Lebong Selatan, Lebong: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bot5958 (bicara | kontrib)
k Perbarui referensi situs berita Indonesia
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Merapikan artikel
 
(3 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 14:
== Kondisi wilayah ==
=== Geografi ===
Kecamatan ini memiliki luas 211,69  km² atau sekitar 12,71% luas keseluruhan Kabupaten Lebong.{{sfn|BPS Kabupaten Lebong|2021|pp=3}} Lebong Selatan secara umum terletak pada ketinggian 600 m.dpl dan berada [[luak (Rejang)|luak]] yang dialiri oleh [[sungai Ketahun]]. Wilayahnya umumnya berupa hamparan, yang dikelilingi oleh [[Bukit Barisan]] yang terdiri dari hutan lindung dan hutan produktif di kedua sisinya. Bukit Barisan yang berada di sebelah barat lembah Ketahun terdiri dari beberapa bukit, seperti [[Bukit Berinti]], [[Bukit Belerang|Belerang]], [[Bukit Gedang|Gedang]], dan [[Bukit Hulu Lais|Hululais]], yang merupakan bagian dari zona pertampalan segmen Musi dan segmen Ketaun dari sistem sesar atau patahan Sumatra.{{sfn|Ikram, Sutjiatiningsih, Dalip, & Soejanto|1993|pp=56}}{{sfn|Sesesega|2015|pp=xvi}}
 
Daerah pertampalan ini memiliki potensi [[panas bumi]] yang besar selaku daerah dengan aktivitas vulkanisme. Bersama dengan Bukit Daun serta Tambang Sawah, daerah ini mampu memproduksi listrik hingga 1.000 megawatt. Namun, eksplorasi panas bumi seperti yang tengah dilakukan di Hulu Lais diperkirakan dapat memicu gempa karena pengeboran dilakukan tepat di atas patahan. Ulin Arta Siagian, Direktur Yayasan Genesis Bengkulu menyatakan bahwa pengeboran di daerah patahan dapat menyebabkan menurunnya daya ikat batuan, yang nantinya akan menimbulkan retakan, yang berujung pada terjadinya gempa.<ref>{{Cite news|last=Carminanda |title=Mengantisipasi ancaman gempa dibalik proyek PLTP Bengkulu |url=https://www.antaranews.com/berita/2220294/mengantisipasi-ancaman-gempa-dibalik-proyek-pltp-bengkulu |work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]] |date=19 Juni 2021 |access-date=8 Desember 2021|editor-last=AS |editor-first=Erafzon Saptiyulda }}</ref>
Baris 30:
 
== Administrasi ==
Kegiatan administrasi kecamatan dilakukan dari kantor camat yang berada di Kelurahan Tes, sekitar 33 &nbsp;km dari pusat pemerintahan kabupaten di [[Tubei, Lebong|Tubei]]. Fendi, SE adalah camat Lebong Selatan saat ini, yang dilantik oleh Bupati Lebong, Kopli Ansori, pada Selasa, 22 Juni 2021.<ref name="Portal Bengkulu"/> Sebelumnya Fendi menjabat sebagai sekretaris kecamatan sekaligus pelaksana tugas (PLT) Lebong Selatan. Kantor camat Lebong Selatan mempekerjakan 16 tenaga ASN dan empat tenaga honorer, berubah dari tahun 2019 yang mempekerjakan 15 tenaga ASN dan 11 tenaga honorer.{{sfn|BPS Kabupaten Lebong|2021|pp=13}} Kecamatan ini terdiri dari 10 desa/kelurahan, yang lebih jauh dibagi menjadi 18 dusun, 34 RT, dan 12 RW.{{sfn|BPS Kabupaten Lebong|2021|pp=11}} Berikut adalah pembagian dusun, RT, dan RW di Lebong Selatan menurut desa/kelurahan.
 
{| class="wikitable"
Baris 62:
Kepadatan penduduk kecamatan ini adalah 71 jiwa per km², terendah ketiga setelah [[Pinang Belapis, Lebong|Pinang Belapis]], [[Topos, Lebong|Topos]], dan [[Rimbo Pengadang, Lebong|Rimbo Pengadang]]. Populasi Lebong Selatan mengalami kenaikan antara 2015-2019, dari kurang dari 15.000 jiwa pada 2015, menjadi kurang dari 16.000 jiwa pada 2019. Sebelum akhirnya turun cukup drastis pada tahun 2020. Jumlah penduduk kecamatan ini adalah yang terbesar kedua setelah kecamatan [[Lebong Utara, Lebong|Lebong Utara]].{{sfn|BPS Kabupaten Lebong|2021|pp=23}} Angka seks rasio kecamatan adalah 104, yang diartikan bahwa tiap 100 penduduk perempuan, terdapat 104 penduduk laki-laki.{{sfn|BPS Kabupaten Lebong|2021|pp=23}}
 
