Kakawin Bhomântaka: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k bot kosmetik perubahan |
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan. |
||
(15 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox manuscript
'''Kakawin Bhomântaka''' atau juga disebut sebagai '''Kakawin Bhomakawya''' adalah sebuah [[kakawin]] dalam [[bahasa Jawa|bahasa Jawa Kuna]]. Kakawin ini merupakan salah satu yang terpanjang dalam [[Sastra Jawa Kuna]], panjangnya mencapai 1.492 bait. Isinya ialah kisah cerita peperangan antara [[Kresna|Prabu Kresna]] dan sang raksasa Bhoma.▼
| location =
<!----------Image---------->
| image =
| width =
| caption =
<!----------General---------->
| Also known as =
| Type =
| Date =
| Place of origin =
| Language(s) =
| Scribe(s) =
| Author(s) =
| Compiled by =
| Illuminated by =
| Patron =
| Dedicated to =
<!----------Form and content---------->
| Material =
| Size =
| Format =
| Condition =
| Script =
| Contents =
| Illumination(s) =
| Additions =
| Exemplar(s) =
| Previously kept =
| Discovered =
| Accession =
| Other =
| below =
}}
▲'''Kakawin Bhomântaka''' atau juga disebut sebagai '''Kakawin Bhomakawya''' adalah sebuah [[kakawin]] dalam [[bahasa Jawa|bahasa Jawa
== Masa penulisan dan penggubah syair ==
== Mengenai nama kakawin ==
Friedrich, sang pakar sastra Jawa
== Ringkasan ==
Di bawah ini ringkasan kisah yang terkandung dalam kakawin Bhomântaka disajikan. Ringkasan dibagi menurut adegan yang termuat.
Baris 21 ⟶ 57:
Lalu lukisan daerah pedesaan diberikan; mereka bermalam di sebuah pertapaan dan diterima di sana. Para balatentara bercakap-cakap dan bercengkerama. Pertapaan dan daerah pedesaan sampai gunung Himalaya dilukiskan lebih lanjut.
Pertapaan-pertapaan yang dirusak oleh bala Naraka dilukiskan; para raksasa mencium keberadaan mereka dan menyerang pada malam hari. Terjadilah pertempuran sengit; kaum raksasa berhasil dipukul mundur.
Samba lalu berlawat pada sebuah pertapaan terpencil dan bercengkerama di sana. Sebuah pertapaan dilukiskan. Sisa-sisa kaum raksasa menyerang kembali; mereka berhasil dipukul mundur oleh para tapa dan Samba. Perjalanan lalu dilanjutkan ke tempat larangan Wiśwamitra; Sāmba disambut di sana.
Baris 30 ⟶ 66:
Sāmba teringat bahwa ia pernah terlahirkan sebagai Dharmadewa dan bagaimana ia meninggalkan Yajñawatī. Ia lalu berusaha keras untuk menemukannya, dan Guņadewa memberinya pelajaran akan ''[[anitya]]''. Semetara itu Tilottamā, seorang bidadari datang. Sāmba mengenalnya sebagai dayang Yajñawatī.
Tilottamā memberi tahu bahwa Yajñawatī telah lahir kembali sebagai seorang putri,
Lalu kecantikan sang putri diperikan; Saharşā berkata bahwa ia sudah datang. Sang putri lalu menyiapkan diri.
Sāmba dan Tillottamā datang; Tilottamā yang pertama masuk dan mendatangi sang putri yang mengharapkan kekasihnya. Sāmba masuk,
Sāmba berusaha keras untuk melayu sang putri dan mengingatkan bahwa mereka pada kehidupan sebelumnya merupakan kekasih. Mereka dipersatukan. Tilottamā merasa cemas,
Dāruki, seorang kusir, masuk dan memperingatkan pangeran Sāmba bahwa mereka dalam keadaan bahaya: para raksasa telah datang. Sāmba meninggalkan sang putri dan pertempuran mulai.
