Ambo Dalle: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k kosmetik |
Wagino Bot (bicara | kontrib) |
||
(31 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{copyedit}}{{refimprove}}
[[Anregurutta|A.G.]][[Haji|H.]] '''Abdurrahman Ambo Dalle''' (1900 – 29 November 1996) adalah ulama Indonesia dari [[Sulawesi Selatan]] yang mendirikan organisasi keislaman [[Darud Da'wah wal Irsyad]] dan [[Pondok Pesantren Darud Da'wah wal Irsyad Mangkoso]].
== Masa Kecil ==
Pada masa kecilnya, Ambo Dalle mempelajari ilmu [[agama]] dengan metode sorogan (sistem monolog), yaitu guru membacakan kitab, sementara murid mendengar dan menyimak pembicaraan guru.{{Bio muslim butuh rujukan}} Pelajaran membaca dan menghafal Alquran ia peroleh dari bimbingan bibi serta kedua orang tuanya, terutama sang ibu. Agar lebih fasih membaca Alquran, Ambo Dalle belajar tajwid kepada kakeknya, Puang Caco, seorang imam masjid yang fasih membaca Alquran di Desa Ujung.{{Bio muslim butuh rujukan}}
Selama menuntut ilmu, Ambo Dalle tidak hanya mempelajari ilmu-ilmu Alquran, seperti tajwid, qiraat tujuh, nahwu, sharaf, tafsir, dan fikih saja, tapi ia juga mengikuti Sekolah Rakyat (Volk School) pada pagi hari serta kursus bahasa Belanda pada sore hari di HIS Sengkang dan belajar mengaji pada malam harinya.<ref name=":0">{{
Sementara itu, untuk memperluas cakrawala keilmuan, terutama wawasan modernitas, Ambo Dalle lalu berangkat meninggalkan Wajo menuju kota Makassar.
Ketika mengikuti sekolah guru di Makassar inilah, ia menemukan kehidupan sosial yang lain dan jauh berbeda dari tanah Wajo yang masih sepi.{{Bio muslim butuh rujukan}} Makassar, yang saat itu telah menjadi sebuah kota pelabuhan terpenting di kawasan Indonesia Timur, ramai disinggahi oleh kapal besar dan perahu dari berbagai penjuru yang memuat barang-barang dagangan. Beraneka ragam barang niaga, seperti beras, kelapa, hasil hutan, dan kain tenun sutera, ditawarkan orang-orang di pasar-pasar.{{Bio muslim butuh rujukan}}
Baris 45 ⟶ 17:
== Mendirikan Madrasah ==
Salah seorang guru Ambo Dalle, yakni
Berkat kerja sama antara Gurutta H As'ad dan Ambo Dalle, pengajian itu bertambah maju. Hal tersebut terdengar sampai ke telinga Raja Wajo saat itu, Arung Matoa Wajo. Arung Matoa Wajo pun memutuskan mengadakan peninjauan langsung ke tempat pengajian milik Gurutta H As'ad. Dalam kunjungannya, Raja Wajo ini meminta agar Gurutta H As'ad membuka sebuah madrasah yang seluruh biayanya ditanggung pemerintah setempat. Gayung bersambut. Maka, tak lama kemudian, dimulailah pembangunan madrasah.{{Bio muslim butuh rujukan}}
Baris 51 ⟶ 23:
[[Madrasah]] yang dibangun ini menyelenggarakan jenjang pendidikan awaliyah (setingkat taman kanak-kanak), ibtidaiyah (SD), dan tsanawiyah (SMP). Lembaga pendidikan itu diberi nama Al-Madrasah al-Arabiyah al-Islamiyah (disingkat MAI) [[Sengkang]]. Lambangnya diciptakan oleh Ambo Dalle dengan persetujuan Gurutta H As'ad bin Abdul Rasyid dan ulama lainnya. Dalam waktu singkat, popularitas MAI Sengkang dengan sistem pendidikannya yang modern (sistem madrasah) menarik perhatian masyarakat dari berbagai daerah.{{Bio muslim butuh rujukan}}
Selanjutnya, atas izin sang guru, Ambo Dalle pindah dan mendirikan [[DDI Mangkoso|MAI di Mangkoso]] pada 29 Syawal 1356 H atau 21 Desember 1938. Mulai saat itulah, ia mendapat kehormatan penuh dari masyarakat dengan gelar Gurutta Ambo Dalle. MAI Mangkoso ini kelak menjadi cikal bakal kelahiran organisasi pendidikan keagamaan bernama [[Darud
Sementara itu, sepeninggal Gurutta H As'ad, MAI Sengkang diubah namanya menjadi Madrasah As'adiyah. Perubahan nama tersebut sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasa Gurutta H As'ad.{{Bio muslim butuh rujukan}}
Baris 69 ⟶ 41:
Untuk mengatasi masalah ini, Ambo Dalle tidak kehilangan siasat. Ia pun mengambil inisiatif. Pelajaran yang sebelumnya dilakukan di dalam kelas dipindahkan ke masjid dan rumah-rumah guru. Kaca pada bagian pintu dan jendela masjid dicat hitam agar pada malam hari cahaya lampu tidak tembus ke luar. Setiap kelas dibagi dan diserahkan kepada seorang guru secara berkelompok dan mengambil tempat di mana saja asal dianggap aman dan bisa menampung semua anggota kelompok. Sewaktu-waktu, pada malam hari dilarang menggunakan lampu.
Bukannya sepi peminat, justru siasat yang dilakukan Ambo Dalle ini mengundang masyakarat sekitar untuk mendaftarkan anak-anak mereka belajar di madrasah milik Ambo Dalle. Bahkan, cara yang ditempuhnya ini membuat madrasah tersebut luput dari pengawasan Jepang. berbagai sumber
== Tanda Kehormatan ==
Dari beberapa rangkaian pengabdian yang dilakukan belaiau dari zaman ke zaman, dia menerima beberapa penghargaan baik dari pemerintah maupun lembaga pendidikan diantaranya
== Buku ==
Salah satu buku biografi tentang Gurutta ambo dalle ditulis oleh Nazaruddin berjudul " AMBO DALLE MAHA GURU DARI BUMI BUGIS "
== Referensi ==
Baris 82 ⟶ 54:
{{Navbox Anregurutta}}
[[Kategori:
[[Kategori:Ulama
[[Kategori:Tokoh Darud Da'wah wal Irsyad]]
[[Kategori:Kelahiran 1900]]
[[Kategori:Kematian 1996]]
[[Kategori:Tokoh dari Wajo]]
[[Kategori:Tokoh Sulawesi Selatan]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Nararya]]
|