Pesantren Persatuan Islam 04 Cianjur: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Informasi trivial yang tidak diperlukan. Bahasanya tidak netral dan bernuansa konflik kepentingan. |
Nineteenboy (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(6 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Tidak ada pembuka}}
'''<nowiki>Pesantren Persatuan Islam 04 Cianjur</nowiki>'''
{{Infobox Sekolah|nama=Pesantren Persatuan Islam 04 Cianjur|nama_singkatan=[[PPI04CJR]]|gambar=[[Berkas:Logo_PPI_04_CJR.jpg|175px|Logo Pesantren Persatuan Islam 04 Cianjur]]|didirikan={{Birth date and age|1930|9|12|df=yes}}|tipe=[[Pesantren]] (Instansi Pendidikan Islam)|motto=''Mengkader Generasi Insan Ulul Albab''|maskot=|pimpinan pesantren=E. Khaeruman Ghazaly, S.Pd.I|kepsek=E. Khaeruman Ghazaly, S.Pd.I.|jenjang pendidikan=Ibtidaiyyah (setara SD), Tsanawiyyah (setara SMP), Muallimien/Aliyah (setara SMA), Taman Pendidikan Quran|jurusan=[[Ilmu Pengetahuan Alam|IPA]] dan [[Ilmu Sosial|IPS]]|kurikulum=[[Kurikulum 2013]] dan/atau [[Kurikulum Merdeka]]|murid=1158 (''tahun 2022'')|status=[[Swasta]]|alamat=Jalan Dr. Muwardi no.171C|kota=[[Cianjur]]|provinsi=[[Jawa Barat]]|negara=[[Indonesia]]|telp=0263-263701|koordinat={{coord|-6.8145979|107.1333895}}|situs web=http://ppi04cjr.ponpes.id|surel=ppi4cjr@gmail.com|alumni=Forkappi|institusi=[[Persatuan Islam]]|Yayasan=[[PC Persatuan Islam Cianjur]]|catatan=''Pesantren Dengan Basis Kader Insan Generasi Ulul Albab di Kabupaten Cianjur''|kelas=Taman Pendidikan Quran, Ibtidaiyyah (setara SD), Tsanawiyyah (setara SMP), Muallimien/Aliyah (setara SMA),|alt=PPI04CJR}}
== Profil Singkat ==
Ditengah-tengah berkecamuknya dikobarkan api revolusi untuk mendapatkan kemerdekaan dari belenggu kolonial Belanda dan Jepang serta antek-anteknya, lahirlah [[Persatuan Islam]] (PERSIS) di Bandung pada tanggal 12 September 1923, dan disusul pula dengan berdirinya beberapa cabang dan Pesantren sebagai lembaga pendidikan di berbagai daerah, termasuk di Cianjur pada 12 September 1930. Keberadaan Pesantren Persatuan Islam merupakan realisasi nyata dari rencana jihad Persatuan Islam (PERSIS) sebagaimana termaktub dalam Qanun Asasi dan Qanun Dakhili.
