Sang Penari: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: en:Sang Penari adalah artikel bagus; kosmetik perubahan |
Wagino Bot (bicara | kontrib) k Bot: Merapikan artikel |
||
(45 revisi perantara oleh 25 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Film
|
| image = Sang_Penari.jpg
|
| director = [[Ifa Isfansyah]]
| producer = [[Shanty Harmayn]]
| screenplay = [[Salman Aristo]]<br />Ifa Isfansyah<br />[[Shanty Harmayn]]
| based_on = '''Novel''':<br />[[Ahmad Tohari]]
| starring = [[Prisia Nasution]]<br />[[Dewi Irawan]]<br />[[Oka Antara]]<br />[[Slamet Rahardjo]]<br />[[Landung Simatupang]]<br />[[Hendro Djarot]]<br />[[Happy Salma]]<br />[[Teuku Rifnu Wikana]]<br />[[Tio Pakusadewo]]<br />[[Lukman Sardi]]
| music = [[
| cinematography = [[Yadi Sugandi]]
|
| distributor = [[Salto Films]]
| released =
| runtime = 111 menit
| country =
| language = [[Bahasa Indonesia]]<br />[[Bahasa Banyumasan]]
}}
{{Penghargaan film
|award1=[[Festival Film Indonesia 2011]]
|ket-award1=
* '''Film
* '''Sutradara Terbaik''' : [[Ifa Isfansyah]]
* '''Pemeran Utama Wanita Terbaik''' : [[Prisia Nasution]]
* '''Pemeran Pendukung Wanita Terbaik''' : [[Dewi Irawan]]
}}
'''''Sang Penari''''' (
Film ini merupakan film adaptasi kedua dari novel tersebut setelah
== Sinopsis ==
Cerita cinta tragis ini terjadi di [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]] tahun 1960-an. Rasus ([[Oka Antara]]) adalah seorang [[tentara]] dari Dukuh Paruk, sebuah desa miskin di daerah [[Banyumas]]. Awal cerita terjadi ketika Rasus kembali dan menyusuri Dukuh Paruk, dan bertemu dengan Sakum ([[Hendro Djarot]]), seorang [[tunanetra]] yang memintanya untuk mencari seseorang bernama Srintil. Cerita kemudian berkilas balik ke Dukuh
Dukuh Paruk sempat mengalami masa kelam pada tahun 1953 silam. Santayib, pembuat [[tempe bongkrèk]] Dukuh Paruk, tak sengaja menjual tempe bongkrèk beracun, yang membunuh banyak warga, termasuk Surti ([[Happy Salma]]), ''[[ronggeng]]'' Dukuh Paruk. Penduduk dusun mulai panik dan rusuh, dan dalam kerusuhan tersebut, Santayib dan istrinya melakukan bunuh diri dengan mengonsumsi tempe beracun buatan mereka. Putri dari Santayip, Srintil, selamat dan dibesarkan oleh kakeknya Sakarya ([[Landung Simatupang]]). Sejak insiden itu, Dukuh Paruk seperti kehilangan kehidupannya, tidak ada musik mengalun dan penari ''ronggeng'' lagi di dukuh tersebut.
