Tumbuhan dan hewan terdomestikasi di Austronesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
 
Baris 126:
=== ''Cordia subcordata'' (jati emas) ===
[[File:Cordia subcordata (4822100731).jpg|thumb|Tanaman [[jati emas]] yang sedang berbunga di [[Oahu]]]]
Jati emas (''[[Jati emas|Cordia subcordata]]'') merupakan pohon kayu yang penting dengan sifat kayu yang ringan, bertekstur halus, dan agak lunak yang ideal untuk diukir. Kayunya paling sering digunakan untuk membuat aneka perkakas seperti cangkir, mangkuk, dan wadah lainnya; serta hiasan berukir dan alat musik di seluruh Austronesia. Kayunya mudah terbakar dan biasa digunakan di Papua Nugini sebagai kayu bakar. Dalam beberapa budaya, kayunya juga dapat digunakan untuk membuat dayung dan lunas perahu.<ref name="FridayOkano2006"/><ref name="Ono2013">{{cite book|first1=Rintaro|last1=Ono|first2=David J.|last2=Addison|editor1-first=Rintaro|editor1-last=Ono|editor2-first=Alex|editor2-last=Morrison|editor3-first=David J.|editor3-last=Addison|title =Prehistoric Marine Resource Use in the Indo-Pacific Regions|chapter =Historical Ecology and 600 Years of Fish Use on Atafu Atoll, Tokelau|publisher =ANU E Press|series =terra australis|volume=39|year =2013|isbn =9781925021264|chapter-url =http://press-files.anu.edu.au/downloads/press/p260281/html/ch03.xhtml?referer=368&page=6#toc_marker-7}}</ref> Bijinya juga bisa dimakan, meski hanya sebagai alternatif saat kekurangan pangan. Bagian lainnya juga dapat digunakan untuk pengobatan tradisional dan untuk membuat pewarna. Seperti ''Calophyllum inophyllum'', jati emas umumnya ditanam di situs suci seperti ''marae''. Mereka memiliki makna budaya dan agama di beberapa budaya seperti di [[Kiribati]] dan [[Kepulauan Karimunjawa|Karimunjawa]] di [[Indonesia]]. Di Hawaii, sudah menjadi tradisi untuk menanam jati emas di pekarangan rumah dan menggunakan bunga jingga cerahnya sebagai ''[[Lei (Hawaii)|lei]]''.<ref name="FridayOkano2006"/><ref name="Sudarmin2015">{{cite journal |last1=Sudarmin |first1=M.Si |last2=Pujiastuti |first2=Sri Endang |title=Scientific Knowledge Based Culture and Local Wisdom in Karimunjawa for Growing Soft Skills Conservation |journal=International Journal of Science and Research |date=2015 |volume=4 |issue=9 |pages=598–604 |url=https://www.ijsr.net/archive/v4i10/SUB158567.pdf}}</ref><ref name="Boerger2009">{{cite book|first1=Brenda H.|last1=Boerger|title =Proceedings of the Seventeenth Annual Symposium About Language and Society, Austin|chapter =Trees of Santa Cruz Island and their Metaphors|series =Texas Linguistic Forum|volume=53|year =2009|pages=100–109|chapter-url =http://salsa.ling.utexas.edu/proceedings/2009/11_TLS53_Boerger.pdf}}</ref><ref name="KahnCoil2006">{{cite journal |last1=Kahn |first1=Jennifer G. |last2=Coil |first2=James H. |title=What House Posts Tell Us about Status Difference in Prehistoric Society: An Interpretation of Charcoal Analysis, Sacred Woods and Inter-site Variability |journal=The Journal of the Polynesian Society |date=2006 |volume=115 |issue=4 |pages=319–352 |url=http://www.jps.auckland.ac.nz/docs/Volume115/Volume%20115,%20No.%204/3%20What%20house%20posts.pdf}}</ref>
 
