Sungai Manau, Merangin: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler |
Wagino Bot (bicara | kontrib) k Bot: Merapikan artikel, removed stub tag |
||
(36 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 3:
|dati2=Kabupaten
|nama dati2=Merangin
|foto=Pasanggrahan aan de Merangin te Soengaimanau bij Bangko, KITLV 91008.tiff
|luas=- km²▼
|caption=Sungai Manau sekitar tahun 1915.
|penduduk=-▼
|penduduktahun=[[2020]]
|kelurahan=10 desa
|nama camat=
|kepadatan=- jiwa/km
|provinsi=Jambi
|suku bangsa = Melayu}}
'''Sungai Manau''' adalah sebuah [[kecamatan]] di [[Kabupaten Merangin]], [[Jambi]], [[Indonesia]] yang dahulunya merupakan induk dari [[Kecamatan Pangkalan Jambu]] dan [[Kecamatan Renah Pembarap]].▼
▲'''Sungai Manau''' adalah sebuah [[kecamatan]] di [[Kabupaten Merangin]], [[Jambi]], [[Indonesia]].
Penyanyi lagu Daerah Jambi banyak yang berasal dari Sungai Manau, di antaranya Yurda S dan Ridwan S. Lagu daerah populer dari daerah ini adalah: Negeri Wisata, Bulih Idag Bulih, Gadis Talang, Kadunak Nandung, Abangku Jauh, Suap Tagantung, Mintuo Benci, Tagesak Batunak, Janji Ka Bulan, dll.
== Sejarah ==
Baris 18 ⟶ 22:
'''Sungai Manau dalam wilayah adat Tanah Depati'''
Pada masa dahulu, sejarawan memasukkan Sungai Manau ke dalam Wilayah Alam Kerinci. Wilayah Alam Kerinci
* Tanah Depati Atur Bumi.
* Tanah Depati Biang Sari. Wilayah takluknya Pematang Tumbuk Tigo Sungai Tabir, Rantau Panjang, Pelepat, sampai Pulau Musang, Tanung Simalidu (lihat Tembo “Raden Syari, Jambi).▼
▲* Tanah Depati Biang Sari. Wilayah takluknya Pematang Tumbuk Tigo Sungai Tabir, Rantau Panjang, Pelepat, sampai Pulau Musang, Tanung Simalidu (lihat Tembo “Raden Syari,Jambi).
* Tanah Depati Rencong Telang. Berwatas dengan Dapati Biang Sari di Pengasi. Sejak dari Sebih Kuning Muaro Saleman sampai Alam Pamuncak Nan Tigo Kaum (Kerajaan Manjuto).
* Tanah Depati Muara Langkap Tanjung Sekiau. Berwatas dengan wilayah Depati Rencong Telang sampai Sungai Bujur – Perentak – Pangkalan Jambu.
Ketinggian letak geografis ke empat tanah depati tersebut,menyebabkan dataran itu disebut dengan Empat di Ateh (daerah empat di atas), yang sekarang telah menjadi Kabupaten Kerinci,Kecamatan Muara Siau dan Jangkat. Kedua kecamatan yang disebutkan, termasuk dalam wilayah Kabupaten Merangin.
Daerah Kerinci Rendah adalah wilayah yang berada di sebelah timur Kerinci Tinggi pada kaki pergunungan Bukit Barisan.
Topografi daerahnya berbukit-bukit dan disini mengalir banyak sungai
Pada wilayah Kerinci Rendah terdapat tiga Tanah Dapati dan dua daerah khusus dari Pemerintahan Depati Empat Alam Kerinci.Tanah depati dimaksud adalah:
* Tanah Depati Setio Nyato, - Tanah Renah (Sungai Manau)
* Tanah Depati Setio Rajo, - Lubuk Gaung (Bangko)
* Tanah Depati Setio Beti (Bhakti), - Nalo
Ketiga Depati ini waris depatinya dari Pulau Sangkar, anak Puti Lelo Baruji, sehingga sampai sekarang disebut: Tigo Dibaruh Anak Batino Pulau Sangkar”. Sedangkan daerah khususnya adalah:
* Tanah Pemuncak Pulau Rengas (Bangko Barat)
* Tanah Pemuncak Pemerap Pemenang.
