Panji Surachman Cokroadisuryo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Perbaikan kesalahan ketik Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
|||
(28 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 5:
|imagesize =
|caption =
|office =
|order = ke-4
|term_start = 5 Desember 1945
|term_end =
|president = [[Soekarno]]
|primeminister = [[Sutan Syahrir|Soetan Sjahrir]]
|predecessor = [[
|successor = [[Syafruddin Prawiranegara]]
|office2 =
|order2 = ke-1
|term_start2 =
|term_end2 =
|president2 = [[Soekarno]]
|predecessor2 = ''Tidak ada, jabatan baru''
|successor2 = [[Darmawan Mangunkusumo]]
|office3 =
|order3 = ke-1<br/><small>(Rektor UI)</small>
|term_start3 =
|term_end3 =
|predecessor3 =
|successor3 = [[Soepomo]]
|birth_date =
|birth_place = [[Wonosobo]], [[Jawa Tengah]], [[Hindia Belanda]]
|death_date =
|death_place = [[Den Haag]], [[Belanda]]
|party =
|spouse =
|children =
|residence =
|alma_mater = [[Universitas Teknik Delft|Technische
|occupation =
|religion = [[Islam]]
}}
[[Insinyur|Ir.]] '''Raden Mas Pandji Soerachman Tjokroadisoerjo''' ([[Ejaan Yang Disempurnakan|EYD]]: '''Panji Surahman Cokroadisuryo''') ({{lahirmati|[[Wonosobo]], [[Jawa Tengah]]|30|8|1894|Kota [[Den Haag]], [[Belanda]]|16|11|1952}}) adalah insinyur [[teknik kimia]] pribumi pertama yang pernah menjabat Menteri Kemakmuran pada [[Kabinet Presidensial]], Menteri Keuangan pada [[Kabinet Sjahrir I]], dan Presiden [[Universitas Indonesia]] yang pertama setelah penyerahan kedaulatan RI.
Raden Mas Pandji Soerachman Tjokroadisoerjo lahir dari keluarga Bupati di [[Wonosobo]]. Ayahnya bernama Raden Mas Toemenggong Soerjohadikoesoemo, bupati Wonosobo ketiga. Kakeknya adalah Raden Mas Adipati Ario Tjokroadisoerjo, bupati Wonosobo kedua. Jika ditelusuri lebih lanjut, Soerachman merupakan keturunan generasi ke 5 dari [[Hamengkubuwana II]].<br />▼
== Riwayat hidup ==
Soerachman menikah dengan R.Aj. Soenarti (Putri tunggal dari Bupati [[Kabupaten Grobogan]], R.A.A. Pangeran Soenarto) yang masih berusia 16 tahun pada tahun 1922. Perkawinan terjadi akibat kemauan orang tua dari kedua belah pihak yang sesama Bupati. Dari hasil pernikahannya, Ia memiliki 3 orang putri dan 1 orang putra:<br />▼
▲Raden Mas Pandji Soerachman Tjokroadisoerjo lahir di [[Wonosobo]], [[Jawa Tengah]] pada tanggal 30 Agustus 1894. Ia lahir dari keluarga Bupati di [[Wonosobo]]
1. R.A. Soerachti (Menikah dengan Dr. Afloes)<br />▼
▲Soerachman menikah dengan R.Aj. Soenarti (Putri tunggal dari Bupati [[Kabupaten Grobogan]], R.A.A. Pangeran Soenarto) yang masih berusia 16 tahun pada tahun 1922. Perkawinan terjadi akibat kemauan orang tua dari kedua belah pihak yang sesama Bupati. Dari hasil pernikahannya,
2. R.A. Soenarni (Menikah dengan Mr. Soemardi Mangoenkoesoemo)<br />▼
3. R.A. Isbadi, menikah dua kali : dengan T.W. Mulia (Putra dari [[Todung Sutan Gunung Mulia]]) dan dengan [[Daan Jahja|Letkol. H. Daan Jahja]] (Gubernur (Militer) Jakarta dan Panglima Divisi Siliwangi).<br />▼
4. R.M. Soenarto, Meninggal sewaktu remaja.▼
▲
== Pendidikan ==
Soerachman
== Karier ==
Dalam memulai karier untuk pertama kalinya, Soerachman ditempatkan di
===
Pada waktu Soerachman bekerja di Bandung, banyak mahasiswa dan tokoh pergerakan yang sering mengadakan hubungan dengannya, salah seorang di antara mereka ialah [[Bung Karno]]. Dengan banyaknya pertemuan yang terjadi antar dirinya dengan tokoh pergerakan mengundang kecurigaan pihak pemerintah Hindia
Karena Soerachman masih berhubungan dengan pemimpin-pemimpn pergerakan seperti [[Bung Hatta]] dan yang lainnya, kedudukannya dalam memimpin Departemen belum sepenuhnya dipercayakan kepadanya. Walaupun pertemuan-pertemuan ini selalu ditutup-tutupi, namun pihak pemerintah dapat mengetahuinya yang menyebabkan jabatan Kepala Bagian Departmen tidak diserahkan kepadanya.<br />▼
