Nano Suratno: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Merapikan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(19 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Person
|
|birthname = Nano Suratno
|
|
|
|image =Nano Suratno (foto dokumen Indonesia Proud).jpg
|imagesize=280px
Baris 11:
|knownfor=[[karawitan]] [[sunda]] [[kesenian sunda]] [[seniman]] [[budayawan]]
|occupation =* Staf pengajar [[SMPN 1 Bandung]] (1965-1970)
* Staf pengajar [[Sekolah Menengah Karawitan Indonesia]] (SMKI)
* Ketua Jurusan Karawitan, [[Sekolah Menengah Karawitan Indonesia]]
* Wakil Kepala [[Sekolah Menengah Karawitan Indonesia]]
|education=* [[Konservatori Karawitan]]
* [[Akademi Seni Tari]] (ASTI)/[[Sekolah Tinggi Seni Indonesia]]<nowiki>|Sekolah Tinggi Seni Indonesia]], Jurusan Karawitan Sunda, </nowiki>[[Bandung
* Kepala [[Taman Budaya Provinsi Jawa Barat]] sejak 1995 sampai pensiun (2000).▼
* Fellowship [[The Japan Foundation]], [[Tokyo National University of Fine Arts and Music]], Universitas Kesenian Tokyo.▼
▲* Kepala Taman Budaya Provinsi Jawa Barat sejak 1995 sampai pensiun (2000).
▲* Fellowship The Japan Foundation, Tokyo National University of Fine Arts and Music, Universitas Kesenian Tokyo.
▲* Dosen tamu departemen musik Universitas Santa Cruz.
|hometown=Pasar Kemis, Tarogong, Garut, [[Jawa Barat|Tatar Pasundan]]
|residence= Gang Haji Ahmad, Jalan Muhammad Toha.
Baris 27 ⟶ 26:
* HDX Award (1990).
* HDX Award tingkat Nasional (1992)
|years active =
|name=Nano Suratno}}
'''Nano Suratno''' lahir di Garut, Jawa Barat, ({{lahirmati|[[Garut]]|4|4|1944|[[Bandung]]|29|11|2010}}) adalah seniman dan musisi yang mencurahkan sebagian hidupnya pada perkembangan kesenian dan kebudayaan Sunda.
== Kehidupan Awal ==
Nano Suratno lahir di Pasar Kemis, Tarogong, Garut, Jawa Barat, pada 4 April 1944. Sejak umur lima tahun sudah dibawa mengadu nasib ke Bandung. Kedua orang-tuanya, Iyan S dan Nyi Nonoh termasuk keluarga pecinta seni, walaupun sehari-harinya sebagai wiraswastawan. Di lingkungan keluarga, sejak kecil Nano dianggap memiliki kemampuan menyanyi yang diwarisi dari kakek dan buyutnya yang juga dalang wayang.
Kelebihan ini yang mendorong kakaknya menganjurkan agar sang adik memasuki konservatori. Karena minatnya yang besar kepada musik karawitan, setelah lulus SMP, ia melanjutkan ke Konservatori Karawitan (Kokar) di Bandung (1961). Setelah tamat, ia mengajar di SMPN 1 Bandung (1965-1970) kemudian pindah ke Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI) (1970-1995) dimana dia pernah menjabat Ketua Jurusan Karawitan dan Wakil Kepala SMKI. Beberapa tahun kemudian melanjutkan kuliah ke Akademi Seni Tari (ASTI) Bandung dan Sekolah Tinggi Seni Indonesia, Jurusan Karawitan Sunda, sampai selesai.
Terakhir Nano diangkat menjadi Kepala Taman Budaya Provinsi Jawa Barat sejak 1995 sampai pensiun (2000). Ia menghabiskan hidupnya di sebuah rumah di Kota Bandung, tepatnya Gang H Ahmad, Jalan Muhammad Toha. Ia merupakan salah satu maestro musik sunda yang melegenda. Banyak karya-karya yang ia hasilkan terutama di musik karawitan dan lagu-lagu sunda. Banyak juga penyanyi-penyanyi sunda yang populer bekat lagu ciptaannya.
