Malili, Luwu Timur: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Wagino Bot (bicara | kontrib) |
||
(14 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{kecamatan
|nama =Malili
|dati2 =Kabupaten
|nama dati2 =Luwu Timur
|luas =
|penduduk =
|penduduktahun=[[2021]]
|pendudukref =<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2020|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=4 Agustus 2021|format=visual}}</ref>
|kelurahan =14 [[desa]]<br> 1 [[kelurahan]]
|kepadatan=- jiwa/km²▼
|nama camat =Nur Syaifullah Rahman
|provinsi=Sulawesi Selatan▼
▲|provinsi =Sulawesi Selatan
|kodepos =92981
}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De makole van Matana Andi Haloe en het hoofd van Malili (Midden-Celebes) beide met een Zilveren Ster van Verdienste TMnr 10001627.jpg|
'''Malili''' adalah sebuah [[kecamatan]] yang juga merupakan ibu kota dari [[Kabupaten Luwu Timur]], provinsi [[Sulawesi Selatan]], [[Indonesia]].
== Sejarah ==
Menurut sejarahnya, Malili
Suku [[Padoe]] telah mendiami daerah pegunungan dan lembah sejak tahun 1400 Masehi. Banyak ksatria
Bantuan para Pongkiari bagi Kerajaan Luwu dalam menghadapi raja-raja dari Selatan membuat Datu Luwu memberikan penghormatan tersendiri kepada para Pongkiari dan seluruh suku
Beberapa cerita rakyat tentang kehebatan Pongkiari ini menceritakan bahwa konon [[Danau Matano]], [[Danau Mahalona]], dan [[Danau Towuti]] terbentuk karena pertempuran para Pongkiari. Begitu dahsyatnya pertempuran itu, membuat terciptanya kubangan yang sangat luas dan dalam sehingga membentuk danau hingga saat ini. Namun seiring perkembangan zaman, eksistensi Pongkiari berangsur-angsur hilang.{{butuh rujukan}}
== Demografi ==
[[Suku
Sementara dalam agama yang dianut, penduduk Malili beragam kepercayaan. Berdasarkan data [[Kementerian Dalam Negeri]] tahun [[2021]], pemeluk agama [[Islam]] sebanyak 92,84%. Kemudian yang beragama [[Kristen]] sebanyak 5,94%, dimana [[Protestan]] 5,36% dan [[Katolik]] 0,58% dan sebahagian lagi bergama [[Hindu]] yakni 1,22%.<ref name="DUKCAPIL"/>
Saat investor tambang [[nikel]] masuk ke wilayah suku karunsi'e, sebagian besar penduduk asli sudah mengosongkan daerah wilayah mereka. Sekitar 10 tahun kemudian saat kondisi sudah aman, banyak eksodus kembali ke tanah nenek moyang mereka. Namun mereka menghadapi kesulitan baru dalam melanjutkan hidup akibat tanah mereka yang telah berubah fungsi menjadi daerah tambang. Sebagian dari mereka tetap menetap di daerah karunsi'e .yang sekarang ini bertempat di belakang bumper(bumi perkemahan)soroako. ▼
== Perekenomoian ==
Kini, setelah daerah karunsi'e menjadi bagian dari [[Kabupaten Luwu Timur]], beragam kegiatan terus dikembangkan untuk dapat menyejahterakan suku karunsi'e. Organisasi adat yang berkembang sejak tahun 1970 PASITABE telah beberapa kali menyelenggarakan pesta adat dan rapat dewan adat karunsi'e. Hingga kini PASITABE tetap aktif dalam rangka konsolidasi dan pendampingan terhadap kasus-kasus yang melibatkan tanah ulayat, tanah nenek moyang suku karunsi'e.▼
▲Saat investor tambang [[nikel]] masuk ke wilayah suku
▲Kini, setelah daerah
== Referensi ==
Baris 34 ⟶ 41:
{{Kabupaten Luwu Timur}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Ibu kota kabupaten di Sulawesi Selatan]]▼
▲[[Kategori:Ibu kota kabupaten di Sulawesi Selatan]]
|