Milenialisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(12 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 8:
[[Kekristenan|Agama Kristen]] maupun [[agama Yahudi]] telah melahirkan berbagai gerakan mesianis yang mengusung ajaran-ajaran milenialis, misalnya gagasan bahwa Kerajaan Allah tidak lama lagi akan terwujud di muka Bumi. Gerakan-gerakan [[milenarianisme|milenarian]] tersebut sering kali menimbulkan keresahan masyarakat.<ref>Beberapa contohnya disajikan Gerschom Scholem di dalam ''Sabbatai Sevi, the mystical messiah'' (London: Routledge, 1973). Buku ini khusus mengulik hal-ihwal segolongan umat Yahudi milenarian yang berbaiat kepada [[Sabbatai Zevi|Sabetai Sebi]], tetapi di dalam bagian 1 Scholem juga menyajikan beberapa contoh yang sebanding dari kalangan Kristen, misalnya di hlmn. 100–101.</ref>
 
Milenialisme serupa juga terdapat di dalam [[Zoroastrianisme|agama Mazdayasna]], yang membabak zaman menjadi sederet sahasrawarsa, tiap sahasrawarsa berakhir dengan mahapralaya dalam wujud [[ajaran sesat|kesesatan]] maupun kehancuran, sampai akhirnya [[kejahatan|kedurjanaan]] dibinasakan dan roh kedurjanaan dimusnahkan untuk terakhir kalinyaselama-lamanya oleh seorang raja damai nan jaya pada penghujung sahasrawarsa penghabisan. "Lalu [[Saosyiant|Sosyans]] memurnikan kembali segala makhluk seperti sediakala, maka terjadilah kebangkitan dan kehidupan akhirat" (''Zand-i Vohuman Yast 3:62'').
 
Para sarjana sudah pula mengaitkan berbagai gerakan sosial dan politik lainnya, baik yang bersifat agamawi maupun yang bersifat [[sekuler]], dengan metafora-metafora milenialis.
Baris 16:
{{Blockquote|Ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya, lalu melemparkannya ke dalam jurang maut, dan menutup jurang maut itu dan memeteraikannya di atasnya, supaya ia jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa, sebelum berakhir masa seribu tahun itu; kemudian dari pada itu ia akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya.|Wahyu 20:2–3<ref>{{Alkitab|Wahyu 20:2-3}}</ref>}}
 
Kitab Wahyu selanjutnya menjabarkan tentang hakim-hakim yang duduk di atas takhtanya masing-masing, serta penglihatan Yohanes akan arwah-arwah manusiaorang yang mati dipancung lantaran kesaksian tentang Yesus dan lantaran menolak tanda binatang. Orang-orang yang mati dipancung itu:
 
{{Blockquote|hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun. Tetapi orang-orang mati yang lain tidak bangkit sebelum berakhir masa yang seribu tahun itu. Inilah kebangkitan pertama. Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.|RevelationWahyu 20:4–6<ref>{{Alkitab|Wahyu 20:4-6}}</ref>}}
 
