Bungoro, Pangkajene dan Kepulauan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
Wagino Bot (bicara | kontrib) k →Pranala luar: Bot: Merapikan artikel, removed stub tag |
||
(19 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Kecamatan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
}}
'''Bungoro''' ({{lang-mak|ᨅᨘᨂᨚᨑᨚ|Bungoroʼ|lit=bungur}}) adalah sebuah [[kecamatan]] di [[Kabupaten Kepulauan Pangkajene]], [[Sulawesi Selatan]], [[Indonesia]]. Luasnya mencapai 90,12 km2 atau 8,10 % dari luas wilayah Kabupaten Pangkep secara keseluruhan. Untuk mencapai kecamatan ini dapat ditempuh 2
== Sejarah ==
=== Sejarah awal ===
Pada masa pemerintahan kekaraengan, Bungoro merupakan salah satu wilayah adatgemeenschap di Pangkep, selain Pangkajene, [[Balocci]], [[Labakkang]], [[Ma’rang]], [[Segeri]] dan [[Mandalle]].
Pada mulanya Bungoro dinamai Kalumpang, yang didirikan oleh seorang anak tunggal dari Karaeng Barasa (Pangkajene) di Kalumpang.
Versi lain dari Asal Muasal nama ”Bungoro” yang penulis dapatkan adalah cerita tentang kedatangan Belanda untuk pertama kali di daerah Bungoro sekarang, kemudian sambil menunjuk ke bawah menanyakan nama daerah baru yang didatanginya tersebut. Penduduk yang berpenutur Bahasa [[Bugis]] malahan menganggap bahwa yang ditanyakan itu adalah sebuah sumur yang berada tidak jauh dari tempat berdiri dan menunjuk sang Belanda itu. Jadi penduduk itu menjawabnya, “Bungung ro” (Bugis
=== Sejarah Bungoro ===
==== Sejarah Kekaraengan Bungoro ====
Pada masa pemerintahan kekaraengan, Distrik Bungoro dikepalai oleh seorang [[Karaeng]] dan didampingi oleh 18 kepala kampung, seorang diantaranya bergelar [[Loho]], seorang bergelar [[Jennang]], tujuh orang bergelar [[Lo’mo]] dan delapan orang yang bergelar [[Matowa
Sebagaimana halnya dengan [[Barasa]] (Pangkajene) dalam permulaan Abad XVII, Bungoro jatuh ke dalam kekuasaan [[Kerajaan Gowa]]. Dalam tahun 1667, Bungoro bebas dari kekuasaan Gowa dan dimasukkan oleh Belanda ke dalam apa yang dikatakan Noorderprovincien. Dalam tahun 1824 semasa pemerintahan La Palowong Daeng Pasampo di Bungoro, sebahagian dari kekaraengan ini ditempatkan
Sewaktu regent (Karaeng) Bungoro yang bernama La Mallantingang Daeng Pabeta dalam tahun 1668 berhenti dari jabatannya, anaknya yang
Dalam Tahun 1893, La Pabbicara Daeng Manimbangi tersebut diangkat menjadi Kepala Regent Bungoro. Dalam tahun 1906 kepala regent ini diasingkan ke Padang (Sumatera Barat) oleh Belanda karena dianggap berbahaya bagi keamanan dan ketenteraman di [[Sulawesi Selatan]] berdasarkan Surat Penetapan Pemerintah [[Hindia Belanda]] tanggal 16 Februari 1906 No. 26.
Dalam Tahun 1918 Bungoro dikembalikan menjadi Kekaraengan tersendiri menurut Surat Penetapan Gubernur Celebes dan daerah – daerah takluknya tertanggal 1 Mei 1918 No. 86 / XIX sambil menunggu pengesahan dari Pemerintah Pusat Hindia Belanda. Pada masa itu yang menjadi
== Lihat pula ==
* [[Asal Muasal Nama Pangkajene, Balocci, Labakkang, Ma'rang, Segeri, Mandalle]]
* [[Sejarah Kekaraengan di Pangkep]]
Baris 38 ⟶ 39:
{{reflist}}
== Rujukan yang disebut dalam artikel ==
* Makkulau, M. Farid W. 2007. ''Sejarah dan Kebudayaan Pangkep''. Pangkep : Pemkab Pangkep.▼
* Makkulau, M. Farid W.
▲* Makkulau, M. Farid W.
== Pranala luar ==
* Kampoeng Pangkep. http://pangkep.ning.com/profiles/blogs/asal-muasal-nama-bungoro▼
▲* Kampoeng Pangkep. http://pangkep.ning.com/profiles/blogs/asal-muasal-nama-bungoro{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
{{Kabupaten Kepulauan Pangkajene}}
{{Authority control}}
▲[[ms:Bungoro, Pangkajene dan Kepulauan]]
|