Abdul Latif Syakur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
clean up
Wagino Bot (bicara | kontrib)
 
(47 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Abdul Latif Syakur.jpg|jmpl|Abdul Latif Syakur]]
{{sedang ditulis}}
'''Abdul Laṭīf Shakūr''' (1886-{{lahirmati|Jorong Air Mancur, [[Singgalang, Sepuluh Koto, Tanah Datar]]|15|8|1882|[[Padang]], [[Sumatera Barat]]|13|6|1963}}) adalah seorang [[ulama Minangkabau]] yang berkiprah dalam pemajuan pendidikan perempuan dan pers.<ref>{{Cite web|last=Rahmat Irfan Denas|first=|date=2022-09-19|title=Abdul Latif Syakur, Ulama Ahli Tafsir dan Kiprahnya Memajukan Pendidikan Perempuan|url=https://suluah.com/abdul-latif-syakur-ulama-ahli-tafsir-dan-kiprahnya-memajukan-pendidikan-perempuan/|website=Suluah.com|language=id|access-date=2022-11-05}}</ref> Ia berasal dari [[Balai Gurah, IV Angkek, Agam|Balai Gurah]], [[IV Angkek, Agam|Ampek Angkek]], [[Kabupaten Agam]], [[SumatraSumatera Barat]]. Ia merupakan sosok yang terbuka dan mau mendorong kemajuan bagi perempuan. Hal itu terlihat dari dukungan yang ia berikan kepada putrinya, Abdul LaṭīfSha’diyah ShakūrShakūrah untuk menerbitkan majalah khusus perempuan bernama ''[[Djauharah (majalah)|Djauharah]]'' yang terbit pada tahun 1923,'' sebelas tahun setelah terbitnya ''[[Soenting Melajoe]].''<ref name=":0">{{Cite journal|last=Yulfira Riza & Titin Nurhayati Ma’mun|first=|year=2018|title=Berdamai dengan Perempuan: Komparasi Teks antara Naskah Al-Muāshirah dan Kitab Cermin Terus|url=|journal=Manuskripta|volume=8|issue=2|pages=113-136|doi=10.33656/manuskripta.v9i1.134}}</ref>
 
=== Pendidikan ===
Ia merupakan murid dari [[Ahmad Khatib Al-Minangkabawi]] yang hidup sezaman dengan [[Abdul Karim Amrullah]], ayah [[Hamka]].<ref>{{Cite journal|last=Riza|first=Yulfira|last2=Sandora|first2=Lisna|date=2019|title=Shekh Abdul Laṭīf Shakūr’s Manuscript Dunia Perempuan and Woman Representation on Man’s View|url=http://dx.doi.org/10.2991/icclas-18.2019.22|journal=Proceedings of the 2nd Internasional Conference on Culture and Language in Southeast Asia (ICCLAS 2018)|location=Paris, France|publisher=Atlantis Press|doi=10.2991/icclas-18.2019.22|isbn=978-94-6252-663-1}}</ref>
Abdul Laṭīf Shakūr lahir pada 15 Agustus 1882 dari pasangan Muhammad Amin dan Fatimah. Ayahnya adalah seorang [[Kerja borongan|pekerja borongan]] yang ikut membuat jembatan gantung rel kereta api yang menghubungkan rute Padang-Bukittinggi. Pada umur 7 tahun, ia dibawa oleh ayahanya ke Makkah untuk menunaikan haji.<ref name=":1" />
 
