Gazal: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Storzf (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Nyilvoskt (bicara | kontrib)
k Mengembalikan suntingan oleh Storzf (bicara) ke revisi terakhir oleh InternetArchiveBot
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan pranala ke halaman disambiguasi
 
(3 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Gazal''' merupakan salah satu bentuk seni musik kolaboratif asal [[Kepulauan Riau (kepulauan)|Kepulauan Riau]].<ref>{{Cite web|url=https://media.neliti.com/media/publications/89917-ID-musik-melayu-ghazal-riau-dalam-kajian-es.pdf|title=ekspresi seni|last=|first=|date=|website=|access-date=|archive-date=2019-09-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20190921060657/https://media.neliti.com/media/publications/89917-ID-musik-melayu-ghazal-riau-dalam-kajian-es.pdf|dead-url=no}}</ref> Ciri khas musik ini yaitu iramanya yang beraliran padang pasir. Pengaruh musik timur tengah melalui penyebaran dari malaysia ke Kepri dan wilayah lain disekitarnya. Musik gazal pertama kali didirikan oleh Haji Kenal Muse atau lebih familiar dipanggil dengan nama Pak Lomak. Pak Lomak merupakan seorang tokoh seni asal [[Johor Darul Takzim FC|Johor Baru]]. Perkembangan musik Gazal diawali pada masa [[kerajaan Melayu]]. Saat itu, para pecinta musik gazal menampilkannya pada perhelatan-perhelatan keluarga kerajaan.<ref>{{Cite book|title=Katalog Warisan Budaya Indonesia 2018|last=|first=Kemdikbud|publisher=Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Kemdikbud|year=2018|isbn=|location=Jakarta|pages=42|url-status=live}}</ref>
'''Gazal''' ([[kata serapan dalam bahasa Indonesia|serapan]] dari {{lang-ar|{{Script|Arab|غزل}}|ġazal}}) adalah suatu jenis atau ragam puisi khas Arab yang berasal dari [[Persia]] (atau [[Timur Tengah]]),<ref name="KBBI">{{cite web |title=Cari "''Gazal''" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) |language=id |url= https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/gazal |work=Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan|publisher=Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia}}</ref> tiap bait biasanya terdiri antara lima hingga lima belas (secara khusus di Indonesia, empat hingga delapan) baris yang bersajak (''a-b-a-b''), pada baris awal biasanya digunakan untuk tumpuan dan baris akhir merupakan isi.
 
Seni Gazal berkembang di wilayah [[Semenanjung Arab]] dan dipengaruhi oleh [[Budaya India]]. Seni ini masuk ke [[Kepulauan Riau]] oleh saudagar [[Arab]] dan [[Persia]] pada abad ke-18 M. Seni Gazal ini pada dasarnya merupakan puisi yang berima di tiap-tiap barisnya serta memiliki pola yang sama. Biasanya, isi dari seni Gazal ini mengekspresikan derita hari karena kehilangan atau perpisahan. Syair jenis Gazal ini pertama kali ditulis oleh Penyair asal Persia, [[Jalaluddin Rumi]] di abad ke-13 M.<ref>{{Cite web|url=https://jernih.co/potpourri/dalam-gazal-tak-akan-melayu-hilang-di-bumi/|title=Dalam Gazal, Tak Akan Melayu Hilang di Bumi|website=Jernih.co|language=en-US|access-date=2020-07-11|archive-date=2022-08-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20220813181152/https://jernih.co/potpourri/dalam-gazal-tak-akan-melayu-hilang-di-bumi/|dead-url=no}}</ref>
Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, [[Indonesia]] tak luput dari pengaruh kebudayaan Arab yang satu ini, versi terjemahan dari Gazal di Indonesia secara lokal kerap dikenali dengan istilah "''[[Pantun]]''" yang secara religius Islamiah dilestarikan oleh masyarakat [[Islam di Indonesia|Muslim]], utamanya di [[Sumatra Barat]] dan [[Jawa Barat]]. Secara hakikatnya, Gazal seringkali membahas topik-topik spiritual keagamaan (dan juga asmara) yang dapat dipahami sebagai ekspresi puitis pengalaman para figur pendahulu yang kemudian digunakan sebagai pedoman dalam berkehidupan yang lebih baik bagi generasi berikutnya, itulah sebabnya mengapa versi terjemahan Gazal kemudian dinamakan sebagai "''pantun''" di Indonesia, yang mana secara [[etimologi]]nya berakar dari [[bahasa Sunda]] (atau [[bahasa Minangkabau]]) "''panuntun''" yang secara harfiah bermakna "penuntun; petunjuk; pedoman". Di lain sisi, bentuk musikalisasi akan Gazal juga dapat ditemui di beberapa daerah di Indonesia, contohnya seperti yang dapat ditemui di [[Jambi]], yang mana Gazal dilantunkan secara kolaboratif dengan iringan irama [[gambus]] (alat musik perkusi khas Arab) dan penampilan [[Zapin]] (tarian khas Arab asal [[Yaman]]).<ref name="KBBI"/> Di [[Pakistan]], bentuk derivatif Gazal juga dapat ditemui, yang mana secara lokal dikenali sebagai ''Nazm'' (dalam bahasa Urdu dan Sindi) atau ''Nadim'' {{in lang|id}}.
 
