Candra Malik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Wagino Bot (bicara | kontrib)
 
(30 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:CandraKangjeng MalikPangeran Haryo Adipati Panembahan Pakoenegoro.jpg|jmpl|Kangjeng Pangeran Haryo Adipati Panembahan Pakoenegoro atau Raden Mas Hartawan Candra Malik.]]
'''Hartawan Candra Malik''' ({{lahirmati|[[Surakarta]],adalah [[JawaSekretaris Tengah]]|25|3|1978}})Pimpinan adalahPusat pengasuhPencak PondokSilat PesantrenNahdlatul Asy-SyahadahUlama di(PP [[KabupatenPSNU) Karanganyar]],Pagar [[JawaNusa Tengah]]masa khidmat 2023 - 2028<ref name="pelitanusantara.com">https://pelitanusantara.com/candra-malik-jadi-sekretaris-pagar-nusa/?swcfpc=1</ref>. Namanya juga dikenal sebagai tokoh [[sufi]], [[sastrawan]], [[wartawan]], penyanyi lagu reliji, pemeran [[film]], [[penulis]] sejumlah kolom di berbagai [[media massa]], dan pencipta lagu reliji yang kemudian disebut sebagai kidung sufi. Sejumlah karya sastra Candra Malik pernah dipublikasikan di berbagai [[media massa]] antara lain ''[[Kompas (surat kabar)|Kompas]], [[Horison (majalah)|Majalah Sastra Horison]], Koran Tempo Minggu, [[Suara Merdeka]], [[Suara Karya]]'', dan ''[[Femina|Majalah Femina]]'', dan lain-lain. Lagunya, ''Syahadat Cinta'' menjadi ''original sound track'' (OST) ''Cinta Tapi Beda'', film yang disutradarai oleh [[Hanung Bramantyo]] ([[2013]]).<ref>[http://www.candramalik.com/jati-diri Biografi Candra Malik]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, diakses 7 Mei 2015</ref><ref>[http://www.solopos.com/2012/07/02/candra-malik-setia-di-jalan-sunyi-198424 Solo Pos: Jalan sufi kaum urban], diakses 7 Mei 2015</ref> Sejak

Pada [[2015]], Candra Malik menjabat sebagai Wakil Ketua Pengurus Pusat Lembaga [[Seniman NU|Seni]] Budaya Muslim Indonesia (PP [[Lesbumi]]) [[PBNU]] untuk periode [[2015]]-[[2020]].
 
== Latar belakang ==
Sejak usia muda, Candra Malik sudah mengakrabi dunia spiritual utamanya ritual-ritual ''tasawuf''. Dia belajar agama dari Abdullah Ali di Karanganyar, Jawa Tengah. Ia juga mengaji kepada Habib Ja'far bin Badar bin Thalib bin Umar bin Ja'far, guru dari kakeknya, di [[Surakarta]], [[Jawa Tengah]]. Pada 1993, Candra lebih mendalami lagi ilmu ''tasawuf'' dengan belajar kepada Kiai Muhammad Muna'am [[Jember]], [[Jawa Timur]]. Sambil bekerja sebagai [[wartawan]] di surat kabar [[Jawa Pos]] pada akhir [[1999]] di [[Yogyakarta]], Candra menimba kearifan sufisme dengan belajar kepada Syekh Ahmad Sirullah Zainuddin, wakil talqin dari Tarekat Qadiriyyah Naqsabandiyah, sebelum akhirnya pada [[2001]] belajar langsung kepada mursyid tarekat tersebut, yaitu K.H. Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin, pengasuh Pondok Pesantren Suryalaya, di [[Jawa Barat]].<ref>[http://www.perspektifbaru.com/wawancara/881 Perspektif Baru: Tidak ada paksaan dalam beragama], diakses 7 Mei 2015</ref>
 
Selain tiga guru tersebut di atas, beberapa gurunya yang telah wafat adalah K.H Abdul Kholiq Pirikan di Magelang, Jawa Tengah; KH Mas Syaifullah Ali Bagiono di Pesantren Al Hikam, Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur; dan Simbah Hardjo Suwito di Gunung Gedang, Blitar, Jawa Timur.
 
Candra Malik juga berba’iat kepada Mawlana Syekh Hisyam al Kabbani. Demikian pula kepada Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya, Ra'is ‘Aam Jam’iyyah Ahlith Thariqah al-Mu’tabarrah An-Nahdliyyah (JATMAN) dan K.H. Taufiqurrahman Subhkhi di Pesantren At Taufiqy Wonopringgo, keduanya berada di Pekalongan, Jawa Tengah.
 
