Nguras enceh: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Igornababan (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Wagino Bot (bicara | kontrib) k →Daftar pustaka: Bot: Merapikan artikel, removed stub tag |
||
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 13:
Sehari sebelum diadakannya Nguras enceh, dilakukan [[Karnaval|kirab]] dengan [[gayung]] yang terbuat dari tempurung kelapa. Kirab ini dimulai dari Kecamatan Imogiri hingga ke Kompleks Makam Raja- Raja Imogiri di Pajimatan, [[Girirejo, Imogiri, Bantul|Girirejo]]. Kesenian [[Gunungan]], Prajurit Lombok Abang, [[Jatilan]], [[Gejog Lesung Yogyakarta|Gejog Lesung]], dan [[Selawatan]] menjadi pengiring kirab.{{Sfn|Suharta|2014|p=1969}}
Prosesi diadakan didalam Kompleks Raja Raja Mataram Imogiri. Kompleks Makam Imogiri memang dikelola secara bersama oleh [[Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat|Keraton Yogyakarta]] dan [[Keraton Surakarta Hadiningrat|Keraton Surakarta]]. Masing-masing keraton memiliki abdi dalem golongan atas yang menjadi perwakilan dan bertindak sebagai penanggung jawab alias juru kunci di sana, yang disebut "Bupati". Bupati Keraton Surakarta dan Bupati Keraton Yogyakarta
Pada gerbang masuk kedua dari makam Sultan Agung, terdapat empat buah enceh atau tempayan pemberian empat kerajaan sahabat. Masing-masing tempayan diberi nama yaitu Nyai Danumurti dari [[Kesultanan Palembang]] dan Kyai Danumaya dari [[Kesultanan Aceh]]. Keduanya adalah milik dari [[Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat|Keraton Yogyakarta]]. Sementara dua lagi yakni Kyai Mendung dari [[Kesultanan Utsmaniyah|Kesultanan Ustmaniyah]], dan Nyai Siyem dari [[Siam|Kerajaan Siam]].{{Sfn|Himaya|2017|p=209}}. Keduanya adalah milik dari [[Keraton Surakarta Hadiningrat|Keraton Surakarta]].
Baris 29:
== Daftar pustaka ==
* {{cite journal|last=Himaya|first=Nidyasti Dilla|date=2017|title=Pengaruh Budaya Jawa-Hindu dalam Kompleks Makam Imogiri, Yogyakarta|url=https://seminar.iplbi.or.id/wp-content/uploads/2017/06/HERITAGE2017-B-205-210-Pengaruh-Budaya-Jawa-Hindu-dalam-Kompleks-Makam-Imogiri-Yogyakarta.pdf|journal=Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017|volume=|issue=|pages=205–210|doi=10.32315/sem.1.b205|isbn=978-602-17090-6-1|ref={{sfnref|Himaya|2017}}|url-status=live|access-date=2020-09-11|archive-date=2019-04-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20190427173441/https://seminar.iplbi.or.id/wp-content/uploads/2017/06/HERITAGE2017-B-205-210-Pengaruh-Budaya-Jawa-Hindu-dalam-Kompleks-Makam-Imogiri-Yogyakarta.pdf|dead-url=yes}}
* {{cite journal|last=Suharta|first=Rudy|date=April 2014|title=Pengembangan Produk Andalan dengan Pendekatan One Village One Product (OVOP) Di Kecamatan Imogiri|url=https://jrd.bantulkab.go.id/?p=490|journal=Jurnal Riset Daerah|volume=XIII|issue=1|pages=1963–1974|doi=|issn=|ref={{sfnref|Suharta|2014}}|url-status=live}}
[[Kategori:Budaya Jawa]]
|