Baris 48 ⟶ 38:
Sepuluh tahun kemudian, tahun 1963, Srintil ([[Prisia Nasution]]) dan Rasus yang sama-sama yatim piatu adalah teman yang sangat dekat sejak kecil. Rasus sendiri juga menyimpan perasaan cinta pada Srintil. Dengan kondisi Dukuh Paruk yang kelaparan dan mengalami depresi sejak kehilangan sang penari ''ronggeng''. Srintil sendiri senang menari dari kecil. Kemampuan menarinya ternyata seperti mengandung kekuatan magis yang membuat Sakarya yakin bahwa Srintil bisa menjadi ''ronggeng''. Suatu hari Sakarya mendapat pertanda bahwa Srintil akan menjadi ''ronggeng'' besar dan mampu menyelamatkan Dukuh Paruk dari kelaparan. Dia kemudian meyakinkan Srintil untuk menjadi ''ronggeng'' dan meminta Kertareja ([[Slamet Rahardjo]]), [[dukun]] ''ronggeng'' Dukuh Paruk untuk menjadikan Srintil seorang ''ronggeng''. Srintil percaya bahwa dengan menjadi ''ronggeng'', dia bisa membayar dosa kedua orang tuanya dalam insiden tragis sepuluh tahun lalu. Dia kemudian mencoba untuk membuktikan dirinya dengan menari di makam Ki Secamenggala, pendiri Dukuh Paruk. Walaupun gagal meyakinkan Kartareja pada kali pertama, Rasus yang menaruh simpati pada tekad Srintil menolong Srintil dengan memberinya benda temuannya, sebuah pusaka ''ronggeng'' milik Surti, ''ronggeng'' Dukuh Paruk yang telah tiada. Setelah melihat pusaka tersebut, Sakarya akhirnya berhasil meyakinkan Kartareja. Srintil kemudian dipermak dan dirias oleh Nyai Kartareja ([[Dewi Irawan]]) untuk menjadi seorang ''ronggeng''. Sementara itu, seorang aktivis dan anggota [[Partai Komunis Indonesia]], Bakar ([[Lukman Sardi]]) tiba di Dukuh Paruk dan meyakinkan petani Dukuh Paruk untuk bergabung dengan partai komunis, untuk menyelamatkan ''[[wong cilik]]'' (kelas bawah) Dukuh Paruk dari kelaparan, kemiskinan, dan penindasan para tuan tanah yang serakah.
Kepopuleran Srintil yang sampai ke Desa Dawuan, membuat Rasus, teman kecil sekaligus orang yang mencintainya, tidak senang dan nyaman. Menjadi ''ronggeng'' berarti bukan hanya dipilih warga dukuh untuk menari,
Hancur hatinya, Rasus memutuskan untuk pergi dari Dukuh Paruk, meninggalkan Srintil yang juga patah hati. Dia kemudian bergabung dengan sebuah batalyon [[TNI]] yang bermarkas tak jauh dari Dukuh Paruk,
Namun
Sepuluh tahun kemudian, Rasus berpapasan dengan seorang penari kumal yang mirip dengan Srintil dan seorang penabuh ''[[kendhang]]'' buta yang mirip dengan Sakum di Desa Dawuan. Rasus memberikan pusaka ''ronggeng'' Dukuh Paruk kepada penari tersebut, dan penari tersebut berlalu meninggalkannya. Rasus tersenyum, menandakan dia mengenali penari tersebut sebagai cintanya, Srintil. Film diakhiri dengan sang penari kumal dan si pemusik buta yang menari dan menghilang di cakrawala.
Baris 67 ⟶ 57:
* [[Teuku Rifnu Wikana]] sebagai Darsun, teman Rasus dan Srintil sejak kecil.
==
''Sang Penari'' disutradarai oleh [[Ifa Isfansyah]]
''Sang Penari'' didasarkan pada novel ''[[Ronggeng Dukuh Paruk]]'' (1982) yang ditulis oleh [[Ahmad Tohari]].
Isfansyah akhirnya memilih seorang aktris baru, [[Prisia Nasution]]
==
=== Perilisan ===
''Sang Penari'' dirilis pada tanggal 10 November 2011.{{sfn|Maryono 2011, Ifa Isfansyah: The man}} Tohari, yang telah menolak untuk menonton [[Darah dan Mahkota Ronggeng|adaptasi pertamanya]], menikmati ''Sang Penari'' dan dilaporkan menangis terharu. Dia berkomentar bahwa film ini jauh lebih emosional daripada novelnya, dan memberikan persetujuan dan rekomendasi kepada film ini, menganggap film ini sebagai adaptasi layak untuk karyanya.{{sfn|Kurniasari 2011, Ronggeng 2.0}} Triwik Kurniasari, menulis untuk ''[[The Jakarta Post]]'', menggambarkan film itu sebagai "menakjubkan secara artistik" dan bahwa Isfansyah "menerjemahkan dengan lancar saat-saat menakutkan dan upaya jahat yang diambil oleh militer dalam menangani semua terduga pengkhianat".{{sfn|Kurniasari 2011, Ronggeng 2.0}} Labodalih Sembiring menulis untuk ''[[The Jakarta Globe]]'', mengatakan elemen sosial-budaya dalam film ini layak disebut sebuah [[tragedi Shakespeare]] dan menampilkan akting dan penyutradaraan yang baik, tetapi kurang dari segi [[jalur suara]] / soundtrack.{{sfn|Sembiring 2011, Gripping Drama Shines}} Film ini juga layak menjadi rujukan bagi para perempuan, untuk berani dan gigih dalam memperjuangkan prinsip, cita, dan cinta yang diyakini. Sehingga, novel ini perlu ditonton oleh para perempuan Indonesia.