Berba’iat pula kepada Tuan Guru Haji Muhammad Turmudzi Badaruddin di Pesantren Qomarul Huda, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat; KH Amin Jafar Sodik di Pesantren Al Huda Siwarni, Banyumas, dan Kiai Samugi Yahya di Pesantren Al Amin Benculuk, Banyuwangi, Jawa Timur.
 
Selain itu, Candra Malik juga belajar Ki Wiro Kadeg Wongso Jumeno di Mojokerto, Jawa Timur, dan Mama Ajengan Haji Derajat di Pasulukan Loka Gandasasmita, Garut, Jawa Barat. Masih ada sejumlah guru spiritual yang Candra Malik belajar kepadanya. Di beberapa kesempatan, ia juga memberi materi pelatihan meditasi.
 
Sambil bekerja sebagai [[wartawan]] di surat kabar [[Jawa Pos]] pada akhir [[1999]] di [[Yogyakarta]], Candra menimba kearifan sufisme dengan belajar kepada Syekh Ahmad Sirullah Zainuddin, wakil talqin dari Tarekat Qadiriyyah Naqsabandiyah, sebelum akhirnya pada [[2001]] belajar langsung kepada mursyid tarekat tersebut, yaitu K.H. Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin, pengasuh Pondok Pesantren Suryalaya, di [[Jawa Barat]].<ref>[http://www.perspektifbaru.com/wawancara/881 Perspektif Baru: Tidak ada paksaan dalam beragama] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160616053550/http://www.perspektifbaru.com/wawancara/881 |date=2016-06-16 }}, diakses 7 Mei 2015</ref>
 
== Kehidupan Sosial ==
Sejak berhenti dari [[Jawa Pos]] dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Liputan [[Indo Pos]], [[Jawa Pos]] di [[Jakarta]], Candra Malik bekerja sebagai kontributor di sejumlah media cetak antara lain, ''Tabloid Nyata, Majalah ART Indonesia'', ''Majalah Travel Lounge, The Jakarta Globe'', dan mengasuh sebuah kolom tentang sufisme di ''[[Solo Pos]]'', sebuah koran lokal di [[Jawa Tengah]], bertajuk ''Matahati'', di rubrik ''Khazanah''. Sembari terus menulis, Candra malik juga mengasuh Pondok Pesantren Asy-Syahadah, di Desa Segoro Gunung, di lereng Gunung Lawu, [[Kabupaten Karanganyar]], [[Jawa Tengah]]. Kedekatannya dengan kalangan agamawan-budayawan memudahkan langkah Candra untuk melibatkan Wakil Rais Syuriah PBNU [[Mustofa Bisri|K.H. Ahmad Mustofa Bisri]] (Gus Mus) dan [[Emha Ainun Nadjib]] (Cak Nun) dalam produksi album religi. Cak Nun menulis khusus sajak ''Mukaddimah Cinta'' untuk album Candra ini dan membacakannya dalam track pembuka, sedangkan Gus Mus membacakan sajak ''Pesona'' dalam track penutup. Dalam album Kidung Sufi, Candra juga memasukkan rekaman vokal [[Abdurrahman Wahid|K.H. Abdurrahman Wahid]] (Gus Dur) dalam lagu ''Syahadat Cinta''.<ref>[http://www.merdeka.com/artis/deretan-maestro-meriahkan-konser-candra-malik.html Merdeka: Deratan maestro meriahkan konser Candra Malik]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, diakses 7 Mei 2015</ref>
 
Dukungan lain datang dari [[Bondan Winarno]], wartawan senior kini berkiprah dalam dunia kuliner. Berkat Bondan, Candra menembus sejumlah nama besar dalam belantika [[musik]] [[Indonesia]], di antaranya, violis [[Idris Sardi]] dan [[komponis]] [[Addie MS]]. Dalam album ini, Idris Sardi mengaransemen dan bermain biola dalam orkestrasi lagu ''Kidung Sufi'', bersama Gus Mus. Addie mengaransemen lagu ''Shiratal Mustaqim'' dan memimpin [[Twilite Orchestra]] memainkan lagu tersebut, didukung oleh [[Tohpati]]. Nama-nama besar lainnya adalah [[Dewa Budjana]] yang mengaransemen dan bermain gitar dalam lagu ''Jiwa yang Tenang'', [[Trie Utami]] ikut bernyanyi dalam dua lagu, ''Fatwa Rindu'' dan ''Fana Selamanya''. Sedangkan [[Sujiwo Tejo]] berkolaborasi dengan rapper Marzuki Mohamad Kill The DJ (Jogjakarta Hip Hop Foundation) dan penyanyi reggae Heru Shaggydog dalam lagu ''Samudera Debu''.
 
