Yeongjo dari Joseon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>")
 
(3 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 13:
|royal anthem =
|father =[[Sukjong dari Joseon|Sukjong]]
|mother =[[Choe Suk-bin]] (biologis)<br>[[Ratu Inwon]] (adopsi)
|date of birth ={{birth date|1694|9|13|mf=y}}
|place of birth =[[Changdeokgung|Istana Changdeok]], [[Korea]]
Baris 42:
}}
 
'''Yeongjo''' ([[Hangeul]]: 영조대왕, [[Hanja]]: 英祖大王, [[Alih Aksara Korea yang Disempurnakan|Alih Aksara yang Disempurnakan]]: ''Yeongjo Daewang'') ([[31 Oktober]] [[1694]] – [[22 April]] [[1776]], bertakhta [[16 Oktober]] [[1724]] – [[22 April]] [[1776]]), merupakan raja ke-21 dari [[Dinasti Joseon]], Korea. Julukannya sebelum naik takhta adalah Pangeran Yeoning (Yeoning-gun/연잉군). Ia adalah putra kedua [[Sukjong dari Joseon|Sukjong]] (숙종대왕, [[1661]] - [[1720]]) dengan [[Choe Suk-bin]] (숙빈최씨, [[1670]] - [[1718]]), yang nantinya menggantikan kakandanya, seayah berlainan ibu, [[Gyeongjong dari Joseon|Gyeongjong]] (경종, [[1688]] - [[1724]]), setelah kontroversi yang luar biasa. Pada tahun 1703, ia diadopsi oleh [[Permaisuri Kim Inwon|Permaisuri Inwon]], ibu tirinya, serta permaisuri menyayanginya seperti anak sendiri.<ref>The Confucian Kingship in Korea: Yŏngjo and the Politics of Sagacity page, 53.</ref>
 
== Naik TahktaTakhta ==
Pada tahun 1720, ayahandanya, Raja Sukjong meninggal dan Putra Mahkota Yi Yun, putra sulung Sukjong naik takhta sebagai Raja Gyeongjong, saat berumur 33 tahun. Namun sebelum Raja Sukjong meninggal, ia sebenarnya memberitahu Yi Yi-myoung agar mengangkat Yeoning-gun sebagai ahli waris Kyungjong, tetapi karena tiadanya pencatat sejarah atau sejarawan pada saat itu, maka tidak ada catatan mengenai hal ini.
 
Selama masa pemerintahan [[Gyeongjong dari Joseon|Gyeongjong]], terjadi pergumulan kekuasaan dan rasa tidak suka terhadap statusnya yang terlahir sebagai anak dari kalangan rendah. Faksi Noron (노론, 老論) menekan Raja [[Gyeongjong dari Joseon|Gyeongjong]] untuk turun takhta dan bermaksud untuk menggantikannya dengan saudara tirinya, Pangeran Yeoning (Raja Yeongjo pada masa depan). Pada tahun 1720, dua bulan setelah kenaikan takhtanya Raja [[Gyeongjong dari Joseon|Gyeongjong]], Pangeran Yeoning diangkat sebagai Putra Mahkota Kerajaan, ahli waris kerajaan (Wangseje, 왕세제, 王世弟). Hal ini memperparah perebutan kekuasan dan menjadi awal dari pembantaian besar-besaran, yang dikenal sebagai Shinimsahwa (辛壬士禍). Faksi Noron mengirim pesan kepada Raja tanpa ada tanggapan sama sekali sementara Faksi Soron (소론, 少論) memanfaatkan hal ini demi keuntungan mereka - dengan dalih bahwa Faksi Noron mencoba untuk merampas kekuasaan dan bermaksud untuk menyingkirkan faksi-faksi, yang menjadi lawan mereka, dari berbagai macam posisi pejabat di istana.
 
Anggota-anggota dari faksi Soron kemudian memunculkan ide untuk membunuh ahli waris tahktatakhta (Yeoning-gun) secara rahasia dengan berpura-pura menyelenggarakan acara berburu rubah putih, yang diisukan telah menghantui istana, tetapi Yeoning-gun mencari perlindungan pada ibu tirinya, Ibu Suri Inwon, yang kemudian melindunginya sehingga ia tetap hidup. Setelah itu, Yeoning-gun memberitahu saudara tirinya, Raja [[Gyeongjong dari Joseon|Gyeongjong]] bahwa ia lebih suka pergi dari istana dan hidup sebagai orang biasa.
 
Pada 11 Oktober 1724, Raja [[Gyeongjong dari Joseon|Gyeongjong]] meninggal. Faksi Soron kemudian menuduh Pangeran Yeoing melakukan sesuatu sehingga menyebabkan kematian kakandanya, berdasarkan usaha Faksi Noron sebelumnya yang bermaksud membuatnya naik tahkta dan menggantikan Raja [[Gyeongjong dari Joseon|Gyeongjong]]. Tapi para sejarahwan sekarang sepakat bahwa Raja mungkin saja meninggal akibat keracunan makanan laut, berdasarkan dari gejala-gejala penyakit yang menyebabkannya meninggal. Homer Hulbert memaparkannya di bukunya ''The History of Korea'', di mana ia mengatakan, "Tapi kita mungkin saja boleh meragukan kebenaran dari rumor itu, karena tak ada yang dikatakan mengenai indikasi bahwa ia mungkin melakukan tindakan seperti ini, dan hal yang kedua seseorang yang akan makan udang, yang dibawa dari laut yang berjarak 30 mil tanpa es, di tengah musim panas bisa saja dimungkinkan meninggal. Pada tanggal 16 October 1724, Pangeran Yeoning naik tahta dan bergelar Raja Yeongjo, penguasa ke-21 Joseon.