Samin Surosentiko: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Perbarui referensi situs berita Indonesia |
Wagino Bot (bicara | kontrib) |
||
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
== Kehidupan ==
Ayahnya bernama Raden Surowijaya atau '''Samin Sepuh''', Bangsawan [[Kabupaten Ponorogo|Ponorogo]] anak dari Raden Mas Adipati Brotodiningrat, Bupati [[Somoroto, Kauman, Ponorogo|Sumoroto]] (Sekarang menjadi wilayah Ponorogo) dengan gelar pangeran Kusumaniayu pada [[1802]]-[[1826]].[https://jawatimuran.disperpusip.jatimprov.go.id/2013/05/17/biografi-samin-surosentiko/]
Ia mengubah namanya dari Raden Kohar menjadi Samin Suro Sentiko sebab Samin adalah sebuah nama yang bernafaskan ''[[wong cilik]]'' dan Suro Sentiko merupakan gelar [[Warok]] setelah tinggal di Ponorogo. selain itu Samin Surosentiko masih mempunyai pertalian darah dengan [[Kyai Keti]] di [[Rajegwesi]], [[Bojonegoro]]. Samin adalah pendiri dan pelopor [[Ajaran Samin]] yang disebut juga [[Saminisme]]. Ajaran saminisme ini mula-mula tidak dilarang oleh Pemerintah kolonial Belanda. Namun ketika pengikutnya bertambah banyak dan Samin diangkat oleh pengikutnya sebagai Ratu Adil dengan gelar Prabu Panembahan Suryangalam pada tanggal [[8 November]] [[1907]], maka pemerintah kolonial Belanda menjadi was-was sehingga Samin Surosentiko akhirnya ditangkap dan dipenjara di [[Nusakambangan]] sebelum akhirnya dibuang ke [[Kota Sawahlunto|Sawahlunto]] bersama tujuh orang pengikutnya untuk menjadi pekerja paksa di tambang batu bara.<ref name=":0" />
|