== Kehidupan Pribadi<ref name="regional.kompas.com">https://regional.kompas.com/read/2022/05/09/085010978/abdi-dalem-keraton-surakarta-dari-berbagai-daerah-halalbihalal-dengan</ref> ==
Candra Malik juga adalah seorang Pangeran Santana di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat pada masa Sahandhap Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Paku Buwono XIII. Mahamenteri Panembahan Agung Tedjowulan melantiknya sebagai Kangjeng Pangeran Haryo Adipati Panembahan Pakoenegoro pada Selasa Kliwon, 8 Februari 2022 atau 6 Rejeb Tahun Alip 1955. Ia juga turut melestarikan ajaran leluhur Jawa dalam kedudukan sebagai Wiku Magelung.
 
Dari perkawinannya dengan Raden Ayu Anis Ardianti, Raden Mas Candra Malik memiliki lima anak, yaitu Raden Mas Abra Bumandhala Byoma, Raden Ajeng Arane Langit Manikmaya, Raden Ajeng Cyra Akasya Bumi, Raden Ajeng Sunda Lakhsmi Wikrama, dan Raden Mas Aksara Wihaya Giri.<ref name="regional.kompas.com"/>
 
Candra Malik memusatkan kegiatannya di nDalem Pakoenegaran, di penjuru timur Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Di kaki Gunung Lawu, di antara Candi Cetho dan Candi Sukuh, ia juga berkegiatan di Segoro Gunung.
 
Di sisi lain, Candra Malik juga seorang Gusti di Kesultanan Kanoman Cirebon pada masa Sultan Anom XII. Gusti Sultan Mochamad Saladin mengangkatnya sebagai Gusti Pangeran Aria Panembahan Pakunegara.<ref>https://www.rbg.id/nasional/9449117234/jadi-gusti-keraton-kanoman-candra-malik-berharap-dapat-memajukan-kebudayaan-nusantara</ref><ref>https://online.pubhtml5.com/dxlba/htlu/#p=12</ref>
 
== Kehidupan Organisasi ==
Candra Malik berperan menyumbangkan nama Alinea, nama baru bagi perkumpulan penulis papan atas dari berbagai genre di Indonesia, pasca dinamika di dalam tubuh Satupena, perkumpulan sebelumnya yang juga diberinya nama<ref name="beritasatu.com">https://www.beritasatu.com/nasional/882375/satupena-bertransformasi-menjadi-alinea</ref>. Ia juga berkhidmat pada Nahdlatul Ulama dan pernah menjadi Wakil Ketua Lembaga Seni dan Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) pada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa bakti 2015-2021.<ref name="nu.or.id">https://www.nu.or.id/nasional/susunan-lengkap-pp-lesbumi-nu-2015-2020-8t46P</ref>
 
Bertepatan dengan Puncak Hari Santri Nasional 22 Oktober 2023, Candra Malik turut dikukuhkan dalam kepengurusan baru Pimpinan Pusat Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PP PSNU) Pagar Nusa masa khidmat 2023 - 2028 sebagai Sekretaris. Pengukuhan oleh Ketua Umum Tanfidziah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Yahya Cholil Staquf itu disaksikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia Ir H Joko Widodo beserta sejumlah anggota Kabinet Indonesia Maju di Surabaya, Jawa Timur.<ref name="pelitanusantara.com"/>
 
Dalam Rakernas Lesbumi pada Januari 2016, Candra Malik terlibat aktif dalam melahirkan tujuh strategi kebudayaan Islam Nusantara, yaitu Saptawikrama. Dia menjadi Ketua Penyelenggara Harlah Lesbumi ke-54 pada Maret 2016, dan turut menggagas pemberian Anugerah Saptawikrama kepada Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Hakim Saifuddin dan sejumlah nama lainnya<ref name="ReferenceA">https://www.nu.or.id/nasional/inilah-saptawikrama-tujuh-strategi-kebudayaan-islam-nusantara-e1Pg7</ref>.
 
