The Dictator Pope: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
menambahkan informasi |
Wagino Bot (bicara | kontrib) |
||
(23 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
<br />
{{Infobox book
Baris 7 ⟶ 6:
| alt =
| caption =
| author = H. J. A. Sire<br>(nama pena "[[Marcantonio Colonna]]")
| audio_read_by =
| title_orig = Il Papa Dittatore
Baris 43 ⟶ 42:
| website =
}}
'''The Dictator Pope: The Inside Story of the Francis Papacy''' (dalam bahasa Italia: ''Il papa dittatore'') adalah biografi [[Paus Fransiskus]] yang ditulis dengan nama samaran [[Marcantonio Colonna]] (nama [[admiral]] [[Katolik]] di [[
Buku yang terdiri dari enam bab ini berisi tulisan yang memberikan gambaran pribadi [[Paus Fransiskus]] yang sebenarnya.
Buku ini menempati posisi keempat untuk buku paling laris di ''Amazon Kindle'' kategori religi dan spiritual. Saat belum terbit dan masih berstatus ''pre-order'' (pesan lebih dulu), buku ini sudah tercatat sebagai buku nomor satu
== Latar belakang penulisan ==
Henry Sire adalah seorang ahli sejarah berkebangsaan Spanyol yang lahir di Inggris. Sire adalah mantan anggota [[Ordo Militer Berdaulat Malta|Orde Militer Berdaulat Malta]].<ref name=":6">{{Cite web|url=https://www.ncregister.com/blog/edward-pentin/video-historian-henry-sire-discusses-his-book-the-dictator-pope|title=VIDEO: Historian Henry Sire Discusses His Book ‘The Dictator Pope’|website=National Catholic Register|access-date=2020-02-07}}</ref>
Dalam wawancaranya dengan ''LifeSiteNews'' via surat elektronik sebelum identitasnya diketahui, Sire menyatakan alasan dia menulis buku ini adalah dia ingin orang-orang mengetahui siapa sebenarnya Paus Fransiskus. Mengingat apa yang dia tampilkan di media dengan sejarahnya di Argentina dan apa yang dia ketahui selama bermukim di Roma, sangat bertolak belakang. Sire tidak tahu akan seperti apa pengaruh bukunya terhadap kepausan yang ada sekarang, dia hanya berharap bisa mencegah kesalahan yang sama untuk [[konklaf]] pemilihan paus berikutnya agar tidak memilih pemimpin [[Katolik]] tanpa benar-benar mengenali dan mencari tahu rekam jejaknya. Dia berharap beberapa hal yang ditulisnya di dalam buku ini yang kelihatannya seperti desas-desus saja, (karena Sire tidak berani menyebut sumber informasinya) akan mendorong investigasi lebih lanjut. Seperti pernyataan Sire tentang sumbangan kampanye yang diberikan Paus Fransiskus kepada [[Hillary Clinton]] dari dana ''[[Peter's Pence]]''. Informasi tentang ini didapatkannya dari orang di dalam kepausan yang juga dikenali oleh banyak jurnalis namun tidak berani dia sebutkan demi alasan keamanan.<ref name=":7">{{Cite web|url=https://www.lifesitenews.com/news/exclusive-lifesite-interviews-mysterious-author-of-the-dictator-pope|title=EXCLUSIVE: LifeSite interviews mysterious author of ‘The Dictator Pope’|last=LifeSiteNews.com|website=LifeSiteNews|language=en-us|access-date=2020-02-08}}</ref>
Dalam wawancara yang lain dengan ''Catholic Family News'', Sire bercerita tentang awal mula buku ini adalah saat dia menulis artikel berjudul "Pope Francis's Papacy - Where is the reformer behind the media idol" untuk Penerbit Angelico pada Desember 2015. Saat itu dia merasa harus ada orang lain yang menulis tentang Paus Fransiskus karena dia sendiri masih terikat kontrak dengan Ordo Malta. Baru pada Januari 2017, saat [[Matthew Festing]] diberhentikan dari Ordo, Sire mulai mengerjakan buku ini.<ref>{{Cite web|url=https://catholicfamilynews.com/blog/2018/05/17/cfn-exclusive-interview-with-dictator-pope-author-henry-sire/|title=CFN Exclusive Interview with "Dictator Pope" Author Henry Sire|date=2018-05-17|website=Catholic Family News|language=en-US|access-date=2020-02-08}}</ref>
== Isi ==
Buku ini terdiri dari enam bab yang ditulis dengan riset dan menyertakan catatan kaki serta referensi yang