IaDi merupakanMakkah, muridAbdul Laṭīf Shakūr menetap selama 13 tahun untuk belajar. Di antara gurunya dariadalah [[Ahmad Khatib Al-Minangkabawi]]. yangIa hidupbelajar sezamanbersama dengan [[Abdul Karim Amrullah]], ayah[[Muhammad Jamil Jambek|Jamil Jambek]], dan [[HamkaMuhammad Thaib Umar|Muḥammad Ṭhaib Umar]].<ref>{{Cite journal|last=Riza|first=Yulfira|last2=Sandora|first2=Lisna|date=2019|title=Shekh Abdul Laṭīf Shakūr’s Manuscript Dunia Perempuan and Woman Representation on Man’s View|url=http://dx.doi.org/10.2991/icclas-18.2019.22|journal=Proceedings of the 2nd Internasional Conference on Culture and Language in Southeast Asia (ICCLAS 2018)|location=Paris, France|publisher=Atlantis Press|doi=10.2991/icclas-18.2019.22|isbn=978-94-6252-663-1}}</ref> Di antara mereka, Abdul Laṭīf Shakūr merupakan murid termuda. Ia pulang ke kampung halamannya pada tahun 1902 dalam usia 19 tahun.<ref name=":1">{{Cite journal|last=Wahidi|first=Ridhoul|date=2019-10-19|title=Konsep Nasionalisme Perspektif Syaikh Abdul Latief Syakur|journal=RELIGIA|pages=267|doi=10.28918/religia.v22i2.2191|issn=2527-5992}}</ref>
=== Pendidikan ===
Dalam usia yang masih kecil, Abdul Laṭīf Shakūr berangkat ke Makkah untuk belajar. Di antara gurunya di Makkah [[Ahmad Khatib Al-Minangkabawi]] di Makkah. Ia belajar bersama dengan [[Abdul Karim Amrullah]], [[Muhammad Jamil Jambek|Jamil Jambek]], dan [[Muhammad Thaib Umar|Muḥammad Ṭhaib Umar]]. Di antara mereka, Abdul Laṭīf Shakūr merupakan murid termuda. Ia belajar selama 13 tahun di Makkah dan pulang ke kampung halamannya pada usia 19 tahun.<ref>{{Cite journal|last=Wahidi|first=Ridhoul|date=2019-10-19|url=http://dx.doi.org/10.28918/religia.v22i2.2191|journal=RELIGIA|pages=267|doi=10.28918/religia.v22i2.2191|issn=2527-5992}}</ref>
 
=== Aktivitas ===
Setiba di kampung halaman, aktivitas Abdul Laṭīf Shakūr berfokus pada upaya memperbaiki perilaku masyarakat. Ia melihat masyarakat Minangkabau pada umumnya berada dalam krisis moral. Sasaran utama dakwahnya adalah perempuan. Saat itu, banyak perempuan tidak mendapatkan pendidikan yang layak. Banyak perempuandan menjalani kehidupan rumah tangga dalam keadaan terpaksa. Akhirnya, banyak terjadi kawin cerai yang merugikan pihak perempuan.<ref name=":0" />
 
Dakwah Abdul Laṭīf Shakūr terhadap perempuan diwujudkanya dalam bentuk mendirikan sekolah dan majalah. Sekolah yang Abdul Laṭīf Shakūr didirikan bernama AttarbiyatulAt-Tarbiyatul Hasanah (Surau Sicamin). Di sini, ikut menyekolahkan anak perempuannya yaitu Sha’diyah Shakūrah. Murid-muridnyaPutrinya ia dorong untuk menulis, begitu pula putrinyamurid-muridnya. PadaBerkat tahun 1923dukungannya, Sha’diyahsang Shakūrahputri mendirikan majalah khusus perempuan bernama ''[[Djauharah (majalah)|Djauharah]]'' yangpada didukungtahun penuh1923. Di majalah itulah, Sha’diyah Shakūrah dan murid-murid Abdul Laṭīf Shakūr menulis untuk menyuarakan suara perempuan. ''.Djauharah'' Dimerupakan majalah itulah,khusus Sha’diyahperempuan Shakūrahberbasis menyuarakanIslam suarapertama perempuandi Minangkabau.<ref name=":0" />
 
=== Karya ===
Abdul Laṭīf Shakūr produktif dalam menulis. Secara umum, karya-karyanya membahas tentang [[Etika Islam|akhlak]] dan [[adab]] serta yang berkaitan dengan [[Al-Quran]] dan [[bahasa Arab]]. Ia menarik diri dari gelanggang perdebatan [[Ikhtilaf|khilafiyah]] yang pada awal abad ke-20 mewarnai wacana keislaman di Minangkabau. Ketidakterlibatannya ini membuat namanya tidak populer dibandingkan [[ulama Minangkabau]] lainnya yang sezaman.<ref name=":0" />
 
Secara khusus, ia menulis karyabuku dengan tema perempuan yakni berjudul ''Dunia Perempuan.'' Isinya tentang panduan bagaimana perempuan berkiprah dan bergaul menurut AlquranAl-Quran dan hadis. Pada masanya, tidak banyak ulama Minangkabau yang membahas tentang perempuan. Persoalan tentang perempuan menjadi mencuat saat beberapa perempuan Minangkabau mendobrak tradisi lama yang tidak mengizinkan mereka untuk menuntut ilmu seperti [[Roehana Koeddoes]] (1884-1972) dan [[Rahmah El Yunusiyah]] (1900-1969).<ref name=":0" />
 
