Asywadie Syukur: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Wagino Bot (bicara | kontrib) |
||
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 58:
* Pemikiran-pemikiran Tauhid Syekh Muhammad Sanusi (1994)
* Al-Milal wa Al-Nihal (2005).
[[Berkas:Asywadie Syukur - Makam 002.jpg|jmpl|Makam K.H. Asywadie Syukur di Alkah Mahabbah, Sekumpul, Martapura]]
== Warisan dan Kontribusi ==
Warisan Asywadie Syukur meluas jauh setelah wafatnya pada tahun 2010. Pendekatannya yang moderat dan rendah hati membuatnya disenangi oleh orang-orang dari berbagai keyakinan. Kemampuannya untuk beradaptasi dengan berbagai lingkungan sosial membuatnya menjadi sosok yang dihormati dan diidolakan. Kematian beliau meninggalkan kekosongan di hati ribuan orang yang menghadiri pemakamannya, baik di kediamannya di Banjarmasin maupun di Masjid Raya Sabilal Muhtadin.Ia ditinggalkan oleh istri, Hj. Tsuaibatul Aslamiyah, dan enam orang anak, yaitu Huwaida Maria, Hilda Surya, Muhammad Ghazi, Nahed Nuwairah, Souva Asvia, dan Huda Sya’rawi.
== Referensi ==
|