==
===
Nano mulai mencipta lagu sejak tahun 1963 sampai akhir hayatnya dengan kumpulan hampir duaratus album.
Jika Mang Koko, gurunya, mempunyai komposisi Sunda dan Belanda juga mengkritik berbagai ketidakberesan dalam masyarakat, Nano juga, tetapi di samping itu seakan-akan mentertawakan diri sendiri, yang sering terjebak dalam situasi yang lucu. Cara ini dibawakannya dalam pergelaran yang disebut ''prakpilingkung'' (keprak, kacapi, suling, angklung). Hasilnya, pada Festival Komponis Muda Indonesia I yang diselenggarakan oleh [[Dewan Kesenian Jakarta]] (1979), komposisinya,
Nano pun sukses dalam pagelaran karawitan ''Gending Sangkuriang'' di Festival Komponis Muda yang diselenggarakan di [[Taman Ismail Marzuki]] tahun [[1979]] diapresiasi dengan pujian positif. Ia juga dikenal sebagai penulis sajak dan cerita pendek berbahasa Sunda. Karyanya pernah di muat dalam majalah [[Mangle]], [[Hanjuang]], dan lainnya. Cerita pendeknya dikumpulkan dengan judul
1979, Nano membuat komposisi ''Umbul-Umbul'' yang ditayangkan pada televisi nasional dengan membawa tujuhpuluhlima orang dan memainkan limabelas ragam komposisi musik Sunda.
=== Prestasi
Pada tahun 1980 salah satu karyanya, yaitu ''Karawitan Gending Sangkuriang'' pernah disertakan di
Pada bulan Oktober 1999, di Jepang, ia memainkan lagu ciptaannya yang berjudul “''Hiroshima''“, yang dibuat khusus untuk memenuhi permintaan Wali Kota Hiroshima yang mengenalnya sebagai pencipta lagu. Selain itu, ia diundang oleh departemen musik Universitas Santa Cruz untuk mengajar dan membuat pergelaran dalam ''Spring Performance'' (1990). Popularitasnya semakin menanjak setelah album-album rekaman kasetnya banyak diminati oleh masyarakat, diantaranya
Tiga tahun kemudian ''Cinta Ketok Magic''
Profesionalismenya dalam dalam kesenian Sunda semakin terbukti ketika ia di minta oleh ''Min on'' ''impresario'', sebuah kelompok kesenian Jepang yang besar, untuk mengadakan pertunjukan kesenian Sunda di berbagai kota seluruh Jepang selama empatpuluh hari dengan duapuluhdua kali pertunjukan. Pertunjukan ini mendapat sambutan antusias karena keindahan yang ditampilkan dengan disiplin yang tinggi (1988). Pertunjukan itu diminta untuk diulang berkali-kali tampil di kota lainnya. Negara-negara yang pernah dikunjunginya untuk mengadakan pertunjukan antara lain Jepang, Hongkong, Philipina, Belanda, Australia, Amerika Serikat, dan sebagainya.
== Diskografi ==
Selama hidupnya, kang Nano telah menghasilkan lebih dari 400 karya dan 200 album yang beredar di pasaran.
== Karya tulis ==▼
▲==Karya tulis==
* Suratno Nano. (1976). ''Haleuang Tandang''. Buku Kawih untuk bahan pelajaran di Sekolah Menengah. Bandung.
== Pranala luar ==
* {{cite web|url=http://latitudes.nu/nano-suratno-father-of-sundanese-music/|title=Nano Suratno: Father of Sundanese Music|authors=Patrick Durkan|publisher=latitudes.nu|date=October 1, 2011|accessdate=17 September 2015}}
== Referensi ==▼
▲==Referensi==
{{reflist}}
|