Selain tema-tema yang disebutkan di atas, Abdul Laṭīf Shakūr menulis buku tentang tauhid berjudul ''Risalah Lathifah'' serta autobiografi berjudul ''Al-Mu’ashārah''. Namun, sebagian besar karya Abdul Laṭīf Shakūr masih dalam bentuk manuskrip alias belum diterbitkan. Saat ini, sebagian besar keseluruhan karya Abdul Laṭīf Shakūr disimpan di rumah Chuzaimah, cucu sekaligus ahli waris Abdul Laṭīf Shakūr di [[Balai Gurah, IV Angkek, Agam|Balai Gurah]].<ref name=":0" />
 
Berikut adalah daftar karya Abdul Laṭīf Shakūr baik yang sudah diterbitkan maupun dalam bentuk manuskrip.<ref name=":1" /><ref name=":4">{{Cite journal|last=Bustamam|first=Ridwan|date=2016-12-31|title=Karya Ulama Sumatera Barat: Krisis Basis dan Generasi Penerus|url=https://jurnallekturkeagamaan.kemenag.go.id/index.php/lektur/article/view/510|journal=Jurnal Lektur Keagamaan|volume=14|issue=2|pages=501|doi=10.31291/jlk.v14i2.510|issn=2620-522X}}{{Pranala mati|date=Juni 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref><ref name=":2">{{Cite journal|last=Apria Putra|first=|year=2017|title=Ulama Minangkabau dan Sastra: Mengkaji Kepengarangan Syekh Abdullatif Syakur Balai Gurah|url=|journal=Diwan|volume=9|issue=1|pages=601-624|doi=10.15548/diwan.v9i17.133}}</ref>
=== Karya ===
Berikut adalah daftar karya Abdul Laṭīf Shakūr baik yang sudah diterbitkan maupun dalam bentuk manuskrip.<ref>{{Cite journal|last=Apria Putra|first=|year=2017|title=Ulama Minangkabau dan Sastra: Mengkaji Kepengarangan Syekh Abdullatif Syakur Balai Gurah|url=|journal=Diwan|volume=9|issue=1|pages=601-624|doi=10.15548/diwan.v9i17.133}}</ref>
 
