ID Food: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →1964 - 2003: merapikan |
merapikan |
||
(22 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{bedakan|Rajawali Corpora}}
{{Infobox company
Baris 7 ⟶ 6:
| logo_size =
| logo_alt =
| logo_caption =
| logo_padding =
| image =
Baris 15 ⟶ 14:
| type = [[Badan Usaha Milik Negara|BUMN]] / Perseroan Terbatas
| traded_as = <!-- {{IDX|BBNI}} -->
| industry = [[Pangan
| genre = <!-- Only used with media and publishing companies -->
| fate =
Baris 28 ⟶ 27:
| coordinates =
| area_served = Indonesia<ref name="profil">{{cite web|url = http://www.rni.co.id/id/profil-perusahaan|title = Profil Perusahaan|accessdate = 2 Desember 2013}}</ref>
| key_people = [[
| products = Gula, beras, daging sapi, daging ayam, ikan, garam, minyak goreng,dan produk lainnya
| services = [[Perdagangan]] dan [[distribusi]] produk pangan dan kesehatan
| brands = {{hlist|Rania Beras|Raja Gula|
| production =
| revenue = [[Rupiah Indonesia|Rp]]
| operating_income =
| aum = <!-- Only for financial-service companies -->
| assets = [[Rupiah Indonesia|Rp]]
| equity = [[Rupiah Indonesia|Rp]] 6,389 triliun <small>(2020)</small><ref name="annual"/>
| owner = [[Pemerintah Indonesia]]
| members =
| num_employees =
| parent =
| divisions =
Baris 47 ⟶ 45:
| slogan =
| module = <!-- Used to embed other templates -->
| website = {{URL|
| footnotes =
}}
'''PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero)'''
Peluncuran identitas ID FOOD dimaksudkan untuk memberikan arah dan fokus yang lebih jelas kepada perusahaan ini sebagai BUMN Holding Pangan. Hadirnya Holding Pangan bertujuan untuk mewujudkan tiga objektif utama, yakni mendukung ketahanan pangan nasional, meningkatkan inklusivitas petani, peternak dan nelayan, serta menjadi perusahaan pangan berkelas dunia.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1964 sebagai kelanjutan dari [[nasionalisasi]] terhadap aset-aset milik [[Konglomerat (perusahaan)|konglomerat]] [[Oei Tiong Ham Concern]] (OTHC) yang ada di Indonesia.
== Sejarah ==
{{For|sejarah perusahaan ini sebelum tahun 1964|Oei Tiong Ham Concern}}
=== 1964 - 2003 ===
Pada akhir dekade 1980-an hingga 1990-an, perusahaan ini menggabungkan sejumlah anak usahanya. Pada tahun 1986, PT Bandareksa Rajawali (pengelola pergudangan), PT Apotik Bima (pengelola apotik), dan PT Mutiara Rajawali (pengelola [[lahan yasan]]) digabung ke dalam PT [[Rajawali Nusindo]], sementara PT Perkebunan Karet Cimayak dan PT Perkebunan Karet Cileles digabung untuk kemudian dijual pada tahun 1987. Dana hasil penjualan kedua perkebunan karet tersebut kemudian digunakan untuk mendirikan PT Rajawali Gloves Corporation yang bergerak di bidang produksi sarung tangan golf pada tahun 1991, bersama investor asal [[Amerika Serikat]] sebagai penyedia pasar dan investor asal [[Korea Selatan]] sebagai penyedia teknologi. PT Rajawali Gloves Corporation saat ini dalam proses [[likuidasi]], karena kekurangan modal. Pada tahun 1991 juga, PT [[Industrial Management Company]] (IMACO) digabung ke dalam perusahaan ini. IMACO sebelumnya diberi tanggung jawab untuk mengelola PT Pabrik Gula Krebet Baru, PT Pabrik Gula Rejo Agung Baru, PT [[Madu Baru]], PT Phapros, serta Pabrik Batu dan Semen Tahan Api (PBSTA) “LOKA”.<ref name="imaco">{{Cite web|url=http://pgrajawali1.co.id/wp-content/uploads/2020/07/Annual-Report-PT-PG-Rajawali-I-2019_compressed.pdf|title=Laporan Tahunan 2019|publisher=PG Rajawali I|language=id|access-date=25 Oktober 2021}}</ref> Pada tahun 1996, PT Pabrik Gula Krebet Baru dan PT Pabrik Gula Rejo Agung Baru digabung untuk membentuk PT [[Pabrik Gula Rajawali I]].
