Pegawai negeri sipil di Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dikembalikan ke revisi 24577547 oleh Ariandi Lie (bicara): -> rv (🕵️♂️) Tag: Pembatalan |
k Mengembalikan suntingan oleh 114.125.212.32 (bicara) ke revisi terakhir oleh Ariandi Lie Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(20 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 13:
Di Indonesia, '''[[Pegawai Negeri Sipil]]''' ('''PNS''') merupakan salah satu unsur [[Aparatur Sipil Negara]] (ASN). Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014, pegawai ASN terdiri atas dua jenis, yaitu PNS yang diangkat sebagai pegawai tetap dan [[Pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja|Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja]] (PPPK) yang diangkat sesuai dengan kebutuhan instansi pemerintah.
Per 30 Juni 2021, jumlah PNS di Indonesia yaitu 4.081.824 orang, yang terdiri atas 2.143.065 wanita (53%) dan 1.938.759 pria (47%). Sebanyak 77% dari mereka bekerja di instansi [[Pemerintahan daerah di Indonesia|pemerintah daerah]], sedangkan 23% sisanya di instansi [[pemerintah pusat]]. Sekitar 11% menduduki jabatan struktural, 51% menduduki [[Jabatan Fungsional Aparatur Sipil Negara|jabatan fungsional]], dan 38% menduduki [[Jabatan Pelaksana Pegawai Negeri Sipil|jabatan pelaksana]]. Jumlah PNS di Indonesia terus mengalami penurunan sejak tahun 2016.<ref>{{Cite book|first=Badan Kepegawaian Negara|date=2021|url=https://www.bkn.go.id/wp-content/uploads/2021/10/STATISTIK-PNS-Juni-2021_signed.pdf|title=Buku Statistik PNS Juni 2021|location=Jakarta|publisher=Badan Kepegawaian Negara|url-status=live|access-date=2021-12-26|archive-date=2022-11-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20221126090826/https://www.bkn.go.id/wp-content/uploads/2021/10/STATISTIK-PNS-Juni-2021_signed.pdf|dead-url=no}}</ref>
== Sejarah ==
=== Sebelum kemerdekaan ===
Saat [[Hindia Belanda|masa pendudukan Belanda]], pendirian [[Hoofden School]] (sekolah para pemimpin) antara tahun 1865 hingga 1878 menandai awal mula pendidikan pegawai negeri sipil (PNS) di Indonesia (dahulu disebut ''[[ambtenaar]]'').<ref>{{Cite web|title=OSVIA|url=http://www.jakarta.go.id/jakv1/encyclopedia/detail/2116|website=Ensiklopedi Jakarta|archive-url=https://web.archive.org/web/20110709213732/http://www.jakarta.go.id/jakv1/encyclopedia/detail/2116|archive-date=9 Juli 2011}}</ref><ref>{{Cite book|last=Wenas|first=Jessy|date=2007|url=https://books.google.co.id/books?id=9rZxAAAAMAAJ&pg=PA52&lpg=PA52&dq=Hoofden+School+1878&source=bl&ots=tT4Kmt0TD5&sig=ACfU3U2KRSp53JKNDxvOvDKtjEirpv4xWg&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiY4YerrM7xAhXkH7cAHRlBBmgQ6AEwDXoECBEQAw#v=onepage&q=Hoofden%20School%201878&f=false|title=Sejarah dan Kebudayaan Minahasa|location=Minahasa|publisher=Institut Seni Budaya Sulawesi Utara|pages=52|url-status=live|access-date=2021-07-06|archive-date=2023-11-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20231112114259/https://books.google.co.id/books?id=9rZxAAAAMAAJ&pg=PA52&lpg=PA52&dq=Hoofden+School+1878&source=bl&ots=tT4Kmt0TD5&sig=ACfU3U2KRSp53JKNDxvOvDKtjEirpv4xWg&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiY4YerrM7xAhXkH7cAHRlBBmgQ6AEwDXoECBEQAw#v=onepage&q=Hoofden%20School%201878&f=false#v=onepage&q=Hoofden%20School%201878&f=false|dead-url=no}}</ref> Pada tahun 1900, pemerintah kolonial mengubah Hoofden School menjadi [[Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren]] (OSVIA) atau Sekolah Pendidikan Pegawai Bumiputera untuk menghasilkan orang-orang yang bisa menjalankan pekerjaan [[birokrasi]]. Pada 1927, OSVIA berubah menjadi [[Middelbaar Opleiden Schoolen voor Indische Ambtenaren]] (MOSVIA) yang menerima lulusan [[Meer Uitgebreid Lager Onderwijs|MULO]]. Setelah lulus, siswa-siswanya ditempatkan di dinas-dinas sebagai [[pamong praja]].