Penghancuran al-Baqi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Pembongkaran pertama: Bot: Merapikan artikel
 
(4 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 14:
 
== Latar belakang ==
Baqi al-Gharqad ({{Lang-ar|بقیع الغرقد‎‎الغرقد|lit=pelataran pohon berduri}}) dikenal sebagai Jannatul-Baqi ({{Lang-ar|بقیع الغرقد‎‎الغرقد|lit=kebun pohon}}), sudah difungsikan sebagai makam sebelum masuknya Islam di Madinah. Semasa hidup Nabi, di tempat inilah dimakamkan anak Nabi [[Muhammad]] yang bernama [[Ibrahim bin Muhammad|Ibrahim]]. Banyak narasi yang membuktikan tentang kunjungan Nabi ke makam tersebut untuk memohon ampun bagi orang-orang yang dimakamkan di sana.<ref name=":2" />
 
Tempat ini mendapat banyak perhatian karena menjadi tempat dimakamkannya sahabat Nabi yang bernama [[Utsman bin Mazh'un|Utsman bin Mazh’un]] (dikenal sebagai As’ad bin Zurarah<ref>Bahramian, Ali. [http://www.cgie.org.ir/fa/publication/entryview/7898 "Baqi"]. ''The Great Islamic Encyclopedia'' (in Persian). Retrieved 9 September 2016.</ref>) pada tahun 625 M. selain itu, tempat ini menajdi lokasi penting bagi kaum Muslim Syiah sebab empat imam Syiah yang dimakamkan di sana seperti: [[Hasan bin Ali]], [[Ali bin Husain]], [[Muhammad al-Baqir]],<ref>Shomali, Mohammad A. [https://books.google.com/books?id=tLUozZJCBJYC&pg=PA160&dq=Jannat+al-Baqi&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiLhdHK2_XOAhWIDMAKHXcDCVwQ6AEIKzAD#v=onepage&q=Jannat%20al-Baqi&f=false ''Shi'i Islam: Origins, Faith and Practices'']. ICAS Press. ISBN 978-1-904063-11-7. Retrieved 4 September 2016</ref> dan [[Jafar ash-Shadiq]].<ref name=":1" /> Catatan sejarah menunjukkan di dalam Jannatul-Baqi terdapat banyak kubah, dan bangunan makam yang megah sebelum abad ke-20 Masehi, dan sekarang hanya menjadi lahan kosong tanpa bangunan di atasnya.<ref name=":1" />
Baris 32:
 
Setelah pengambilalihan kota suci, Wangsa Saud membolehkan setiap umat Islam yang berhaji maupun berumrah dengan syarat mematuhi aturan yang telah dibuat oleh pihak wangsa Saudi.<ref name=":3">Ahmed, Irfan. [https://web.archive.org/web/20110713063137/http://islamicamagazine.com/?p=424 "The Destruction Of The Holy Sites in Mecca and Medina"]. ''Islamica Magazine''. No. 15. Archived from [http://islamicamagazine.com/?p=424 the original] on 13 July 2011. Retrieved 7 September 2016.</ref> Beberapa tahun kemudian mereka menambah peraturan<ref name=":4">Vassiliev 2013, "The end of Ottoman control of the hajj"</ref> seperti melarang orang membawa alat musik seperti seruling dan tambur, serta melakukan tradisi syirik seperti ''mahmal'' (benda yang sering dibawa orang berhaji namun dilarang tegas oleh wangsa Saudi).<ref name=":4" /> Pada tahun 1805, setahun sebelum pembongkaran makam, muslim yang tidak diperbolehkan Haji adalah muslim yang berasal dari Irak, Iran, Suriah, Mesir, dan Maghribi.<ref name=":3" /><ref name=":4" />
 
Johan Ludwig Burckhardt, seorang penjelajah berkebangsaan Eropa, mengunjungi makam tersebut pada tahun 1815 setelah pembongkaran pertama dan melihat sisa reruntuhan kubah di sekitar pemakaman, ia menganggap orang Madinah kurang menghargai orang-orang yang berjasa di negaranya. Penghancuran juga mencegah penduduk setempat untuk melakukan ritual mereka.<ref name=":1" />
 
