Perkembangan seni pertunjukan di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Blackman Jr. (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
RianHS (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(7 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Seni pertunjukan''' dari masa ke masa berkembang sesuai kondisi masyarakat. Perkembangan politik, agama, pemerintahan, gaya hidup, dan kemajuan teknologi juga berpengaruh terhadap perkembangan seni pertunjukan.
{{inuse}}
 
'''Pada zaman dahulu''', seni [[Pertunjukan seni|pertunjukan]] itu bersifat sederhana, sebelum ada gamelan iringan yang digunakan hanya sorak-sorai,  tepukan tangan, bebatuan atau benda-benda alam lainnya. Pertunjukan dilaksanakan di altar dengan bentuk penonton melingkar. Tanpa adanya kelas bagi penonton. Dilakukan oleh masyarakat sekitar.  Cerita atau gerakan diperoleh dari contoh orang sebelumnya. Tidak menggunakan naskah atau perencanaan secara detail dan pola cerita tetap.<ref>{{Cite web|title=Pengertian Seni Pertunjukan, Sejarah, Ciri-ciri, Unsur dan Contoh Secara Lengkap|url=https://www.bospedia.com/2020/04/seni.pertunjukan.html|language=en|access-date=2023-04-14}}</ref>
'''Seni pertunjukan''' adalah suatu [[karya seni]] yang melibatkan aksi [[individu]] atau kelompok di tempat dan waktu tertentu dipertontonkan kepada khalayak umum.<ref>{{Cite journal|first=priyadi|date=2017|title=TINJAUAN HAKEKAT OBYEK STUDI|url=http://e-journal.uajy.ac.id/12871/3/TA142522.pdf|journal=}}</ref> Seni pertunjukan melibatkan empat unsur yaitu, waktu, ruang, tubuh seniman, dan penonton.
 
== Perkembangan masa kerajaan Hindu-Budha ==
Waktu adalah unsur penting yang melibatkan adanya interaksi secara langsung antara penonton dengan seniman yang menampilkan karya seni. Walaupun sekarang ini seni pertunjukan sudah menggunakan kecanggihan teknologi. Waktu yang diperlukan lebih fleksibel. penonton bisa berinteraksi kepada seniman kapan saja melalui teknologi.
Pada masa kerajaan Hindu-Budha, seni pertunjukan terbagi menjadi seni pertunjukan untuk rakyat jelata atau tradisional dan seni pertunjukan di kalangan keraton. Di keraton, [[Bahasa Bagongan|bahasa]] yang digunakan lebih halus. Bukan menggunakan bahasa sehari-hari. Mempunyai aturan yang sangat ketat bahasa antar tokoh. Contohnya bahasa klasik puja-sastra (wayang orang). Dipertunjukkan hanya dikhususkan untuk orang-orang yang berada di dalam keraton, tidak untuk  khalayak ramai.<ref>{{Cite book|last=Basuki|first=Ribut|title=Penelitian Seni Pertunjukan|publisher=Rajawali Pers|url-status=live}}</ref>
 
== Perkembangan pada masa penyebaran Islam ==
Ruang adalah [[tempat]] yang digunakan untuk pementasan sebuah karya seni.<ref>{{Cite web|title=BENTUK RUANG PERTUNJUKAN|url=https://www.daripanggung.com/berita/bentuk-ruang-pertunjukan/|website=Media Referensi & Informasi Pekerja Acara|language=id-ID|access-date=2023-04-14}}</ref>
Pada masa [[Islam di Indonesia|penyebaran agama Islam]], seni pertunjukan dipakai sebagai alat untuk mengumpulkan masyarakat. Seni pertunjukan disipi khotbah tentang ajaran agama. seni pertunjukan yang bisa disisipi ajaran agama ada seni tari dan wayang kulit.<ref>{{Cite book|last=drs.h.moh Suryana|first=Drs Anwar Kurnia|url=https://books.google.co.id/books?id=D9QAWe75d4gC&pg=PA73&dq=Penyebaran+agama+Islam+membuat+seni+pertunjukan&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwi_q53Unqj-AhWiR2wGHQR-ASIQ6wF6BAgIEAE#v=onepage&q=Penyebaran%20agama%20Islam%20membuat%20seni%20pertunjukan&f=false|title=Sejarah SMP kelas 7|url-status=live}}</ref>
 