Jati emas, seperti kebanyakan pohon yang disukai masyarakat Austronesia, tumbuh dengan baik di tanah berpasir, tanah liat, dan berbatu serta merupakan komponen umum di hutan pantai dan hutan bakau. Jati emas dulunya dianggap sebagai spesies pendatang, tetapi kini diketahui bahwa spesies ini merupakan spesies asli di sebagian besar pulau dan pesisir Indo-Pasifik, dan berkembang biak secara alami melalui bijinya yang ringan. Namun demikian, mereka masih menjadi spesies introduksi di beberapa pulau, dengan ditanam bersama tumbuh bersama pohon-pohon lainnya seperti di atol-atol di Mikronesia.<ref name="FridayOkano2006">{{cite book|first1=J.B.|last1=Friday|first2=Dana|last2=Okano|editor1-first=Craig R.|editor1-last=Elevitch|title =Species Profiles for Pacific Island Agroforestry|chapter =''Cordia subcordata'' (kou)|publisher =Permanent Agriculture Resources (PAR)|year =2006|chapter-url =http://www.primitiveways.com/Cordia-kou.pdf}}</ref><ref name="Pebble2008">{{cite book|first1=Matthew|last1=Pebble|editor1-first=Geoffrey Richard|editor1-last=Clark|editor2-first=Sue|editor2-last=O'Connor|editor3-first=Bryan Foss|editor3-last=Leach|title =Islands of Inquiry: Colonisation, Seafaring and the Archaeology of Maritime Landscapes|chapter =No fruit on that beautiful shore: What plants were introduced to the subtropical Polynesian islands prior to European contact?|publisher =ANU E Press|series =terra australis|volume=29|year =2008|pages=227–251|isbn =9781921313905|chapter-url =http://press-files.anu.edu.au/downloads/press/p26551/pdf/ch153.pdf}}</ref><ref name="Millerstrom2008">{{cite journal |last1=Millerstrom |first1=Sidsel |last2=Coil |first2=James H. |title=Pre-Contact Arboriculture and Vegetation in the Marquesas Islands, French Polynesia: Charcoal Identification and Radiocarbon Dates from Hatiheu Valley, Nuku Hiva |journal=Asian Perspectives |date=2008 |volume=47 |issue=2 |pages=330–351 |url=https://core.ac.uk/download/pdf/5105563.pdf|doi=10.1353/asi.0.0005 |s2cid=161160463 }}</ref>
Baris 134:
Kumpulan kata serumpun lainnya dapat direkonstruksi menjadi ''*toRu'' dalam [[bahasa Proto-Oseanik]], dengan kata serumpun termasuk ''to-tor'' dalam bahasa Nehan; ''to-tol'' dalam bahasa Petats; ''tou'' dalam [[bahasa Fiji]], [[Bahasa Tonga|Tonga]], dan Rarotonga; dan ''kou'' dalam [[bahasa Hawaii]].<ref name="blusttrusell"/><ref name="Green2007">{{cite book|first1=Valerie J.|last1=Green|first2=Roger C.|last2=Green|editor1-first=Patrick V.|editor1-last=Kirch|editor2-first=Jean-Louis|editor2-last=Rallu|title =The Growth and Collapse of Pacific Island Societies: Archaeological and Demographic Perspectives|url=https://archive.org/details/growthcollapsepa00kirc|url-access=limited|chapter =An Accent on Atolls in Approaches to Population Histories of Remote Oceania|publisher =University of Hawai'i Press|year =2007|pages=[https://archive.org/details/growthcollapsepa00kirc/page/n248 232]–256|isbn =9780824831349}}</ref>
 
Istilah hasil reka ulang yang lebih tua adalah ''*qaNuNaŋ'' dalam [[bahasa Proto-Austronesia]], meski istilah ini tidak spesifik untuk jati emas dan dapat merujuk pada anggotatanaman genus lainsemarga yang buahnya lengket, terutama [[kendal (tumbuhan)|kendal]] (''Cordia dichotoma'') dan kanunang (''Cordia myxa''). Kata ini juga tidak menjangkau bahasa-bahasa Oseanik. Kata serumpun termasuk ''həhngə'' dalam [[bahasa Tsou]]; ''anúnang'' dalam [[bahasa Isnag]]; ''anúnang'' dalam [[bahasa Cebuano]] dan Hanunó'o; ''nonang'' dalam [[bahasa Maranao]]; ''enunang'' dalam [[Rumpun bahasa Manobo|bahasa Manobo]]; ''anonang'' dalam [[bahasa Mansaka]]; ''nunang'' dalam [[bahasa Minangkabau]], [[Bahasa Sasak|Sasak]], [[Bahasa Manggarai|Manggarai]], dan [[Bahasa Rembong|Rembong]]; dan ''onunang'' dalam [[bahasa Mongondow]].<ref name="blusttrusell"/>
 
=== ''Cordyline fruticosa'' (andong) ===