Pada tahun 1988, perusahaan ini mendirikan PT [[Perkebunan Mitra Ogan]] bersama [[PTPN III]] untuk mengelola sebuah perkebunan kelapa sawit di [[Sumatera Selatan]]. Pada tahun 1990, perusahaan ini juga mendirikan PT [[Perkebunan Mitra Kerinci]] bersama [[PTPN IV]] untuk mengelola sebuah perkebunan teh seluas 2.025 hektar di [[Sumatera Barat]]. Pada tahun 1992, perusahaan ini membeli mayoritas saham PT Pabrik Gula Tjandi di [[Sidoarjo]], dan kemudian mengubah nama perusahaan tersebut menjadi PT [[Pabrik Gula Candi Baru]] pada tahun 1993.<ref name="candi">{{Cite news|url=https://www.jawapos.com/metro/metropolis/24/01/2017/cerobong-tua-pg-candi-baru-sidoarjo-tak-manja/|title=Cerobong Tua PG Candi Baru Sidoarjo Tak Manja|date= 24 Januari 2017|first=Ariski Prasetyo |last= Hadi |publisher=Jawa Pos|language=id|access-date=3 November 2021|editor-first=Suryo Eko|editor-last=Prasetyo|work=[[Jawa Pos|JawaPos.com]]}}</ref> Pada tahun 1994, Pemerintah Indonesia resmi menyerahkan mayoritas saham PT Perkebunan XIV ke perusahaan ini, dan nama perusahaan tersebut pun diubah menjadi PT [[Pabrik Gula Rajawali II]]. Pada tahun 1992, Pemerintah Indonesia menyerahkan sebuah pabrik kondom yang terletak di [[Bandung]] kepada perusahaan ini, dan kemudian dibentuklah PT [[Mitra Rajawali Banjaran]] untuk mengelola pabrik tersebut. Pada tahun 1998, anak usaha perusahaan ini yang bergerak di bidang produksi alat suntik, yakni PT [[Skifa Rajawali Indonesia]], digabung ke dalam PT Mitra Rajawali Banjaran. Pada tahun 1997, perusahaan ini mengakuisisi produsen karung plastik asal [[Mojokerto]], PT Citramass Plastik Industri, yang kemudian digabung ke dalam PT Rajawali Nusindo. Perusahaan ini lalu juga mengakuisisi PT
=== 2004 -
[[Berkas:Logo Baru RNI.png|thumb|Logo lama RNI]]
Pada tanggal 7 Juli 2004,
Pada tahun 2016, == Bidang usaha ==
Bidang usaha yang digeluti oleh perusahaan ini bersifat terintegrasi dari hulu sampai hilir. Usaha perkebunan kelapa sawit tidak hanya pada penjualan [[minyak sawit|CPO]], namun juga diolah menjadi minyak goreng. Hasil perkebunan tebu pun diolah menjadi gula.
{{div col}}
## PT [[Rajawali Nusindo]]
{{div col end}}
==Pengembangan properti==▼
▲;Pangan
Selain menjalankan bisnis utamanya, RNI juga pernah mengembangkan sejumlah properti. Pada tahun 1990, RNI mendapat modal dari pemerintah berupa lahan seluas 311.930 meter persegi di [[Kuningan Timur, Setiabudi, Jakarta Selatan]] dan lahan seluas 50.000 meter persegi di [[Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur]]. Kedua lahan tersebut sebelumnya dikelola oleh [[Departemen Keuangan]].<ref name="tanah">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/3461/PP%20NO%204%20TH%201990.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 4 tahun 1990|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=23 Oktober 2021}}</ref> Perusahaan ini kemudian mendirikan sebuah [[perusahaan patungan]] bersama PT [[Abadi Guna Papan]] untuk mengembangkan lahan di Kuningan Timur menjadi [[Mega Kuningan]].<ref name="annual"/> Sementara sebagian lahan di Pondok Ranggon kini ditempati oleh peternakan sapi yang direlokasi dari lahan di Kuningan Timur.▼
▲* PT [[Pabrik Gula Rajawali I]]
▲* PT [[Pabrik Gula Rajawali II]]
▲* PT [[Pabrik Gula Candi Baru]]
▲* PT [[Perkebunan Mitra Ogan]]
▲* PT [[Laras Astra Kartika]]
▲* PT [[Sang Hyang Seri]]
▲* PT [[Garam (perusahaan)|Garam]]
▲* PT [[Berdikari]]
▲* PT [[Perikanan Indonesia]]
