Ibrahim bin al-Asytar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(38 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{infobox officeholder
| name = Ibrahim bin al-Asytar
'''Ibrahim bin Malik al-Asytar bin al-Harits an-Nakha'i''' ({{lang-ar|إبراهيم بن مالك الأشتر بن الحارث النخعي}}, wafat Oktober 691) adalah seorang panglima semasa kekhalifahan [[Ali bin Abi Thalib]] (656–661), dan pada masa [[perang Saudara Islam II]] di bawah faksi [[Al-Mukhtar ats-Tsaqafi]] yang mendirikan negara tandingan pro-keturunan Ali. Ia memimpin pasukan Al-Mukhtar melawan pasukan [[Kekhalifahan Umayyah|Umayyah]] dalam kemenangan penting di [[pertempuran Khazir]] (686). Ia sendiri membunuh panglima Umayyah [[Ubaidullah bin Ziyad]]. Setelah Al-Mukhtar terbunuh pada 687, ia berpindah ke kubu kekhalifahan [[Abdullah bin az-Zubair]].▼
| office = Gubernur [[Mosul]]
| termstart = 687
| termend = 691
| death_place = Dair al-Jatsaliq
| death_date = Oktober 691
| battles = *[[Pertempuran Shiffin]] (657)
*[[Pertempuran Khazir]] (686)
*[[Pertempuran Maskin]]{{KIA}} (691)
| allegiance = [[Kekhalifahan Rasyidin]] (656–661) <br /> [[Al-Mukhtar ats-Tsaqafi]] (685–687) <br /> [[Abdullah bin az-Zubair]] (687–kematian)
| parents = [[Malik al-Asytar]]
| relations = Abdurrahman bin Abdullah an-Nakha'i (saudara seibu)
| children = An-Nu'man <br /> Malik
}}
▲'''Ibrahim bin Malik al-Asytar bin al-Harits an-Nakha'i''' ({{lang-ar|إبراهيم بن مالك الأشتر بن الحارث النخعي}}, wafat Oktober 691) adalah seorang panglima semasa kekhalifahan [[Ali bin Abi Thalib]] (656–661), dan pada masa [[
== Keluarga dan kehidupan awal ==
Ibrahim adalah putra [[Malik al-Asytar|Malik al-Asytar bin al-Harits an-Nakha'i]], seorang panglima [[pasukan Rasyidin|tentara Rasyidin]] dan
== Karier ==
Ibnu al-Asytar semakin terkenal setelah ia bergabung dengan pemimpin faksi pro-keturunan Ali yang anti-Umayyah [[Al-Mukhtar ats-Tsaqafi]].<ref name="Ed987"/> Setelah Al-Mukhtar menguasai [[Kufah]] pada 685/86, ia segera dihadapkan dengan menyerang pasukan Umayyah dari Suriah di bawah pimpinan [[Ubaidullah bin Ziyad]]. Al-Mukhtar mengangkat Ibnu al-Asytar sebagai panglima pasukan yang sebagian besar terdiri dari [[mawali]] Persia dari Kufah untuk mencegah kemajuan pasukan Umayyah ke [[Irak]].<ref name="Ed987"/> Ibnu al-Asytar bergerak ke utara dengan pasukannya dan melawan Bani Umayyah di [[Pertempuran Khazir]] di timur [[Mosul]].<ref name="Ed987"/> Pertempuran tersebut menyebabkan kekalahan besar pada pasukan Umayyah. Ia bahkan yang membunuh Ubaidullah, sementara panglima Umayyah lainnya, seperti [[Al-Hushain bin Numair As-Sakuni]], juga terbunuh.<ref name="Ed987"/> Ia kemudian mengirim kepala mereka kepada Al-Mukhtar, yang selanjutnya mengirim mereka kepada khalifah anti-Umayyah di [[Madinah]] dan Irak, [[Abdullah bin az-Zubair]].<ref name="Ed987"/>
Setelah kekalahan pasukan Umayyah di Khazir, Al-Mukhtar mengangkat Ibnu al-Asytar sebagai gubernur Mosul yang masuk di wilayah kekuasaannya pada 687.<ref name="Ed987"/> Pada tahun yang sama, Al-Mukhtar bersama pendukungnya dikepung di Kufah oleh [[Mush'ab bin az-Zubair]] adik dari Ibnu az-Zubair, dan Al-Mukhtar selanjutnya terbunuh selama pengepungan.<ref name="Ed987"/> Setelah itu, Ibnu al-Asytar berpindah kubu ke kekhalifahan Ibnu az-Zubair, meskipun khalifah Umayyah [[Abdul Malik bin Marwan]] telah berusaha untuk mengajaknya bergabung ke kubu Umayyah.<ref name="Ed987"/> Dalam [[Pertempuran Maskin]] bulan Oktober 691, Ibnu al-Asytar terbunuh dalam pertempuran bersama Mush'ab yang menjadi kesuksesan Bani Umayyah mengalahkan pendukung Ibnu az-Zubair dan berhasil menaklukkan Irak.<ref name="Ed987"/> Setelah pertempuran selesai, tubuh Ibnu al-Asytar diambil dan dibakar oleh pasukan Umayyah.<ref name="Ed987"/> Putranya, An-Nu'man menjabat sebagai panglima kontingen kabilah Bani Madzhij dan [[Bani Asad bin Khuzaimah|Bani Asad]] dari pasukan Kufah selama pemberontakan yang dipimpin oleh [[Yazid bin al-Muhallab|Yazid bin Al-Muhallab]] melawan Bani Umayyah pada tahun 720.<ref>Powers 1989, hlm. 129–130</ref> Putra lainnya, Malik bin Ibrahim adalah seorang perawi hadis yang dinyatakan dapat diterima (مقبول).<ref>{{cite web|title=Malik bin Ibrahim bin al-Asytar bin Malik bin al-Harits - Musawa'ah al-Hadith|language=ar|website=hadith.islam-db.com|url=http://hadith.islam-db.com/narrators/27244/%D8%A3%D9%8E%D8%A8%D9%90%D9%8A%D9%87%D9%90|access-date=2022-09-10|archive-date=2022-09-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20220910151457/http://hadith.islam-db.com/narrators/27244/%D8%A3%D9%8E%D8%A8%D9%90%D9%8A%D9%87%D9%90|dead-url=no}}</ref>
== Penilaian ==
Sejarawan [[Hugh N. Kennedy]] menggambarkan Ibnu al-Asytar sebagai "panglima dari Kufah yang paling berbakat selama periode Marwaniyah" (684–750).<ref>Kennedy 2001, hlm. 23.</ref>
== Referensi ==
|