Ida Bagus Mantra: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Addbot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 1 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:q13637491
Wagino Bot (bicara | kontrib)
 
(39 revisi perantara oleh 23 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Officeholder
| honorific-prefix = [[Profesor|Prof.]] [[Doktor|Dr.]]
| office = Gubernur Bali
| name = Ida Bagus Mantra
| order = 6
| image = Ida Bagus Mantra, Gubernur Bali.jpg
| term_start = [[1978]]
| caption =
| term_end = [[1988]]
| office = Gubernur Bali
| president = [[Soeharto]]
| order = ke-5
| predecessor = [[Soekarmen]]
| term_start = 1978
| successor = [[Ida Bagus Oka]]
| term_end = 1988
| name = Prof. Dr. Ida Bagus Mantra
| predecessor = [[Soekarmen]]
| image = Ida Bagus Mantra.jpg
| successor = [[Ida Bagus Oka]]
| caption =
| office2 = Rektor Universitas Udayana
| birthname = Ida Bagus Mantra
| order2 = ke-2
| othername =
| term_start2 = 1964
| religion = [[Hindu]]
| term_end2 = 1968
| nationality = {{flagicon|Indonesia}} [[Indonesia]]
| succeeding2 =
| birth_date = {{birth date|1928|5|8}}
| predecessor2 = [[Poerbatjaraka|R. M. Ng. Poerbatjaraka]]
| birth_place = {{flagicon|Belanda}} [[Badung]], [[Bali]], [[Hindia Belanda]]
| successor2 = [[I Goesti Ngoerah Gde Ngoerah]]
| location =
| birth_date = {{birth date|1928|5|8}}
| occupation =
| birth_place = [[Badung]], [[Bali]], [[Hindia Belanda]]
| spouse =
| deathdatedeath_date = {{death date and age|1995|7|10|1928|5|8}}
| deathplacedeath_place = {{flagicon|Indonesia}} = [[Indonesia]]
| spouse = [[I Gusti Ayu Badri]]
| location =
| parentsrelations =
| children = [[Ida Bagus Putra Diksotama Mantra]]
[[Ida Bagus Oka Udayana]]
[[Ida Bagus Gede Wira Wibawa Mantra]]
[[Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra]]
| alma_mater = [[Universitas Visva-Bharati]]
| occupation =
| religion = [[Hindu]]
| parents =
}}
 
[[Profesor|Prof.]] [[Doktor|Dr.]] '''Ida Bagus Mantra''' ({{lahirmati|[[Badung]], [[Bali]]|8|5|1928||10|7|1995}}) adalah [[Gubernur Bali]] periode [[1978]]–[[1988]]1978–1988. Ida Bagus Mantra digantikan [[Ida Bagus Oka]] sebagai gubernur Bali. Ia kemudian menjabat sebagai duta besar Indonesia untuk [[India]]. Ia juga pernah menjabat sebagai anggota [[DPR]] pada tahun 1968.
 
Ia meninggal dunia pada 10 Juli 1995, karena sakit ginjal.
 
== PranalaRiwayat luarHidup ==
* [http://www.pdat.co.id/hg/apasiapa/html/I/ads,20030619-76,I.html Profil]
* [http://gatra.com/1995-07-10/majalah/beli.php?pil=23&id=56614 Berita]
 
=== Kehidupan awal dan pendidikan ===
{{clr}}
Ida Bagus Mantra lahir pada tanggal 8 Mei 1928. Ayahnya, Ida Bagus Rai adalah seorang ''pedanda'' (pemuka agama Hindu) di Gria Kedaton. Suasana spiritual di dalam Gria tersebut membentuk identitas dan jati diri Ida Bagus Mantra sebagai pribadi santun dan religius.
{{kotak mulai}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Daftar gubernur Bali|Gubernur Bali]]|pendahulu=[[Soekarmen]]|pengganti=[[Ida Bagus Oka]]|tahun=1978-1988}}
{{kotak selesai}}
 