Pada tahun 1993,<ref name="ruislag">{{Cite web|url=http://www.bpkp.go.id/berita/read/131/5225/Audit-BPKP-Ungkap-Penyimpangan-RDI.bpkp|title=Audit BPKP Ungkap Penyimpangan RDI|publisher=Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan|language=id|date=23 Januari 2004|access-date=25 Oktober 2021}}</ref> RNI mendapat hak pakai atas lahan seluas 54.270 meter persegi yang terletak di samping bekas Markas Besar Angkatan Udara (MBAU) di [[Pancoran, Jakarta Selatan]], setelah berhasil menyelesaikan pembangunan gedung-gedung baru MBAU dan berbagai fasilitas pendukungnya di [[Cilangkap, Cipayung, Jakarta Timur]], yang sebelumnya gagal diselesaikan oleh PT Wirontono.<ref name="mbau">{{Cite news|url=https://majalah.tempo.co/read/ekonomi-dan-bisnis/1863/mundurnya-wirontono|title=Mundurnya Wirontono|publisher=Tempo|language=id|date=4 Juni 1994|access-date=25 Oktober 2021|last=Administrator|work=[[Tempo.co]]}}</ref> Lahan di Pancoran kini digunakan sebagai tempat pencetakan beton untuk proyek pembangunan [[LRT Jabodebek]], dan setelah selesai, rencananya lahan tersebut akan dijadikan [[pengembangan berorientasi transit]].<ref name="lrt">{{Cite news|url=https://properti.kompas.com/read/2017/08/23/200000821/pembangunan-hunian-dekat-stasiun-lrt-pancoran-telan-rp-7-triliun|title=Pembangunan Hunian Dekat Stasiun LRT Pancoran Telan Rp 7 Triliun|publisher=Kompas|first=Arimbi|last=Ramadhiani|language=id|date=23 Agustus 2017|access-date=26 Oktober 2021|work=[[Kompas.com]]
▲;Manufaktur
▲* PT [[Mitra Rajawali Banjaran]]
▲* PT [[Rajawali Citramass]]
▲* PT [[Rajawali Tanjungsari Enjiniring]]<ref>{{cite web |url = https://rajawalitanjungsari.com/index.php?sp |title = Sejarah Perusahaan |publisher=Rajawali Tanjungsari Enjiniring |access-date = 31 Agustus 2021 }}</ref>
Pada tahun 1994, RNI mendapat lahan seluas 7.025 meter persegi di [[Jalan Letnan Jenderal MT Haryono (Jakarta)|Jl. MT. Haryono, Jakarta Timur]] yang sebelumnya dimiliki oleh PT Indonesia Motor Company (IMC), sebagai kompensasi atas pengeluaran RNI untuk memenuhi kewajiban IMC, sebagaimana yang ditugaskan oleh Menteri Keuangan pada bulan Februari 1991.<ref name="cawang">{{Cite web|url=https://www.rni.co.id/assets/uploads/document/annual-report/Annual_Report_RNI_2013.pdf|title=Laporan Tahunan 2013|publisher=Rajawali Nusantara Indonesia|language=id|access-date=26 Oktober 2021|archive-date=2021-10-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20211026054117/https://www.rni.co.id/assets/uploads/document/annual-report/Annual_Report_RNI_2013.pdf|dead-url=yes}}</ref> Pada bulan Agustus 2017, perusahaan ini resmi bermitra dengan PT [[Waskita Karya Realty]] untuk membangun gedung perkantoran setinggi 15 lantai di atas lahan tersebut.<ref name="waskita">{{Cite news|url=https://properti.kompas.com/read/2017/08/23/193000921/waskita-dan-rni-berkongsi-bangun-kantor-rp-600-miliar|title=Waskita dan RNI Berkongsi, Bangun Kantor Rp 600 Miliar|publisher=Kompas|date=23 Agustus 2017|first=Arimbi|last= Ramadhiani |language=id|access-date=26 Oktober 2021|work=[[Kompas.com]]}}</ref><ref name="tower">{{Cite web|url=https://www.lamudi.co.id/journal/waskita-karya-punya-kantor-baru/|title=Waskita Karya Punya Kantor Baru|publisher=Lamudi|language=id|access-date=26 Oktober 2021}}</ref>
▲;Perdagangan dan distribusi
▲* PT [[Rajawali Nusindo]]
▲* PT [[GIEB Indonesia]]
▲* PT [[Perusahaan Perdagangan Indonesia]]
▲==Pengembangan properti==
▲Selain menjalankan bisnis utamanya, RNI juga pernah mengembangkan sejumlah properti. Pada tahun 1990, RNI mendapat modal dari pemerintah berupa lahan seluas 311.930 meter persegi di [[Kuningan Timur, Setiabudi, Jakarta Selatan]] dan lahan seluas 50.000 meter persegi di [[Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur]]. Kedua lahan tersebut sebelumnya dikelola oleh [[Departemen Keuangan]].<ref name="tanah">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/3461/PP%20NO%204%20TH%201990.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 4 tahun 1990|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=23 Oktober 2021}}</ref> Perusahaan ini kemudian mendirikan sebuah [[perusahaan patungan]] bersama PT [[Abadi Guna Papan]] untuk mengembangkan lahan di Kuningan Timur menjadi [[Mega Kuningan]].<ref name="annual"/> Sementara sebagian lahan di Pondok Ranggon kini ditempati oleh peternakan sapi yang direlokasi dari lahan di Kuningan Timur.