<ref>{{Cite web|date=10 September 2015|title=Dari OSVIA Sampai IPDN, Riwayat Sekolah Para Birokrat|url=https://historia.id/politik/articles/dari-osvia-sampai-ipdn-riwayat-sekolah-para-birokrat-PML4J|website=Historia|access-date=6 Juli 2021|archive-date=2022-09-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20220930094521/https://historia.id/politik/articles/dari-osvia-sampai-ipdn-riwayat-sekolah-para-birokrat-PML4J|dead-url=no}}</ref> Sekitar tahun 1900, pegawai sipil pribumi berjumlah sekitar 1.500 orang. Pada tahun 1932, jumlahnya meningkat menjadi 103 ribu, termasuk orang Belanda sebanyak 17 ribu pegawai.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=11 September 2017|title=PNS Sudah Jadi Primadona Sejak Indonesia Merdeka|url=https://tirto.id/pns-sudah-jadi-primadona-sejak-indonesia-merdeka-cwld|website=Tirto|access-date=6 Juli 2021|archive-date=2021-07-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20210712044924/https://tirto.id/pns-sudah-jadi-primadona-sejak-indonesia-merdeka-cwld|dead-url=no}}</ref> Orang pertama yang tercatat sebagai PNS adalah [[Hamengkubuwana IX]] dengan nomor induk pegawai 010000001 sebagaimana tertera dalam kartu PNS miliknya yang diterbitkan oleh Badan Administrasi Kepegawaian Negara pada 1 November 1974. Pada kartu tersebut tertulis bahwa Hamengkubuwana IX telah menjadi pegawai sejak tahun 1940.<ref>{{Cite web|date=18 Juni 2019|title=Kisah Sultan Hamengku Buwono IX Menjadi PNS Pertama Indonesia|url=https://travel.tempo.co/read/1215936/kisah-sultan-hamengku-buwono-ix-menjadi-pns-pertama-indonesia/full&view=ok|website=Tempo|access-date=6 Juli 2021}}{{Pranala mati|date=Desember 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
=== Orde Lama dan Orde Baru ===
Setelah Indonesia merdeka, Ketua [[Komite Nasional Indonesia Pusat]] (KNIP) [[Kasman Singodimedjo]] menyatakan bahwa Presiden [[Soekarno]] memutuskan bahwa pegawai-pegawai Indonesia dari segala jabatan dan tingkatan ditetapkan menjadi pegawai Negara Republik Indonesia. Meskipun demikian, [[konstitusi]] yang saat itu berubah-ubah mengakibatkan keadaan negara menjadi tidak stabil.<ref>{{Cite web|date=21 Agustus 2013|title=Jejak Langkah dan Kiprah Pengabdian Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi|url=https://www.menpan.go.id/site/tentang-kami/tentang-kami/kiprah-pengabdian-kementerian-panrb|website=KemenPANRB|access-date=6 Juli 2021|archive-date=2023-03-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20230327041527/https://menpan.go.id/site/tentang-kami/tentang-kami/kiprah-pengabdian-kementerian-panrb|dead-url=no}}</ref> Pemerintah kemudian mengeluarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1961 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kepegawaian sebagai dasar hukum pengaturan pegawai negeri.<ref>{{Cite web|title=Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1961 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kepegawaian|url=https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/51244|website=BPK RI|access-date=6 Juli 2021|archive-date=2021-10-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20211020045106/https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/51244|dead-url=no}}</ref>
Pada masa [[Orde Baru]], Soeharto membentuk organisasi pegawai, yaitu [[Korps Pegawai Republik Indonesia]] (Korpri) melalui Keputusan Presiden Nomor 82 Tahun 1971. Menurut aturan ini, pegawai Republik Indonesia adalah aparatur pemerintah yang terdiri atas PNS sebagaimana yang dimaksud dalam UU Nomor 18 Tahun 1961, pegawai perusahaan umum (Perum), pegawai perusahaan jawatan (Perdjan), pegawai daerah, pegawai bank milik negara, serta pejabat atau petugas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di desa.