Soerachman sebenarnya ingin berkecimpung dalam pergerakan, namun karena ia telah terikat oleh tugas sebagai pegawai pemerintah, ditambah lagi adanya permintaan keluarga, maka ia hanya dapat memberi bantuan kepada pergerakan dari belakang. Jabatannya dalam Departemen pada waktu itu merupakan kedudukan yang tinggi bagi penduduk bumiputera. Ketika itu, ia duduk bersama dengan Ir. Sasrahadikusuma dalam Departemen Perekonomian. <br />▼
▲Karena Soerachman masih berhubungan dengan pemimpin-pemimpn pergerakan seperti [[Bung Hatta]] dan yang lainnya, kedudukannya dalam memimpin Departemen belum sepenuhnya dipercayakan kepadanya. Walaupun pertemuan-pertemuan ini selalu ditutup-tutupi, namun pihak pemerintah dapat mengetahuinya yang menyebabkan jabatan Kepala Bagian
Ia pernah diserahi tugas untuk mengurusi perusahaan-perusahaan Jerman yang diambil alih oleh pemerintah Belanda yang selanjutnya dikelola oleh badan usaha bangsa Indonesia sendiri. Dalam penyerahan kepercayaan kepada mereka itu tidaklah begitu saja, tetapi diseleksi dari Badan yang dapat dipercaya, yaitu dari golongan menengah. Di antara hasil seleksinya antara lain ialah Raman Tamin, yaitu suatu usaha dagang yang telah terkenal pada waktu itu diserahi pemintalan di Jawa Timur. Pemintalan itu diambil dari Belanda lalu diserahkan kepadanya. Kepercayaan yang sama juga diserahkan kepada Dasaat, yang diambil dari perusahaan Jerman, selanjutnya dikombinasikan dengan perusahaan Belanda dengan Mangkunegaran. Pemerintah Mangkunegaran diberinya fasilitas untuk bekerjasama dengan perusahaan Belanda. Kerjasama ini dapat berjalan lancar karena pihak Mangkunegaran bersedia menerima saran dan pengarahan demi kemajuan. Badan usaha gabungan ini bergerak dalam perdagangan mesin-mesin, tenunan dan penggilingan padi. Badan ini merupakan satu-satunya importir yang terkuat pada waktu itu.▼
▲Soerachman sebenarnya ingin berkecimpung dalam pergerakan, namun karena ia telah terikat oleh tugas sebagai pegawai pemerintah, ditambah lagi adanya permintaan keluarga, maka ia hanya dapat memberi bantuan kepada pergerakan dari belakang. Jabatannya dalam Departemen pada waktu itu merupakan kedudukan yang tinggi bagi penduduk bumiputera. Ketika itu, ia duduk bersama dengan Ir. Sasrahadikusuma dalam Departemen Perekonomian.
▲Ia pernah diserahi tugas untuk mengurusi perusahaan-perusahaan Jerman yang diambil alih oleh pemerintah Belanda yang selanjutnya dikelola oleh badan usaha bangsa Indonesia sendiri. Dalam penyerahan kepercayaan kepada mereka itu tidaklah begitu saja, tetapi diseleksi dari Badan yang dapat dipercaya, yaitu dari golongan menengah. Di antara hasil seleksinya antara lain ialah Raman Tamin, yaitu suatu usaha dagang yang telah terkenal pada waktu itu diserahi pemintalan di Jawa Timur. Pemintalan itu diambil dari Belanda lalu diserahkan kepadanya. Kepercayaan yang sama juga diserahkan kepada Dasaat, yang diambil dari perusahaan Jerman, selanjutnya dikombinasikan dengan perusahaan Belanda dengan Mangkunegaran. Pemerintah Mangkunegaran diberinya fasilitas untuk
===
Pada waktu pemerintahan Jepang di Indonesia, orang-orang penting, di antaranya Ir. R.M. Pandji Soerachman Tjokroadisoerjo, Abikoesno, dan Ratu Langie dipanggil Jepang. Pertemuan ketiga orang itu terjadi pada tanggal 8 Maret 1942, tepat dengan hari menyerahnya pemerintah Belanda kepada Jepang. Soerachman yang memegang peranan penting dalam bidang Ekonomi, diserahi untuk memegang Departemen Perekonomian atau Kemakmuran.