Bentuk adalah tempat pertunjukan, bisa berbentuk panggung pertunjukan atau hanya sekedar altar.<ref>{{Cite journal|last=Naing|first=Naidah|last2=Hadi|first2=Abdul Karim|last3=Djamereng|first3=Asdar|date=2019-11-04|title=Makna Ruang Sakral pada Tata Ruang Dalam Rumah Panggung Tradisional Bugis|url=http://dx.doi.org/10.31815/jp.2019.14.62-72|journal=Jurnal Permukiman|volume=14|issue=2|pages=62|doi=10.31815/jp.2019.14.62-72|issn=2339-2975}}</ref> Altar ini biasanya digunakan pada seni pertunjukan tradisional, seperti tayub, kecak, jaranan, reog, dan sebagainya.  Panggung pertunjukan biasanya digunakan oleh seni pertunjukan modern.
 
Tubuh sebagai media utama dalam mewujudkan sebuah karya seni. Pada gerakan sebagai hasil karya. Seni musik  tubuh sebagai penggerak alat musik agar bisa memainkan karya seni musik yang indah. Teater, gerak tubuh sebagai media pengungkapan karya seni disertai dengan  dialog. Dimulai dari bahasa tubuh, lalu lahir kata, dan kembali pada tubuh yang sampai sekarang masih terus dieksplorasi menjadi media utama teater.<ref>{{Cite journal|last=Supartono|first=Tony|date=2017|title=Penciptaan Teater Tubuh|url=jurnal.isbi.ac.idhttps://jurnal.isbi.ac.id/index.php/panggung/article/view/177|journal=InstitutSeni Indonesia Yogyakarta}}</ref>
 
Penonton adalah sekumpulan orang yang menikmati suatu pertunjukan.<ref>{{Cite web|last=Kurniadi|first=Moch Rizky Prasetya|date=2023-04-14|title=2 Arti Kata Penonton di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)|url=https://kbbi.lektur.id/penonton|website=KBBI|language=id-ID|access-date=2023-04-14}}</ref> Dikatakan seni pertunjukan apabila ada yang ditonton dan juga ada yang menonton.
 
Pada zaman dahulu, seni pertunjukan itu bersifat sederhana, sebelum ada gamelan iringan yang digunakan hanya sorak-sorai,  tepukan tangan, bebatuan atau benda-benda alam lainnya. Pertunjukan dilaksanakan di altar dengan bentuk penonton melingkar. Tanpa adanya kelas bagi penonton. Dilakukan oleh masyarakat sekitar. Cerita atau gerakan diperoleh dari contoh orang sebelumnya. Tidak menggunakan naskah atau perencanaan secara detail dan pola cerita tetap.<ref>{{Cite web|title=Pengertian Seni Pertunjukan, Sejarah, Ciri-ciri, Unsur dan Contoh Secara Lengkap|url=https://www.bospedia.com/2020/04/seni.pertunjukan.html|language=en|access-date=2023-04-14}}</ref>
 
== Perkembangan masa kerajaan ==
Pada masa kerajaan seni pertunjukan terbagi menjadi seni pertunjukan untuk rakyat jelata atau tradisional dan seni pertunjukan di kalangan keraton. Di keraton, bahasa yang digunakan lebih halus. Bukan menggunakan bahasa sehari-hari. Mempunyai aturan yang sangat ketat bahasa antar tokoh. Contohnya bahasa klasik puja-sastra (wayang orang). Dipertunjukkan hanya dikhususkan untuk orang-orang yang berada di dalam keraton, tidak untuk khalayak ramai.<ref>{{Cite book|last=Basuki|first=Ribut|title=Penelitian Seni Pertunjukan|publisher=Rajawali Pers|url-status=live}}</ref>
 