Sebagian besar penduduk terlibat dalam kegiatan pertanian atau pengolahan lahan, sehingga dapat dikatakan bahwa pertanian merupakan soko guru perekonomian masyarakat daerah ini. Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional, pada Agustus 2020, Lebong Selatan memiliki pengangguran sebanyak 2.564 orang, terdiri dari 1.587 laki-laki dan 977 perempuan.{{sfn|BPS Kabupaten Lebong|2021|pp=25}}
 
=== Kesehatan dan sanitasi ===
Baris 279:
 
=== Suku bangsa ===
Penduduk asli sekaligus mayoritas di kecamatan ini adalah [[suku Rejang|orang Rejang]], yang dalam bahasa daerahnya dikenal sebagai ''tun Jang''. Masyarakat Rejang di Lebong Selatan aslinya terdiri dari dua [[marga (Rejang)|marga]] yaitu [[Petulai Bermani|Bermani]] dan [[Petulai Jurukalang|Jurukalang]], yang berdasarkan Keputusan Residen Bengkulu No. 69 bertanggal 18 Februari 1911 disatukan menjadi marga [[Marga Bermani Jurukalang|Bermani Jurukalang]] (''Bang Mêgo Bêmanai Jêkalang'').{{sfn|Siddik|1980|pp=122}} Marga Bermani sendiri saat itu berpusat di Tes, sementara marga Jurukalang berpusat di Kutai Donok. Setelah keduanya digabungkan menjadi satu marga, pusat marga dan kedudukan [[pesirah]] dipindahkan ke desa [[Rimbo Pengadang, Rimbo Pengadang, Lebong|Rimbo Pengadang]].{{sfn|Siddik|1980|pp=20}}
 
Selain Rejang, suku yang memiliki populasi signifikan adalah [[suku Jawa|Jawa]] yang didatangkan melalui program transmigrasi dan menduduki tanah marga di wilayah Kutai Donok, yang sekarang telah berkembang menjadi desa definitif tersendiri, Mangkurajo. Mangkurajo pula adalah satu-satunya desa di wilayah Lebong Selatan yang penduduknya mayoritas bukan orang Rejang.{{sfn|BPS Kabupaten Lebong|2021|pp=35}} Suku-suku lain pun ada dalam jumlah yang lebih sedikit
Baris 337:
| 1 || [[Jahe]] || 1,48 hektare || 28,64 ton
|-
| 2 || [[Kunyit]] || 0,012 hektare || 211 &nbsp;kg (0,211 ton)
|-
| 3 || [[Kapulaga]] || 0,011 hektare || 117 &nbsp;kg (0,117 ton)
|}
 
Baris 347:
Lebong Selatan merupakan wilayah yang sarat akan potensi energi,{{sfn|BPS Kabupaten Lebong|2021|pp=66}} khususnya listrik. Pembangkit listrik tertua di Provinsi Bengkulu, bahkan Sumatra, [[pembangkit listrik tenaga air|PLTA]] [[PLTA Tes|Tes]], berada di kecamatan ini. PLTA yang digerakkan oleh sungai Ketahun yang memasuki danau Tes tersebut memiliki kapasitas sebesar 4 x 4 megawatt tersebut digerakkan oleh sungai Ketahun yang memasuki danau Tes. Tak jauh dari PLTA Tes ke arah hilir, terdapat satu PLTA lain di Turan Lalang yang telah beroperasi sejak 2013.<ref name="Antara Bengkulu"/> PLTA swasta tersebut dikelola oleh PT Mega Power Mandiri dan mampu menghasilkan listrik sebesar 12 megawatt. Listrik yang diproduksi PLTA Turan Lalang digunakan untuk menerangi Kabupaten Lebong dan [[Bengkulu Utara]]. Khusus di beberapa daerah di Bengkulu Utara, suplai PLTA Turan Lalang sepenuhnya menggantikan suplai yang selama ini dipasok dari Kota Bengkulu.<ref name="Antara Bengkulu">{{Cite news|editor-last=S. |editor-first=Helti Marini |title=Daya listrik Bengkulu bertambah 12 mega watt |url=https://bengkulu.antaranews.com/berita/13223/daya-listrik-bengkulu-bertambah-12-mega-watt |work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]] |date=2 Mei 2013 |access-date=8 Desember 2021|last=S |first=Helti Marini }}</ref>
 