Untuk mafia St. gallen, yang juga membantu pemilihan Bergogli pada konklaf pemilihan Paus pada tahun 2005, Colonna memberikan beberapa detail penting. Tokoh utama dari kelompok pendeta ini (Kardinal [[Carlo Maria Martini]], Kardinal [[Karl Lehmann]] dan Kardinal [[Walter Kasper]] dari Jerman, Kardinal [[Audrys Bačkis]] dari Lithuania, Kardinal [[Adrianus Herman van Luyn]] dari Belanda, Kardinal [[Godfried Danneels]] dari Belgia, dan Kardinal [[Cormac Murphy-O'Connor]] dari Inggris) bertemu di Villa Nazareth Roma, rumah Kardinal [[Achille Silvestrini]]. Pertemuan mereka untuk mendiskusikan taktik yang akan digunakan agar Joseph Aloisius Ratzinger (nama asli [[Paus Benediktus XVI]]) tidak terpilih sebagai paus pada tahun 2005 itu. Colonna juga menekankan bahwa [[kardinal]] dan [[uskup]] yang terlibat dalam mafia ini terlalu banyak untuk disebutkan. Mereka bertemu setiap tahun sejak tahun 1996 hingga tiba saatnya konklaf dilakukan, walaupun pada tahun 2005 itu usaha mereka gagal dan Ratzinger terpilih sebagai paus.<ref name=":2" />
Dalam bab dua Colonna menggambarkan bagaimana neo-modernisasi Bergoglio adalah peronisme<ref>{{Cite web|url=https://www.merriam-webster.com/dictionary/Peronism|title=Definition of PERONISM|website=www.merriam-webster.com|language=en|access-date=2020-02-07}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://library.brown.edu/create/modernlatinamerica/chapters/chapter-9-argentina/primary-documents-w-accompanying-discussion-questions/what-is-peronism-by-juan-domingo-peron-1948-the-twenty-truths-of-the-peronist-justicialism-juan-domingo-peron-1950/|title=Document #24: “What is Peronism?” by Juan Domingo Perón (1948) {{!}}{{!}} “The Twenty Truths of the Perónist Justicialism,” Juan Domingo Perón (1950) {{!}} Modern Latin America|website=library.brown.edu|access-date=2020-02-07}}</ref> di dalam gereja, gerakan yang menggabungkan ideologi "kiri" dan "kanan", persahabatan yang diikuti dengan pengkhianatan, kerakyatan palsu, ketakwaan yang dipamerkan secara berlebihan. Semuanya demi mendapatkan, meningkatkan dan mengabadikan kekuasaan namun selalu dengan pemikiran liberal. Catatan Profesor Lucrecia Rego de Planas, seorang psikiatri di Buenoa Aires yang spesialisasinya adalah memberikan sesi terapi untuk pejabat gereja menunjukkan kecenderungan peronisme dalam diri Bergoglio. Walaupun dia tidak menyadari hal ini pada awalnya karena dia bukanlah orang Argentina melainkan Meksiko. de Planas menggambarkan Bergoglio persis seperti anekdot tentang politik Juan Sebastian Peron yang hanya popular di antara orang-orang Argentina. jadi dikisahkan suatu hari, Peron ingin memperlihatkan kepada keponakannya bagaimana dunia politik yang diajalani dan diyakininya. Pertama, dia menerima utusan dari paham komunisme, setelah mendengar pandangan politiknya, Peron mengatakan "Kamu benar". Setelahnya bertemu dengan utusan dari paham fasisme, setelah mendengar pandangan politik mereka, Peron juga mengatakan "Kamu benar". Hal ini membuat keponakannya heran, bagaimana mungkin Peron mengatakan setuju untuk dua pandangan politik yang jelas-jelas berseberangan dan ini adalah sesuatu yang tidak bisa diterima. Dan Peron hanya menjawab "Kamu juga benar". Hal inilah yang didapati oleh de Planas dari sesi terapi dengan pejabat gereja. Tidak ada yang pernah benar-benar tahu pasti apa yang disetujui oleh Bergoglio. Itu yang membuat de Planas kemudian memutuskan dia tidak bisa membantu pejabat-pejabat gereja tersebut. Solusinya hanyalah dengan membantu uskup besar mereka dalam hal ini adalah Bergoglio.<ref name=":2" /> ▼
▲
Dalam bab tiganya, Colonna memperlihatkan bukti-bukti kuat yang memperlihatkan kegagalan total dari reformasi yang selalu diserukan oleh Paus Fransiskus. Reformasi transparansi finansial, pengurangan birokrasi di Vatikan, penghapusan lobi untuk pelaku homoseksual, dan tidak adanya toleransi untuk para predator anak laki-laki remaja oleh pendeta homoseksual. Selama kepemimpinannya, semua masalah di atas bukan hanya masih ada, bahkan bertambah berat. Korupsi di Vatikan lebih dalam dan besar, semua keputusan reformis oleh Paus Benediktus XVI bukan hanya dihapuskan melainkan berbeda 180° pelaksanaannya. Singkatnya, sebutan Paus Fransiskus adalah reformis sejati, hanya kisah dongeng.<ref name=":2" /> ▼
