Tuk si bedug: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib) k →Referensi: Bot: Merapikan artikel, removed uncategorised tag |
|||
(12 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Orphan|date=April 2016}}
{{refimprove}}
'''Tuk Si Bedug''' adalah
Tuk merupakan sebutan sumber air yang oleh masyarakat Seyegan diyakini tidak pernah mengalami kekeringan meskipun musim kemarau panjang. Masyarakat Seyegan percaya bahwa Tuk itulah yang telah memberikan berkah kehidupan bagi
== Sejarah ==
Konon,sebutan Tuk Si Bedug berawal dari kisah perjalanan Sunan Kalijaga, seorang tokoh agama Islam.
Namun, ketika Sunan ingin mengambil air wudhu, Sunan tidak menemukan air setitik-pun. Dengan memohon pertolongan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, Sunan Kalijaga kemudian menancapkan tongkatnya ke tanah dan tak lama kemudian, sumber mata air langsung keluar dari tanah yang semula tandus.
Tradisi Tuk Si Bedug dilaksanakan setiap bulan Jumadil Akhir, hari Jumat Pahing pada penanggalan tahun Jawa. Tradisi ini tidak lepas dari ‘ubo rampe’ atau syarat yang harus ada, yakni gunungan. Gunungan yang ada tak jauh beda dengan gunungan di tempat lain. Dimana berbagai hasil bumi dibuat sebuah gunung untuk kemudian di doakan dan dibagikan kembali kepada masyarakat yang hadir. <br />▼
== Pelaksanaan tradisi ==
▲Tradisi Tuk Si Bedug dilaksanakan setiap bulan Jumadil Akhir,<ref name="slem_Peme">{{Cite web | title = Pemerintah Kabupaten Sleman » Blog Archive » Tradisi Tuk Si Bedug , Sleman, Yogyakarta | author = | work = slemankab.go.id | date = | accessdate = 2016-02-02 | url = http://www.slemankab.go.id/740/tradisi-tuk-si-bedug-sleman-yogyakarta.slm | language = | quote = }}</ref> hari Jumat Pahing pada penanggalan tahun Jawa. Tradisi ini tidak lepas dari ‘ubo rampe’ atau syarat yang harus ada, yakni gunungan. Gunungan yang ada tak jauh
Prosesi Tuk Si Bedug dimulai dengan doa bersama kemudian membawa gunungan tersebut ke lokasi Tuk Si Bedug. Tak lupa sesepuh adat akan mengambil air dari mata air Tuk Si Bedug menggunakan periuk kemudian di bawa ke Balai Desa Margodadi yang letaknya dekat dengan Tuk Si Bedug.
Total kegiatan efektif dari ritual ini selama 3 hari dengan puncaknya berupa gunungan. Selama pesta adat akan banyak digelar aneka hiburan berupa kesenian tradisional semisal Jathilan, wayang orang atau wayang kulit. Tak lupa di gelar pembacaan sholawat untuk mengenal kembali ajaran Nabi Muhammad SAW.
Dengan bekerjasama dengan pemerintah desa setempat dan pemerintah Kabupaten Sleman, Tradisi Tuk Si Bedug ini berkembang menjadi objek wisata religi.
== Referensi ==
{{reflist}}
[[Kategori:Kabupaten Sleman]]
{{budaya-stub}}
|