Dalam perjalanan hidupnya, Ida Bagus Mantra mendalami sastra Timur di AMS (Algemeene Middelbare School) Makasar (1947-1949), kemudian melanjutkan studinya di [[Universitas Visva-Bharati]], [[Shantiniketan]], [[Benggala Barat]], [[India]]; perguruan tinggi yang didirikan oleh [[Rabindranath Tagore]]. Gelar masternya diraih tahun 1954, sedangkan gelar doktor ia sandang pada tahun 1957 dengan disertasi yang berjudul “Hindu Literature and Religion in Indonesia”.
{{indo-bio-stub}}
{{DEFAULTSORT:Mantra, Ida Bagus}}
 
=== Pekerjaan dan karier ===
[[Kategori:Anggota DPR]]
[[Kategori:Duta Besar Indonesia]]
[[Kategori:Gubernur Bali]]
 
==== Universitas Udayana ====
Ida Bagus Mantra adalah tokoh di balik berdirinya Fakultas Sastra Udayana cabang dari [[Universitas Airlangga]] Surabaya yang diresmikan tanggal 29 September 1958. Fakultas Sastra Udayana tersebut diharapkan menjadi sumber inspirasi dan motivasi di dalam menggali dan mempertahankan kebudayaan Bali. Pada tahun 1962-1964, Prof. Dr. Ida Bagus Mantra diangkat sebagai Dekan Fakultas Sastra selain ikut serta secara aktif membidani [[Universitas Udayana]] Denpasar. Karena itulah Ia kemudian dipercaya menjabat sebagai Rektor [[Universitas Udayana]] yang pertama (1964-1968) di mana “Kebudayaan” dijadikan ciri utama Pola Ilmiah Pokok pada Universitas Udayana Denpasar. Selanjutnya, Ida Bagus Mantra juga menggagas terbentuknya Maha Widya Bhawana Institut Hindu Dharma (IHD) pada tanggal 3 Oktober 1963, yang sekarang menjadi [[Universitas Hindu Indonesia]] Denpasar. Selain itu, Ida Bagus Mantra juga tercatat sebagai salah seorang pendiri Parisada Hindu Dharma Bali, pada tanggal 23 Februari 1959 dalam pertemuan di Fakultas Sastra Udayana, yang merupakan cikal bakal dari [[Parisada Hindu Dharma Indonesia]] sebagai lembaga majelis tertinggi umat Hindu di Indonesia.
 
==== Direktur Jendral Kebudayaan ====
Ida Bagus Mantra kemudian dipercaya oleh pemerintah menjabat sebagai Direktur Jendral Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam kurun waktu sepuluh tahun (1968-1978). Selama satu dasawarsa kepemimpinannya sebagai Direktur Jendral Kebudayaan, Ida Bagus Mantra, menunjukkan kiprah nyatanya bagi Bali seperti; pembangunan, renovasi pura, antara lain [[Pura Besakih]], [[Pura Pulaki]] dan lainnya serta membangun pusat-pusat aktivitas budaya seperti pembangunan Taman Budaya Denpasar (''Art Center Denpasar''), pembangunan sasana budaya dibeberapa kabupaten seperti [[Kabupaten Buleleng]] dan [[Kabupaten Gianyar]] juga menggali, mengayakan, seni-budaya yang hampir punah maupun yang masih berkembang dalam masyarakat; berikut menggiatkan pembangunan dan rehabilitasi museum dan kepurbakalaan.
 
==== [[Daftar Gubernur Bali|Gubernur Bali]] ====
Ida Bagus Mantra lahir pada tanggal 8 Mei 1928. Ayahnya; Ida Bagus Rai adalah seorang pedanda (pendeta Hindu) di Gria Kedaton. Suasana spiritual di dalam Gria tersebut membentuk identitas dan jati diri Ida Bagus Mantra kecil tumbuh sebagai pribadi santun yang religius.
Prof. Dr. Ida Bagus Mantra menduduki jabatan [[Gubernur Bali]] pada tahun 1978. Pada tahun pertama perioda jabatannya, Ida Bagus Mantra menggulirkan kebijakaan menetapkan Kebudayaan Bali yang dijiwai oleh nilai-nilai Hindu ditetapkan sebagai modal dasar pembangunan daerah Bali kemudian mencanangkan program [[Pesta Kesenian Bali]] (PKB) yang diselenggarakan sebulan penuh setiap tahunnya dengan acara pesta kolosal seni-budaya Bali dan pameran hasil karya seniman termasuk hasil industri kerajinan rakyat, yang terus menjadi sebuah tradisi tahunan di Bali sampai saat ini.
 