=== Sang putri dibawa ke istana Bhoma 30-43 ===
Para wanita menjadi panik dan para dayang-dayang lalu mengungsikan sang putri ke istana Bhoma, Prāgjyotişa. Para raksasa terusir kembali, dan Sāmba lalu mencari kekasihnya lagi.
Ia berusaha mengejarnya,
Sang pangeran kembali,
Sang raja berjanji akan memberikan bantuan dan meminta saran Uddhawa kebijakan apa yang harus diambil. Uddhawa memberi jawaban dengan bicara panjang lebar mengenai kewajiban seorang raja dan bagaimana harus memerangi para raksasa.
Baris 54 ⟶ 90:
Yajñawatī lalu bercerita akan cinta sang putri dan meminta Sāmba untuk mengambilnya. Hari selanjutnya kaum Yadu menyerang; sesudah sebuah pertempuran sengit, para raksasa melarikan diri.
Si raksasa Mura menyerang kembali,
=== Sāmba berhasil melarikan Yajñawatī 44-49 ===
Baris 112 ⟶ 148:
Para ksatria diberi penghargaan dan hadiah. Para pangeran diberi anugerah pula; Sāmba juga diberi hadiah dan Suratha diberi seorang tuan putri untuk diperistri. Keberanian Kresna dikenal seluruh dunia. Ia lalu ber[[sanggama]] dengan empat putri pada waktu yang bersamaan sebagai Wisnu. Semua kasta melaksanakan kewajiban mereka.
== Ajaran anitya ==
Kakawin Bhomântaka sarat dengan ajaran-ajaran yang berhubungan dengan agama Hindu dan Buddha. Salah satu ajaran yang dibahas dalam kakawin ini dan akan dibahas lebih lanjut adalah suatu uraian mengenai "[[anitya]]" atau
{|
|-
! Teks Jawa
|-
|5. munisuta marma temen sira ri lara narèndrasutângaça || Putra sang pertama terharu atas rasa masygul sang pangeran yang besar
Baris 140 ⟶ 174:
|-
|7. lawan ikahen ing wwang akuren apasah ta wasānanikā || sedangkan hasil orang menikah ialah akhirnya berpisah
|-
sihika sināhaken ing pati kalawan inaknya winas.t.a kabèh || cinta dikalahkan oleh kematian dan semua kenikmatannya hilang
|-
Baris 149 ⟶ 184:
== Suntingan teks ==
''Kakawin Bhomântaka'' pertama kali diterbitkan oleh sang pakar sastra Jawa
▲[[Berkas:Kakawin Bhomantaka (Teeuw).jpg|thumb|Suntingan teks edisi Teeuw dan Robson]]
▲''Kakawin Bhomântaka'' pertama kali diterbitkan oleh sang pakar sastra Jawa Kuna dari [[Prusia]], Friedrich pada tahun 1852 menggunakan [[aksara Jawa]]. Namun terjemahan pertama, dalam bahasa Belanda, baru muncul pada tahun [[1946]] dan digarap oleh Teeuw. Lalu hampir 60 tahun kemudian, Teeuw bersama Robson menyajikan terjemahan dalam bahasa Inggris.
== Referensi ==
{{Reflist}}
=== Daftar pustaka ===
* [[Poerbatjaraka]] dan Tardjan Hadiwidjaja, [[1952]], ''[[Kepustakaan Djawa]]''. Amsterdam/Djakarta: Djambatan
* [[Hans Teeuw|A. Teeuw]], 1946, ''Bhomakâwya''.
* A. Teeuw dan S.O. Robson, [[2005]], ''Bhomântaka''. Leiden: KITLV
* [[P.J. Zoetmulder]], [[1974]], ''Kalangwan. A Survey of Old Javanese literature''. The Hague:Martinus Nijhoff
[[Kategori:Kakawin|Bhomantaka]]
▲[[jv:Kakawin Bhomântaka]]
|