[[Mahmud II|Sultan Mahmud II]] yang berkuasa di Utsmaniyah saat itu, diperintahkan oleh pemerintah Mesir, [[Muhammad Ali Pasha]] untuk merebut kembali wilayah yang diduduki oleh pemberontakan Wahabi. Hal inilah yang menyebabkan [[Perang Utsmaniyah-Saudi|Perang Wahabi-Utsmaniyah]] terjadi. [[Ibrahim Pasha dari Mesir|Ibrahim Pasha]], anak Muhammad Ali Pasha, berhasil mengalahkan pasukan pemberontak di peperangan Diriyah pada tahun 1818. atas perintah Sultan Mahmud II,<ref name=":2" /> Ottoman kembali membangun bangunan bangunan kubah dengan seni khas Utsmaniyah yang dilakukan pada tahun 1840 sampai 1860.<ref name=":3" /> Pada tahun 1853, Sir [[Richard Francis Burton]], mengunjungi Madinah dengan menyamar menjadi Muslim Afghan bernama Abdullah, ia berkata bahwa terdapat 55 bangunan masjid dan makam suci di bawah kekuasaan Utsmaniyah. Seorang penjelajah berkebangsaan Inggris berpendapat bahwa daerah kekuasaan Utsmaniyah mirip seperti Istanbul dipenuhi dengan dinding putih, menara-menara terbuat dari emas, dan lapangan hijau.<ref>[https://www.al-islam.org/history-shrines/history-cemetery-jannat-al-baqi "History of the Cemetery Of Jannat Al-Baqi"]. ''Al-Islam.org''. Retrieved 9 September 2016.</ref> Selain itu, pada tahun 1901 dan 1908, [[Ibrahim Rifat Pasha]], penjelajah Mesir, mendeskripsian 16 bangunan kubah merupakan bangunan kuburan perorangan ataupun kelompok.<ref name=":1" />
Baris 40 ⟶ 38:
[[Berkas:Al-Baqi'.jpg|jmpl|Pemakaman Baqi setelah dibongkar]]
 
Antara tahun 1924<ref name=":2" /> dan 1925,<ref name=":0" /> Wangsa Saud merebut kembali kekuasaan di Hijaz, Pembongkaran dimulai pada tanggal 21 April 1926<ref name=":2" /> atau 1925,<ref name=":1" /><ref name=":5">Shahi, Afshin. [https://books.google.com/books?id=D9pJAgAAQBAJ&pg=PA51&dq=day+of+sorrow+baqi&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjgypWK-o7PAhWJbxQKHVg2CFYQ6AEIKjAD#v=onepage&q=day%20of%20sorrow%20baqi&f=false ''The Politics of Truth Management in Saudi Arabia'']. Routledge. ISBN 978-1-134-65319-5. Retrieved 14 September 2016.</ref> Ibnu Saud menugasi Qadi [[Abdullah bin Bulaihid]] untuk menghancurkan pemakaman yang dilakukan oleh ''Ikhwan'', milisi religius Wahabi.<ref>[http://www.shiaresearch.com/Doc/Destruction-of-Islamic-Heritage-in-Saudi.pdf "The Destruction Heritage in Saudi Arabia"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190410002631/http://www.shiaresearch.com/Doc/Destruction-of-Islamic-Heritage-in-Saudi.pdf |date=2019-04-10 }} (PDF). The Center for Academic Shi'a Studies. August 2015. Retrieved 14 September 2016.</ref> [[Batu nisan]] yang terpasang pada makam tersebut juga dihancurkan pada peristiwa pembongkaran tersebut.<ref name=":0" /> Mualaf Britania Raya [[Eldon Rutter]] membandingkan pembongkaran tersebut seolah-olah terjadi gempa bumi: Tidak ada bangunan makam lagi kecuali hanya gundukan tanah dan batu, potongan-potongan kayu, batakan besi, serta puing-puing reruntuhan batu bata.<ref name=":2" /> Namun walaupun begitu, ini baik.
 
Pekerja yang ikut menghancuran mendapatkan upah 1.000 Majidi Riyal.<ref name=":6">Qazi Askar, Ali (2003). [http://www.hawzah.net/fa/Magazine/View/4789/4818/40130 "Destruction of Baqi from the viewpoint of the documents"]. ''Haj Miqat'' (45): 115–142. Retrieved 12 September 2016.</ref> Kubah makam orang-orang berpengaruh yang bangunannya dihancurkan, yaitu: [[Abdullah bin Abdul Muththalib|Abdullah bin Abdul Muthalib]] dan [[Aminah binti Wahb|Aminah]] (orang tua Nabi Muhammad), [[Ismail bin Ja'far]] (anak tertua [[Ja'far ash-Shadiq]]), [[Abbas bin Abdul-Muththalib|Abbas bin Abdul Muthalib]] dan [[Hamzah bin Abdul-Muththalib|Hamzah bin Abdul Muthalib]] (keduanya merupakan paman Nabi Muhammad), [[Ibrahim bin Muhammad]] (putra Nabi Muhammad), [[Malik bin Anas]], [[Utsman bin 'Affan|Utsman bin Affan]], empat Imam Syiah,<ref name=":6" /> dan 7.000 orang lainnya yang mempunyai ikatan dengan Nabi Muhammad.<ref>Staff writers. [http://www.adhrb.org/wp-content/uploads/2015/10/2015.09.30_MSS-Ch.-7_Dest.-of-Rel.-Sites.pdf "Mapping the Saudi State, Chapter 7: The Destruction of Religious and Cultural Sites"] (PDF). American For Democracy & Rights in Bahrain. Retrieved 13 September 2016.</ref>