Sebagai Gubernur Bali, Ida Bagus Mantra, secara nyata-nyata mengejawantahkan falsafah kearifan lokal [[Tri Hita Karana]] dalam pembangunan di Bali. Implementasi dari filsafat itu tampak terwujud dalam pembangunan kantor atau gedung –gedung di Bali yang ditata dengan konsep dan bentuk bernuansa arsitektur Bali dan juga memberlakukan ketetapan pembangunan gedung-gedung kantor, hotel dan lainnya tidak boleh melebihi ketinggian pohon kelapa.
Dalam perjalanan hidupnya Ida Bagus Mantra, mendalami sastra Timur di AMS (Algemene Middelbare School) Makasar (1947-1949), kemudian melanjutkan studinya di Visva Bharati University Santiniketan West Bengal, India; perguruan tinggi yang didirikan oleh Rabindranath Tagore.
 
Adapun hal-hal yang menyangkut kebijakannya sebagai gubernur lainnya adalah tentang pengembangan pariwisata yang berwawasan budaya Bali, lomba desa adat dan lomba subak se-Bali, dan menempatkan desa adat/pakraman sebagai lembaga tradisional yang bernuansa spiritual dan budaya sebagai lembaga yang sentral dan strategis di dalam mengonsepsikan dan mengaktifkan Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Bali. Kebijaksanaan tersebut diwujudkan dalam bentuk Peraturan Daerah (Perda) nomor 06 tahun 1986 tentang Kedudukan, Fungsi dan Peranan Desa Adat yang keberadaannya memiliki landasan yuridis.
Gelar masternya diraih tahun 1954 sedangkan gelar doktor ia sandang pada tahun 1957 dengan desertasi yang berjudul “Hindu Literature and Religion in Indonesia”.
 
Selain itu, ia juga mengeluarkan kebijaksanaan berupa Perda yang menggarisbawahi eksistensi LPD di Bali dengan menyebut LPD sebagai suatu Badan Usaha Simpan Pinjam yang dimiliki oleh desa adat yang berfungsi dan bertujuan utama untuk mendorong pembangunan ekonomi masyarakat desa melalui tabungan yang terarah serta penyaluran modal yang efektif. Yang berarti peraturan daerah tersebut menyatakan bahwa desa adat ditetapkan sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pengelola LPD. LPD mempunyai peran sebagai lembaga yang berperan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pembangunan ekonomi kerakyatan, di samping LPD sebagai sumber pendapatan asli desa adat, karena di dalam perda tersebut ditetapkan 20% dari keuntungan yang diperoleh LPD diperuntukkan bagi peningkatan keberdayaan desa adat.
Ida Bagus Mantra adalah tokoh di balik berdirinya Fakultas Sastra Udayana Cabang Universitas Airlangga Surabaya yang diresmikan tanggal 29 September 1958.
 
==== [[Daftar Duta Besar Indonesia untuk India|Duta Besar Luar Biasa di India]] ====
Fakultas Sastra Udayana tersebut diharapkan menjadi sumber inspirasi dan motivasi di dalam menggali, mengajegkan, dan mempertahankan kebudayaan Bali.
Setelah purna tugas sebagai Gubernur Bali, Prof. Dr. Ida Bagus Mantra diberi kepercayaan untuk memangku jabatan sebagai [[Daftar Duta Besar Indonesia untuk India|Duta Besar Luar Biasa di India]] untuk masa bakti tiga tahun (1989-1992). Setelah masa bakti sebagai duta besar berakhir dan masa purnabakti sebagai guru besar sejarah kebudayaan di Fakultas Sastra, [[Universitas Udayana]], [[Denpasar]] pada tahun 1993. Ida Bagus Mantra diberi kepercayaan sebagai anggota [[Dewan Pertimbangan Agung]] pada tahun 1993.
 
== Kematian ==
Pada tahun 1962-1964 Prof. Dr. Ida Bagus Mantra diangkat sebagai Dekan Fakultas Sastra, di samping ikut serta secara aktif membidani Universitas Udayana Denpasar. Karenanyalah ia kemudian dipercaya menjabat sebagai Rektor Universitas Udayana yang pertama (1964-1968), di mana “Kebudayaan” dijadikan ciri utama Pola Ilmiah Pokok pada Universitas Udayana Denpasar.
Pada 10 Juli 1995, Ida Bagus Mantra menutup usia.
 