===
''Sang Penari'' menyentuh tema sejarah [[komunisme]] di Indonesia, dengan fokus pada [[Partai Komunis Indonesia|partai komunis]] Indonesia saat menyebarkan ideologi dalam acara kesenian rakyat, dan [[Pembantaian di Indonesia 1965–1966|pembersihan sistematis anggota Partai Komunis]] itu dari 1965-1966 oleh militer Indonesia, yang diduga telah memakan korban beberapa ratus ribu orang.{{sfn|Siregar 2011, Film: Dancing through}} Film ini adalah film Indonesia ketiga yang bertemakan pembunuhan tersebut, menyusul film ''[[Pengkhianatan G30S/PKI]]'' (1984) besutan [[Arifin C. Noer]] dan ''[[Gie]]'' (2005) besutan [[Riri Riza]].{{sfn|Siregar 2011, Film: Dancing through}} Tohari kemudian mengatakan bahwa jika ia menulis tentang pembunuhan tersebut seperti digambarkan dalam film, pemerintah [[Orde Baru]] yang represif akan menembak dia.{{sfn|Sembiring 2011, Gripping Drama Shines}}
''Sang Penari'' juga menampilkan banyak kalimat yang diucapkan dalam [[bahasa Banyumasan]], bahasa daerah latar cerita film ini.{{sfn|Subagyo 2011, "Sang Penari", Potret}} Film ini juga menampilkan beberapa aspek budaya Indonesia, termasuk batik dan [[musik Jawa]].{{sfn|Sembiring 2011, Gripping Drama Shines}}{{sfn|Subagyo 2011, "Sang Penari", Potret}}
== Penghargaan dan nominasi ==
Film tersebut memenangkan 4 Penghargaan [[Piala Citra]] di [[Festival Film Indonesia 2011]] untuk Film Terbaik, Sutradara Terbaik ([[Ifa Isfansyah]]), Aktris Terbaik ([[Prisia Nasution]]) dan Aktris Pendukung Terbaik ([[Dewi Irawan]]). Film ini adalah film yang diajukan Indonesia untuk penghargaan [[Academy Awards ke-85]] untuk kategori [[Film Berbahasa Asing Terbaik (Oscar)|Film Bahasa Asing Terbaik]], tetapi tidak masuk ke daftar finalis.<ref>{{en}} [http://www.imdb.com/title/tt1989598/trivia "Sang Penari" di laman imdb.com]</ref>{{sfn|de Leon 2012, Indonesia introduces}}
{| class="wikitable" style="font-size: 95%;"
Baris 96 ⟶ 88:
| rowspan="9" | 2011
| Film terbaik{{sfn|Kurniasari 2011, A vibrant year}}
| [[
|{{Won}}
|-
| Sutradara
| [[Ifa Isfansyah]]
| {{Won}}
|-
| Penulis Skenario
| [[Salman Aristo]], [[Ifa Isfansyah]], dan [[Shanty Harmayn]]
| {{Nom}}
|-
| Sinematorgrafi
| [[Yadi Sugandi]]
| {{Nom}}
|-
| Penata
| [[Eros Eflin]]
| {{Nom}}
|-
| Pemeran
| [[Nyoman Oka Antara]]
| {{Nom}}
|-
| Pemeran
| [[Prisia Nasution]]
| {{Won}}
|-
| Pemeran
| [[Hendro Djarot]]
| {{Nom}}
|-
| Pemeran
| [[Dewi Irawan]]
| {{Won}}
Baris 134 ⟶ 126:
| [[Academy Awards ke-85|2012]]
|[[Film Berbahasa Asing Terbaik (Oscar)|Film Bahasa Asing Terbaik]]{{sfn|de Leon 2012, Indonesia introduces}}
| Sang Penari
|{{okay|Diajukan}}
|-
|}
== Lihat pula ==
* [[Daftar film nominasi Indonesia untuk Film Berbahasa Asing Terbaik (Oscar)]]
* [[Daftar perwakilan pada Penghargaan Akademi ke-85 untuk Film Berbahasa Asing Terbaik]]
== Referensi ==
{{reflist|colwidth=30em}}
== Daftar pustaka ==
{{refbegin|colwidth=30em}}
