Biak Nampe, Munte, Karo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
Syahgints90 (bicara | kontrib) →TEKNOLOGI: Perbaikan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(10 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
|peta =
|nama =Biak Nampe
|provinsi =
|dati2 =Kabupaten
|nama dati2 =Karo
Baris 12:
}}
'''Biak Nampe''' merupakan salah satu [[desa]] yang ada di kecamatan [[Munte, Karo|Munte]], Kabupaten [[Kabupaten Karo|Karo]], provinsi [[
Desa Biaknampe merupakan pemukiman seluas 300 hektar yang terletak di kecamatan Munte Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Dua ratus (200) hektar lebih dari luas desa ini dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai lahan pertanian. Mulai dari bertani jeruk, jagung, hingga
Penduduk di desa ini dihuni oleh mayoritas umat Kristen dengan persentase sebesar 90% dan umat Islam sebagai minoritas dengan persentase 5% (±10 Kepala Keluarga). Adapun umat Kristen terbagi lagi menjadi umat Katolik (15%) dan umat Protestan (80%). Sampai saat ini rumah ibadah untuk umat Islam belum ada dikarenakan tidak adanya inisiatif warga untuk membangunnya. Sedangkan, untuk gereja, warga desa sudah memiliki GSRI, GPDI, GBKP, dan RK.
Di desa ini, masyarakat desa Biaknampe berinteraksi satu sama lain menggunakan bahasa Karo. Pelestarian bahasa daerah ini diperkuat lagi dengan adanya mata pelajaran tambahan di sekolah dasar, yakni mata pelajaran bahasa Karo.
Menyinggung soal pendidikan, desa Biaknampe hanya memiliki dua sekolah untuk tingkat PAUD. Untuk tingkat Sekolah Dasar, anak-anak di desa Biaknampe harus berjalan lagi ke perbatasan antara desa Biaknampe dengan desa Tanjung Beringin. Adapun Sekolah Dasar tersebut bernama SD Negeri 040513 Bungancole. Sedangkan, anak-anak yang sudah sampai di tingkat SMP dan SMA harus naik transportasi umum lagi ke Kabanjahe.
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:IMG-20190804-WA0010(2).jpg
==
Tidak sedikit tempat-tempat di Indonesia memiliki sejarah atau dongeng atas nama yang dimilikinya sekarang. Misalnya saja, Gunung Tangkuban Perahu yang diambil dari cerita rakyat mengenai perahu yang ditendang hingga telungkup lalu menjadi gunung. Lalu ada lagi asal usul nama Danau Toba yang dipercaya berasal dari cerita rakyat mengenai Samosir yang tahu kalau dia adalah anak ikan lalu akhirnya si istri mengutuk suaminya beserta kampung itu menjadi danau dengan pulau di tengah-tengahnya.
Baris 32 ⟶ 31:
Hal ini dikarenakan sebuah kisah tentang seorang pemuda bernama Sebayak Sarinambah yang hendak mendirikan sebuah kerajaan di tanah Karo. Hanya saja, ia ingin membuat keputusan tentang di mana pusat kerajaan itu akan berdiri. Maka dari itu, Sebayak Sarinambah pun berinisiatif untuk melepas seekor kerbau untuk berjalan menyusuri tanah karo. Di mana kerbau itu berhenti, di situlah pusat kerajaan akan ia dirikan. Ia berharap kerbau itu berhenti di dataran (yang sekarang disebut dengan Biaknampe), sebab tanah di dataran tersebut sangat subur. Akan tetapi, kerbau itu malah terus berjalan hingga akhirnya berhenti di Munte (ada yang bilang di Buluh Naman).
Akibat lokasi pemberhentian kerbau itu adalah Desa Munte, bukan di atas/dataran tinggi. Maka Sebayak Sarinambah dan warga-warga yang bermukim di kerajaan
Biaknampe juga punya kisah lain akan sebutannya. Ada masyarakat yang mengatakan bahwa awalnya Biaknampe tidaklah bernama seperti sekarang. Dulu, sebelum masa kemerdekaan kala desa ini bermukim di dekat Gereja (GBKP), desa ini disebut dengan nama ‘Rantai Besi.’
==
Setiap lokasi tentu memiliki sejarahnya sendiri-sendiri. Mulai dari masa primitif, masa penjajahan Jepang dan Belanda, hingga masa Pasca-kemerdekaan. Namun belum ditemukan secara jelas alur sejarah yang pernah terjadi di desa Biaknampe.