<ref>{{Cite web|title=Keputusan Presiden Nomor 82 Tahun 1971 tentang Korps Pegawai Republik Indonesia|url=https://jdih.jakarta.go.id/uploads/default/produkhukum/da894f5fc37d98dd04f7ee9f529930b4.pdf|website=Pemerintah DKI Jakarta|access-date=6 Juli 2021|archive-date=2021-07-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20210709183427/https://jdih.jakarta.go.id/uploads/default/produkhukum/da894f5fc37d98dd04f7ee9f529930b4.pdf|dead-url=yes}}</ref> Korpri dinilai sebagai alat politik pada masa Orde Baru, yang ditambah dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1976 tentang Keanggotaan Pegawai Negeri Sipil dalam Partai Politik atau Golongan Karya.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=20 September 2018|title=Sejarah PNS, dari Pekerjaan Bumiputra di Era Kolonial hingga Politisasi Korpri|url=https://nasional.kompas.com/read/2018/09/20/14423261/sejarah-pns-dari-pekerjaan-bumiputra-di-era-kolonial-hingga-politisasi?page=all#page2|website=Kompas|language=|access-date=6 Juli 2021|archive-date=2022-10-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20221005023359/https://nasional.kompas.com/read/2018/09/20/14423261/sejarah-pns-dari-pekerjaan-bumiputra-di-era-kolonial-hingga-politisasi?page=all#page2|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|title=Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1976 tentang Keanggotaan Pegawai Negeri Sipil dalam Partai Politik atau Golongan Karya|url=https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/67557/pp-no-20-tahun-1976|website=BPK RI|access-date=6 Juli 2021|archive-date=2022-10-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20221003214318/https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/67557/pp-no-20-tahun-1976|dead-url=no}}</ref>
Pada tahun 1974, UU Nomor 18 Tahun 1961 dicabut dan digantikan dengan UU Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. Dalam UU ini, pegawai negeri terdiri atas PNS dan [[Angkatan Bersenjata Republik Indonesia]] (ABRI). PNS sendiri dibagi menjadi PNS Pusat, PNS Daerah, dan PNS lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.<ref>{{Cite web|title=Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian|url=https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/47417/uu-no-8-tahun-1974|website=BPK RI|access-date=6 Juli 2021|archive-date=2023-03-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20230324223930/https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/47417/uu-no-8-tahun-1974|dead-url=no}}</ref>
=== Reformasi ===
Pada [[Sejarah Indonesia (1998–sekarang)|era Reformasi]], terbit UU Nomor 43 Tahun 1999 yang mengubah UU Nomor 8 Tahun 1974. Dalam UU ini, pegawai negeri terdiri atas PNS, anggota [[Tentara Nasional Indonesia]], dan anggota [[Kepolisian Negara Republik Indonesia]].<ref>{{Cite web|title=Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian|url=https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/45377/uu-no-43-tahun-1999|website=BPK RI|access-date=7 Juli 2021|archive-date=2023-03-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20230330073324/https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/45377/uu-no-43-tahun-1999|dead-url=no}}</ref> Lima belas tahun kemudian, terbit [[Undang-Undang Aparatur Sipil Negara|UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara]]. Dalam UU ini, pegawai negeri dalam konteks pemerintahan Indonesia diganti menjadi [[Aparatur Sipil Negara]] (ASN), yang terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan [[pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja]] (PPPK). Kemudian pada tanggal 31 Oktober 2023, pemerintah menetapkan Undang-undang (UU) Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara untuk menambahkan pokok pengaturan terkait Aparatur Sipil Negara sebagai berikut: <ref>{{Cite web |url=https://peraturan.go.id/files/uu-no-20-tahun-2023.pdf |title=UU Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara |access-date=2023-11-03 |archive-date=2023-11-03 |archive-url=https://web.archive.org/web/20231103183600/https://peraturan.go.id/files/uu-no-20-tahun-2023.pdf |dead-url=no }}</ref>