Di daerah ini pula tengah digencarkan pembangunan satu [[pembangkit listrik tenaga panas bumi|PLTP]] seluas 15 hektre di kawasan [[Hulu Lais]], kelurahan [[Mubai, Lebong Selatan, Lebong|Mubai]] oleh PT [[Pertamina Geothermal Energy]] (PGE), dengan kapasitas 2 x 55 megawatt.<ref>{{cite news |last=Richter |first=Alexander |title=PLN has announced that it will be starting work on the 110 MW Hululais geothermal power project in Lebong Regency, Sumatra |url=https://www.thinkgeoenergy.com/pln-now-starting-work-on-110-mw-hululais-geothermal-project/ |work=Think Geoenergy |date=11 Januari 2019 |access-date=8 Desember 2021}}</ref><ref>{{Cite news|last=Umah |first= Anisatul |title=Gencarkan Panas Bumi, PGE Anggarkan Rp 34,4 T Hingga 2026 |url= https://www.cnbcindonesia.com/news/20210225134923-4-226118/gencarkan-panas-bumi-pge-anggarkan-rp-344-t-hingga-2026 |work= [[CNBC Indonesia]] |location= Jakarta |date=25 Februari 2021 |acess-date=8 Desember 2021}}</ref> Jaringan transmisi listrik serta gardu induk PLTP Hulu Lais akan dibangun dengan pembiayaan dari Jepang.<ref>{{cite news |last=E. P. |first=Roki |title=Bangun Gardu PLTP Bengkulu, Jepang Investasi Rp. 3,5 Triliun |url=https://rri.co.id/bengkulu/daerah/1099870/bangun-gardu-pltp-bengkulu-jepang-investasi-rp-3-5-triliun?utm_source=ai_recommendation&utm_medium=internal_link&utm_campaign=General%20Campaign |work=RRI Bengkulu |location=Bengkulu |date=2 Juli 2021 |access-date=8 Desember 2021 |archive-date=2021-12-09 |archive-url=https://web.archive.org/web/20211209195049/https://rri.co.id/bengkulu/daerah/1099870/bangun-gardu-pltp-bengkulu-jepang-investasi-rp-3-5-triliun?utm_source=ai_recommendation&utm_medium=internal_link&utm_campaign=General%20Campaign |dead-url=yes }}</ref> Apabila proyek PLTP Hulu Lais telah selesai dan berproduksi, Kabupaten Lebong diprediksi akan menjadi salah satu lumbung energi di Bengkulu, yang kapasitas terpasangnya mampu mengaliri 150.000 rumah, atau setara dengan setengah jumlah penduduk Bengkulu.<reFref>{{cite news |author=<!--Staff writer(s)/no by-line.--> |title=Dengan 3 PLTP, Kabupaten Lebong Segera Jadi Penyuplai Energi Terbesar di Bengkulu |url=https://www.panasbuminews.com/dengan-3-pltp-kabupaten-lebong-segera-jadi-penyuplai-energi-terbesar-di-bengkulu/ |work=Panas Bumi News |date=3 November 2017 |access-date=8 Desember 2021}}</ref> Listrik dari PLTP ini pun diprediksi bakal cukup untuk menyuplai kebutuhan industri skala besar.<ref>{{Cite news |editor-last=Luciana |editor-first=Anisa |title=PLN Bangun Jaringan Listrik Tenaga Panas Bumi di Bengkulu |url=https://bisnis.tempo.co/read/1058355/pln-bangun-jaringan-listrik-tenaga-panas-bumi-di-bengkulu/full&view=ok |work=[[Tempo.co]] |date=7 Februari 2018 |access-date=8 Desember 2021 }}{{Pranala mati|languagedate=idDesember 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
==== Konsumsi energi ====
Sebagian besar masyarakat telah beralih dari [[minyak tanah]] dan kayu bakar ke gas LPG guna keperluan sehari-hari.{{sfn|BPS Kabupaten Lebong|2021|pp=66}} Namun, masih ada beberapa rumah yang secara ekslusif memasak menggunakan kayu bakar, yang dalam bahasa Rejang disebut ''putung''. Masyarakat yang tinggal di desa dan tepi jalan umumnya sudah memakai LPG, khususnya LPG 3 &nbsp;kg.{{sfn|BPS Kabupaten Lebong|2021|pp=70}} Sedangkan yang memakai kayu bakar biasanya adalah yang masih tinggal di kebun dan talang.{{sfn|BPS Kabupaten Lebong|2021|pp=66}}
 
