Johannes Latuharhary: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(30 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Nama Maluku|[[Suku Ambon|Ambon]]|Latuharhary}}{{status artikel|AP|20|10|2020}}
{{Infobox Officeholder
| name = Johannes Latuharhary
| image = Johannes Latuharhary, Kami Perkenalkan (1954), p54.jpg
| caption = Johannes Latuharhary pada tahun 1954
| office = Gubernur Maluku
| order = ke-1
| term_start = 1950{{efn|Johannes ditunjuk sebagai Gubernur Maluku seusai sidang PPKI tanggal 19 Agustus 1945,{{sfn|Nanulaitta|1982|pp=90–91}}{{sfn|Chauvel|2008|p=198}}{{sfn|Elson|2008|p=118}}
| term_end = 1955
| president = [[Soekarno]]
Baris 11 ⟶ 12:
| successor = [[Muhammad Djosan]]
| birth_date = {{birth date|1900|7|6}}
| birth_place = {{flagicon|Hindia Belanda}} [[Ullath, Saparua, Maluku Tengah|Ullath]], [[Saparua, Maluku Tengah|Saparua]], [[Kabupaten Maluku Tengah|Maluku Tengah]], [[Hindia Belanda]]
| death_date = {{Death date and age|1959|11|8|1900|7|6}}
| death_place = {{flagicon|Indonesia}} [[Jakarta]], [[Indonesia]]
Baris 19 ⟶ 20:
| children = 7
}}
{{Spoken Wikipedia|Suaramomon - Bagian 1 - Johannes Latuharhary.ogg|Suaramomon - Bagian 2 - Johannes Latuharhary.ogg|Suaramomon - Bagian 3 - Johannes Latuharhary.ogg|date=29 Agustus 2022}}
[[Meester in de Rechten|Mr.]] '''Johannes Latuharhary''' ({{lahirmati|[[Ullath, Saparua, Maluku Tengah|Ulath]], [[Saparua]]|6|7|1900|[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], [[Indonesia]]|8|11|1959}}) adalah seorang politikus dan perintis kemerdekaan [[Indonesia]]. Ia menjabat sebagai [[Gubernur Maluku]] yang pertama antara tahun 1950 dan 1955, dan memperjuangkan masuknya [[Maluku]] ke dalam [[NKRI]].▼
▲[[Meester in de Rechten|Mr.]] '''Johannes Latuharhary''' ({{lahirmati|[[Ullath, Saparua, Maluku Tengah|Ulath]], [[Saparua]]|6|7|1900|[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], [[Indonesia]]|8|11|1959}}) adalah seorang politikus dan perintis kemerdekaan [[Indonesia]]. Ia menjabat sebagai [[Gubernur Maluku]]
Johannes lahir di [[Saparua]], [[Maluku]], dan sebagai remaja ia pindah ke [[Batavia]] untuk pendidikan lanjut. Belakangan, ia memperoleh beasiswa untuk belajar [[ilmu hukum]] di [[Universitas Leiden]]. Sepulangnya ke tanah air, ia menjadi hakim di [[Jawa Timur]] dan mulai turut serta dalam pergerakan [[kebangkitan nasional Indonesia]] melalui organisasi pemuda [[Sarekat Ambon]]. Ia belakangan berhenti menjadi hakim dan pindah menjadi advokat, selagi bergerak di sisi politik untuk mengikutsertakan SA dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Selama [[Sejarah Nusantara (1942–1945)|zaman Jepang]], Johannes bekerja di bawah departemen urusan dalam negeri di Jakarta dan ditahan Jepang tiga kali dengan berbagai macam alasan. Ia turut serta dalam penulisan [[UUD 1945]] sebagai anggota [[Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia]] dan [[Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia]].▼
▲Johannes lahir di [[Saparua]], [[Maluku]], dan sebagai remaja ia pindah ke [[Batavia]] untuk pendidikan lanjut. Belakangan, ia memperoleh beasiswa untuk belajar [[ilmu hukum]] di [[Universitas Leiden]]. Sepulangnya ke tanah air, ia menjadi hakim di [[Jawa Timur]] dan mulai turut serta dalam pergerakan [[kebangkitan nasional Indonesia]] melalui organisasi pemuda
Seusai [[kemerdekaan Indonesia]], ia ditunjuk menjadi Gubernur Maluku, tetapi karena Belanda menduduki Maluku pada saat itu, Johannes bertahan di Jawa sebagai anggota [[Komite Nasional Indonesia Pusat]] dan sebagai diplomat dalam [[perjanjian Renville]] dan [[perjanjian Roem-Roijen]]. Seusai pengakuan kedaulatan Indonesia, Johannes tiba di Maluku pada tahun 1950 dan semasa jabatannya ia berjuang untuk membangun kembali kota [[Ambon]] yang terdampak pertempuran dengan [[Republik Maluku Selatan]]. Ia wafat pada tahun 1959.