Baris 9:
=== Jenjang Pendidikan ===
# [[
# [[Madrasah
# [[Madrasah
=== Fasilitas yang disediakan<ref>https://ppi04cjr.ponpes.id/profil-pesantren/sarana-prasarana/</ref> ===
# Sarana Ibadah yang menunjang
Baris 20 ⟶ 19:
# Aula/Gedung Serbaguna
# Warung Pesantren (wartren)
# Lapangan Olahraga ([[Futsal]], [[Bola voli|Bola Voli]], [[Badminton]], [[Tenis meja|Tenis Meja]])
# Dapur Umum dan Ruang Makan putra & Putri
#
# Beasiswa Pendidikan
# Luas tanah: 10.525 m2 (tanah wakaf) yang sudah dibangun 5.325 m<sup>2</sup>
[[Berkas:
=== Ekstrakulikuler/Pengembangan diri ===
# [[Tahfizh|Tahfidz]] Al-Qur’an dan [[Tahsin]] Al-Qur’an
# [[Tamyiz]] (tatacara baca kitab kuning)
# Muhadlarah (Latihan Dakwah Santri)
# Training Organisasi (RG – UG)
#
# PLDJ (Pendidikan dan Latihan Dasar Jurnalistik)
# PLKJ (
# [[Gerakan Pramuka Indonesia]]
# Olahraga ([[Futsal]], [[Bola voli]], [[Bulu tangkis]], [[Tenis meja]])
Baris 41:
=== Tenaga Kependidikan ===
Tenaga kependidikan di Pesantren Persatuan Islam 04 Cianjur berkualifikasi S2 dan S1 yang merupakan lulusan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta baik dalam maupun luar negeri, seperti [[Universitas Islam negeri]], [[UHAMKA]], [[Universitas Pakuan]], [[
[[Berkas:Plang Depan PPI04CJR.jpg|al=plang_depan_ppi04cjr|jmpl|Foto tampak samping jalan gerbang masuk pesantren (diambil th 2022)]]
=== Lulusan ===
Baris 54 ⟶ 55:
=== Masa revolusi (tahun 1930-1974) ===
Ditengah-tengah berkecamuknya dikobarkan api revolusi untuk mendapatkan kemerdekaan dari belenggu [[Kolonial Belanda]] dan [[Kolonial Jepang]] serta antek-anteknya, lahirlah [[Persatuan Islam]] (PERSIS) di Bandung pada tanggal 12 September 1923 dan disusul pula dengan berdirinya beberapa cabang dan Pesantren sebagai lembaga pendidikan di berbagai daerah, termasuk di Cianjur pada tahun 1930 dibentuklah pimpinan cabang PERSIS, yang para tokoh perintis dan pendirinya adalah mantan aktifis [[Sarekat Islam]] (SI) dan [[Masyumi]] yang memiliki komitmen untuk memelihara, mengembangkan dan menegakkan [[Syariat Islam]] yang berdasarkan al-Quran dan as-Sunnah.
Abah Sanim, Abuya Ismu, Gan Wira, H. Shadiqien, Mu’alim Sarbini, Aki Manaf, Haji Kembar, H. Zein Hautsyar, dan ust Abdurachiem sebagai motor penggerak PERSIS di Cianjur yang pada saat itu dalam kegiatan da’wahnya ditempuh melalui kegiatan pengajian keliling, pengajian rutin di majlis (atas wakaf Abah Sanim), menyelenggarakan dan mengikuti diskusi/debat dengan para tokoh Islam dan non-Islam Cianjur.
Kegiatan kepesantrenan secara khusus belum dapat diselenggarakan saat itu, masih bersifat pembinaan untuk anak-anak berupa pengajian, baik di majlis maupun dirumah-rumah.
Baris 82 ⟶ 83:
=== Masa pembenahan (tahun 1959-sekarang) ===
[[Berkas:Foto Awal pendirian Pesantren Persatuan Islam 04 Cianjur.jpg|jmpl|Foto pembangunan perdana Pesantren Persatuan Islam 04 Cianjur|kiri]]Pada tahun 1959 para tokoh dan pimpinan cabang [[Persatuan Islam]] Cianjur, mendapat kabar bahwa Pesantren [[Persatuan Islam]] no. 1 yang berkedudukan di Bandung (Jl. Pajagalan no.14) yang pada waktu itu dipimpin oleh K.H.E. Abdurrahman akan menugaskan lulusan mu’allimien untuk membantu pesantren di berbagai daerah terutama di daerah-daerah yang dipandang sebagai daerah rawan, termasuk didalamnya ust. [[Ali Ghazaly]] (kelahiran Cianjur, putranya bpk. Didi Bojongherang) akan ditugaskan ke Pamanukan (sebagaimana permohonan dari PC [[Persatuan Islam]] Pamanukan).
Mengingat daerah Cianjur pun sangat memerlukan ust. [[Ali Ghazaly]], maka tokoh PERSIS Cianjur yang diwakili oleh ust. U. Mukhtar, ust. A. Mansyur, bpk. Edi, bpk.Mamad Darmawisastra, bpk. Tatang Wirasasmita, dan bpk. Didi (bapaknya ust. Ali Ghazaly) datang menghadap kepada K.H.E. Abdurrahman agar menugaskan ust. Ali Ghazaly ke Cianjur.
