Tarekat (Islam): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
(24 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{refimprove}}
{{Ensiklopedia Islam|Muhammad}}
{{Sufisme}}
{{Untuk|tarekat/ordo dalam agama Katolik|Ordo keagamaan Katolik}}
'''Tarekat''' ([[Bahasa Arab|Arab]]: <font size=4>طريقة</font>, transliterasi: ''Tharīqah'') merupakan sebuah istilah yang merujuk kepada aliran-aliran dalam dunia [[tasawuf]] atau sufisme Islam. Secara bahasa berarti "jalan" atau "metode", dan secara konseptual bermakna "jalan kering di tengah laut" ini juga di anggap "merujuk kepada sebuah ayat dalam Alquran": "''Dan sungguh, telah Kami wahyukan pada Musa, ‘Tempuhlah perjalanan di malam hari bersama para hamba-hamba-Ku, [dan] buatlah untuk mereka jalan kering di tengah laut'.''" (Q.S. Thāhā [20]: 77).
Pemimpin sebuah tarekat biasa disebut sebagai ''Mursyīd'' (dari
Metafora ''tarekat'' sebagai "jalan" harus dipahami secara khusus, sehubungan dengan istilah ''syariat'' yang juga memiliki arti "jalan". Dalam hal ini ''tarekat'' bermakna sebagai jalan yang khusus atau individual, yang merupakan fase kedua dari skema umum tahapan perjalanan keagamaan: ''syariat'', ''tarekat'', ''hakikat'', dan ''makrifat''.
Baris 15 ⟶ 16:
Dalam konteks agama, Alwi Shihab mendefinisikan ''tarekat merupakan suatu metode tertentu yang ditempuh seseorang secara kontinyu untuk membersihkan jiwanya dengan mengikuti jalur dan tahapan-tahapan dalam upayanya mendekatkan diri kepada Allah Swt''.<ref>{{Cite book|last=Shihab|first=Alwi|date=2009|url=http://www.alwishihab.com/inspirasi/2014/9/20/antara-tasawuf-sunni-dan-tasawuf-falsafi-akar-tasawuf-di-indonesia|title=Akar Tasawuf di Indonesia: Antara Tasawuf Sunni dan Tasawuf Falsafi|location=Depok|publisher=Pustaka IMaN|pages=183|url-status=live}}</ref> Hal ini senada dengan pendapat Al-Jurjani ‘Ali bin Muhammad bin ‘Ali (740-816 M) bahwa tarekat ialah ''metode khusus yang dipakai oleh salik (para penempuh jalan) menuju Allah Ta’ala melalui berbagai maqamat (tahapan-tahapan)''.
Dengan demikian tarekat memiliki dua pengertian: pertama, merupakan metode pemberian bimbingan spiritual kepada individu dalam mengarahkan kehidupannya menuju kedekatan diri dengan [[Tuhan]]; dan kedua, tarekat sebagai persaudaraan kaum [[sufi]] (''sufi brotherhood'') yang ditandai dengan
Bila ditinjau dari sisi lain, tarekat itu mempunyai tiga sistem, yaitu: sistem kerahasiaan, sistem kekerabatan (persaudaraan), dan sistem hierarki seperti khalifah tawajjuh atau khalifah suluk, syekh atau mursyid, wali atau qutub. Kedudukan guru tarekat diperkokoh dengan ajaran wasilah dan silsilah. Keyakinan berwasilah dengan guru dipererat dengan kepercayaan karamah, barakah atau syafa’ah atau limpahan pertolongan dari guru.
Pengertian di atas menunjukkan Tarekat sebagai '''cabang''' atau '''aliran''' dalam paham '''[[tasawuf]]'''. Pengertian itu dapat ditemukan pada berbagai tarekat yang ada, seperti al-Ahadiyyah, Qadiriyah, Naqsyabandiyah, Rifa'iah, Samaniyah, dan lain-lain. Untuk di Indonesia ada juga yang menggunakan kata tarekat sebagai sebutan atau nama '''paham [[mistik]]''' yang dianutnya, dan tidak ada hubungannya secara langsung dengan paham tasawuf yang semula atau dengan tarekat besar dan kenamaan.