Bersama para tokoh nasional dan guru bangsa, Candra Malik juga mendeklarasikan Gerakan Islam Cinta<ref name="islamcinta.co">https://www.islamcinta.co/tausiah-islam-cinta</ref>. Ia tergabung pula dalam Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia semasa masih aktif sebagai wartawan Jawa Pos dan The Jakarta Globe. Ia mendirikan Yayasan Nusantara Keris Indonesia yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan.
 
== Kehidupan Kreatif ==
Candra Malik menulis puisi, cerita pendek, esai, dan kolom di media massa, selain menulis buku yang diterbitkan oleh sejumlah penerbit arus utama. Sebagai penulis lagu dan penyanyi, ia telah merilis sejumlah album, extended play, singel, jingel, scoring dan original soundtrack film, video musik, serta pernah memboyong Piala Vidia untuk kategori Penata Musik Film Televisi Terbaik pada Festival Film Indonesia 2014<ref name="hot.detik.com">https://hot.detik.com/movie/d-2769201/garis-finish-sabet-6-piala-vidya-ffi-2014</ref>.
 
Kumpulan puisi Candra Malik, dalam buku berjudul Surat Cinta dari Rindu, memenangi Anugerah Hari Puisi Pilihan pada 2017 di Jakarta. Ia juga aktif berkonser membawa album religinya, Kidung Sufi.
 
Candra Malik menjadi narasumber di berbagai forum akademis, sosial kemasyarakatan, seni dan budaya, serta rohani. Ia populer sebagai pengasuh (host) Humor Sufi, sebuah program perbincangan tema tema serius yang dikemas dengan gaya percakapan yang renyah di kanal YouTube.<ref>https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pbi/article/download/12761/8923</ref>
 
Dari Panembahan Agung Tedjowulan, ia telah menerima Srikabadya, medali penghargaan bagi tokoh masyarakat maupun pembesar keraton yang dinilai berjasa besar kepada Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, terutama di bidang kesenian dan kebudayaan.
Sejak berhenti dari [[Jawa Pos]] dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Liputan [[Indo Pos]], [[Jawa Pos]] di [[Jakarta]], Candra Malik bekerja sebagai kontributor di sejumlah media cetak antara lain, ''Tabloid Nyata, Majalah ART Indonesia'', ''Majalah Travel Lounge, The Jakarta Globe'', dan mengasuh sebuah kolom tentang sufisme di ''[[Solo Pos]]'', sebuah koran lokal di [[Jawa Tengah]], bertajuk ''Matahati'', di rubric ''Khazanah''. Sembari terus menulis, Candra malik juga mengasuh Pondok Pesantren Asy-Syahadah, di Desa Segoro Gunung, di lereng Gunung Lawu, [[Kabupaten Karanganyar]], [[Jawa Tengah]]. Kedekatannya dengan kalangan agamawan-budayawan memudahkan langkah Candra untuk melibatkan Wakil Rais Syuriah PBNU [[Mustofa Bisri|K.H. Ahmad Mustofa Bisri]] (Gus Mus) dan [[Emha Ainun Nadjib]] (Cak Nun) dalam produksi album religi. Cak Nun menulis khusus sajak ''Mukaddimah Cinta'' untuk album Candra ini dan membacakannya dalam track pembuka, sedangkan Gus Mus membacakan sajak ''Pesona'' dalam track penutup. Dalam album ini, Candra juga memasukkan rekaman vokal [[Abdurrahman Wahid|K.H. Abdurrahman Wahid]] (Gus Dur) dalam lagu ''Syahadat Cinta''.<ref>[http://www.merdeka.com/artis/deretan-maestro-meriahkan-konser-candra-malik.html Merdeka: Deratan maestro meriahkan konser Candra Malik], diakses 7 Mei 2015</ref>
 