===
Menurut keputusan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, Soerachman menduduki posisi Menteri Kemakmuran dalam [[Kabinet Presidensial]]. Pada akhir pemerintahan Jepang dan awal pemerintahan Republik Indonesia, keadaan ekonomi kacau balau. Inflasi meningkat dengan hebat, adapun yang menjadi sumber inflasi adalah mata uang Jepang yang tidak terkendalikan. Peredaran mata uang Jepang diperkirakan sejumlah 4
▲Pada akhir pemerintahan Jepang dan awal pemerintahan Republik Indonesia, keadaan ekonomi kacau balau. Inflasi meningkat dengan hebat, adapun yang menjadi sumber inflasi adalah mata uang Jepang yang tidak terkendalikan. Peredaran mata uang Jepang diperkirakan sejumlah 4 Milyar. Sampai dengan bulan Agustus 1945 mata uang Jepang yang beredar di Jawa berjumlah 1,6 Milyar. Jumlah ini kemudian bertambah lagi ketika pasukan Serikat berhasil menduduki kota besar di Indonesia dan segera menguasai bank-bank. Dari bank-bank itu diedarkan uang cadangan sebesar 2,3 Milyar untuk tujuan operasi dan membiayai pembantu-pembantunya, menggaji pegawai dalam rangka mengembalikan pemerintahan kolonial Belanda. Pemerintah Indonesia tidak dapat menyatakan bahwa uang pendudukan Jepang tidak berlaku karena Negara Indonesia belum memiliki uang untuk menggantikannya. Kas pemerintah kosong, pajak-pajak dan bea masuk lainnya sangat berkurang, sebaliknya pengeluaran negara semakin bertambah besar. Untuk sementara waktu, kebijakan yang diambil pemerintah adalah mengeluarkan penetapan berlakunya mata uang sebagai tanda pembayaran yang sah di wilayah RI. Untuk itu, ditetapkan tiga macam mata uang: mata uang De Javasche Bank, mata uang pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang pendudukan Jepang.<br />
Kedudukan dan situasi yang dialami pemerintah ini masih ditambah lagi dengan adanya blokade laut, pintu keluar masuk perdagangan Republik, oleh Angkatan Laut Belanda. Tindakan blokade laut ini dimulai pada November 1945. Adapun alasan blokade ini adalah:<br />▼
1. Mencegah dimasukannya senjata dan alat-alat militer ke Indonesia<br />▼
2. Mencegah dikeluarkannya hasil-hasil perkebunan milik Belanda dan milik asing lainnya<br />▼
3. Melindungi bangsa Indonesia dari tindakan-tindakan dan perbuatan yang dilakukan oleh bukan bangsa Indonesia▼
▲Kedudukan dan situasi yang dialami pemerintah ini masih ditambah lagi dengan adanya blokade laut, pintu keluar masuk perdagangan Republik, oleh Angkatan Laut Belanda. Tindakan blokade laut ini dimulai pada November 1945. Adapun alasan blokade ini adalah:
Alasan yang dikemukakan oleh Belanda itu adalah suatu usaha untuk melikuidasi Republik dengan senjata ekonomi. Terutama timbulnya keadaan sosial yang buruk, kekurangan bahan import yang sangat dibutuhkan. Barang-barang milik Republik dihancurkan atau dibumi hanguskan. Keadaan inflasi yang semakin besar menimbulkan kebencian terhadap pemerintah Republik. Saat itu perbendaharaan Republik dalam keadaan kosong dan pengeluaran negara semakin membesar. Pihak Belanda mengira bahwa Republik secara ekonomi akan segera hancur.<br />▼
Soerachman sebagai Menteri Kemakmuran berusaha keras untuk mengimbangi usaha penghancuran dari pihak Belanda. Pemerintah segera mengambil alih semua mlik asing yang dilakukan oleh rakyat dengan menghadapi segala konsekwensinya. Perusahaan-perusahaan itu segera diproklamirkan sebagai milik Repulik. Untuk pemindahan perusahaan-perusahaan itu, pada tanggal 4 Oktober 1945, Soerachman atas nama pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan maklumat no.2. <br />▼
▲
▲Alasan yang dikemukakan oleh Belanda itu adalah suatu usaha untuk melikuidasi Republik dengan senjata ekonomi. Terutama timbulnya keadaan sosial yang buruk, kekurangan bahan
▲Soerachman sebagai Menteri Kemakmuran berusaha keras untuk mengimbangi usaha penghancuran dari pihak Belanda. Pemerintah segera mengambil alih semua
=== Presiden Pertama Universitas Indonesia (UI) ===
Jasa Soerachman pada zaman kemerdekaan tidaklah dapat dilepaskan dengan berdirinya [[Universitas Indonesia]]. Menjelang pengakuan kedaulatan Indonesia Serikat, Pemerintah Indonesia membentuk Panitia Persiapan negara (PPN) yang bertugas antara lain mempersiapkan pengambilalihan lembaga perguruan tinggi yang diselenggarakan NICA. Undang-undang Darurat No.7 tahun 1950 mewajibkan Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan mengambil tindakan secepat-cepatnya terhadap ''[[Universiteit van
Universitas ini merupakan penggabungan dari ''[[Universiteit van
Ir. R. M. Pandji Soerachman Tjokroadisoerjo merupakan presiden (saat ini disebut rektor) pertama [[Universitas Indonesia|Universiteit Indonesia (UI)]] yang secara resmi memulai kegiatannya pada tanggal 2 Februari 1950. Kantor Presiden Universiteit Indonesia mula-mula berkedudukan di Jakarta, tepatnya di gedung Fakultas Kedokteran di Jl Salemba Raya no. 6, kemudian dipindahkan ke salah satu bangunan bekas pabrik madat di Jl. Salemba Raya no. 4, Jakarta. Tanggal 2 Februari 1950 kemudian dijadikan hari kelahiran Universitas Indonesia.
