Arian13: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi iOS |
Wagino Bot (bicara | kontrib) |
||
(22 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox person
|name = Arian13
Baris 6 ⟶ 5:
|caption =
|birth_date = {{birth date and age|1974|8|1}}
|birth_place = Bandung, Indonesia
|birth_name = Arian Arifin Wardiman
|othername =
Baris 20 ⟶ 19:
|influenced =
|website =
| module = {{Infobox musical artist|embed=yes
| background = solo_singer
| origin =
| genre = {{hlist||[[Hardcore punk]]|[[stoner rock]]|stoner metal}}
| instrument =
| years_active =
| label =
| associated_acts = [[Seringai]] <br> [[Puppen]]
| current_members = [[Seringai]]
| past_members = [[Puppen]]
}}
| signature =
| landscape = <!-- yes, if wide image, otherwise leave blank -->
}}
'''Arian Arifin Wardiman'''<ref name=Triyono>{{
==Masa Kecil==
Kakek Arian dari sisi ibunya adalah [[S.
Di usia 3 sampai hampir 7 tahun, Arian bermukim di Boston, Amerika Serikat karena ikut ayahnya yang sedang menempuh pendidikan di [[
Dari hobi beli kaset ini, Arian menjadi tertarik dengan band-band metal seperti [[Iron Maiden]] dan [[Judas Priest]] karena ilustrasi sampulnya memikat.<ref name=Alpito
==Karier Musik==
===Puppen===
Saat SMA, Arian mendirikan band bernama Maximum Deaf Impact, di mana ia berperan sebagai vokalis sekaligus gitaris. Di waktu bersamaan, Arian menyalurkan minatnya terhadap musik dan seni rupa dengan menggambar logo Ratos de Parao, band hardcore asal Brazil, di tas seorang teman sekolahnya. Sehari kemudian, muncul gambar logo band lain oleh orang yang berbeda di tas tersebut. Itu membawa Arian berkenalan dengan sang penggambar, Robin Malau.
Ketika Arian menjadi panitia pentas seni yang diadakan sekolahnya, Robin daftar untuk tampil bersama bandnya, Succubus, dan Arian pun tampil dengan Maximum Deaf Impact. Usai acara itu, Robin menelepon Arian dan mengajaknya bergabung di [[Puppen]].<ref name=Hai>{{cite web|url=https://hai.grid.id/read/07593129/arian-lakukan-hal-yang-lo-suka|title=Arian: Lakukan Hal yang Lo Suka!|publisher=Hai|date=15 Desember 2016|accessdate=3 Juli 2020}}</ref>
Pada awalnya, Puppen masih membawakan lagu band-band ''thrash metal'' dan ''hardcore'' favorit mereka seperti Prong, Sacred Reich dan Biohazard, lalu mulai menulis lagu-lagu sendiri. Dalam proses pembuatan musik Puppen, biasanya Arian punya ide drum atau kord gitar, lalu Robin mengembangkannya. Lagu pertama yang mereka buat adalah “This is Not a Puppen Song”<ref name=Alpito
Alhasil, beberapa lirik lagu ciptaan Arian untuk Puppen berisi sikap kritis terhadap otoritas dengan gaya yang puitis sekaligus lugas, seperti “Hijau” yang mempertanyakan kekerasan militer.<ref>{{cite book|title=Global Pop, Local Language|first=Jeremy|last=Wallach|editor1-first=Harris M.|editor1-last=Berger|editor2-first=Michael Thomas|editor2-last=Carroll|page=75|publisher=The University Press of Mississippi|date=2003|accessdate=5 Juli 2020}}</ref>
Karena di Bandung belum ada studio rekaman yang bisa mengakomodasi band independen, akhirnya Arian dan Puppen rekaman di Jakarta, di mana mereka memanfaatkan sif sisa dari [[PAS Band]] yang sedang merekam album ''[[In (No) Sensation]]''. Ketika itu Arian adalah mahasiswa semester pertama yang juga sedang ujian, jadi tiap hari rekaman harus menempuh perjalanan Bandung-Jakarta yang bisa makan waktu lima jam, rekaman sampai pukul 2 atau 3 pagi, lalu langsung pulang ke Bandung untuk ujian.<ref name=Andrian
Lalu Puppen menjadi salah satu band perintis jalur independen di Indonesia, dengan membiayai, memproduksi dan mengedarkan sendiri karya-karya mereka.<ref name=Dass>{{cite web|url=https://www.thejakartapost.com/news/2011/02/06/puppen-lessons-a-pioneering-indie-band.html|title=Puppen: Lessons from A Pioneering Indie Band|first=Felix|last=Dass|publisher=The Jakarta Post|date=6 Februari 2011|accessdate=3 Juli 2020}}</ref> Puppen menempuh jalur mandiri bukan karena pantang terhadap perusahaan rekaman besar, namun karena merasa tidak perlu selama masih bisa bergerak sendiri.<ref>{{cite magazine|title=Puppen: Underground Bereputasi Internasional|magazine=Hai|publisher=Gramedia|date=2 Juni 1998|accessdate=5 Juli 2020}}</ref>