Pakoenegoro menambah panjang deret nama Panembahan dalam sejarah Mataram Islam sejak era Demak. Beberapa nama Panembahan, antara lain, Panembahan Jimbun, Panembahan Senopati Panembahan Hanyakrawati atau Panembahan Seda ing Krapyak, Panembahan Agung Hanyakrakusuma atau Sultan Agung, Panembahan Kadilangu, Panembahan Giri Kedaton, Panembahan Rama Kajoran Panembahan Hadiwijaya, Panembahan Agung Tedjowulan, dan Panembahan Puspohadikusumo.
Dukungan lain datang dari [[Bondan Winarno]], wartawan senior kini berkiprah dalam dunia kuliner. Berkat Bondan, Candra menembus sejumlah nama besar dalam belantika [[musik]] [[Indonesia]], di antaranya, violist [[Idris Sardi]] dan composer [[Addie MS]]. Dalam album ini, Idris Sardi mengaransemen dan bermain biola dalam orkestrasi lagu ''Kidung Sufi'', bersama Gus Mus. Addie mengaransemen lagu ''Shiratal Mustaqim'' dan memimpin [[Twilite Orchestra]] memainkan lagu tersebut, didukung oleh [[Tohpati]]. Nama-nama besar lainnya adalah [[Dewa Budjana]] yang mengaransemen dan bermain gitar dalam lagu ''Jiwa yang Tenang'', [[Trie Utami]] ikut bernyanyi dalam dua lagu, ''Fatwa Rindu'' dan ''Fana Selamanya''. Sedangkan [[Sujiwo Tejo]] berkolaborasi dengan rapper Marzuki Mohamad Kill The DJ (Jogjakarta Hip Hop Foundation) dan penyanyi reggae Heru Shaggydog dalam lagu ''Samudera Debu''.
 
== Diskografi ==
=== Album & Single ===
 
* Kidung Sufi Samudera Cinta (2012)
* Kidung Sufi Doa-Doa (2013)
* Rindu Cinta (2014)
=== Single ===
 
* Kekasih (2013)
* Kebahagiaan Cinta (2013)
Baris 28 ⟶ 68:
* Ternyata Tak Merindu (2013)
* Tuhan Kita Semua (2013)
===* Jingle Lebaran Metro TV ===
 
* Matahati (2012)
* Senandung Kemenangan (2013)
Baris 35 ⟶ 74:
=== Video musik ===
 
* Seluruh Nafas (Jojo, Replace)(2013)
* Fatwa Rindu (Triyanto Hapsoro, Sanggit Citra Films)(2013)
* Samudera Debu (Syams Rezki) (2013)
* Syahadat Cinta (Hestu Saputra, Dapur Film) (2013)
* Shirathal Mustaqim (Gatra Yudha) (2014)
* Akulah Penguasa (Triyanto Hapsoro, Sanggit Citra Films) (2014)
* Pulang Bahagia (2015)
* Sepi Merindu (2018)
* Doa dalam Cinta (2018)
* Doa Kita (2018)
* Kalah Oleh Waktu (2019)
* Gagal Melupakanmu (2019)
* Shalawat Kinanthi (2021)
=== Video pertunjukan ===
 
* Orang Indonesia feat Iwan Fals (Muhammad Revaldi, 2013)
* Umat Manusia feat Slank (Muhammad Revaldi, 2014)
=== Original sound tracktracks ===
 
* Syahadat Cinta—Cinta tetapi Beda (Hestu Saputra & Hanung Bramantyo, MVP Pictures & Dapur Film, 2012)
Baris 56 ⟶ 102:
* Ngabuburit Ramadhan (Konser 11 Titik, Jakarta & Jawa Barat, 2013)
* Kidung Hidayat Jati (Single, Brisbane, 2014)
* Tuhan Kita Semua (Single, 2014)
* Asia Tri Japan Festival 2014 (Katsuragawa, Japan, 2014)
* Energy for Life feat ade ishs (EP, 2015)
=== Pertunjukan ===
 
* Sabda Cinta Management
* Awanbiru Production
* Reza Al Faruq
 
== Scoring & casting film ==
 
Baris 80 ⟶ 119:
* Kelas Sufi (2012 - sekarang)
* Pesantren Asy Syahadah, Surakarta, Jawa Tengah (2005 - sekarang)
* Kuliah Umum Islam, Musik, dan Spiritualitas di [[Monash University]] dan [[Victoria University]], [[Melbourne]]; dua universitas di [[Brisbane]], serta dua universitas di [[Perth]], [[AustaliaAustralia]] (2014)
 
== Siniar ==
 
* Coklat Kita Humor Sufi (2019 - sekarang)
 