Setelah adanya kesepakatan dari kedua belah pihak, antara K.H.E. Abdurrahman selaku ketua umum PP [[Persatuan Islam]] (dan Pesantrennya) dengan pihak tokoh/para pimpinan PC [[Persatuan Islam]] Cianjur yang telah menghadap beberapa kali. Maka mulai tahun pelajaran 1959-1960 resmilah ust. Ali Ghazaly ditugaskan ke Pesantren Persatuan Islam no. 4 Cianjur yang lokasinya masih di Cikidang (Jl. Prof. Moch. Yamin no. 47 Cianjur), dengan demikian penugasannya ke pesantren [[Persatuan Islam]] no. 51 Pamanukan di batalkan.
Baris 89 ⟶ 90:
Pada tahun 1960, bpk. Endang Natamiharja (ketua PC [[Persatuan Islam]] Cianjur saat itu) dan bpk. Mamad Darmawisastra (selaku kepala madrasah/pimpinan pesantren), mengajukan permohonan kepada forum musyawarah PERSIS cabang Cianjur agar ust. Ali Ghazaly diajukan PP [[Persatuan Islam]] untuk menjadi pimpinan pesantren. Setelah disahkan oleh musyawarah dan mendapat pengesahan dari PP [[Persatuan Islam]], maka pada tahun 1960 resmilah ust. Ali Ghazaly sebagai pimpinan Pesantren Persatuan Islam 04 Cianjur (pada waktu itu masih berumur 25 tahun)
Dalam melakukan aktivitasnya, baik di pesantren selaku asatidz dan pimpinan pesantren, maupun di masyarakat selaku mubaligh, beliau selalu ditemani oleh aktifis PERSIS juga, diantaranya ust. A. Mansyur, ust. A. Damanhuri, ust. Sayuti, bpk. Tatang Wirasasmita, ust. Ahmad Djunaedi, dan lainnya termasuk para pemuda dan santri, sehubungan dengan kondisi saat itu terbilang masih sangat rawan karena sering mendapat gangguan dan hambatan terutama dari kaum tradisional dan aktifis PKI ([[Partai Komunis Indonesia]]) sehingga sering kali terjadi adu fisik yang
Semenjak didamping para aktifis, pemuda dan santri PERSIS kala itu, beliau (ust. Ali Ghazaly) dalam kegiatan tabligh banyak dibantu ust. Akhyar Syuhada yang telah lebih dahulu ditugaskan selaku pimpinan pesantren dan pimpinan cabang PERSIS Cibeber.
Baris 101 ⟶ 102:
# Karena tingkat Diniyyah dan Ibtidaiyyah dirasa sudah cukup mapan, maka pada tahun 1972 mulai diselenggarakan pendidikan tingkat Tsanawiyyah yang juga didukung bertambahnya asatidzah yang terdiri dari: bpk. MA. Majmudin, bpk. Atjep Priatna, bpk. Ismail BA., disusul kemudian oleh ust. D. Muhiddin Naswari, bpk. Lili Sunarya, BA., bpk. LD. Mardzedzeq, bpk. Priatna, bpk. A. Syamsudien, dan ust. T. Saefudin Nooch.
# Untuk memenuhi kekurangan dan stabilitas asatidzah, diadakan rekrutmen para alumni Pesantren PERSIS 04 Cianjur yang memiliki kemauan dan kemampuan, serta berniat mewakafkan diri, sampai tahun 1987 tercatat beberapa alumni yang ikut serta. Mereka diantaranya: ibu E. Julaeha, ust. A. Ridwan Mansur, ust. Dedi Djuwandi R., ust. Hilman Saukani al-Ghazaly, ust. E. Sutoyo, ust. A. Bahrudin, bpk. A. Jatnika Sastrawiguna, ust. Abdul Aziz Mukhtar, dan ust. E. Khaeruman al-Ghazaly.