* ''Al-Da’wah wa al-Irsyâd ilâ Sabîl al-Rasyâd'' (1951)''.''<ref name=":1" />
*''Sullam Al-Arab''
*''Tafsir Yā Ayyuha an-Nâs<ref name=":3">Fadila, Zikra. ''Naskah Tafsīr Āyāt Yā Ayyuhā al-Nās: Tafsir Antikolonialisme Abdul Latif Syakur''. Manuskripta. ISSN 2355-7605.</ref>''
*''Nazham Nasehat untuk Anakku''
*''Tafsīr Yā Ayyuha Al-Lażīna Āmanū''<ref name=":1" />
*''Al-Latha’if'' (2 jilid)
*''Lataif al-Hadith al-Nabawiyyah'' atau ''Al-Latha’if'' (2 jilid)<ref name=":3" />
*''Risalah Lathifah''
* ''Mabādi’ al-Qāri: Kitab Peladjaran Ilmoe Tadjwid'' (1917)''<ref name=":3" />''
*''Adda’wah wa al-Irsyad''
* ''Akhlāqunā al-Adabiyah<ref name=":3" />''
*''Dunia Perempuan''
* ''Al-Tarbiyah wa al-Ta’līm Qism al-Tauhīd'' (1927)''<ref name=":3" />''
*''Taqrib al-Majazah''
*''Tarbiyah al-Islamiyah fi Durus al-Fiqhiyyah'' (1927)<ref>{{Cite book|last=Fadila|first=Zikri|date=2018|url=https://books.google.co.id/books?id=5Wh_DwAAQBAJ&pg=PA104&dq=%22latif+syakur%22&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjouqihy4b1AhWlSmwGHXHDDugQ6AF6BAgIEAI#v=onepage&q=%22latif%20syakur%22&f=false|title=PENERBITAN MINANGKABAU MASA KOLONIAL: Sejarah Penerbitan Buku di Fort de Kock (Bukittinggi) 1901-1942|publisher=Gre Publishing|isbn=978-602-7677-59-3|language=id}}</ref>
* ''Mabādi al-‘Arabiyah wa Lughatuha<ref name=":3" />''
*''Tambo Islam''
* ''Ta’līm al-Qirāah al-‘Arabiyah<ref name=":3" />''
*''Akhlāqunā al-Adabiyah''
* ''Al-Tarbiyah waFiqh al-Ta’līmAkbar<ref Qismname=":1" al-Tauhīd/>''
* ''Tafsir al-Mufrodāt al-Qur’an<ref name=":1" />''
*''Al-Akhlaq wa al-‘Adāb''
* ''MulakhaṣTafsīr al-TārīkhKhalīq<ref al-Islāminame=":4" />''
* ''Tafsir Surah al-Mukminūn'' atau ''Al-Juz'u al-Thamin 'Ashr min Surat al-Mukminūn<ref name=":3" />''
*''Al-Fiqh al-Akbar''
* ''Al-Akhlaq wa al-‘Adāb''<ref name=":4" />
*''Mabādi’ al-Qāri''
* ''Al-Mu’ashārah''<ref>{{Cite journal|last=Riza|first=Yulfira|date=2020|title=NASKAH AL MU&#256;SYARAH: KAJIAN FILOLOGI DAN REKONSTRUKSI WACANA GENDER DALAM MASYARAKAT MINANGKABAU AWAL ABAD KE-20|url=http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/24657|access-date=2021-11-13|archive-date=2021-11-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20211113050632/http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/24657|dead-url=yes}}</ref>
*''Ta’līm al-Qirāah al-‘Arabiyah''
* ''Dunia Perempuan''<ref name=":2" />
*''Al-Mu’ashārah''
* ''Sullam al-‘Arab Ilā Lugah al-‘Arab'' (2 jilid)<ref name=":2" />
* ''Nazham Nasehat untuk Anakku'' (1925)<ref name=":2" />
*''Khithabah''<ref name=":2" />
* ''Risalah Lathifah<ref name=":2" />''
* ''Kamus Abdul Latif''<ref>{{Cite web|title=Koleksi {{!}} Manuskrip Puslitbang Lektur dan Khasanah Keagamaan - Kementrian Agama Republik Indonesia|url=https://lektur.kemenag.go.id/manuskrip/web/koleksi-detail/lkk-sumbar2015-khu010.html#ad-image-0|website=lektur.kemenag.go.id|access-date=2021-11-13}}</ref>
* ''Kitāb at-Tauḥīd<ref name=":4" />''
* ''Taqrib al-Majazah: Membitjarakan Perkara Kematian'' (1926)''<ref name=":2" />''<ref>{{Cite book|last=Abdoel Latif Sjakoer|first=|date=1926|url=https://books.google.com/books?id=7zwtGwAACAAJ&newbks=0&hl=id|title=Taqrīb al-maǧāza fī bāb al-ǧināza: Membitjarakan perkara kematian ...|language=|url-status=live}}</ref>
* ''Tambo Islam<ref name=":3" />''
* ''Mulakhaṣ al-Tārīkh al-Islāmi<ref name=":3" />''
* ''Tarjamah Lafziyah al-Qur’an<ref name=":1" />''
*''Muqaddimah Uṣul Fiqh''
*''Kumpulan Pidato Haji Abdul Latif Ampek Angkek''
 
=== ReferensiKeturunan ===
Sekembali dari Mekkah pada tahun 1902, Abdul Laṭīf Shakūr menetap di Sawah Gadang, Balai Gurah. Satu tahun kemudian, ia menikah dengan Rafan. Dari pernikahan pertama, ia tidak dikaruniai keturunan sehingga mengakibatkan pendeknya umur perkawinan mereka. Pernikahan kedua Abdul Laṭīf Shakūr yakni dengan Kama, tetapi karena masih belum dikaruniai keturunan, umur perkawinan mereka tidak panjang. Pada tahun 1908, ia kembali menikah yakni dengan Maryam. Pasangan ini dikarunai empat orang anak, yaitu Sha’diyah Shakūrah, Sha’nuddin, Sha’dullah, dan Latifah.<ref name=":1" />
<references />
 
Setelah itu, Abdul Laṭīf Shakūr menikah lagi dengan Raqiyah, tetapi tidak dikaruniai keturunan. Lalu, ia menikah untuk kelima kalinya dengan Kamaliyah dan memiliki satu anak yang bernama Muhammad Sa’id Syakur. Abdul Laṭīf Shakūr menikah lagi dengan Aisyah, tetapi tidak dikaruniai keturunan. Terakhir, ia menikah dengan Ka’isah yang memberinya lima orang anak, yakni Shu’ada, Syafiuddin, Mahdiyah, Nafisah, dan Syafruddin.<ref name=":1" />
 
== Meninggal ==
Abdul Laṭīf Shakūr mengembuskan napas terakhir di [[Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. Djamil]], Padang pada tanggal 13 Juni 1963.<ref name=":1" />
 
== Referensi ==
{{reflist|2}}{{Wikisource|Pengarang:Syekh Abdul Lathif Syakur|Abdul Latif Syakur}}
 
[[Kategori:Ulama Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh dari Tanah Datar]]
[[Kategori:Tokoh Sumatera Barat]]