjadi pengajaran yang menekankan kepada proses pengolahan informasi dan peserta didik aktif mencari dan mengolah sendiri informasi yang kadar proses mentalnya lebih tinggi atau lebih banyak.<ref name=":0" />
* Pembelajaran Penemuan memberikan kesempatan secara luas kepada peserta didik dalam mencari, menemukan, dan merumuskan konsep-konsep dari materi pembelajaran. Peran guru hanya memfasilitasi dalam mengembangkan penalaran dan kemampuan berpikir peserta didik secara bebas dan melatih keterampilan-keterampilan kognitif untuk menemukan dan memecahkan masalah.<ref name=":0" />
* Peserta didik belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis [[sumber belajar]] yang tidak hanya menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber [[belajar]].<ref name=":0" />
 
Metode ini dapat memperkaya dan memperdalam materi yang dipelajari sehingga materi pelajaran dapat bertahan lama dalam ingatan. Pengetahuan yang ditemukan dan diperoleh peserta didik dapat bertahan lama dalam memori ingatan mereka dibandingkan metode konvensional dengan ceramah yang cenderung materinya dihafal dibandingkan dimaknai.
 
== Penerapan ==
Contoh penerapannya, melalui belajar penemuan, [[peserta didik]] melakukan penyelidikan mandiri tentang '''Kemacetan''' di [[Kota Bandung]] untuk menemukan penyebab permasalahan-permasalahan kemacetan dari berbagai sumber dan menganalisanya. Guru mengarahkan dan memfasilitasi pembelajaran dengan bimbingan yang sangat terbatas.<ref name=":1">{{Cite book|title=Model-model pembelajaran IPS yang inovatif : tinjauan teoritis dan praktis untuk guru dan calon guru|last=Octavian|first=Catur Nurrochman|date=2015|publisher=Rizqi Press|isbn=978-602-9098-89-1|location=Bandung|pages=72|url-status=live}}</ref>
 
Berdasarkan hal tersebut, maka sesuai konsep yang disampaikan dalam pembelajaran, peserta didik memanfaatkan berbagai sumber, menelusuri secara mandiri, kemudian menemukan jawaban bahwa kemacetan di Kota Bandung disebabkan oleh (misalnya): jumlah (volume) kendaraan yang sangat banyak; rendahnya disiplin pengemudi; banyak angkot yang berhenti sembarangan; rendahnya kesadaran hukum dalam mematuhi rambu-rambu lalu lintas.<ref name=":1" />
 
Tanpa melakukan penelitian langsung ke lapangan, maka jawaban peserta didik dapat dibenarkan dan guru dalam pembelajaran ini mengarahkan pada penemuan dan pemecahan masalah. Penilaian hasil belajar meliputi tentang konsep dasar dan penerapannya pada situasi yang baru.
 
Contoh lain, tentang konsep [[Keunggulan Lokasi]]. Guru memfasilitasi peserta didik untuk “menemukan” konsep-konsep dan prinsip-prinsip dalam aspek keruangan dan konektivitas antarruang dan waktu dalam lingkup nasional serta perubahan dan keberlanjutan kehidupan manusia.<ref name=":1" />
 
Masalah yang dilontarkan dalam lembar kerja siswa yang disajikan adalah tentang pengaruh keunggulan lokasi terhadap kegiatan ekonomi. Melalui pembelajaran penemuan ini, guru mengarahkan dan mendorong peserta didik untuk mengeksplorasi materi dari berbagai sumber pembelajaran (buku teks, internet, media massa, dsb) sehingga peserta didik dapat menemukan konsep keruangan dan konektivitas antarruang. Dalam pembelajaran penemuan ini, guru membatasi diri untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Peserta didik harus terlibat lebih aktif dalam proses pembelajaran.<ref name=":1" />
 
Sebelum melepas peserta didik secara mandiri untuk mencari dan menemukan konsep-konsep berkaitan tema pembelajaran yang dilakukan, peran guru terlebih dahulu adalah mengarahkan peserta didik mengenai tujuan pembelajaran dan memberikan pengetahuan awal melalui contoh-contoh dan menggunakan berbagai media tentang interaksi antara manusia dan lingkungan, interaksi antarmanusia.
 
== Daftar Referensi ==
<references />
 
[[Kategori:Psikologi pendidikan]]
[[Kategori:Teori Belajar]]
[[Kategori:Model-model pembelajaran]]
[[Kategori:Konstruktivisme]]