Malili, Luwu Timur: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k .wk |
Wagino Bot (bicara | kontrib) |
||
(23 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{kecamatan
|nama =Malili
|dati2 =Kabupaten
|nama dati2 =Luwu Timur
|luas =
|penduduk =
|penduduktahun=[[2021]]
|pendudukref =<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2020|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=4 Agustus 2021|format=visual}}</ref>
|kelurahan =14 [[desa]]<br> 1 [[kelurahan]]
|kepadatan=- jiwa/km²▼
|nama camat =Nur Syaifullah Rahman
|provinsi=Sulawesi Selatan▼
▲|provinsi =Sulawesi Selatan
|kodepos =92981
}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De makole van Matana Andi Haloe en het hoofd van Malili (Midden-Celebes) beide met een Zilveren Ster van Verdienste TMnr 10001627.jpg|jmpl|300px|Opu Andi Halu, ''Mokole'' Matano (pemangku adat) dan ''Hoofd'' Maili (kepala daerah). Foto sekitar 1909-1910.]]
'''Malili''' adalah sebuah [[kecamatan]] yang juga merupakan ibu kota dari [[Kabupaten Luwu Timur]], provinsi [[Sulawesi Selatan]], [[Indonesia]].
== Sejarah ==
Menurut sejarahnya, Malili
Bantuan para Pongkiari bagi Kerajaan Luwu dalam menghadapi raja-raja dari Selatan membuat Datu Luwu memberikan penghormatan tersendiri kepada para Pongkiari dan seluruh suku Padoe. Karenanya, Suku Padoe tidak diminta memberikan upeti kepada Datu Luwu.{{butuh rujukan}}
Beberapa cerita rakyat tentang kehebatan Pongkiari ini menceritakan bahwa konon [[Danau Matano]], [[Danau Mahalona]], dan [[Danau Towuti]] terbentuk karena pertempuran para Pongkiari. Begitu dahsyatnya pertempuran itu, membuat terciptanya
== Demografi ==
[[Suku Padoe]] memiliki adat-istiadat, aturan adat, bahasa bahkan pola kepemimpinan yang masih eksis hingga saat ini. Pada era pemberontakan DI/TII Kahar Muzakkar di Sulsel, banyak orang Padoe lari meninggalkan tanah nenek moyang mereka ke arah Sulawesi Tengah seperti Beteleme, Poso, Taliwan, Parigi, juga sulawesi tenggara dan lain-lain. Hal ini menyebabkan sebagian Suku Padoe tersebar dan berdiam di wilayaha Sulawesi Tengah hingga kini.
Sementara dalam agama yang dianut, penduduk Malili beragam kepercayaan. Berdasarkan data [[Kementerian Dalam Negeri]] tahun [[2021]], pemeluk agama [[Islam]] sebanyak 92,84%. Kemudian yang beragama [[Kristen]] sebanyak 5,94%, dimana [[Protestan]] 5,36% dan [[Katolik]] 0,58% dan sebahagian lagi bergama [[Hindu]] yakni 1,22%.<ref name="DUKCAPIL"/>
Saat investor tambang [[nikel]] masuk ke wilayah suku Padoe, sebagian besar penduduk asli sudah mengosongkan daerah wilayah mereka. Sekitar 10 tahun kemudian saat kondisi sudah aman, banyak eksodus kembali ke tanah nenek moyang mereka. Namun mereka menghadapi kesulitan baru dalam melanjutkan hidup akibat tanah mereka yang telah berubah fungsi menjadi daerah tambang. Sebagian dari mereka tetap menetap di daerah Padoe dengan mencari lahan kosong namun sebagian pula kembali ke Sulawesi Tengah.▼
== Perekenomoian ==
▲Saat investor tambang [[nikel]] masuk ke wilayah suku Padoe, sebagian besar penduduk asli sudah mengosongkan daerah wilayah mereka. Sekitar 10 tahun kemudian saat kondisi sudah aman, banyak eksodus kembali ke tanah nenek moyang mereka. Namun mereka menghadapi kesulitan baru dalam melanjutkan hidup akibat tanah mereka yang telah berubah fungsi menjadi daerah tambang. Sebagian dari mereka tetap menetap di daerah Padoe
Kini, setelah daerah Padoe menjadi bagian dari [[Kabupaten Luwu Timur]], beragam kegiatan terus dikembangkan untuk dapat menyejahterakan suku Padoe. Organisasi adat yang berkembang sejak tahun 1970 PASITABE telah beberapa kali menyelenggarakan pesta adat dan rapat dewan adat Padoe. Hingga kini PASITABE tetap aktif dalam rangka konsolidasi dan pendampingan terhadap kasus-kasus yang melibatkan tanah ulayat, tanah nenek moyang suku Padoe.
Baris 30 ⟶ 38:
{{reflist}}
{{Kabupaten Luwu Timur}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Ibukota kabupaten di Sulawesi Selatan]]▼
▲[[jv:Malili, Luwu Wétan]]
|