Dalam pertunjukan seni musik melayu ghazal, beberapa jenis alat musik yang digunakan adalah:
== Nomenklatur ==
Istilah "gazal" dalam bahasa Indonesia merupakan suatu [[kata serapan]] langsung yang beretimologi dari istilah genre puisi khas [[bahasa Arab]], yaitu ''{{lang|ar|ġazal}}'' ({{Script|Arab|غزل}}), ''{{lang|ar|ḡazal}}'' ({{Script|Arab|غَزَل}}), atau ''{{lang|ar|ḡazila}}'' ({{Script|Arab|غَزِلَ}}), yang memiliki arti "berbicara manis" ataupun "menggoda".
 
# Syarenggi, merupakan jenis alat musik yang mirip dengan tongkat kayu dan mempunyai 3 tali. [[Alat musik]] ini dimainkan dengan cara digesek.
== Sejarah ==
# Sitar, merupakan jenis alat musik yang mirip dengan [[gitar]], akan tetapi bentuknya lebih bundar di bagian bawah, dan pada bagian bawah pula terdapat pengait tali senar yang berfungsi sebagai pengatur nada dasar. Cara memainkannya juga sama dengan gitar yaitu dengan cara di petik.
Secara historis, Gazal diyakini berasal dari wilayah Arab pada abad ke-7 Masehi, perkembangan dari [[Kasidah]], yang mana merupakan bentuk puisi Arab pra-Islam yang jauh lebih tua. Kasidah biasanya merupakan puisi yang lebih panjang, hingga 100 bait. Secara tematis, Kasidah tidak menyertakan topik bernuansa asmara, dan biasanya merupakan pidato atau kidung pujian untuk suatu suku atau penguasa, dan juga dapat berupa cercaan, ataupun prinsip moral. Namun demikian, pendahuluan pembukaan Kasidah, yang disebut ''Nasib'', biasanya bertema nostalgia dan/atau romantisme, dan bentuknya sangat dihias dan diberi penggayaan khas. Belakangan, ''Nasib'' mulai ditulis sebagai puisi pendek yang berdiri sendiri, yang kemudian menjadi Gazal. Gazal muncul sebagai genre puisi pada era Bani Umayah (661–750 Masehi) dan terus berkembang dan berkembang pada awal era Abasiyah. Gazal Arab mewarisi struktur syair formal Kasidah, khususnya kepatuhan yang ketat terhadap meteran dan penggunaan ''Kafiyah'', sajak akhir yang umum pada setiap bait (disebut bayt dalam bahasa Arab dan sher dalam bahasa Persia). Sifat Gazal juga berubah untuk memenuhi tuntutan penyajian musik, menjadi lebih singkat. Meteran puisi yang lebih ringan, seperti ''Kafif'', ramal, dan ''Muqtarab'' lebih disukai, daripada meteran yang lebih panjang dan berat yang disukai untuk Kasidah (seperti ''Kamil'', ''Basit'', dan ''Rajaz''). Secara topikal, fokus Gazal juga berubah dari kenangan nostalgia tanah air dan orang-orang tercinta, ke arah tema romantis ataupun erotis. Ini termasuk sub-genre dengan tema cinta sopan (''Udari''), erotisme (''Hisi''), homoerotisisme (''Mudakar''), dan sebagai pengantar untuk puisi yang lebih besar (''Tamhidi'').
# Harmonium, merupakan jenis alat musik yang berbentuk seperti balok kotak serta terbuat dari [[kayu]]. Tuts nadanya hampir mirip dengan [[piano]]. Cara memainkannya dengan menggunakan pompaan udara pada bagian tengah kotak.
# Tabla, merupakan jenis [[alat musik]] pukul yang berbentuk bundar. Pada bagian atas yang dipukul, terbuat dari kulit yang membalut dari atas hingga ke bawah. Tali jahitan tersebut digunakan sebagai pengatur tinggi rendahnya alunan [[nada]]. Caranya dengan mengencangkan atau mengendurkan tali tersebut.<ref>{{Cite web|url=https://www.riaumagz.com/2018/04/pengertian-dan-asal-usul-musik-melayu.html|title=Pengertian dan Asal Usul Musik Melayu Ghazal|website=RiauMagz|language=en|access-date=2020-07-11|archive-date=2023-03-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20230331190539/https://www.riaumagz.com/2018/04/pengertian-dan-asal-usul-musik-melayu.html|dead-url=no}}</ref>
 
== ReferensiRujukan ==
<references /><br />
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
{{sisterlinks}}