== Masa muda ==
Johannes dilahirkan di [[Ullath, Saparua Timur, Maluku Tengah|Ullath]], [[Saparua]] pada tanggal 6 Juli 1900. Ayahnya bernama Jan Latuharhary dan ibunya bernama Josefin Hiarej. Jan merupakan seorang guru di desa yang bertetangga dengan Ullath. Awalnya, Johannes (juga dijuluki "Nani"{{sfn|Nanulaitta|1982|p=13}}) belajar di Ullath pada kelas 1 SD, tetapi ia pindah ke Ambon saat berusia 9 tahun. Di Ambon, ia belajar di sekolah ''[[Europeesche Lagere School]]'' (ELS) Belanda. Umumnya ELS hanya menerima anak-anak keturunan Eropa, tetapi karena ayahnya merupakan seorang guru, Johannes diterima masuk. Ia belajar di ELS sampai tahun 1917.{{sfn|Nanulaitta|1982|pp=1–3}} Setelah itu, Johannes pindah ke [[Batavia]], dan ia belajar di sekolah ''[[Hogere Burgerschool]]'' (HBS) sampai tahun 1923.{{sfn|Nanulaitta|1982|p=7}}
Selulusnya dari HBS, Johannes memperoleh beasiswa dari dana amal Ambonsch Studiefonds sehingga ia dapat belajar ilmu hukum di [[Universitas Leiden]].{{sfn|Nanulaitta|1982|p=11}} Di Leiden, ia menjadi [[Orang Maluku|putra daerah Maluku]] pertama yang memperoleh gelar [[Meester in de Rechten]] (Mr.) pada bulan Juni 1927. Selain belajar hukum, Johannes juga banyak bergaul dengan anggota [[Perhimpunan Indonesia]] di sana seperti [[Ali Sastroamidjojo]] dan [[Iwa Kusumasumantri]], meskipun ia tidak mendaftar menjadi anggota secara resmi.{{sfn|Nanulaitta|1982|pp=12–13}}{{sfn|Elson|2008|pp=45–46}} Sepulangnya dari Leiden, Johannes sudah menjadi seorang pejuang untuk persatuan dan kemerdekaan Indonesia.{{sfn|Elson|2008|pp=45–46}}
Baris 32 ⟶ 35:
== Karier ==
=== Zaman Belanda ===
Sepulangnya ke Indonesia, Johannes diangkat menjadi asisten hakim di [[Pengadilan Tinggi Surabaya]] berbekal rekomendasi dari dosennya [[Cornelis van Vollenhoven]].{{sfn|Nanulaitta|1982|p=32}} Ia kemudian diangkat menjadi hakim penuh di Surabaya, sebelum
Pada sekitar waktu ini, sejumlah anggota SA mengusulkan agar SA bergabung ke [[Pemufakatan Perhimpunan-perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia]] (PPPKI) yang mewadahi berbagai organisasi pergerakan nasional di tingkat daerah sampai seluruh Indonesia. Namun, Johannes memandang bahwa organisasi keagamaan seperti [[Sarekat Islam]] tidak seharusnya ikut dalam pergerakan politik, sehingga ia menolak bergabungnya SA ke dalam PPPKI.{{sfn|Nanulaitta|1982|p=34}} SA belakangan tetap bergabung ke PPPKI pada tahun 1932.{{sfn|Nanulaitta|1982|p=43}} Pada bulan Januari tahun itu, Johannes sempat berpidato dalam kongres PPPKI dengan judul ''Azab Sengsara Kepoelauan Maloekoe'' yang bertema penjajahan di bidang ekonomi yang dilakukan oleh [[Vereenigde Oostindische Compagnie]] (VOC) dan lalu pemerintah Belanda.{{sfn|Nanulaitta|1982|pp=48–49}} Pidato ini belakangan diterbitkan sebagai suatu buku yang dibredel pemerintah kolonial.{{sfn|Nanulaitta|1982|pp=50–51}} Dalam karya tulisnya, ia juga mencerca sistem pendidikan Belanda di Maluku yang dituduhnya bertujuan untuk menciptakan pegawai negeri, tentara, dan pelaut untuk pemerintah kolonial.{{sfn|Chauvel|2008|p=145}} Pandangan Johannes untuk negara [[Indonesia]] setelah merdeka berbentuk suatu [[negara serikat]], sejalan dengan pandangan tokoh-tokoh lain seperti [[Sam Ratulangi]], [[Tan Malaka]], atau [[Mohammad Hatta]].{{sfn|Elson|2008|p=68}}
Baris 48 ⟶ 51:
Jepang mulai menjanjikan kemerdekaan Indonesia pada awal 1945 dan Latuharhary ditunjuk menjadi anggota [[Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia|Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan]] (BPUPKI) untuk mewakili Maluku.{{sfn|Nanulaitta|1982|p=75}} Dalam kapasitas ini, pemerintah Jepang melalui Johannes meminta perantauan Ambon untuk berhenti bergerilya atau berseteru dengan Jepang, dan berfokus untuk meraih kemerdekaan.{{sfn|Chauvel|2008|p=196}} Dalam rapat-rapat BPUPKI, Johannes mengajukan bentuk negara serikat, tetapi karena hanya 2 dari 19 anggota panitia UUD yang setuju, bentuk negara diputuskan sebagai [[negara kesatuan]].{{sfn|He|Galligan|Inoguchi|2009|p=149}} Gagasan Johannes mengenai negara Indonesia, diterbitkan surat kabar ''[[Asia Raya]]'' edisi 9 Mei 1945, mendasarkan Indonesia atas: Persatuan Rakyat Indonesia, Rumah Tangga Desa, Perguruan, dan Agama.{{sfn|Manus et al.|1993|p=13}}
Johannes juga tidak menyetujui [[Piagam Jakarta]] (tepatnya tujuh kata ''dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya''), yang dianggapnya diskriminatif dan berdampak untuk masyarakat non-Muslim. Ia merasa khawatir bahwa tujuh kata ini akan memaksa orang Minangkabau untuk meninggalkan adat istiadat mereka dan
Ketujuh kata terkait syariat Islam dalam Piagam Jakarta beserta sejumlah pasal-pasal terkait lainnya belakangan dikeluarkan dari UUD 1945 dan [[Pancasila]]. Hal ini disebabkan kunjungan malam seorang perwira angkatan laut Jepang (''Kaigun'') ke [[Muhammad Hatta]] pada tanggal 17 Agustus, dan ia memesankan ke Hatta bahwa perwakilan beragama Kristen dari Indonesia Timur{{efn|Menurut sejarawan Robert Elson, perwakilan-perwakilan ini berasal dari 5 anggota BPUPKI dari luar Jawa dan Sumatra (Johannes, A.A. Maramis, [[Sam Ratulangi]], [[Andi Pangerang Pettarani]], atau [[I Gusti Ketut Pudja]]) yang tidak setuju saat penulisan.{{sfn|Elson|2009|pp=120–121}} Johannes, Ratulangi, dan Ketut Pudja memang sudah menyampaikan keresahan mereka ke perwira ''Kaigun'' tersebut.{{sfn|Nanulaitta|1982|p=85}}}} dapat saja memutuskan untuk memisahkan diri dari Indonesia apabila ketujuh kata tersebut tidak dicabut. Hatta menyiapkan suatu pertemuan darurat, dan para pemimpin Islam setuju untuk mencabut kata-kata tersebut, beserta sejumlah istilah dan pasal-pasal{{efn|Misalkan kata "Mukadimah" yang digantikan dengan "Pembukaan".{{sfn|Elson|2009|pp=120–121}}}} yang dianggap terlalu condong ke Islam.{{sfn|Elson|2009|pp=120–121}} Johannes menolak juga adanya [[Kementerian Agama]] dan mengusulkan urusan Kemenag sebagai suatu dirjen dibawah [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan]]. Awalnya, memang tidak ada Kemenag dalam pemerintah Indonesia, sampai bulan Januari 1946.{{sfn|Elson|2009|pp=120–121}}<ref>{{cite web |title=Sekilas Tentang Kementerian Agama |url=https://kemenag.go.id/home/artikel/42956/sejarah |publisher=[[Kementerian Agama Republik Indonesia]] |accessdate=12 September 2020 |language=id |archive-url=https://web.archive.org/web/20190905183631/https://kemenag.go.id/home/artikel/42956/sejarah |archive-date=5 September 2019 |url-status=live }}</ref>
Baris 74 ⟶ 77:
== Meninggal dunia ==
[[Berkas:Mr J Latuharhary-TMPNU Kalibata 3.jpg|al=Makam Johannes Latuharhary di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata|jmpl|Makam Johannes Latuharhary di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata]]
Johannes meninggal dunia pada tanggal 8 November 1959 di [[Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo]], [[Jakarta Pusat]]. Ia sebelumnya jatuh [[koma (medis)|koma]] sebelum berangkat ke gereja