Ada banyak hal di Argentina yang melibatkan Paus Fransiskus yang dibeberkan Colonna. Salah satunya adalah adanya dana yang mengalir dari Universitas Katolik Kepausan di Argentina ke [[Bank Vatikan]] saat dia menjabat tangan kanan Kardinal [[Antonio Quarracino]]. Ada juga arsip pernyataan dari Peter Hans Kolvenbach pada tahun 1991 saat pencalonan Bergoglio menjadi uskup. Pimpinan [[Yesuit|jesuit]] ini menyatakan bahwa Bergoglio tidak cocok untuk posisi uskup karena dia memiliki karakter yang berbelit-belit, senang mengeluarkan makian dan psikologisnya tidak seimbang. Arsip ini hilang tidak lama sebelum pengangkatan Bergoglio menjadi paus. Begitu juga buku tentang Paus Fransiskus yang ditulis oleh Omar Bello yang berjudul ''El Verdadero Francisco'' (''The Real Francis'') yang ditulisnya pada tahun 2013.<ref name=":2" />
Colonna menyebut sinode palsu atau sinode malapetaka dalam bab empat bukunya. Hal ini karena pada sinode tahun 2014, Paus fransiskus memutuskan untuk menunda pembahasan paragraph 52, 53 dan 55 pada laporan akhir sinode, dan memastikan bahwa usulan Kasper (untuk mengakui perceraian dan pernikahan ulang) akan tetap menjadi agenda pada sinode 2015 tahun berikutnya. Padahal usulan Kasper ini sudah ditolak oleh semua pendeta Sinode Luar Biasa. Dengan kata lain, seluruh proses sinode hanya formalitas dan kepura-puraan untuk menyamarkan apa yang diinginkan oleh Paus Fransiskus sejak awal. Dan apapun keinginannya, akan dia dapatkan tidak peduli apapun keputusan yang ditetapkan oleh sinode. Colonna menyatakan bahwa sinode hanyalah pembungkus rumit untuk semua pil pahit yang diberikan oleh Paus Fransiskus.<ref name=":2" /> ▼
▲
Bab lima menunjukkan bahwa paus Fransiskus tidak memiliki belas kasihan kepada siapapun atau apapun yang menghalangi jalannya. Salah satu contoh kasusnya adalah Kardinal Burke, Setelah sang cardinal mendukung upaya permohonan hokum dari dua biarawati, Paus Fransiskus mencopot jabatannya sebagai [[Signatura Apostolik]] dan menurunkan jabatannya sebagai penasihat spiritual bagi [[Ordo Militer Berdaulat Malta|Ordo Berdaulat Ksatria Malta]]. Dari sisi Ksatria Malta sendiri, Colonna memperlihatkan bagaimana Paus Fransiskus menginjak-injak kedaulatan Ordo. Pada kasus ini, Matthew Festing, kepala ordo, memecat Albrecht Von Boeslager, kanselir agung ordo Malta karena skandal distribusi kondomnya. Namun Paus fransiskus menunjuk kembali Von Boeslager dan meminta Festing untuk mengundurkan diri. Colonna juga menyertakan bukti bahwa ada motif finansial dibelakang kasus Festing ini dan bukan hanya sekadar masalah kondom semata. Paus Fransiskus menghargai orang yang menghina ajaran moral gereja, sedangkan atasan yang mencoba mendisiplinkannya, kehilangan jabatannya. ▼
▲Colonna
Bab terakhir buku ini, Colonna menjabarkan bagaimana Paus Fransiskus menggunakan kekuasaannya untuk membalas musuh-musuhnya sembari membangun jaringan pengawasan dan intimidasinya. Orang-orang yang berseberangan dengannya, hidup di bawah kemarahan sang Paus, terpaksa harus menerima kritik masyarakat dan menutupi keburukan rezim baru. Ada banyak perlawanan yang dilakukan terhadap kebijakan Paus Fransiskus. Termasuk di dalamnya empat cardinal (dua diantaranya saat ini sudah meninggal dunia) yang mengajukan "Kardinal Dubia" pada tahun 2016 agar Paus Fransiskus menjawab lima pertanyaan ya atau tidak pada masalah inti keimanan yang menjadi kacau karena adanya Amoris Laetitia<ref>{{Cite web|url=https://www.americamagazine.org/faith/2016/04/08/top-10-takeaways-amoris-laetitia|title=Top 10 takeaways from “Amoris Laetitia”|date=2016-04-08|website=America Magazine|language=en|access-date=2020-02-07}}</ref>. permintaan yang tidak pernah dipenuhi oleh Paus Fransiskus. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar, mengapa seseorang yang selalu mengatakan kepada wartawan bahwa dia terbuka untuk segala bentuk kritik namun justru mengabaikan kritik yang dating dari sejawat terdekatnya?<ref name=":2" /> ▼