# Penguatan pengawasan Sistem Merit.
# Penetapan kebutuhan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian kerja (PPPK).
# Kesejahteraan PNS dan PPPK.
# Penataan tenaga honorer.
# Digitalisasi Manajemen ASN.
== Manajemen ==
Baris 97 ⟶ 102:
|}
=== Jabatan ===
Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2023, jabatan ASN (termasuk PNS) terdiri atas<ref>{{Cite web |url=https://peraturan.go.id/files/uu-no-20-tahun-2023.pdf |title=UU Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara |access-date=2023-11-03 |archive-date=2023-11-03 |archive-url=https://web.archive.org/web/20231103183600/https://peraturan.go.id/files/uu-no-20-tahun-2023.pdf |dead-url=no }}</ref>:
* Jabatan Manajerial
** [[Jabatan Pimpinan Tinggi Aparatur Sipil Negara|Jabatan Pimpinan Tinggi]] Madya
** [[Jabatan Pimpinan Tinggi Aparatur Sipil Negara|Jabatan Pimpinan Tinggi]] Pratama
** Jabatan Administrator
** Jabatan Pengawas
* Jabatan Nonmanajerial
** [[Jabatan Fungsional Aparatur Sipil Negara|Jabatan Fungsional]]
*
▲*[[Jabatan Administrasi Aparatur Sipil Negara|Jabatan Administrasi]] (termasuk [[Jabatan Pelaksana Pegawai Negeri Sipil|Jabatan Pelaksana]]);
▲==== Jabatan struktural ====
▲{{Utama|Jabatan Administrasi Aparatur Sipil Negara|Jabatan Pimpinan Tinggi Aparatur Sipil Negara}}
Jabatan struktural adalah suatu kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka memimpin suatu satuan organisasi negara. Jabatan struktural juga merupakan jabatan yang secara tegas ada dalam struktur organisasi. Kedudukan jabatan struktural bertingkat-tingkat dari tingkat yang terendah (eselon V) hingga yang tertinggi (eselon I/a).
Baris 165 ⟶ 177:
# jabatan eselon V dan fungsional umum setara dengan jabatan pelaksana,
==== Jabatan
===== Jabatan Pelaksana =====
{{Utama|Jabatan Pelaksana Aparatur Sipil Negara}}
Jabatan pelaksana berdasarkan definisi pada UU Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara ialah jabatan yang bertanggung jawab memberikan pelayanan dan melaksanakan pekerjaan yang bersifat rutin dan sederhana <ref>{{Cite web |url=https://peraturan.go.id/files/uu-no-20-tahun-2023.pdf |title=UU Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara |access-date=2023-11-03 |archive-date=2023-11-03 |archive-url=https://web.archive.org/web/20231103183600/https://peraturan.go.id/files/uu-no-20-tahun-2023.pdf |dead-url=no }}</ref>.
===== Jabatan Fungsional =====
{{Utama|Jabatan Fungsional Aparatur Sipil Negara}}
{{Seealso|Daftar Jabatan Fungsional
Jabatan fungsional menurut Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian/dan atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri. Jabatan Fungsional per tanggal [[26 April]] [[2019]] memiliki 193 jenis jabatan dengan jumlah 25 rumpun jabatan fungsional dengan nama-nama berikut:
|