▲Pada tahun 1993,<ref name="ruislag">{{Cite web|url=http://www.bpkp.go.id/berita/read/131/5225/Audit-BPKP-Ungkap-Penyimpangan-RDI.bpkp|title=Audit BPKP Ungkap Penyimpangan RDI|publisher=Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan|language=id|date=23 Januari 2004|access-date=25 Oktober 2021}}</ref> RNI mendapat hak pakai atas lahan seluas 54.270 meter persegi yang terletak di samping bekas Markas Besar Angkatan Udara (MBAU) di [[Pancoran, Jakarta Selatan]], setelah berhasil menyelesaikan pembangunan gedung-gedung baru MBAU dan berbagai fasilitas pendukungnya di [[Cilangkap, Cipayung, Jakarta Timur]], yang sebelumnya gagal diselesaikan oleh PT Wirontono.<ref name="mbau">{{Cite news|url=https://majalah.tempo.co/read/ekonomi-dan-bisnis/1863/mundurnya-wirontono|title=Mundurnya Wirontono|publisher=Tempo|language=id|date=4 Juni 1994|access-date=25 Oktober 2021|last=Administrator|work=[[Tempo.co]]}}</ref> Lahan di Pancoran kini digunakan sebagai tempat pencetakan beton untuk proyek pembangunan [[LRT Jabodebek]], dan setelah selesai, rencananya lahan tersebut akan dijadikan [[pengembangan berorientasi transit]].<ref name="lrt">{{Cite news|url=https://properti.kompas.com/read/2017/08/23/200000821/pembangunan-hunian-dekat-stasiun-lrt-pancoran-telan-rp-7-triliun|title=Pembangunan Hunian Dekat Stasiun LRT Pancoran Telan Rp 7 Triliun|publisher=Kompas|first=Arimbi|last=Ramadhiani|language=id|date=23 Agustus 2017|access-date=26 Oktober 2021|work=[[Kompas.com]]}}</ref> Pada tahun 1994, RNI mendapat lahan seluas 7.025 meter persegi di [[Jalan Letnan Jenderal MT Haryono (Jakarta)|Jl. MT. Haryono, Jakarta Timur]] yang sebelumnya dimiliki oleh PT Indonesia Motor Company (IMC), sebagai kompensasi atas pengeluaran RNI untuk memenuhi kewajiban IMC, sebagaimana yang ditugaskan oleh Menteri Keuangan pada bulan Februari 1991.<ref name="cawang">{{Cite web|url=https://www.rni.co.id/assets/uploads/document/annual-report/Annual_Report_RNI_2013.pdf|title=Laporan Tahunan 2013|publisher=Rajawali Nusantara Indonesia|language=id|access-date=26 Oktober 2021|archive-date=2021-10-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20211026054117/https://www.rni.co.id/assets/uploads/document/annual-report/Annual_Report_RNI_2013.pdf|dead-url=yes}}</ref> Pada bulan Agustus 2017, perusahaan ini resmi bermitra dengan PT [[Waskita Karya Realty]] untuk membangun gedung perkantoran setinggi 15 lantai di atas lahan tersebut.<ref name="waskita">{{Cite news|url=https://properti.kompas.com/read/2017/08/23/193000921/waskita-dan-rni-berkongsi-bangun-kantor-rp-600-miliar|title=Waskita dan RNI Berkongsi, Bangun Kantor Rp 600 Miliar|publisher=Kompas|date=23 Agustus 2017|first=Arimbi|last= Ramadhiani |language=id|access-date=26 Oktober 2021|work=[[Kompas.com]]}}</ref><ref name="tower">{{Cite web|url=https://www.lamudi.co.id/journal/waskita-karya-punya-kantor-baru/|title=Waskita Karya Punya Kantor Baru|publisher=Lamudi|language=id|access-date=26 Oktober 2021}}</ref>
== Referensi ==
|