# Mengingat jumlah santri dengan kegiatannya yang bertambah, juga lokasi awal (Cikidang) terkena pelebaran jalan yang menjadikan sempit, ditambah bisingnya kendaraan. Maka mulai tahun 1987 diadakan perintisan lokal baru yang lebih representatif. Kegiatan ini dimotori oleh: bpk. Drs. H.T. Maksum, ust. A. Mansyur, bpk. H. Solihin, bpk. H. O. Supiano, bpk. H. Mughni, bpk. H. Amir Rusmana, bpk. H. Suhendi, bpk. L. Hanafi, bpk. Djudju Rusmana, bpk. H. A. Witarsa, ust. H. U. Mukhtar, ust. H. A. Damanhuri, ust. Ahmad Djunaedi, bpk. H.
# Untuk menambah jumlah santri, maka para asatidz yang juga mempunyai tugas untuk bertabligh ke berbagai daerah memanfaatkan momentum tersebut untuk sosialisasi dan publikasi pesantren. Alhamdulillah dengan inisiatif tersebut, santri Pesantren PERSIS 04 Cianjur tidak hanya dari daerah Cianjur saja, tetapi silih berdatangan dari Sukabumi, Bogor, Depok, Bekasi, Jakarta, Tangerang, Serang/Banten, Karawang, Purwakarta, Bandung, Ciamis, dan Garut, juga daerah lainnya sampai luar Jawa.
# Pada tahun 1989 mulai diadakan perintisan untuk membuka pendidikan: [1] '''Tingkat RA/TK''' untuk anak usia dibawah 7 tahun yang pengelolaannya dibebankan kepada PERSISTRI dan Jam’iyyatul Banat. [2] '''Tingkat Tajhiziyyah,''' sebagai persiapan lulusan luar MI (SD) yang akan melanjutkan ke tingkat Tsanawiyyah. [3] '''Tingkat Takhosus,''' sebagai persiapan lulusan luar MTs (SMP) yang akan melanjutkan ke tingkat Mu’allimien. [4] '''Tingkat Mu’allimien''' dalam upaya mempersiapkan calon asatidzah dan/atau muballigh (baru direalisasikan tahun 1990).
Baris 114 ⟶ 115:
#* Muallimien (setingkat SMA)
#* Pembinaan santri pondok
# Pada tiap akhir tahun ajaran, selalu diselenggarakan Imtihan. Dan sejak tahun 1991 ditambah dengan Pekan Amal yang keduanya diserahkan pihak pesantren kepada santri sebagai upaya pendewasaan dan pelatihan ber-organisasi. Wadah organisasi untuk santri putra adalah Rijaalul Ghad (RG) dan untuk putri adalah Ummahaatul Ghad (UG) yang lahir tahun itu juga.<ref>https://ppi04cjr.ponpes.id/berita/jamiyyah/2016/09/sejarah-singkat-rijalul-ghad-dan-ummahatul-ghad/</ref>
# Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas santri, terus diupayakan berbagai pembenahan di berbagai sektor, baik yang menyangkut dengan pemenuhan sarana dan pra-sarananya, maupun menyangkut skill, leadership, managerial para asatidzah dan pengelola pesantren.
== Galeri foto ==
[[Berkas:Asrama Putri PPI04CJR.jpg|jmpl|280x280px|Foto tampak depan gedung asrama putri PPI04CJR]]
[[Berkas:Masjid Santri PPI04CJR.jpg|kiri|jmpl|280x280px|Foto tampak depan masjid khusus santri PPI04CJR]]
[[Berkas:Asrama Putra PPI04CJR.jpg|tepi|pus|jmpl|280x280px|Foto tampak depan gedung asrama putra PPI04CJR]]
== Referensi ==
Baris 484 ⟶ 135:
[[Kategori:Pesantren Persis]]
[[Kategori:Persatuan Islam]]
[[Kategori:Madrasah ibtidaiyah]]
[[Kategori:Madrasah tsanawiyah]]
[[Kategori:Madrasah aliyah]]
|