▲Universitas ini merupakan penggabungan dari Universiteit van Indonesië dengan Balai Perguruan Tinggi Republik Indonesia. Termasuk di dalamnya adalah penggabungan dari Faculteit der Rechtsgeleerdheid en Sociale Wetenschappen dengan Fakultas Hukum Balai Perguruan Tinggi Republik Indonesia, dengan nama Fakulteit Hukum dan Pengetahuan Masyarakat (dengan Dekan: Prof. Mr. Djokosoetono dan Panitera: Prof. Mr. Dr. Hazairin).<br />
▲Ir. R.M. Pandji Soerachman Tjokroadisoerjo merupakan presiden (saat ini disebut rektor) pertama [[Universitas Indonesia|Universiteit Indonesia (UI)]] yang secara resmi memulai kegiatannya pada tanggal 2 Februari 1950. Kantor Presiden Universiteit Indonesia mula-mula berkedudukan di Jakarta, tepatnya di gedung Fakultas Kedokteran di Jl Salemba Raya no. 6, kemudian dipindahkan ke salah satu bangunan bekas pabrik madat di Jl. Salemba Raya no. 4, Jakarta. Tanggal 2 Februari 1950 kemudian dijadikan hari kelahiran Universitas Indonesia.<br />
Nama Soerachman terpilih menjadi salah satu dari 19 nama tokoh yang dianggap berjasa oleh Universitas Indonesia yang diabadikan menjadi nama jalan di dalam lingkup [[Universitas Indonesia]]. Peresmian 19 nama jalan akses sepanjang 15 kilometer ini ditandai dengan penyerahan pin emas dan sertifikat kepada ahli waris di Gedung Balai Sidang kampus UI, Rabu 10 Juni 2009.
== Akhir Hayat ==
Pada tahun 1952,
Sewaktu Soerachman masih menjalankan tugasnya di Belanda, selama 6 bulan ia menderita penyakit darah tinggi hingga akhirnya wafat disana. Ia dimakamkan di pemakaman Candiwulan, Jawa Tengah.
== Catatan ==
{{notelist}}
== Rujukan ==
* Prof. Ir. Raden Mas Panji Surakhman Cokroadisuryo
{{kotak mulai}}
{{s-off}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Menteri Keuangan Republik Indonesia|Menteri Keuangan Indonesia]]|pendahulu=
{{S-new|office}}
{{S-ttl|title=[[Menteri Perdagangan Republik Indonesia|Menteri Kemakmuran Indonesia]]|years=1945}}
{{s-aft|after=[[Darmawan Mangunkusumo]]}}
{{s-aca}}
{{S-new|office}}
{{S-ttl|title= [[
{{s-aft|after=[[Soepomo]]}}
{{kotak selesai}}
{{Menteri Keuangan Indonesia}}
{{Menteri Pertanian Indonesia}}
{{Menteri Perdagangan Indonesia}}
{{BPUPKI}}
{{lifetime|1894|1954|Tjoroadisurjo, Pandji Surachman}}
[[Kategori:Anggota BPUPKI]]
[[Kategori:Rektor Indonesia]]
[[Kategori:Rektor Universitas Indonesia]]
[[Kategori:Alumni Universitas Teknologi Delft]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Tokoh dari Wonosobo]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Kabinet Presidensial|Tjoroadisurjo, Pandji Surachman]]
[[Kategori:Menteri Kabinet Sjahrir I|Tjoroadisurjo, Pandji Surachman]]
[[Kategori:Menteri Kabinet Sjahrir II|Tjoroadisurjo, Pandji Surachman]]
[[Kategori:Menteri Keuangan Indonesia]]
[[Kategori:
[[Kategori:Tokoh
[[Kategori:
▲[[Kategori:Rektor Universitas Indonesia]]
|