Abah Sepuh: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Perbaikan kesalahan pengetikan dan penambahan konten Tag: menambah kata-kata yang berlebihan atau hiperbolis Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Wagino Bot (bicara | kontrib) k →Pranala luar: Bot: ProyekWiki Biografi, removed stub tag |
||
(27 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Ulama Muslim
|notability = Al-ʿĀrif Bīllāh Al-Faqīh Ash-Shūfī Hadhrotul Mukarrom Syeikh ʿAbdullāh Mubārok bin Noor Muhammad qs. wa ra.
|name = Abdullah Mubarok▼
|image =
|imagesize = 280px
|alt =
|caption =
|glr_islam_dpn =
|birth_name =
|birth_date = 1836
|birth_place =
|nationality = [[Indonesia]]
|ethnicity = [[Suku Sunda|Sunda]]
|other_names =
|known_for =
|awards=
|religion = [[Islam]]
|parents= *[[Nur Muhammad|Noor Muhammad]] ra. alias Raden Nurapradja atau Eyang Upas
*Ibu Emah
|spouse = *Ny. Jubaedah<br /ref>
*Ny. Mulki<br /ref>
*Hj. Siti Juhriyah<br /ref>
*Ny. Enok<br /ref>
*Hj. Uneh
|children=
|relatives=*KH. Moh. Hasan<br /ref>
*Eyang Alkiyah<br /ref>
*H. Azhuri<br /ref>
*KH. Zaenal<br /ref>
*KH. Oleh<br /ref>
*Eyang Ita<br /ref>
*H. Noor<br /ref>
*Karsih<br /ref>
*H. Nurhamad<br /ref>
*Muhari<br /ref>
|judul1 = Ulama
|judul2 = Pimpinan sekaligus Pendiri
Baris 35 ⟶ 49:
|judul3 = Guru Mursyid
|sub3 = [[Thoriqoh Qodiriyah wa Naqshabandiyah]]
|thoriqoh_sunni_1 = [[Thoriqoh Qodiriyah wa
|status_hidup_wafat =
|tgl_wafat_m = 25
|bln_wafat_m = Januari
|thn_wafat_m = 1956
|tempat_wafat= Kota Tasikmalaya
|tempat_makam= '''[[Puncak Suryalaya]]'''
|negara_makam= Indonesia
|occupation=[[Mursyid|Syeikh Mursyid]] [[Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsyabandiyah]]<br/ ref>
Pendiri [[Pondok Pesantren Suryalaya]]|influences=[[Ahmad Khatib as-Sambasi|Hadhratus-Syaikh Ahmad Khātib Syambās ibni ʿAbdul Ghaffār]]<br /ref>|influenced=[[Abah Anom|Syeikh Ahmad Shōhibulwafā Tājul ʿĀrifīn]]|teachers=*[[Syeikh Ahmad Tholhah bin Tholabuddin Kalisapu Cirebon]]<br /ref>
*[[Kholil al-Bangkalani|Syeikh Muhammad Kholīl Al-Jāwī Al-Madūrī Al-Bangkalānī]]|death_date=Rabu, 25 Januari 1956|death_place=[[Kota Tasikmalaya]]|burial_place= [https://g.co/kgs/MG6JjZ| Puncak Suryalaya]|notable_ideas=''[https://www.suryalaya.org›tanbih| TANBIH]''|notable_works=}}
'''Al-ʿĀrif
''' Pangersa Abah Sepuh''' tercatat dilahirkan pada tahun 1836 di Kampung Cicalung, Desa Bojongbentang, Kecamatan Tarikolot, Kabupaten Sumedang, [[negara|Hindia Belanda]] (sekarang, Kampung Cicalung, Desa Tanjungsari, Kecamatan Pageurageung, Kabupaten Tasikmalaya, [[Jawa Barat]]) dari pasangan '''Noor Muhammad ra'''. alias [[Raden Nurapradja]] (Eyang Upas) dengan '''Ibu Emah'''.
Sejak kecil, ia sudah gemar mengaji atau mesantren dan membantu orang tua dan keluarga, serta suka memperhatikan kesejahteraan masyarakat.{{Bio muslim butuh rujukan}} Setelah menyelesaikan pendidikan agama dalam bidang [[akidah]], [[fiqih]], dan lain-lain di tempat orang tuanya.{{Bio muslim butuh rujukan}} Di [[Pesantren Sukamiskin]], [[Bandung]], ia mendalami [[fiqih]], [[nahwu]], dan [[sorof]].{{Bio muslim butuh rujukan}} Ia kemudian mendarmabaktikan ilmunya di tengah-tengah masyarakat dengan mendirikan pengajian di daerahnya dan mendirikan pengajian di daerah Tundagan, [[Tasikmalaya]]. Ia kemudian menunaikan ibadah haji yang pertama.{{Bio muslim butuh rujukan}}
Walaupun Syaikh Abdullah Mubarok telah menjadi pimpinan dan mengasuh sebuah pengajian pada tahun 1890 di Tundagan, [[Tasikmalaya]], ia masih terus belajar dan mendalami ilmu [[Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah]] kepada Mama Guru Agung [[Syaikh Tolhah]] bin [[Talabudin]] di daerah [[Trusmi]] dan [[Kalisapu]] [[Cirebon]].{{Bio muslim butuh rujukan}} Setelah sekian lamanya pulang-pergi antara [[Tasikmalaya]] - [[Cirebon]] untuk memperdalam ilmu [[tarekat]], akhirnya ia memperoleh kepercayaan dan diangkat menjadi Wakil Talqin. Sekitar tahun 1908 dalam usia 72 tahun, ia diangkat secara resmi (khirqoh) sebagai guru dan pemimpin pengamalan [[Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah]] oleh [[Syaikh Tolhah]].{{Bio muslim butuh rujukan}} Ia juga memperoleh bimbingan ilmu [[tarekat]] dan (bertabaruk) kepada [[Syaikh Kholil]], [[Bangkalan]] [[Madura]], dan bahkan memperoleh ijazah khusus [[Shalawat Bani Hasyim]].
Karena situasi dan kondisi di daerah Tundagan kurang menguntungkan dalam penyebaran [[Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah]], ia beserta keluarga pindah ke Rancameong Gedebage dan tinggal di rumah [[H. Tirta|Haji Tirta]] untuk sementara.{{Bio muslim butuh rujukan}} Selanjutnya ia pindah ke Kampung Cisero (sekarang Cisirna) jarak 2,5 km dari Dusun Godebag dan tinggal di rumah ayahnya. Pada tahun 1904 dari Cisero Abah Sepuh beserta keluarganya pindah ke Dusun Godebag.{{Bio muslim butuh rujukan}}
Baris 62 ⟶ 82:
[[Kategori:Ulama Sunda|Abah Sepuh]]
[[Kategori:Ulama Tasikmalaya|Abah Sepuh]]
|