== Bibliografi ==
 
* Makrifat Cinta ([[Noura BooksPublishing]], Mizan, (2013))
* Menyambut Kematian ([[Noura BooksPublishing]], Mizan, (2013))
* Antologi #FatwaRindu Cinta 1001 Rindu (Muara, Kepustakaan Populer Gramedia, 2014)
* Komik Gus Sufi (Muara, Kepustakaan Populer Gramedia, 2014)
* Ikhlaskanlah Allah (Muara, Kepustakaan Populer Gramedia, 2014)
* Antologi Fatwa Rindu: Cinta 1001 Rindu (Kepustakaan Populer Gramedia, 2014)
* Kolom Tetap (Koran Solopos dan Majalah Onlie MALE)
* Mustika Naga (Kepustakaan Populer Gramedia, 2015)
* Makrifat Cinta
* Mawar Hitam (Bentang Pustaka, 2015)
* Menyambut Kematian
* Republik Ken Arok (Kepustakaan Populer Gramedia, 2016)
* Antologi #FatwaRindu Cinta 1001 Rindu
* Mengenal Diri Sendiri (Metamorphosa, 2016)
* Ikhlaskanlah Allah
* Layla, Seribu Malam Tanpamu (Bentang Pustaka, 2017)
* Makrifat Cinta (Penerbit Buku Kompas, 2017)
* Mengislamikan Islam – Empat Puluh Catatan Candra Malik (Kompas Gramedia, 2017)
* Surat Cinta Dari Rindu (Noura Books, 2017)
* Majnun Sejak Berjumpa Layla (Kepustakaan Populer Gramedia, 2020)
* Luka Kata (Kepustakaan Populer Gramedia, 2020)
 
== Referensi ==
 
{{reflist}}
{{Authority control}}
 
{{reflist|2}}
<ref name="regional.kompas.com"/>
<ref>https://www.jawapos.com/berita-sekitar-anda/01404778/keraton-surakarta-labuhan-di-pesisir-selatan-jogjakarta
</ref>
<ref>https://www.puskapik.com/30079/berita/keraton-surakarta-bentuk-prajurit-di-bekas-wilayah-galuh-purba/</ref>
<ref>https://www.banyumasekspres.id/banyumas/70-abdidalem-kasunan-surakarta-diwisuda-di-sumpiuh/25/09/2022/</ref><ref>https://www.langgampustaka.com/produk/buku/sejarah/manaqib-silsilah-pesantren-awipari-id206.html</ref>
<ref name="beritasatu.com"/>
<ref name="nu.or.id"/>
<ref name="ReferenceA"/>
<ref>https://www.republika.co.id/berita/o4k8mp317/milad-lesbumi-pbnu-formulasikan-tujuh-strategi-kebudayaan</ref>
<ref>https://nasional.sindonews.com/berita/1081039/15/jurus-lesbumi-nu-tangkal-dampak-globalisasi</ref>
<ref>https://nasional.kompas.com/read/2016/03/25/17391821/Menteri.Agama.Terima.Anugerah.Saptawikrama.untuk.Ayahnya</ref>
<ref>https://www.kompas.id/baca/politik/2017/05/23/susun-strategi-kebudayaan</ref>
<ref>https://amp.antarafoto.com/peristiwa/v1458823214/harlah-lesbumi-pbnu</ref>
<ref>https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1192636181474437&id=100021841986037</ref>
<ref>https://adpiks.or.id/ojs/index.php/emanasi/article/download/8/6/</ref>
<ref>https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40642/1/EDDY%20NAJMUDDIN%20-%20FUF.pdf</ref>
<ref name="islamcinta.co"/>
<ref>https://twitter.com/candramalik/status/540819683272695809?s=24</ref>
<ref name="hot.detik.com"/>
<ref>https://www.solopos.com/jurnalis-istimewa-198418</ref>
<ref>https://www.uc.ac.id/library/candra-malik_menyemai-cinta-kepada-sesama-kompas-24-juni-2017-hal-16/</ref>
<ref>https://www.kompas.id/baca/sosok/2017/06/24/menyemai-cinta-kepada-sesama</ref>
<ref>https://www.kompas.id/baca/gaya-hidup/2017/09/10/nyantrik-di-rumah-candra</ref>
<ref>https://haripuisi.id/para-pemenang-sayembara-buku-puisi-hpi-2013-2017/</ref>
<ref>https://news.detik.com/kolom/d-3749709/bondan-winarno-dari-masakan-jasmani-ke-percakapan-rohani</ref>
<ref>https://www.google.co.id/search?q=kidung+sufi+candra+malik&ie=UTF-8&oe=UTF-8&hl=en&client=safari</ref>
<ref>https://m.solopos.com/candra-malik-setia-di-jalan-sunyi-198424</ref>
<ref>https://satupena.id/2018/08/23/kongres-satupena-belasan-penulis-luncurkan-buku-serentak/</ref>
 
[[Kategori:Seniman Indonesia]]