Horja Bius: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Lylla08 (bicara | kontrib)
k Menghapus Kategori:Sumatra Utara menggunakan HotCat
RianHS (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(16 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Orphan|date=Januari 2023}}
'''Horja Bius''' adalah sebuah upacara adat tradisional [[Suku Toba|Suku Batak Toba]] khususnya yang tinggal di desa [[Tomok, Simanindo, Samosir|Tomok]] kecamatan [[Simanindo, Samosir|Simanindo]] [[Kabupaten Samosir]], provinsi [[Sumatera Utara]]. Upacara adat ini merupakan sebuah adat musyawarah antar warga untuk menyelesaikan sebuah permasalahan guna menghasilkan suatu kesepakatan atau keputusan untuk dijalankan bersama-sama.
 
[[File:Batak Toba - Horja Bius.svg|ka|jmpl|300px|Horja Bius, upacara adat [[Suku Batak Toba|Batak Toba]].]]
Dahulu, di dalam upacara Horja Bius selalu disertai dengan upacara Manghalat Horbo sebuah upacara ucapan syukur kepada leluhur atas upayanya dalam membuka desa bagi warga setempat dengan mempersembahkan hewan-hewan pilihan atau lebih tepatnya kerbau pilihan.<ref name=HORJA>{{cite web|url=https://wartawisata.id/2019/01/22/horja-bius/|title=Horja Bius|last=|first=|website=www.wartawisata.com|accessdate=9 April 2019}}</ref> Namun masa kini telah dimodifikasi menjadi sebuah teater kolosal, untuk melestarikan budaya Batak Toba yang sudah tidak dilakukan dan mendukung perkembangan potensi pariwisata Danau Toba sebagai tujuan wisata kelas dunia.<ref name=HORJA3>{{cite web|url=http://spektakel.id/detail.php?id=613|title=Horja Bius 2018|last=|first=|website=www.spektakel.id|accessdate=9 April 2019}}</ref> Upacara Horja Bius memiliki pengaruh dari [[Parmalim]]. Sebelum [[Kristen|Kekristenan]] diterima suku Batak Toba, mereka merupakan bagian dari penghayat kepercayaan [[Parmalim]]. Kini, hanya beberapa orang saja dari jutaan warga suku Batak Toba di seluruh penjuru negeri yang masih menganutnya yang pada umumnya tinggal menetap di pulau Samosir dan sekitarnya.
 
'''Horja Bius''' adalah sebuah upacara adat tradisional ([[Suku Toba|SukuSurat Batak Toba]]: khususnyaᯂᯒᯬ᯲ᯐ yangᯅᯪᯀᯘᯮ᯲) tinggaladalah diseah desaburitu [[Tomok,dalam Simanindo, Samosir|Tomok]] kecamatanmasyarakat [[Simanindo,Suku SamosirToba|Simanindo]]Suku [[KabupatenBatak SamosirToba]],. provinsi [[Sumatera Utara]].U Upacara adat ini merupakan sebuah adat musyawarah antar warga untuk menyelesaikan sebuah permasalahan guna menghasilkan suatu kesepakatan atau keputusan untuk dijalankan bersama-sama.
 
Dahulu, di dalam upacara Horja Bius selalu disertai dengan upacara Manghalat Horbo sebuah upacara ucapan syukur kepada leluhur atas upayanya dalam membuka desa bagi warga setempat dengan mempersembahkan hewan-hewan pilihan atau lebih tepatnya kerbau pilihan.<ref name=HORJA>{{cite web|url=https://wartawisata.id/2019/01/22/horja-bius/|title=Horja Bius|last=|first=|website=www.wartawisata.com|accessdate=9 April 2019|archive-date=2020-09-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20200918104750/https://wartawisata.id/2019/01/22/horja-bius/|dead-url=yes}}</ref> Namun masa kini telah dimodifikasi menjadi sebuah teater kolosal, untuk melestarikan budaya Batak Toba yang sudah tidak dilakukan dan mendukung perkembangan potensi pariwisata Danau Toba sebagai tujuan wisata kelas dunia.<ref name=HORJA3>{{cite web|url=http://spektakel.id/detail.php?id=613|title=Horja Bius 2018|last=|first=|website=www.spektakel.id|accessdate=9 April 2019}}</ref>{{Pranala Upacaramati|date=Desember Horja2022 Bius|bot=InternetArchiveBot memiliki pengaruh dari [[Parmalim]]. Sebelum [[Kristen|Kekristenan]]fix-attempted=yes diterima suku Batak Toba, mereka merupakan bagian dari penghayat kepercayaan [[Parmalim]]. Kini, hanya beberapa orang saja dari jutaan warga suku Batak Toba di seluruh penjuru negeri yang masih menganutnya yang pada umumnya tinggal menetap di pulau Samosir dan sekitarnya.}}</ref>
 
Berdasarkan sejarah ada tiga elemen penting suku Batak Toba yang mengatur sistem musyawarah dalam kehidupan bermasyarakat, yakni Huta, Horja dan Bius. Huta secara harafiah diartikan sebagai suatu kelompok perhimpunan. Setiap Huta dipimpin oleh Raja Huta, orang yang membuka perkampungan itu, biasanya selalu berkaitan dengan marga.<ref name=HORJA3/>
Baris 23 ⟶ 27:
Warisan budaya Horja Bius sebenarnya sudah tidak begitu dilestarikan oleh masyarakat Batak Toba khususnya yang tinggal di pulau Samosir. Pekembangan zaman dan pengaruh telah masuknya nilai-nilai ajaran agama Kristen bisa menjadi penyebab hal ini terjadi. Namun, demi meningkatkan dan menjadikan [[Danau Toba]] sebagai destinasi wisata dunia, maka pemerintah pusat bersama dengan dinas pariwisata dan pelaku wisata Sumatera Utara dan sekitarnya, kembali mengembangkan budaya-budaya yang mulai dilupakan.<ref name=HORJA4>{{cite web|url=https://www.aktual.com/samosir-pertahankan-budaya-horja-bius/|title=Samosir Pertahankan Budaya Horja Bius|last=|first=|website=www.aktual.com|accessdate=11 April 2019}}</ref>
 
Tahun 2018 lalu, even ini telah diadakan pada tanggal 5-6 Juli 2018. Tahuh 2019 ini, pemerintahan Kabupaten Samosir kembali akan menggelar event ini, akan dilaksanakan pada tanggal 6-7Juli 2019 di desa Tomok, pulau Samosir.<ref name=EVEN>{{cite web|url=http://visitsamosir.com/events/horja-bius/|title=Event Horja Bius 2019|last=|first=|website=www.visitsamosir.com|accessdate=11 April 2019}}</ref>. Acara akan dimulai hari Sabtu, 6 April 2019 pada pukul 8 pagi, dan berakhir pada hari Minggu, 7 April 2019 pukul 7 malam.<ref name=EVEN/> Horja Bius diharapkan bisa memikat banyak wisatawan, karena budaya ini kental akan budaya asli [[Suku Batak Toba|batak Toba]] yang tidak bisa ditemukan di tempat lain dan pelaksanaanya tidak disembarang waktu.<ref name=EVEN/>
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== Pranala Luarluar ==
* {{cite web|url=http://visitsamosir.com/events/horja-bius/|title=EVENT HORJA BIUS 2019, 6-7 JULI 2019 DI TOMOK, SAMOSIR - SUMATERA UTARA|last=|first=|website=|accessdate=}}
 
[[Kategori:Upacara adat di Indonesia]]