Abdul Latif Syakur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Hadithfajri (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
(2 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 44:
* ''Kamus Abdul Latif''<ref>{{Cite web|title=Koleksi {{!}} Manuskrip Puslitbang Lektur dan Khasanah Keagamaan - Kementrian Agama Republik Indonesia|url=https://lektur.kemenag.go.id/manuskrip/web/koleksi-detail/lkk-sumbar2015-khu010.html#ad-image-0|website=lektur.kemenag.go.id|access-date=2021-11-13}}</ref>
* ''Kitāb at-Tauḥīd<ref name=":4" />''
* ''Taqrib al-Majazah: Membitjarakan Perkara Kematian'' (1926)''<ref name=":2" />''<ref>{{Cite book|last=Abdoel Latif Sjakoer|first=|date=1926|url=https://wwwbooks.google.co.idcom/books/edition/Taqr%C4%ABb_al_ma%C7%A7%C4%81za_f%C4%AB_b%C4%81b_al_%C7%A7in%C4%81za/7zwtGwAACAAJ?id=7zwtGwAACAAJ&newbks=0&hl=id|title=Taqrīb al-maǧāza fī bāb al-ǧināza: Membitjarakan perkara kematian ...|language=|url-status=live}}</ref>
* ''Tambo Islam<ref name=":3" />''
* ''Mulakhaṣ al-Tārīkh al-Islāmi<ref name=":3" />''
Baris 52:
 
== Keturunan ==
Sekembali dari MakkahMekkah pada tahun 1902, Abdul Laṭīf Shakūr menetap di Sawah Gadang, Balai Gurah. Satu tahun kemudian, Abdul Laṭīf Shakūria menikah dengan Rafan. Dari pernikahan pertama, Abdul Laṭīf Shakūria tidak dikaruniai keturunan sehingga mengakibatkan pendeknya umur perkawinan mereka. Pernikahan kedua Abdul Laṭīf Shakūr yakni dengan Kama, tetapi karena masih belum dikaruniai keturunan, umur perkawinan mereka tidak panjang. Pada tahun 1908, ia kembali menikah yakni dengan Maryam. Pasangan ini dikarunai empat orang anak, yaitu Sha’diyah Shakūrah, Sha’nuddin, Sha’dullah, dan Latifah.<ref name=":1" />
 
Setelah itu, Abdul Laṭīf Shakūr menikah lagi dengan Raqiyah, tetapi tidak dikaruniai keturunan. Lalu, ia menikah untuk kelima kalinya dengan Kamaliyah dan memiliki satu anak yang bernama Muhammad Sa’id Syakur. Abdul Laṭīf Shakūr menikah lagi dengan Aisyah, tetapi tidak dikaruniai keturunan. Terakhir, ia menikah dengan Ka’isah yang memberinya lima orang anak, yakni Shu’ada, Syafiuddin, Mahdiyah, Nafisah, dan Syafruddin.<ref name=":1" />
Baris 61:
== Referensi ==
{{reflist|2}}{{Wikisource|Pengarang:Syekh Abdul Lathif Syakur|Abdul Latif Syakur}}
 
[[Kategori:Ulama Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh dari Tanah Datar]]