== Pengalaman Organisasi/Kerja ==
Selanjutnya Ida Bagus Mantra juga menggagas terbentuknya Maha Widya Bhawana Institut Hindu Dharma (IHD) pada tanggal 3 Oktober 1963, yang sekarang menjadi Universitas Hindu Indonesia Denpasar.
* Pendiri Parisada Hindu Dharma Bali (sekarang [[Parisada Hindu Dharma Indonesia|PHDI]]) (23 Februari 1959)
* Dekan Fakultas Sastra [[Universitas Udayana]] (1962-1964)
* Penggagas Maha Widya Bhawana Institut Hindu Dharma (3 Oktober 1963) yang sekarang menjadi Universitas Hindu Indonesia Denpasar
* Rektor [[Universitas Udayana]] yang pertama (1964-1968)
* Direktur Jendral Kebudayaan [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan|Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia]] (1968-1978)
* [[Gubernur Bali]] ke-6 (1978-1988)
* Duta Besar Indonesia untuk India (1989-1992)
* Anggota [[Dewan Pertimbangan Agung]] (1993-1995)
 
== Pranala luar ==
Di samping itu, Ida Bagus Mantra juga tercatat sebagai salah seorang pendiri Parisadha Hindu Dharma Bali, pada tanggal 23 Pebruari 1959 dalam pertemuan di Fakultas Sastra Udayana, yang merupakan cikal bakal dari Parisadha Hindu Dharma Indonesia sebagai lembaga majelis tertinggi umat Hindu di Indonesia.
* [http://www.pdat.co.id/hg/apasiapa/html/I/ads,20030619-76,I.html Profil] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100317120103/http://www.pdat.co.id/hg/apasiapa/html/I/ads,20030619-76,I.html |date=2010-03-17 }}
* [http://gatra.com/1995-07-10/majalah/beli.php?pil=23&id=56614 Berita]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
 
{{clr}}
Melihat dedikasinya pada dunia pendidikan yang luar biasa, Prof. Dr. Ida Bagus Mantra, kemudian dipercaya oleh pemerintah menjabat sebagai Direktur Jendral Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam kurun waktu sepuluh tahun (1968-1978).
{{kotak mulai}}
{{s-off}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Daftar gubernur Bali|Gubernur Bali]]|pendahulu=[[Soekarmen]]|pengganti=[[Ida Bagus Oka]]|tahun=1978–1988}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Daftar Duta Besar Indonesia untuk India|Duta Besar Indonesia untuk India]]|pendahulu=R. Tamtomo|pengganti=[[Adolf Sahala Rajagukguk]]|tahun=1989–1992}}
{{kotak selesai}}
 
{{DEFAULTSORT:Mantra, Ida Bagus}}
Selama dasawarsa kepemimpinannya sebagai Direktur Jendral Kebudayaan, Prof. Dr. Ida Bagus Mantra, menunjukkan kiprah nyatanya bagi Bali dalam banyak hal, seperti; pembangunan, renovasi pura, antara lain Pura Besakih, Pura Pulaki dan sebagainya; dan kemudian membangun pusat-pusat aktivitas budaya, seperti pembangunan Taman Budaya Denpasar (Art Center Denpasar), pembangunan sasana budaya dibeberapa kabupaten seperti Kabupaten Buleleng, Kabupaten Gianyar, dan sebagainya; juga menggali, mengayakan, seni-budaya yang hampir punah maupun yang masih berkembang dalam masyarakat; berikut menggiatkan pembangunan dan rehabilitasi museum dan kepurbakalaan.
[[Kategori:Profesor Indonesia]]
 
[[Kategori:Guru besar Universitas Udayana]]
Kepemimpinannya yang mengagumkan, akhirnya mengusung Prof. Dr. Ida Bagus Mantra menduduki jabatan Gubernur Bali.
[[Kategori:Rektor Indonesia]]
 