* {{cite news
|last=
|first=
|ref={{harvid|The Jakarta Post 2011, Film brings Titi}}
|title=Film brings Titi closer to husband
|trans_title=
|url=http://www.thejakartapost.com/news/2011/11/04/film-brings-titi-closer-husband.html
|work=The Jakarta Post
|location=Jakarta
|accessdate=24 December 2011
|date=4 November 2011
|archivedate=2011-12-24
|archiveurl=https://www.webcitation.org/64A0xrrwb?url=http://www.thejakartapost.com/news/2011/11/04/film-brings-titi-closer-husband.html
|dead-url=no
}}
* {{cite news
|work=The Jakarta Post
|title=Ahmad Tohari: The return of the people’s writer
|trans_title=
|language=
|url=http://www.thejakartapost.com/news/2011/11/03/ahmad-tohari-the-return-people-s-writer.html
|last=Krismantari
|first=Ika
|date=3 November 2011
|accessdate=12 January 2012
|archivedate=2012-01-12
|archiveurl=https://www.webcitation.org/64dAu5NwZ?url=http://www.thejakartapost.com/news/2011/12/18/a-vibrant-year-film-industry.html
|ref={{harvid|Krismantari 2011, Kurniasari 2011, A vibrant year}}
|dead-url=no
}}
* {{cite news
|work=The Jakarta Post
|title=A vibrant year for the film industry
|trans_title=
|language=
|url=http://www.thejakartapost.com/news/2011/12/18/a-vibrant-year-film-industry.html
|last=Kurniasari
|first=Triwik
|date=18 December 2011
|accessdate=12 January 2012
|archivedate=2012-01-12
|archiveurl=https://www.webcitation.org/64dAu5NwZ?url=http://www.thejakartapost.com/news/2011/12/18/a-vibrant-year-film-industry.html
|ref={{harvid|Kurniasari 2011, A vibrant year}}
|dead-url=no
}}
* {{cite news
|work=The Jakarta Post
|title=Ronggeng 2.0
|trans_title=
|language=
|url=http://www.thejakartapost.com/news/2011/11/13/ronggeng-20.html
|last=Kurniasari
|first=Triwik
|date=13 November 2011
|accessdate=12 January 2012
|archivedate=2012-01-12
|archiveurl=https://www.webcitation.org/64dCwoIVF?url=http://www.thejakartapost.com/news/2011/11/13/ronggeng-20.html
|ref={{harvid|Kurniasari 2011, Ronggeng 2.0}}
|dead-url=no
}}
* {{cite news
|url=http://www.variety.com/article/VR1118059731
|ref={{sfnRef|de Leon 2012, Indonesia introduces}}
|archiveurl=https://www.webcitation.org/6D6Brti3K?url=http://www.variety.com/article/VR1118059731/
|archivedate=2012-12-22
|title=Indonesia introduces Oscar to 'Dancer'
|accessdate=24 September 2012
|date=24 September 2012
|work=Variety
|publisher=Reed Business Information
|last=de Leon
|first=Sunshine Lichauco
|dead-url=no
}}
* {{cite news
|work=The Jakarta Post
|title=Ifa Isfansyah: The man behind ‘Sang Penari’
|trans_title=
|language=
|url=http://www.thejakartapost.com/news/2011/11/22/ifa-isfansyah-the-man-behind-sang-penari.html
|last=Maryono
|first=Agus
|date=22 November 2011
|accessdate=12 January 2012
|archivedate=2012-01-12
|archiveurl=https://www.webcitation.org/64dCUuXFk?url=http://www.thejakartapost.com/news/2011/11/22/ifa-isfansyah-the-man-behind-sang-penari.html
|ref={{harvid|Maryono 2011, Ifa Isfansyah: The man}}