Bersama Puppen, Arian menghasilkan mini-album ''This Is Not a Pup'' (1994), serta album ''MK II'' (1998) dan ''Puppen'' (2000).<ref name=Supermusic>{{cite web|url=https://supermusic.id/superexclusive/supericon/arian-13-serigala-menolak-tua|title=Arian 13: Serigala Menolak Tua|publisher=Supermusic|date=1 Agustus 2019|accessdate=5 Juli 2020|archive-date=2020-07-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20200706224524/https://supermusic.id/superexclusive/supericon/arian-13-serigala-menolak-tua|dead-url=yes}}</ref> Mereka menandakan pembubarannya dengan dua konser perpisahan di Jakarta dan Bandung.<ref>{{cite web|url=https://www.djarumcoklat.com/article/rip-puppen-19922002|title=Artikel Musik Indie : R.I.P Puppen 1992-2002|publisher=DjarumCoklat.com|date=29 Maret 2014|accessdate=5 Juli 2020}}</ref> Selain reuni untuk satu kali tampil, yakni di acara PL Fair 2004,<ref>{{
===Seringai===
[[File:Seringai.jpg|thumb|Seringai, 2019: Edy Khemod, Arian 13, Ricky Siahaan dan Sammy Bramantyo (dari kiri).]]
Setelah [[Puppen]] bubar
Umur Derai tidak panjang, karena Arian dan Ricky merasa bahwa musik yang mereka ingin buat tidak sesuai dengan kemampuan mereka. Lalu ketika memainkan lagu-lagu [[Black Sabbath]] dan [[Black Flag]] untuk bersenang-senang, barulah mereka menemukan konsep band yang cocok.<ref name=Agordiclub
Dengan Arian sebagai vokalis dan penulis lirik, Seringai telah menghasilkan satu mini-album, ''[[High Octane Rock]]'' (2004), serta tiga album penuh, yakni ''Serigala Militia'' (2007),<ref>{{
Arian juga bertanggung jawab untuk sisi visual Seringai yang terdapat di sampul album dan ''merchandise'' mereka.<ref>{{
==Karier Seni Rupa==
Sejak masih kecil, Arian sudah punya hobi menggambar.<ref name=Triyono
Salah satu hal yang sering muncul di gambarnya adalah tengkorak. Ini berasal dari ketertarikannya terhadap kematian, dan juga estetika tengkorak itu sendiri saat melihatnya di komik dan kover album band rock dan metal.<ref>{{cite web|url=http://www.thebastardsofyoung.com/news_arian-13|title=ARIAN 13: “I'm always fascinated by death. I think about death a lot.”|publisher=The Bastards of Young|date=Desember 2011|accessdate=5 Juli 2020}}</ref> Hal-hal lain yang identik dengan kematian dan kegelapan pun kerap muncul dalam karyanya, seperti serigala, gagak dan tombak.<ref name=Supermusic
Selain menampilkan karyanya di berbagai pameran seperti Semarak Tengkorak
==Karier Media==
===''Tigabelas Zine''===
Selain mengoleksi majalah-majalah musik, di awal ‘90-an Arian adalah pembaca setia ''fanzine'' seperti ''[[Maximumrocknroll]]'' dan ''[[Punk Planet]]'' dan gemar bertukar ''fanzine'' dengan sesama pembaca di luar Bandung dan bahkan negara lain seperti Malaysia dan Singapura. Karena tidak ada banyak majalah lokal yang membahas musik, dan merasa bisa membuat sesuatu yang lebih baik ketimbang kebanyakan ''fanzine'' yang beredar, maka sekitar tahun 1996-1997, Arian mulai menerbitkan ''Tigabelas Zine'', sebuah publikasi independen yang membahas musik yang ia suka. Ia melakukan wawancara dengan berbagai band mancanegara dengan mengirim surat atau ''e-mail'' ke alamat yang terdapat di kaset, CD atau piringan hitam mereka. Salah satu kontributor ''Tigabelas Zine'' adalah [[
===''MTV Trax''===
Setelah Puppen bubar
===''Playboy Indonesia''===
==Lawless Jakarta==
==Referensi==
Baris 101 ⟶ 100:
*[http://www.instagram.com/aparatmati/ Arian13 di Instagram]
*[http://www.twitter.com/aparatmati/ Arian13 di Twitter]
[[Kategori:Pemusik Indonesia]]
[[Kategori:Seniman Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Bandung]]
|