=== Gereja Perdana ===
 
==== Pramilenialisme ====
Pada abad-abad permulaan tarikh Masehi, ada berbagai macam bentuk khiliasme (millenialismemilenialisme) di dalam tubuh Gereja, baik di [[Kristen Timur|Gereja Timur]] maupun di [[Kristen Barat|Gereja Barat]].<ref>{{Cite web |date=2005-01-03 |title=Theology Today – Jld. 53, No. 4 – Januari 1997 – ARTICLE – Paul Tillich and the Millenialist Heritage |url=http://theologytoday.ptsem.edu/jan1997/v53-4-article3.htm |access-date=16 Juni 2023|pages=464–476|archive-url=https://web.archive.org/web/20050103083254/http://theologytoday.ptsem.edu/jan1997/v53-4-article3.htm |archive-date=03 Januari 2005}}</ref> Pramilenialisme yang dianut Gereja Perdana disebut "[[pramilenialisme historis]]",<ref>{{Cite book |last1=Blomberg |first1=Craig L. |url=https://books.google.com/books?id=huMlsCYyI5YC&dq=Early+Church+historic+premill&pg=PT73 |title=A Case for Historic Premillennialism: An Alternative to "Left Behind" Eschatology |last2=Chung |first2=Sung Wook |date=2009-02-01 |publisher=Baker Academic |isbn=978-1-4412-1056-2 |language=en |via=[[Google Books]]}}</ref> didukung oleh [[Papias dari Hierapolis|Papias]],<ref name=":1">{{cite book |last=Davies and Allison |title=A Critical and Exegetical Commentary on the Gospel according to Saint Matthew, Jilid 1, ICC |page=13}}</ref> [[Ireneus]], [[Yustinus Martir]],<ref name=":0">{{cite web |title=Historic Premillennialism |url=https://www.monergism.com/topics/eschatology/all-millennial-views/historic-premillennialism |access-date=26 Februari 2018 |website=Monergism}}</ref> [[Tertulianus]],<ref>{{Cite book |last1=Chung |first1=Sung Wook |url=https://books.google.com/books?id=AlcXEAAAQBAJ&dq=Tertullian+premillennialism&pg=PA12 |title=Models of Premillennialism |last2=Mathewson |first2=David L. |date=2018-08-27 |publisher=[[Wipf & Stock Publishers]] |isbn=978-1-5326-3769-8 |language=en |via=[[Google Books]]}}</ref> [[Polikarpus]],<ref>{{Cite book |last1=Chung |first1=Sung Wook |url=https://books.google.com/books?id=OcpwDwAAQBAJ&dq=Papias+historic+premill&pg=PT16 |title=Models of Premillennialism |last2=Mathewson |first2=David L. |date=2018-08-27 |publisher=[[Wipf & Stock Publishers]] |isbn=978-1-5326-3771-1 |language=en |via=[[Google Books]]}}</ref> [[Surat Barnabas|Pseudo-Barnabas]],<ref>{{Cite web |title=Philip Schaff: ANF01. The Apostolic Fathers with Justin Martyr and Irenaeus – Christian Classics Ethereal Library |url=https://www.ccel.org/ccel/schaff/anf01.vi.html |access-date=2023-06-16 |website=www.ccel.org |at=Volume 2, p. 382 |quote=Di kalangan Bapa Apostolik Barnabas adalah yang pertama dan saru-satunya tokoh yang terang-terangan mengajarkan tentang pemerintahan pra-milenial Kristus di muka bumi. Ia menganggap sejarah penciptaan di dalam kitab-kitab Musa sebagai lambang dari enam zaman berkarya bagi dunia, tiap zaman lamanya seribu tahun, ditambah satu sahasrawarsa istirahat, sebab bersama Allah ‘satu hari sama dengan seribu tahun.’ Sabat milenial di muka bumi akan disusul satu hari kedelapan yang kekal di suatu dunia yang baru, yakni hari yang dilambangkan dengan Hari Tuhan (disebut Barnabas ‘hari kedelapan’)}}</ref> [[Metodius dari Olimpus|Metodius]], [[Lactantius|Laktansius]],<ref>''Insruct. adv. Gentium Deos'', hlmn. 43, 44.</ref> [[Komodianus]],<ref>Menurut ''Encyclopedia of the Early Church'' “[[Komodianus]] (pertengahan abad ke-3) mengangkat tema masa 7000 tahun, 1000 tahun yang terakhir adalah masa milenium (''Instr''. II 35, 8 ff.).” M. Simonetti, “Millenarism,” hlm. 560.</ref> [[Teofilus dari Antiokhia|Teofilus]],<ref>Melawan Markion, buku 3, bab 25</ref> [[Melito dari Sardis|Meliton]],<ref>Simonetti mengemukakan di dalam ''Encyclopedia of the Early Church'' bahwa “kita tahu bahwasanya Melito juga adalah seorang milenarian" mengingat [[Hieronimus]] pernah menyebutnya sebagai seorang kilias. M. Simonetti, “Millenarism,” hlm. 560.</ref> [[Hipolitus dari Roma]], [[Viktorinus dari Pettau]],<ref>Perlu diingat bahwa tokoh ini adalah Viktorinus dari Pettau bukan Markus Piav(v)onius [[Viktorinus]], Kaisar Galia</ref><ref>Di dalam risalahnya ''Ulasan Kitab Wahyu'' dan dari fragmen risalah ''De Fabrica Mundi'' (bagian dari ulasan Kitab Kejadian). Hieronimus menyebutnya seorang pramilenialis.</ref> [[Kitab Nepos|Nepos]], [[Sextus Julius Africanus|Yulius Afrikanus]], [[Tatianos|Tasianus]]<ref name=":2">{{Cite book |last1=Foster |first1=K. Neill |url=https://books.google.com/books?id=xaVvBAAAQBAJ&dq=Book+of+Nepos+premillenialism&pg=PT14 |title=Essays on Premillennialism: A Modern Reaffirmation of an Ancient Doctrine |last2=Fessenden |first2=David E. |date=2007-02-01 |publisher=Moody Publishers |isbn=978-1-60066-959-0 |language=en |via=[[Google Books]]}}</ref> dan [[Montanus]].<ref>{{Cite book |last1=Foster |first1=K. Neill |url=https://books.google.com/books?id=xaVvBAAAQBAJ&dq=Montanist+premillenialism&pg=PT14 |title=Essays on Premillennialism: A Modern Reaffirmation of an Ancient Doctrine |last2=Fessenden |first2=David E. |date=2007-02-01 |publisher=Moody Publishers |isbn=978-1-60066-959-0 |language=en |via=[[Google Books]]}}</ref> Meskipun demikian, pandangan-pandangan pramilenial Montanus mungkin sekali berdampak terhadap penolakan yang timbul kemudian hari terhadap paham pramilenialisme di dalam Gereja, sementara [[Montanisme]] dipandangsendiri dicap sebagai bidat.<ref name=":2" /> {{Eskatologi Kristen}}
 