Pada tanggal 9 November 1959, Johannes Latuharhary dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Kalibata]]. [[Johannes Leimena]], sesama pejuang kemerdekaan dari Ambon, memberikan pidato [[eulogi]] untuknya. Keluarga Johannes tinggal di rumah sewaan, sehingga warisan harta untuk keluarga mencakup dua mobil saja. Istri Johannes belakangan bekerja mengurus Wisma Indonesia di [[Mesir]] untuk menghidupi keluarga, dengan sejumlah bantuan tokoh-tokoh lainnya.{{sfn|Nanulaitta|1982|pp=156-159}}
== Peninggalan ==
Sepeninggal Johannes, ia dihargai pemerintah Indonesia dengan [[Bintang Mahaputera
Menurut sejarawan Australia Richard Chauvel, Johannes merupakan tokoh pemimpin Ambon pertama yang mendorong agar Ambon (dan Maluku) termasuk dalam NKRI dan menganggap orang Ambon sebagai orang Indonesia.{{sfn|Chauvel|2008|p=140}} Penerus Muhammad Djosan, [[Muhammad Padang]], menghargai jasa Johannes membangun kembali pemerintahan di Maluku seusai pemberontakan RMS,{{sfn|Nanulaitta|1982|p=150}} dan menurutnya:
Baris 88 ⟶ 92:
== Catatan kaki ==
{{notelist}}
==
{{reflist}}
==Daftar pustaka==
{{Commons category|Johannes Latuharhary}}
Baris 95 ⟶ 100:
*{{cite book |last1=Chauvel |first1=Richard |title=Nationalists, Soldiers and Separatists: The Ambonese Islands from Colonialism to Revolt, 1880-1950 |date=2008 |publisher=[[Brill Publishers|BRILL]]|isbn=9789004253957 |url=https://books.google.com/books?id=UbZiAAAAQBAJ&pg=PA145 |language=en|ref=harv}}
*{{cite book|last1=Elson |first1=R. E. |title=The Idea of Indonesia: A History |date=2008 |publisher=[[Cambridge University Press]] |isbn=9780521876483 |url=https://books.google.com/books?id=BRRVYDagaloC |language=en|ref=harv}}
*{{cite journal |last1=Elson |first1=R. E.|language=en |title=Another Look at the Jakarta Charter Controversy |journal=Indonesia |date=2009 |volume=88 |pages=105–130 |url=https://ecommons.cornell.edu/bitstream/handle/1813/54483/INDO_88_0_1255982649_105_130.pdf|ref=harv|author-mask=3}}
*{{cite book|ref=harv |last1=He |first1=Baogang |last2=Galligan |first2=Brian |last3=Inoguchi |first3=Takashi |title=Federalism in Asia |date=2009 |publisher=Edward Elgar Publishing |isbn=9781847207029 |language=en |url=https://books.google.com/books?id=nXf9C2xbKsYC&pg=PA149 |language=en}}
*{{cite book |last1=Intan |first1=Benyamin Fleming |title="Public Religion" and the Pancasila-based State of Indonesia: An Ethical and Sociological Analysis |date=2006 |publisher=Peter Lang |isbn=9780820476032 |url=https://books.google.com/books?id=OXmRwiYEy1IC&pg=PA41 |language=en|ref=harv}}
*{{cite book|last1=Manus|first1=MPB|last2=Ghazali|first2=Zulfikar|last3=Zuhdi|first3=Susanto|last4=Sumardi|last5=Kuswiah|first5=Wiwi|title=Tokoh-Tokoh Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/12970/1/Tokoh%20tokoh%20badan%20penyelidik%20usaha%20usaha%20persiapan%20kemerdekaan%20indonesia.pdf|volume=2|publisher=Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan|location=Jakarta|year=1993|ref={{harvid|Manus et al.|1993}}}}
*{{cite book |last1=Nanulaitta |first1=I. O. |title=Mr. Johanes Latuharhary: Hasil Karya dan Pengabdiannya |date=1982 |publisher=[[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan]] |location=Jakarta |url=http://repositori.kemdikbud.go.id/10871/1/mr%20johannes%20latuharhary%20hasil%20karya%20pengabdiannya.pdf |accessdate=11 August 2019 |language=id|ref=harv}}
{{Authority control}}
{{S-start}}
{{s-off}}
Baris 112 ⟶ 117:
{{artikel pilihan}}
[[Kategori:Gubernur Maluku]]▼
[[Kategori:Tokoh dari Maluku]]▼
[[Kategori:Tokoh Maluku]]
[[Kategori:
[[Kategori:
[[Kategori:Tokoh Kristen Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Partai Nasional Indonesia]]
▲[[Kategori:Gubernur Maluku]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Utama]]
|