Matteo Ricci: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Wagino Bot (bicara | kontrib) k →Referensi: Bot: ProyekWiki Biografi, removed stub tag |
||
(8 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 76:
Sejak Mei 1577, Ricci belajar [[bahasa Portugis]] di [[Universitas Coimbra]] selama sembilan bulan.<ref name="Sunquist"/> Ricci harus mempelajari pemikiran [[Aristoteles]] dan [[Thomas Aquinas]] selama belajar di sana.<ref name="Sunquist"/> Hal-hal yang dipelajari oleh Ricci selama ia menuntut ilmu ini, Ia perkenalkan kepada orang-orang Tiongkok saat ia menjalankan misi di Tiongkok.<ref name="Sunquist"/>
Pada tanggal [[24 Maret]] [[1578]], Ricci meninggalkan [[Lisbon]] dan tinggal di [[Goa]] selama empat tahun.<ref name="Sunquist"/> Di [[Goa]], Ricci melanjutkan studi teologinya dan memulihkan kesehatannya yang terganggu.<ref name="Sunquist"/> Ia juga ditahbiskan menjadi uskup di [[Goa]] pada tanggal [[26 Juli]] [[1580]].<ref name="Sunquist"/>
== Misi di Tiongkok ==
Baris 90 ⟶ 89:
[[File:Matteo Ricci 2.jpg|thumb|200px|Lukisan Ricci memakai [[Hanfu|jubah Tionghoa]] pada awal abad ke-17|alt=]]
Mateo Ricci fasih menutur berbahasa Tionghoa sebaik membaca dan menulis [[Bahasa Tionghoa Klasik]], bahasa literatur para cendekiawan dan pejabat. Dia dikenal sebagai pengagum budaya Tionghoa secara umum namun mengutuk praktik [[Pelacuran|prostitusi]] yang populer di [[Beijing|Peking]] pada saat itu.<ref>{{cite book |last=Hinsch |first=Bret |year=1990 |title=Passions of the Cut Sleeve : The Male Homosexual Tradition in China |url=https://archive.org/details/passionsofcutsle0000hins |location= |publisher=University of California Press |page=[https://archive.org/details/passionsofcutsle0000hins/page/2 2] |isbn=0-520-06720-7 }}</ref> Selama penelitiannya, dia menyadari bahwa kontras dengan [[Asia Selatan]], budaya Tionghoa sangat terikat dengan nilai-nilai Konfusianisme dan oleh karena itu memutuskan untuk menggunakan konsep Tionghoa yang ada untuk menjelaskan agama Kristen.<ref>Zvi Ben-Dor Benite, ''"Western Gods Meet in the East": Shapes and Contexts of the Muslim-Jesuit Dialogue in Early Modern China'', Journal of the Economic and Social History of the Orient, Vol. 55, No. 2/3, Cultural Dialogue in South Asia and Beyond: Narratives, Images and Community (sixteenth-nineteenth centuries) (2012), pp. 517-546.</ref> Dengan persetujuan formal atasannya Valignano, ia menyejajarkan dirinya dengan sastrawan intelektual elit Konfusianisme,<ref>Bashir, Hassan ''Europe and the Eastern Other'' Lexington Books 2013 p.93 {{ISBN|9780739138038}}</ref> dan bahkan mengadopsi mode pakaian mereka. Dia tidak menjelaskan bahwa iman Katolik sama sekali asing atau baru; sebaliknya, ia mengatakan bahwa budaya dan orang-orang Tionghoa selalu percaya pada Tuhan dan bahwa kekristenan hanyalah pelengkap dari iman mereka.<ref name="Franzen">{{cite book |first=August |last=Franzen |title=Kleine Kirchengeschichte |url=https://archive.org/details/kleinekirchenges00fran |url-access=registration |location=Freiburg |publisher=Herder |year=1988 |isbn=3-451-08577-1 }}</ref>{{rp|323}} Dia malah meminjam istilah Tionghoa yang tidak lazim, [[Tianzhu (Chinese name of God)|''Tiānzhǔ'']] ({{lang|zh|{{linktext|天主}}}}, "Tuhan Surgawi") untuk menjelaskan Tuhan pada [[agama Abrahamik]], meskipun istilah ini berasal dari pemujaan tradisional [[Tian|Surga]] di Tiongkok (Dia juga mengutip banyak sinonim dari kanon Konfusianisme). Dia mendukung tradisi Tionghoa dengan menyetujui pemujaan leluhur keluarga. Misionaris ordo [[Dominikan]] dan [[Fransiskan]] menganggap ini merupakan tradisi yang tidak dapat diterima, dan kemudian mengajukan banding ke [[Takhta Suci]] tentang masalah ini.<ref name="Franzen"/>{{rp|324}} Pertikaian ritus terus berlanjut selama berabad-abad kemudian, dengan pernyataan Vatikan terbaru pada tahun 1939. Beberapa penulis kontemporer memuji Ricci sebagai contoh [[Inkulturasi (Katolik)|inkulturasi]] yang bermanfaat,<ref name="griffiths">{{Citation | last=Griffiths | first=Bede | author-link=Bede Griffiths | editor-last=Derrick | editor-first=Christopher | editor-link=Christopher Derrick | title=Light of Revelation and Non-Christians | place=New York, NY | publisher=Alba House | year=1965 | chapter=The meeting of East and West}}</ref><ref name="Dunn">{{Citation | last=Dunn| first=George H. | editor-last=Derrick | editor-first=Christopher | editor-link=Christopher Derrick | title=Light of Revelation and Non-Christians | place=New York, NY | publisher=Alba House | year=1965 | chapter=The contribution of China's culture towards the future of Christianity}}</ref> tetapi pada saat yang sama menghindari pemutarbalikkan pesan [[Injil]] atau mengabaikan media budaya asli.<ref>{{cite book |author=Zhiqiu Xu |year=2016 |title=Natural Theology Reconfigured: Confucian Axiology and American Pragmatism |publisher=Routledge |location=New York |url = https://books.google.com/books?id=N6fOCwAAQBAJ |via=[[Google Books]] |isbn=9781317089681 }}</ref>
Seperti perkembangan di India, identifikasi budaya Eropa dengan Kekristenan menyebabkan hampir berakhirnya misi Katolik di Tiongkok, tetapi Kekristenan terus tumbuh di [[Sichuan]] dan beberapa lokasi lainnya..<ref name="Franzen" />{{rp|324}}
Baris 96 ⟶ 95:
[[Xu Guangqi]] dan Ricci merupakan dua orang pertama yang menerjemahkan beberapa [[Klasik Tionghoa|klasik Konfusianisme]] ke dalam bahasa-bahasa [[Dunia Barat|dunia barat]] yaitu bahasa Latin.
Ricci juga bertemu dengan utusan Korea ke Tiongkok, Yi Sugwang. Dia mengajar prinsip dasar Katolik kepada Yi dan memberinya beberapa buku tentang Barat yang dimasukkan ke dalam ''[[Jibong Yuseol
== Pranala luar ==
* [http://www.faculty.fairfield.edu/jmac/sj/scientists/ricci.htm Matteo Ricci, S.J.] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20201219110426/http://www.faculty.fairfield.edu/jmac/sj/scientists/ricci.htm |date=2020-12-19 }}
== Referensi ==
Baris 107 ⟶ 106:
{{lifetime|1552|1610|Ricci, Matteo}}
[[Kategori:Ekspatriat Italia di Tiongkok]]
[[Kategori:Yesuit]]
|