|dead-url=no
}}
* {{cite news
|work = Jakarta Globe
|title = Gripping Drama Shines Light on Indonesian Dark Past
|trans_title =
|language =
|url = http://www.thejakartaglobe.com/lifeandtimes/gripping-drama-shines-light-on-indonesian-dark-past/479888
|last = Sembiring
|first = Lebodalih
|date = 21 November 2011
|accessdate = 12 January 2012
|archivedate = 2012-01-12
|archiveurl = https://www.webcitation.org/64dMYuzL7?url=http://www.thejakartaglobe.com/lifeandtimes/gripping-drama-shines-light-on-indonesian-dark-past/479888
|ref = {{harvid|Sembiring 2011, Gripping Drama Shines}}
|dead-url = no
}}
* {{cite news
|work=Jakarta Globe
|title=Film: Dancing Through Indonesia’s Dark Days
|trans_title=
|language=
|url=http://www.thejakartaglobe.com/lifeandtimes/film-dancing-through-indonesias-dark-days/477138
|last=Siregar
|first=Lisa
|date=8 November 2011
|accessdate=12 January 2012
|archivedate=2012-01-12
|archiveurl=https://www.webcitation.org/64dFwktdb?url=http://www.thejakartaglobe.com/lifeandtimes/film-dancing-through-indonesias-dark-days/477138
|ref={{harvid|Siregar 2011, Film: Dancing through}}
|dead-url=no
}}
* {{Cite news|work=[[Kompas.com]]
|title=Oka Antara Bersaing dengan Tio Pakusadewo
|trans_title=Oka Antara Against Tio Pakusadewo
|language=Indonesian
|url=http://entertainment.kompas.com/read/2011/12/01/15275286/Oka.Antara.Bersaing.dengan.Tio.Pakusadewo
|last=Sofyan
|first=Eko Hendrawan
|date=1 December 2011
|accessdate=18 March 2012
|archivedate=2012-03-18
|archiveurl=https://www.webcitation.org/66FaxjtQ5?url=http://entertainment.kompas.com/read/2011/12/01/15275286/Oka.Antara.Bersaing.dengan.Tio.Pakusadewo
|ref={{SfnRef|Sofyan 2011, Oka Antara Bersaing}}
|dead-url=no
|editor-last=Sofyan
|editor-first=Eko Hendrawan
}}
* {{Cite news|work=[[Kompas.com]]
|title="Sang Penari", Potret Buram Pasca Tragedi
|trans_title="Sang Penari", Blurred Portrait after the Tragedy
|language=Indonesian
|url=http://oase.kompas.com/read/2011/11/05/21104215/.Sang.Penari.Potret.Buram.Pasca.Tragedi
|last=Subagyo
|first=Rz.
|date=5 November 2011
|accessdate=12 January 2012
|archivedate=2012-01-12
|archiveurl=https://www.webcitation.org/64dOQnlDV?url=http://oase.kompas.com/read/2011/11/05/21104215/.Sang.Penari.Potret.Buram.Pasca.Tragedi
|ref={{harvid|Subagyo 2011, "Sang Penari", Potret}}
|dead-url=no
}}
{{refend}}
== Pranala luar ==
* [http://www.21cineplex.com/sang-penari,movie,2634.htm Ulasan di Cineplex] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20111009043655/http://www.21cineplex.com/sang-penari,movie,2634.htm |date=2011-10-09 }}
* {{IMDb title|1989598|Sang Penari}}
{{start box}}
Baris 156 ⟶ 305:
{{end box}}
{{Film Terbaik (FFI)}}
{{
[[Kategori:Film drama
[[Kategori:Film Indonesia tahun 2011]]
[[Kategori:Film yang berdasarkan pada novel]]
[[Kategori:Film yang berdasarkan pada novel Indonesia]]
[[Kategori:Film MD Pictures]]
|