Walau begitu, ada beberapa kata kunci mengenai masa-masa penting di Biaknampe. Sejauh ini, diketahui ada dua hal yang pernah terjadi di Biaknampe, yakni tahun 1946: Desa Biaknampe pernah dijadikan sebagai dapur umum pertempuran bagi pejuang Indonesia. Lalu, dikatakan juga oleh informan kami bahwa tahun 1947: warga desa Biaknampe menemukan temuan di sawah-sawah dan halaman gereja, yakni beberapa helm, peluru, hingga
'''(sejarah ini juga masih tidak valid akibat berasal dari satu-dua narasumber tanpa ''crosscheck'' lebih lanjut)'''
Baris 52 ⟶ 50:
Seiring kemajuan zaman, rumah-rumah adat berganti menjadi rumah-rumah papan pada umumnya. Bahkan sudah ada yang memiliki rumah berbahan utama batu. Sehingga, eksistensi rumah adat di desa ini sudah tidak ada lagi sekarang selain jambur/los semata.
===
Sistem teknologi masyarakat desa Biaknampe sudah menyentuh 90% mesin untuk di kebun jeruk. Sedangkan untuk pengolahan kopi masih berupa alat tradisional
==
1.
Desa Biaknampe merupakan desa paling cepat membuat BUMDES dibandingkan desa lain di kecamatan Munte, seperti Barungkersap, Tanjung Beringin, Bandar Meriah, dan Buluhnaman. Tapi, keberadaan BUMDES belum mampu membantu perekonomian warga di Desa Biaknampe. Hal ini dikarenakan pengelolaan uang dan manajemen BUMDES nya masih belum efektif. Sejauh ini BUMDES sudah bergerak di bidang sembako dan pangan lain.
2.
Desa Biaknampe memiliki fasilitas cukup memadai untuk akses jaringan internet. Dikarenakan ada 3-4 titik WiFi yang tersedia di desa Biaknampe. Satu titik WiFi dari kantor Kepala Desa dan sisanya dari warung-warung kopi di sana.
Baris 68 ⟶ 66:
Tidak hanya dari segi fisik, hal ini dipersulit lagi dengan keterbatasan pengetahuan warga dalam memanfaatkan teknologi informasi digital di desa. Sehingga pengetahuan warga sebatas menggunakan teknologi digital secara mendasar tapi tidak mendalam. Seperti penggunaan ''smartphone'' dan laptop untuk ''bersosial media'' dan ''game online''.
3.
Sumber daya alam yang tinggi tidak akan membuat desa menjadi maju bila sumber daya manusia nya masih kurang. Desa Biaknampe memiliki potensi sumber daya alam yang tinggi dikarenakan kondisi geografis yang mendukung. Hanya saja, sumber daya manusia di sana masihlah minim potensi.
Baris 74 ⟶ 72:
Masalah sumber daya manusia di desa Biaknampe ini antara lain:
·
·
·
·
·
▲4. Listrik dan Aliran Air
Listrik di desa Biaknampe hampir tidak pernah padam sama sekali. Bahkan seluruh rumah sudah teraliri oleh listrik. Tapi sayangnya, listrik tersebut tidak sampai ke SDN 040513 Bungancole. Sekolah tersebut tidak teraliri oleh listrik dan air bersih. Bahkan mereka harus menampung air hujan atau membawa air bersih dari rumah mereka masing-masing bila hendak menyiram tanaman.
Untuk pengairan di desa Biaknampe, mereka tergantung pada aliran air dari Barungkersap. Namun air yang mengalir tidak terlalu bersih dan perlu penyaringan lagi untuk dipakai masak air ataupun mandi. Kamar mandi di desa ini sendiri masih menggunakan kamar mandi umum bagi yang rumahnya tidak teraliri air.
===
Desa Biaknampe tidak memiliki SMP dan SMA. Para murid yang sudah berada di tingkat ini harus pergi naik angkutan umum lagi ke Kabanjahe untuk melanjutkan pendidikan. Sedangkan untuk tingkat SD, mereka akan berangkat ke perbatasan desa Biaknampe dengan desa Tanjung Beringin. SD tersebut bernama SDN 040513 Bungancole. Sekolah ini pun masih memiliki beberapa masalah seperti tidak adanya aliran listrik dan air akibat jauhnya jarak dari kedua inti desa. Akses jalan yang rusak dan berbatu. Lalu tenaga ajar yang masih minim dalam hal kuantitas dan model pembelajaran.
Baris 99 ⟶ 95:
Sebagai sebuah lembaga pendidikan, SD Negeri ini punya program serius untuk kemajuan sekolahnya, antara lain seperti kaderisasi tenaga pendidik agar lebih aktif dan berpartisipasi dengan setiap proses kemajuan sekolah. Sebab, tahun 2024 diperkirakan sudah banyak guru senior yang akan pensiun dan saat ini tenaga didik yang muda masih berjumlah sedikit sebagai pengganti mereka nanti.
Lalu program implementasi bersama dengan mahasiswa KKN
Pada tingkat PAUD, Biaknampe memiliki dua sekolah PAUD. Di mana salah satunya dinaungi oleh gereja GBKP. Media belajar/alat peraga di salah satu PAUD sudah lengkap dan cukup memadai. Walau mereka memerlukan taman bermain khusus anak-anak PAUD sebagai hiburan mereka kala di sana.