==== Amilenialisme ====
Baris 73:
== Agama Baha'i ==
{{See also|Wahyu progresif (Bahá'í)}}
Di dalam ''[[Kitáb-i-Íqán]]'', Baha'u'llah mengatakan bahwa Allah akan memperbaharui "Kota Allah" kira-kira seribu tahun sekali,<ref>{{Cite web |title=Bahá'í Reference Library – The Kitáb-i-Íqán, Pages 161–200 |url=https://reference.bahai.org/en/t/b/KI/ki-6.html.utf8 |access-date=16 Juni 2023 |website=reference.bahai.org |page=khususnya halaman 199}}</ref> dan secara khusus menyebutkan bahwa tidak ada [[Manifestasi Allah|Titisan Allah]] (nabi) baru yang bakal muncul pada masasepanjang 1.000 tahun (tahun 1852–2852 Masehi) [[Dispensasi (periode)|Dispensasimasa dispensasi]] yang diajarkan Baha'u'llah, tetapi pesan Baha'u'llah akan terus berwibawa sampai 500.000 tahun.<ref>{{cite book |first=Michael D. |last=McMullen |year=2000 |title=The Baha'i: The Religious Construction of a Global Identity |publisher=[[Rutgers University Press]] |location=Atlanta, Georgia |isbn=0-8135-2836-4 |page=7 |url=https://books.google.com/books?id=lF0UquZAZW8C |via=[[Google Books]]}}</ref><ref>{{Cite web |title=Bahá'í Reference Library – The Kitáb-i-Aqdas, Halaman 19–34 |url=https://reference.bahai.org/en/t/b/KA/ka-4.html.utf8 |access-date=2023-06-16 |website=reference.bahai.org |at=gr. 37}}</ref>
 
== Teosofi ==
Baris 170:
* Zaman [[Kekaisaran Jerman]] di bawah pemerintahan [[wangsa Hohenzollern]] (tahun 1871–1918): "Reich Kedua", disamakan dengan ''Zaman [[Allah Anak|Putra]]''.
 
Setelah melewati masa jeda [[Republik Weimar]] (sejak tahun 1918), yang didominasi [[konstitusionkonstitusi]]alismeonalisme, [[sistem parlementer|parlementarianismeparlementerisme]], bahkan [[pasifisme]], kedua zaman itu diikuti oleh:
* "Reich Ketiga", disamakan dengan ''Zaman [[Roh Kudus]]''.
 