Berdasarkan pendataan potensi desa tahun 2020, 5.029 rumah tangga yang menggunakan listrik.{{sfn|BPS Kabupaten Lebong|2021|pp=68}} Sebanyak 5.000 rumah tangga berlangganan listrik PLN, sedangkan 29 rumah tangga, semuanya di Kutai Donok menggunakan listrik yang dipasok non-PLN. Ada 13 rumah tangga yang bukan pengguna listrik, 10 rumah tangga ada di Kutai Donok, sisanya ada di Mangkurajo.{{sfn|BPS Kabupaten Lebong|2021|pp=68}}
 
=== Pertambangan ===
Wilayah Lebong Selatan memiliki potensi pertambangan non-migas yang cukup menjanjikan, dengan bahan galian utama seperti [[emas]] dan material bangunan (batu dan pasir).{{sfn|BPS Kabupaten Lebong|2021|pp=65}} Sebagian besar ditambang oleh rakyat secara swadaya dan umumnya bersifat ilegal. Usaha atau perhatian pemerintah terhadap sektor ini terbilang masih kurang. Emas di Lebong Selatan sejak lama ditambang di daerah Lebong Simpang{{sfn|Siddik|1980|pp=91}} dan Sawah Mangkurajo, desa Kutai Donok.{{sfn|BPS Kabupaten Lebong|2021|pp=65}}
 
Tambang emas di Lebong Simpang pertama kali disurvei oleh Pemerintah Kolonial pada Desember 1915.{{sfn|Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah|1978|pp=144}} C. Lekkerkerker memprediksi bahwa pada 1916, cadangan emas di Lebong Simpang mencapai 70.000 ton dan bahkan bisa lebih.{{sfn|Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah|1978|pp=145}} Hasil survei tersebut kemudian menjadi dasar Pemerintah Kolonial untuk memulai pertambangan emas secara modern di daerah itu.{{sfn| Direktorat Perencanaan dan Evaluasi Pembangunan Daerah|2004|pp=25}} Lebong Simpang termasuk ke dalam penyuplai emas di lidah api [[Monumen Nasional|Monas]], yang semua emasnya ditambang dari beberapa daerah di Lebong.{{sfn|Tempo|2007|pp=12}}
Baris 371:
 
== Transportasi dan komunikasi ==
Seluruh desa/kelurahan telah terhubung dengan jalan darat yang cukup baik dan dapat dilalui sepanjang tahun,{{sfn|BPS Kabupaten Lebong|2021|pp=88}} walaupun ada beberapa titik jalan yang rusak parah dan membahayakan kendaraan yang melintas. Kerusakan tersebut disinyalir karena hanya dilakukan tambal sulam saja serta tidak tersedianya drainase yang menyebabkan badan jalan terus tergenang air.<ref>{{cite news |last=Azhar |first=Rajman |title=Minim Drainase, Jalan Provinsi Rusak |url=https://bengkuluekspress.rakyatbengkulu.com/minim-drainase-jalan-provinsi-rusak/ |work=bengkuluekspress.com |date=19 September 2016 |access-date=1 Januari 2022 |archive-date=2022-01-01 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220101151105/https://bengkuluekspress.rakyatbengkulu.com/minim-drainase-jalan-provinsi-rusak/ |dead-url=yes }}</ref> Jalan penghubung antardesa semuanya sudah diaspal/beton.{{sfn|BPS Kabupaten Lebong|2021|pp=88}} Jalan yang ada di kecamatan ini terdiri dari jalan lintas yang berstatus jalan provinsi serta jalan lain, baik jalan kabupaten maupun jalan desa. Sarana transportasi darat yang umum dipakai masyarakat adalah kendaraan pribadi, baik motor maupun mobil.{{sfn|BPS Kabupaten Lebong|2021|pp=77}} Angkutan umum jumlahnya sangat jarang, bahkan hampir tidak tersedia.{{sfn|BPS Kabupaten Lebong|2021|pp=87}}
 
Ada tujuh menara telepon seluler atau BTS di seluruh wilayah kecamatan.{{sfn|BPS Kabupaten Lebong|2021|pp=72, 85}} Tes dan Mangkurajo sama-sama memiliki dua BTS. Sisanya berada di Suka Sari, Taba Anyar, dan Tik Jeniak, masing-masing satu BTS. Seluruh desa/keluarahan dilayani oleh tiga operator layanan seluler. Status sinyal sangat kuat di Suka Sari dan Mangkurajo, sedangkan di desa/kelurahan yang lain, sinyalnya kuat.{{sfn|BPS Kabupaten Lebong|2021|pp=72}} Ada satu unit kantor pos pembantu di Tes{{sfn|BPS Kabupaten Lebong|2021|pp=89}} yang melayani wilayah ini, khususnya dalam hal komunikasi surat menyurat, pengiriman paket, serta pembayaran bermacam iuran.{{sfn|BPS Kabupaten Lebong|2021|pp=77-78}}