== Perkembangan pada masa penyebaran Islam ==
Pada masa penyebaran agama Islam seni pertunjukan dipakai sebagai alat untuk mengumpulkan masyarakat. Seni pertunjukan disipi khotbah tentang ajaran agama. seni pertunjukan yang bisa disisipi ajaran agama ada seni tari dan wayang kulit.<ref>{{Cite book|last=drs.h.moh Suryana|first=Drs Anwar Kurnia|url=https://books.google.co.id/books?id=D9QAWe75d4gC&pg=PA73&dq=Penyebaran+agama+Islam+membuat+seni+pertunjukan&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwi_q53Unqj-AhWiR2wGHQR-ASIQ6wF6BAgIEAE#v=onepage&q=Penyebaran%20agama%20Islam%20membuat%20seni%20pertunjukan&f=false|title=Sejarah SMP kelas 7|url-status=live}}</ref>
 
== Perkembangan masa penjajahan ==
Pada masa [[penjajahan Jepang]], seni pertunjukan dilakukan secara bebas, bahkan di [[Semarang]] dapat ditemui orang yang mengamen menggunakan boneka potehi di mana-mana.<ref>{{Cite news|last=Redaksi Majalah Adiluhung|title=Wayang, Keris, Batik dan Kuliner Tradisional|work=Majalah Adiluhung|access-date=2023-04-15}}</ref> Oleh masyarakat [[Kalimantan Timur]], seni pertunjukan digunakan sebagai alat untuk menyamarkan latihan gerakan bela diri.  Jurus [[pencak silat]] disamarkan menjadi gerakan-gerakan tari  agar tetap bisa berlatih.<ref>{{Cite book|last=Satyawati Surya|first=Kiftiawati, Asril Gunawan|url=https://books.google.co.id/books?id=uvVcEAAAQBAJ&pg=PA76&dq=Seni+Pertunjukan+jaman+penjajahan&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwj07aiOpKj-AhWZwTgGHTCuDBEQ6AF6BAgHEAI#v=onepage&q=Seni%20Pertunjukan%20jaman%20penjajahan&f=false|title=Warisan Budaya Kalimantan Timur|pages=76|url-status=https://books.google.co.id/books?id=uvVcEAAAQBAJ&pg=PA76&dq=Seni+Pertunjukan+jaman+penjajahan&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwj07aiOpKj-AhWZwTgGHTCuDBEQ6AF6BAgHEAI#v=onepage&q=Seni%20Pertunjukan%20jaman%20penjajahan&f=false}}</ref>
 
== Perkembangan saat ini ==
== '''Seni Pertunjukan Di Masa Sekarang.''' ==
Cerita yang disampaikan sudah bertema sangat luas sesuai perkembangan zaman. Lebihdan lebih mementingkan karya pribadi seseorang. Menggunakan perencanaan secara detail. serta Menggunakan  kecanggihan [[teknologi]] sesuai perkembangan. Interaksi antara penonton  tidak secara langsung. Pelaku bukan lagi masyarakat setempat.<ref>{{Cite book|last=https://books.google.co.id/books?id=sFKeEAAAQBAJ&pg=PA75&dq=ciri+seni+pertunjukan+zaman+sekarang&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjCn6aWl6j-AhXq8DgGHYcSDXQQ6AF6BAgHEAI#v=onepage&q=ciri%20seni%20pertunjukan%20zaman%20sekarang&f=falseLenong: Masa Lampau, Masa Kini dan Masa Depan - Komedi Betawi
 
Syaiful Amri|first=Syaiful|url=https://books.google.co.id/books?id=sFKeEAAAQBAJ&pg=PA75&dq=ciri+seni+pertunjukan+zaman+sekarang&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjCn6aWl6j-AhXq8DgGHYcSDXQQ6AF6BAgHEAI#v=onepage&q=ciri%20seni%20pertunjukan%20zaman%20sekarang&f=falseLenong|title=Masa Lampau, Masa Kini dan Masa Depan - Komedi Betawi|url-status=live}}</ref>
 
== Referensi ==
<references responsive="" />
 
[[Kategori:Seni pertunjukan]]