Meskipun van den Bruck tidak terkesan saat bertemu dengan Hitler pada tahun 1922 dan tidak bergabung dengan [[partai Nazi]], Nazi mengadopsi istilah "Reich Ketiga" untuk dijadikan sebutan bagi [[Totaliterisme|negara totaliter]] yang hendak mereka dirikan jika kelak berhasil menduduki tampuk pemerintahan Jerman, cita-cita yang [[Undang-Undang Pemberian Kuasa|akhirnya terwujud pada tahun 1933]]. Meskipun demikian, kemudian hari para petinggi Nazi mengharamkan pemakaian istilah "Reich Ketiga" yang sebenarnya bukanlah suatubukan istilah resmi di dalam semua media massa Jerman pada musim panas tahun 1939, dan memerintahkan pemakaian istilah-istilah yang lebih resmi saja, seperti "Reich Jerman", "Reich Jerman Raya", dan "Negara Nasional Sosialis Jerman".<ref>{{cite book |last=Schmitz-Berning |first=Cornelia |date=2000 |title=Vokabular des Nationalsozialismus |language=de |trans-title=Vocabulary of National Socialism |publisher=[[Walter de Gruyter]] GmbH & Co. KG |location=Berlin |pages=159–160 |url=https://books.google.com/books?id=9jmWOMks6bkC&q=drittes+reich&pg=PA607 |via=[[Google Books]]}}</ref>
 
Pada masa-masa awal Reich Ketiga, banyak [[bangsa Jerman|rakyat Jerman]] yang mengelu-elukan Hitler sebagai ''Mesias Jerman'', khususnya ketika ia menggelar [[pertemuan akbar NurembergNürnberg|rapat akbar]]. Kemudian hari, rapat akbar dijadikan acara tahunan (dari tahun 1933 sampai 1938) di [[Nürnberg]] dan diselenggarakan pada tanggal-tanggal menjelang [[Ekuinoks September|Matahari melintasi khatulistiwa ke belahan bumi selatan]].
 
Di dalam pidatonya pada tanggal 27 November 1937, Hitler mengutarakan [[Welthauptstadt Germania|rencananya untuk merubuhkan sebagian besar kawasan kota Berlin dengan maksud untuk]]:
Baris 182:
 
{{blockquote|[...] mendirikan, bagi suatu bangsa setua seribu tahun dengan warisan sejarah dan budaya sepurba seribu tahun, demi menyongsong masa depan nan terbentang tak terterawang di hadapannya, sebuah kota berdaya tahan seribu tahun yang sepadan kegemilangannya [...]}}
Sesudah Adolf Hitler gagal mewujudkan pemerintahan seribu tahunnya, [[Takhta Suci|Vatikan]] mengeluarkan maklumat resmi yang menegaskan bahwa pernyataan-pernyataan milenial millennial tidak dapat diajarkan tanpa menimbulkan masalah, dan bahwasanya nas-nas terkait di dalam Wahyu (disebut pula Apokalips) seharusnya dipahami dalam arti rohaniah. Sastrawan Katolik Bernard LeFrois mengemukakan di dalam bukunya sebagai berikut:
 
{{blockquote|text={{sic|Millenium}}: [...] Lantaran Jawatan Suci memaklumkan (pada tanggal 21 Juli 1944) bahwasanya tidaklah orang dapat mengajarkan tanpa menimbulkan masalah bahwa pada kedatangan-Nya yang kedua kali Kristus akan memerintah secara kasatmata bersama-sama segelintir orang saja (yang dibangkitkan dari maut) dari antara semua orang kudus-Nya sepanjang suatu masa sebelum tiba penghakiman terakhir dan menyeluruh, maka sepatutnya yang tercantum di dalam nas Wahyu 20:4–6 itu dimaknai sebagai suatu milenium rohaniah. Santo Yohanes menyajikan suatu ikhtisar sepak terjang Satan, serta pemerintahan rohaniah orang-orang kudus bersama Kristus di surga dan di dalam Gereja-Nya di muka bumi..|source=<ref>
Baris 291:
* Wessinger, Catherine. ed. ''The Oxford Handbook of Millennialism'' ([[Oxford University Press]], 2011) 768 pp.&nbsp;{{ISBN|978-0-19-530105-2}} [http://www.h-net.org/reviews/showrev.php?id=34266 online review]
* Wistrich, Robert. ''Hitler's Apocalypse: Jews and the Nazi Legacy'' (St. Martin's Press, 1985). ({{ISBN|0-312-38819-5}})
* {{cite book |title=The End of the World as We Know It: Faith, Fatalism, and Apocalypse in America |url=https://archive.org/details/endofworldaswekn0000wjci |last=Wojcik |first=Daniel |date=1997 |publisher=[[New York University Press]] |isbn=0-8147-9283-9}}
{{Refend}}