Negara Saudi Pertama: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
k membetulkan ejaan |
||
(9 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{infobox former country
|native_name = Ad-Daulah As-Su'udiyah Al-Ula{{br}}الدولة السعودية الأولى
|conventional_long_name = Negara Saudi Pertama
Baris 5:
|continent = Asia
|region = Timur Tengah
|year_start =
|year_end = 1818
|event_start = Persetujuan Diriyah
|event_end = [[Perang Utsmaniyah-Saudi]]
|p1=Syekh Diriyah
|flag_p1=Green Flag.svg
|p2=Eyalet Habesh
|p3=Emirat Bani Khalid
|flag_p3=Flag of Bani Khalid Emirate.svg
|p4=Kekaisaran Oman
|flag_p4=Flag of Muscat.svg
|s1=Eyalet Mesir
|flag_s1=Flag of Egypt (1844-1867).svg
|s2=Keimaman Mu'ammarid
▲|flag_p1=Flag of the Ottoman Empire (1453-1844).svg
|s3=Kekaisaran Oman
|flag_s3=Flag of Muscat.svg
|image_flag = Flag of the First Saudi State.svg
|flag_type =
Baris 22 ⟶ 31:
|title_leader = Imam
|leader1 = [[Muhammad bin Saud]]
|year_leader1 = [[
|leader2 = Abdul Aziz bin Muhammad bin Saud
|year_leader2 = [[1765]]–[[1803]]
Baris 30 ⟶ 39:
|year_leader4 = [[1814]]–[[1818]]
|religion = [[Islam]]
|today = {{KSA}}{{br}}{{UAE}}{{br}}{{QAT}}{{br}}{{negaranama|Bahrain}}{{br}}{{negaranama|Kuwait}}{{br}}{{negaranama|Oman}}{{br}}{{YEM}}
}}
'''Keemiran Raya Diriyah''' ({{Lang-ar|إمارة الدرعية الكبرى}}), juga di terjemahkan sebagai '''Keemiran Dir'iyah''' dan juga dikenal sebagai '''Negara Saudi Pertama,'''<ref>James Norman Dalrymple Anderson. ''The Kingdom of Saudi Arabia''. Stacey International, 1983. p. 77.</ref> didirikan pada tahun
Sejarah berdirinya Kerajaan Saudi tidak terlepas dari peran 2 tokoh utama yaitu Muhammad bin Abdul Wahab dan Muhammad bin Sa’ud. Kedua tokoh inilah yang menjadi pondasi berdirinya Kerajaan Arab Saudi.
Baris 38 ⟶ 47:
'''Muhammad bin Abdul Wahab'''
Tumbuhnya
Perkembangan keilmuan
Sepulang menunaikan ibadah haji, tumbuh rasa rindu
Suatu saat Syaikh Abdullah bin Ibrahim berkata kepada muridnya ini,” Maukah aku perlihatkan kepadamu persenjataan yang aku persiapkan? Mari masuk!” Maka masuklah
Di Madinah,
Akan tetapi keinginannya untuk menuntut ilmu belum lah pupus. Apalagi ketika melihat betapa banyak kemungkaran-kemungkaran yang terjadi di
Di Basrah ini pulalah
Setelah dari Bashrah
'''Uyainah dan Sekitarnya'''
Keadaan Uyainah dan sekitarnya ketika itu sangat memperihatinkan. Walaupun pada umumnya secara lahiriyah mereka adalah kaum muslimin akan tetapi pada kenyataannya perbuatan kesyirikan demikian merebak. Pada saat itu, ada sebuah kuburan yang sangat diagungkan yaitu kuburan Zaid bin Khaththab saudara Sayyidina Umar bin Khaththab. Zaid meninggal di daerah itu (Yamamah) pada saat berperang melawan Musailamah al Kadzab dan dimakamkan di sana. Akibat dari jauhnya kaum muslimin dari ilmu agama terutama ilmu tauhid maka kuburan ini saat itu menjadi kuburan yang sangat diagungkan.
Diterangkan oleh Al Ustadz Mas’ud An Nadwiy penulis kitab ‘''Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab muslihun mazhlum muftara’ alaihi''’ bahwa pada saat itu banyak terjadi kemungkaran di Jazirah Arab, dan ternyata di Najd memiliki kondisi yang lebih jelek dibandingkan daerah sekitarnya. Di daerah Jubailah kuburan Zaid bin Khaththab dijadikan tempat persembahan/ peribadahan. Di daerah Dir’iyyah banyak kubah-kubah di kuburan – yang katanya kuburan para sahabat- yang dijadikan tempat ibadah. Di daerah Huraimila demikian juga terdapat kuburan lain yang diagungkan dan diibadahi. Sedemikian rusaknya keadaan saat itu sampai-sampai jika ada seorang wanita yang tak kunjung mempunyai keturunan, akan datang ke kuburan-kuburan itu untuk berdoa meminta keturunan.
Kondisi yang seperti ini tentu sangat memprihatinkan
'''Bersama Penguasa Uyainah'''
'''Pertemuan'''
لَاتَدَعَتِمْثَالًاإِلَّاطَمَسْتَهُوَلَاقَبْرًامُشْرِفًاإِلَّاسَوَّيْتَهُ
Baris 74 ⟶ 83:
''“Janganlah engkau membiarkan gambar kecuali engkau hapus dan tidak pula kubur yang ditinggikan kecuali engkau ratakan''.”. ['''H.R. Muslim''' no. 2240, Kitab'' Al-Jana`iz, ''bab Al-Amr bi Taswiyatil Qabr] .
Maka ketika itulah
'''Tujuan Dakwah
Tujuan dakwah
'''Yang pertama''' dan paling utama adalah mengesakan Allah dalam beribadah. Inilah inti
'''Yang kedua,''' menolak kesyirikan dengan berbagai macam bentuknya. Dan ini juga misi dakwah seluruh para Rasul. Di dalam Al Quran begitu banyak tersebutkan kisah para Rasul yang memberantas kesyirikan dan juga peringatan keras langsung oleh Allah terhadap segala bentuk kesyirikan.
'''Yang ketiga''', menutup segala hal yang akan mengarahkan kepada kesyirikan. Ini juga mengikuti Rasulullah yang banyak memberikan perintah untuk menutup segala jalan yang dapat mengantarkan kepada segala bentuk kesyirikan, sebagaimana
'''Yang keempat,''' memerangi ''kebid’ahan-kebid’ahan''. Dan ini juga merupakan wasiat Rasulullah sebagaimana dalam sabdanya, ''“wa iyyakum wal muhdatsatil umuur''” ( ''dan berhati-hatilah kalian dari perkara bid’ah'').
Baris 90 ⟶ 99:
'''Ujian pun Datang'''
Saat
Yang
Akan tetapi ujian dari Allah pun datang tak terelakkan. Semuanya terjadi dengan kesempurnaan hikmah-Nya. Peristiwa penegakkan hukum tersebut sangat memicu penentangan dari berbagai pihak karena pada waktu itu banyak kaum muslimin yang tidak mengetahui hukum agama akibat tersebarnya kejahilan (kebodohan). Hingga puncaknya kemudian datang tekanan dari penguasa Ahsa’.
Sedemikian kuatnya tekanan ini menyebabkan penguasa Uyainah tidak kuasa menahannya. Akhirnya, karena tekanan ini, Usman bin Mu’ammar kemudian
'''Negeri Dir’iyyah'''
Alasan
Sesampainya di Dir’iyaah, maka disambutlah
Maka disampaikanlah oleh
== Pemimpin Negara Saudi Pertama ==
|