▲
▲
== Tanggapan ==
Surat kabar mingguan London ''The Catholic Herald'' menyatakan, terlepas sebaiknya seseorang tidak menuliskan sesuatu yang menghina kepausan, Marcantonio Colonna menuliskan buku ini dengan sangat mendalam walaupun beberapa hal di dalamnya kemungkinan adalah desas-desus.<ref name=":5" />
Surat kabar daring ''Onepeterfive'' yang mengkhususkan diri terhadap berita dan informasi tentang apapun yang berhubungan dengan agama Katolik, lewat tulisan Steve Skojec, menyatakan bahwa buku ini dikemas dengan wawasan menarik. Dan Kojec menyatakan persetujuannya dengan menyertakan tautan tulisan lamanya yang isinya kurang lebih senada.<ref name=":3" />
''Catholic World Report'', surat kabar berita daring, menyatakan bahwa tulisan Colonna ini penuh dengan wawasan teknik reportase yang solid. Media ini bahkan mengakui keakuratan di dalamnya. Namun menggarisbawahi bahwa beberapa informasi baru memiliki bukti yang tidak kuat. Informasi ini termasuk beberapa bukti yang menyertakan kutipan dari reporter lain, yang sayangnya, reporter ini pun mendengarnya dari sumber yang kurang jelas dan hanya berupa desas-desus.<ref>{{Cite news|url=https://www.catholicworldreport.com/2017/12/13/the-dictator-pope-is-sometimes-frustrating-but-filled-with-valuable-insights-and-information/|title="The Dictator Pope" is sometimes frustrating, but filled with valuable insights and information|last=Lawler|first=Philip F.|date=December 13, 2017|work=|access-date=February 8, 2020}}</ref>
Beberapa pihak yang merupakan pendukung Paus Fransiskus mendiskreditkan penelitian di dalamnya dengan merujuk pada [[anonimitas]] penulisnya. Sayangnya, setelah penulis aslinya akhirnya diketahui, buku ini justru meningkat kredibilitasnya mengingat Henry Sire adalah seorang ahli sejarah yang kapabel dan terlatih bila berhubungan dengan sejarah Katolik.<ref name=":1" />
== Pernyataan Henry Sire ==
Pada tanggal 19 Maret 2018, penulis buku ''The Dictator Pope'' yang ditulis dengan nama samaran, akhirnya mengungkapkan identitasnya. Dia adalah Henry Sire. Seorang ahli sejarah kebangsaan Spanyol yang lahir di Inggris. Lulusan Oxford ini juga adalah anggota Ordo Militer Berdaulat Malta (walaupun setelah pengungkapan identitas ini, dia diberhentikan dari keanggotaannya). Sejak tahun 2013, Sire bermukim di Roma dalam rangka menyelesaikan kontrak untuk menulis buku tentang Ksatria Malta yang diminta langsung oleh pemimpin besar Ksatria Malta, Matthew Festing. Selama di Roma inilah, Sire banyak mengenal tokoh-tokoh di Vatikan termasuk kardinal dan pejabat [[Kuria Roma|kuria]] serta jurnalis yang mengkhususkan diri dalam menulis tentang Vatikan.<ref name=":0" /><ref name=":4" /><ref name=":6" />
Kepada ''LifeSiteNews,'' Sire (waktu itu identitasnya belum terbuka) menyatakan dia menulis dengan nama samaran untuk melindungi dirinya ataupun orang-orang yang diduga berhubungan dengannya. Walaupun kemudian belakangan dia mengungkapkan identitasnya, hal tersebut karena Vatikan mulai mencari tahu siapa orang dibalik buku ''The Dictator Pope''. Paus Fransiskus bahkan memberikan daftar nama yang terdiri dari 6 orang yang kemungkinan besar menulis buku ini. Pihak Vatikan salah menebak penulis ''The Dictator Pope,'' menelepon orang tersebut di Inggris dan memberikan ancaman lewat telepon. Sire tidak ingin ada orang tidak bersalah yang ikut terseret.<ref name=":7" /><ref>{{Cite web|url=https://gloria.tv/post/xNyEvDCcffHW3HPEmCh2wVLrf|title=Vatican Wants To Unmask Author of “The Dictator Pope”|date=2017-12-14|website=gloria.tv|language=en-US|access-date=2020-02-08}}</ref>
== Referensi ==
<references />
<br />
[[Kategori:
|