=== ORGANISASI ATAU LEMBAGA KEMASYARAKATAN ===
1.
Organisasi yang menaungi anak-anak muda untuk terlibat dalam kemajuan desa. Saat ini sedang dikerahkan untuk memberdayakan pembesaran kolam ikan sebagai target kemajuan BUMDES dan gerakan awal pariwisata di Barungkersap.
2.
Lembaga ini memiliki jumlah sebanyak marga yang ada di kampung. Berfungsi sebagai pendorong adanya gotong royong bila ada sebuah acara-acara penting.
3.
=== ADAT & KESENIAN ===
1.
Sebuah acara yang dibuat setahun sekali untuk memperingati panen para warga selama bertani. Acara ini identik dengan silaturahmi ke rumah-rumah lalu diisi dengan acara makan bersama. Para tamu wajib makan di tempat tuan rumah sebagai bentuk tata krama. Bila tidak, maka dianggap tidak menghormati tuan rumah. Makanan yang tersaji biasanya adalah Cimpa, rendang, sop, dan tape, lemang rires. Untuk buahnya, pisang dan jeruk.
2.
Dua sampai tiga (2-3) kali setahun. Masyarakat di Biaknampe akan membicarakan setiap permasalahan dan program ke depan desa Biaknampe di Jambur/los. Masalah utama yang sering dibahas di Jambur adalah ketersediaan air bersih ke seluruh rumah desa.
Sebenarnya ada beberapa adat lagi di desa ini. Khususnya identik dengan adat Karo. Adat pernikahan dan pemakaman adalah beberapa dari adat khas Karo yang masih mereka jalankan.
=== MATA PENCAHARIAN WARGA DESA BIAKNAMPE ===
Ada sekitar 20-30 Kepala Keluarga yang bercocok tanam jenis kol, cabe, tomat, dan padi. Bahkan kol sempat diekspor ke Malaysia dan Singapura. Akibat irigasi air yang memburuk, mata pencaharian warga beralih ke tani jagung. Namun sekarang, tani jeruk menjadi mata pencaharian paling besar yang dilakukan oleh para warga. Lalu menjadikan kopi dan
Di bidang wirausaha atau bisnis, masyrakat di desa ini sudah ada yang berbisnis kopi dan uis nipes (kain khas Karo).
== POTENSI BESAR DESA BIAKNAMPE ==
1.
Desa Biaknampe memiliki kolam ikan yang dipelihara sangat serius. Warga dari luar maupun dalam dilarang untuk memancing di sini. Hal ini berujung pada banyaknya ikan besar di dalam kolam.
2.
Bahasa Karo di desa Biaknampe masih lekat di diri warga. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Bentuk komunikasi seperti ini sangat cocok untuk dunia musik dan film pendek yang sedang bergelora di aspek kesenian nasional. Khususnya bagi produk musik dan film yang berbahasa asing (selain bahasa Indonesia).
3.
Senja di langit desa Biaknampe sangat indah. Titik geografis seperti ini sangat pas bila dijadikan tempat turis untuk berfoto menikmati senja maupun fajar.
4.
Ladang jeruk di desa Biaknampe sangat luas. Bahkan ladang jeruk di desa ini lebih luas dipergunakan daripada untuk tempat tinggalnya sendiri. Angka mata pencaharian
Meski begitu, banyak buah jeruk yang sudah termakan hama ataupun rusak menjadi sia-sia tak termanfaatkan untuk bahan pembuatan produk unik lain.
5.
Desa Biaknampe diapit oleh sekitar 5 desa di Kecamatan Munte. Letak desa seperti ini sangat potensial bila dimanfaatkan sebagai pusat pembelanjaan/kebutuhan warga desa lain. Sehingga warga dari desa lain tidak harus pergi ke Kabanjahe untuk membeli beberapa barang/ produk. Mereka cukup pergi ke Biaknampe untuk membeli kebutuhan pertanian, usaha, dan kehidupan sehari-hari masyarakat umum.
6.
Biaknampe termasuk desa yang sangat aman di kecamatan Munte. Keamanan ini membuat kenyamanan tinggi bagi siapapun yang mengunjunginya. Bahkan kasus kehilangan di desa ini hampir dikatakan tidak pernah terjadi. Selain itu, keramahan para warga dalam menyambut para pendatang sangat hangat dan loyal. Ditambah lagi, solidaritas tinggi dan adat yang kental menambah kesan sebenarnya dari suatu kampung yang beradab.
== TARGET PROGRAM DESA KE DEPAN ==
Program desa Biaknampe terfokus pada adanya tempat wisata kuliner. Khususnya wisata kuliner kolam air. Dikarenakan adanya kolam ikan yang sudah dua tahun diberdayakan oleh masyarakat untuk tercapainya target desa ini.
Adapun target lain dari desa ini adalah pendidikan sekaligus peningkatan mutu sumber daya manusia di bidang pengajaran dan teknologi digital. Terakhir,
{{Authority control}}
|