[[Kategori:Rektor Universitas Udayana]]
Pada tahun pertama perioda jabatannya, tepatnya tahun 1978 Prof. Dr. Ida Bagus Mantra sebagai Gubernur Bali, menggulirkan kebijakaan menetapkan Kebudayaan Bali yang dijiwai oleh nilai-nilai Hindu ditetapkan sebagai Modal dasar Pembangunan Daerah Bali. Kemudian mencanangkan program Pesta Kesenian Bali (PKB) yang diselenggarakan sebulan penuh setiap tahunnya dengan acara pesta kolosal seni-budaya Bali dan pameran hasil karya seniman termasuk hasil industri kerajinan rakyat, yang terus menjadi sebuah tradisi tahunan di Bali sampai saat ini.
[[Kategori:Tokoh Bali]]
 
[[Kategori:Tokoh dari Badung]]
Sebagai Gubernur Bali, Prof. Dr. Ida Bagus Mantra, secara nyata-nyata mengejawantahkan falsafah kearifan lokal Tri Hita Karana dalam pembangunan di Bali. Implementasi dari filsafat itu tampak terwujud dalam pembangunan kantor atau gedung –gedung di Bali yang ditata dengan konsep dan bentuk bernuansa arsitektur Bali dan juga memberlakukan ketetapan pembangunan gedung-gedung kantor, hotel dan sebagainya tidak boleh melebihi ketinggian pohon kelapa.
[[Kategori:Tokoh Hindu Indonesia]]
 
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
Adapun hal-hal yang menyangkut kebijakannya sebagai Gubernur lainnya adalah tentang pengembangan pariwisata yang berwawasan budaya Bali, lomba desa adat dan lomba subak se-Bali, dan menempatkan desa adat/pakraman sebagai lembaga tradisional yang bernuansa spiritual dan budaya sebagai lembaga yang sentral dan strategis di dalam mengonsepsikan dan mengaktifkan Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Bali. Kebijaksanaan tersebut diwujudkan dalam bentuk Peraturan Daerah (Perda) Nomor: 06 Tahun 1986 tentang Kedudukan, Fungsi dan Peranan Desa Adat yang keberadaannya memiliki landasan yuridis.
[[Kategori:Anggota Dewan Pertimbangan Agung]]
 
[[Kategori:Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia]]
Di samping itu, gubernur visioner ini juga mengeluarkan kebijaksanaan berupa Perda yang menggarisbawahi eksistensi LPD di Bali, dengan menyebut LPD sebagai suatu Badan Usaha Simpan Pinjam yang dimiliki oleh desa adat yang berfungsi dan bertujuan utama untuk mendorong pembangunan ekonomi masyarakat desa melalui tabungan yang terarah serta penyaluran modal yang efektif. Yang berarti Perda tersebut menyatakan bahwa desa adat ditetapkan sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pengelola LPD. Dengan perkataan lain, LPD mempunyai peran sebagai lembaga yang berperan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pembangunan ekonomi kerakyatan, di samping LPD sebagai sumber pendapatan asli desa adat, karena di dalam perda tersebut ditetapkan 20% dari keuntungan yang diperoleh LPD diperuntukkan bagi peningkatan keberdayaan desa adat.
[[Kategori:Duta Besar Indonesia untuk India]]
 
[[Kategori:Gubernur Bali]]
Setelah purna tugas sebagai Gubernur Bali, Prof. Dr. Ida Bagus Mantra diberi kepercayaan untuk memangku jabatan sebagai Duta Besar Luar Biasa di India untuk masa bhakti tiga tahun (1989-1992).
 
Setelah masa bhakti sebagai duta besar berakhir dan masa purnabhakti sebagai guru besar sejarah kebudayaan di Fakultas Sastra, Universitas Udayana Denpasar pada tahun 1993. Negara kembali memberikan kepercayaan kepada Ida Bagus Mantra sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) untuk masa bhakti lima tahun (1993-1998).
 
Pada 10 Juli 1995, Ida Bagus Mantra menutup usia. Namun hingga sampai kini segala dedikasinya pada Bangsa dan Negara tetap dikenang sepanjang masa, khususnya jasanya dalam meletakkan pondasi penting pembangunan dan tatanan kemasyarakatan di Bali mewujudkan Bali yang berbudaya adiluhung ini senantiasa abadi.