Baris 23 ⟶ 24:
== Empat Fase Perjalanan ==
[[Berkas:Syariah-thariqah-hakikah2.jpg|jmpl|250px|kanan|Bagan yang menggambarkan kedudukan tarekat dalam empat tingkatan spiritual (''[[syariat Islam|syari'ah]], tariqah, [[hakikat|haqiqah]],'' dan ''[[makrifat|ma'rifah]]'' yang dianggap tidak terlihat)]]
Kaum sufi berpendapat bahwa terdapat empat tingkatan spiritual umum dalam Islam, yaitu ''syari'ah'' (syariat), ''tariqah'' (tarekat), ''haqiqah'' (hakikat), dan ''ma'rifah'' (makrifat). Tingkatan keempat dianggap merupakan inti dari wilayah hakikat, sebagai esensi dari seluruh tingkatan kedalaman spiritual beragama tersebut. Dalam kitab ''Sirr al-Asrar'', [[Abdul Qadir al-Jailani|Syeikh Abdul Qadir al-Jailani]] memberikan penjelasan seraya mengutip sebuah hadits dan ayat berikut:<blockquote>Rasulullah saw pernah bersabda: "''Tidurnya orang alim jauh
== Mempelajari tarekat ==
=== Syarat ===
[[Hasjim Asy'ari|Muhammad Hasyim Asy'ari]] sebagaimana dikutip oleh
* ''Qashd shahih'', menjalani tarekat dengan tujuan yang benar. Yaitu menjalaninya dengan sikap ubudiyyah, dan dengan niatan menghambakan diri kepada Tuhan.
* ''Shidq sharis'', haruslah memandang gurunya memiliki rahasia keistimewaan yang akan membawa muridnya ke hadapan Ilahi.
Baris 44 ⟶ 45:
== Tarekat-tarekat di Indonesia ==
Berikut ini adalah
{{Col-begin}}
{{Col|2}}
* [[Tarekat Ba 'Alawiyyah]]
* [[Tarekat Idrisiyah]]
* [[Tarekat Khalwatiyah]]
* [[Tarekat
* [[Tarekat Naqsyabandiyah]]
* [[Tarekat
* [[Tarekat
* [[Tarekat
* [[Tarekat Samaniyah]]
* [[Tarekat Syadziliyah]]
* [[Tarekat Syattariyah]]
* [[Tarekat Tijaniyah]]
* [[Tarekat
{{col-end}}
Untuk mengkaji ribuan tarekat yang ada dan berkembang di seluruh dunia, seorang Pakar Ilmu Tarekat '''Shohibul Faroji Al-Azhmatkhan''' <ref>{{Cite web|last=Internasional|first=Asyraf|title=Tentang Profil Shohibul Faroji|url=https://p2k.unkris.ac.id/id1/2-3065-2962/Shohibul-Faroji_51731_p2k-unkris.html}}</ref> dengan karyanya Tafsir Midadurrahman sebanyak 115 jilid dan menjadi mufassir yang mendapatkan penghargaan [[MURI]] sebagai Penulis tafsir terpanjang dan tertebal di seluruh dunia. Mengkaji penafsiran ayat-ayat Al-Qur'an dengan perspektif ribuan tarekat. Dengan metode Sanadi.<ref>{{Cite web|last=MURI|first=Tafsir Midadurrahman|title=Tentang Tafsir Midadurrahman |url=https://penasantri.id/blog/2018/12/02/midadurahman-kitab-tafsir-tertebal-di-dunia/}}</ref>
== Lihat pula ==
Baris 75 ⟶ 74:
== Referensi ==
{{Reflist}}
[[Kategori:Tarekat Sufi| ]]
[[Kategori:Sufi]]
|