Ketiga tanah depati dan dua daerah khusus itu, karena letaknya berada pada ketinggian jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan daerah Kerinci Tinggi maka disebut dengan daerah Tigo di Baruh (dataran rendah) atau daerah tiga di bawah. Dalam pepatah adat yang menyebutkan tentang kekuasaan pemerintahan Depati Empat Alam Kerinci dikatakan lingkupnya mencakup daerah Empat di Ateh, Tigo di Baruh, duo Pemuncak Pulau Rengas dan Pemerap Pemenang. Kesembilan daerah kekuasaan pemerintahan Depati Empat inilah yang disebut orang-orang pada zaman Kerajaan Jambi menurut sepanjang adat dengan nama: Pucuk Jambi Sembilan Lurah, yaitu wilayah yang berada di daerah atas atau daerah bagian hulu dari Kerajaan Jambi.▼
▲Ketiga tanah depati dan dua daerah khusus itu, karena letaknya berada pada ketinggian jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan daerah Kerinci Tinggi maka disebut dengan daerah Tigo di Baruh atau daerah tiga di bawah. Dalam pepatah adat yang menyebutkan tentang kekuasaan pemerintahan Depati Empat Alam Kerinci dikatakan lingkupnya mencakup daerah Empat di Ateh, Tigo di Baruh, duo Pemuncak Pulau Rengas dan Pemerap Pemenang. Kesembilan daerah kekuasaan pemerintahan Depati Empat inilah yang disebut orang-orang pada zaman Kerajaan Jambi menurut sepanjang adat dengan nama: Pucuk Jambi Sembilan Lurah, yaitu wilayah yang berada di daerah atas atau daerah bagian hulu dari Kerajaan Jambi.
== Wilayah Administratif ==
Setelah Kecamatan Sungai Manau dimekarkan menjadi 3 Kecamatan,
'''1. Desa Bukit Batu'''
Baris 75 ⟶ 69:
'''10. Desa Benteng'''
▲Pusat perekonomian terletak di Pasar Sungai Manau yang mana Hari Balai (pasar mingguan) hanya diadakan pada hari Kamis. Pusat perkantoran terletak di Desa Benteng yang terletak sekitar 1 km dari Pasar Sungai Manau.
== Potensi Pariwisata ==
'''1'''''.'' '''Gua
[[Berkas:Stopica Cave 3.JPG|jmpl|250px]]
Berlokasi di Desa Tiangko, ditemukan sejumlah gua yang menjadi kediaman manusia purba ribuan tahun yang lalu. Luasnya hanya 206 meter persegi dan lebar mulut bagian depan setinggi 4 meter serta mulut bagian belakang setinggi 11,5 meter.
Berdasarkan hasil penelitian Bennet Bronson dan Teguh Amat pada tahun 1974, di tempat ini ditemukan lapisan tembikar yang dibawahnya terdapat alat-alat obsidian. Penemuan itu pun lantas menyimpulkan bahwa Goa Tiangko menjadi permukiman tertua di Jambi.▼
Gua ini dindingnya berupa ceruk-ceruk bebatuan yang ditumbuhi lumut,
Gua Senggring merupakan salah satu aset wisata alam yang masih banyak belum diketahui oleh masyarakat luar. Keberadaan Gua Senggring belum begitu terpublikasikan dibandingkan dengan objek wisata alam lainya yang terdapat di Merangin.▼
▲Gua
Gua ini memiliki keunikan yang menarik di mana bebatuan yang dominan dengan gaya dan bentuk yang berbeda-beda bahkan ada yang menyerupai gorden dan dihiasi dengan butiran air yang berkilau apabila terkena cahaya. Gua ini terdapat di Dusun Senggring, Desa Tiangko.
Baris 87 ⟶ 88:
Keberadaan gua ini dapat dicapai sekitar 1- 2 jam perjalanan dari Dusun Senggering dengan melintasi aliran Sungai Senggring menuju ke arah Utara. Di dalam gua terdapat kehidupan binatang seperti kelelawar, wallet, jangkrik goa, dan banyak binatang lainya di dalam gua ini di aliri oleh air sungai yang bermuara ke Sungai Mesumai di sekitar mulut Gua Senggring juga terdapat air terjun dengan ketinggian 4-5 meter.
'''
Gua Bujang berjarak tidak jauh dari mulut Gua Senggring, dengan jalan kaki sekitar 10 menit dari Gua Senggring menuju ke arah Utara kita sudah dapat melihat mulut Gua Bujang dengan jarak sekitar 800 meter dari mulut Gua Senggring di dalam Gua Bujang juga di lengkapai dengan berbagai bentuk ornamen gua dan di dalamnya juga terdapat air terjun dengan ketinggian 6 meter. Namun, untuk mencapai air terjun ini kita harus rela merayap di atas bebatuan yang terdapat di lorong kecil di dalam perut gua ini sebelum memasuki gua ini ada aturannya salah satunya kita di minta untuk mencuci muka sebelum melakukan penelusuran gua. Konon kepercayaan penduduk setempat agar kita dapat melihat dengan jelas dan agar mata kita tidak ditutupi saat kita melakukan penelusuran gua ini.
▲'''3. Gua Tiangko'''
▲Berlokasi di Desa Tiangko, ditemukan sejumlah gua yang menjadi kediaman manusia purba ribuan tahun yang lalu. Luasnya hanya 206 meter persegi dan lebar mulut bagian depan setinggi 4 meter serta mulut bagian belakang setinggi 11,5 meter.
▲Berdasarkan hasil penelitian Bennet Bronson dan Teguh Amat pada tahun 1974, di tempat ini ditemukan lapisan tembikar yang dibawahnya terdapat alat-alat obsidian. Penemuan itu pun lantas menyimpulkan bahwa Goa Tiangko menjadi permukiman tertua di Jambi.
▲Gua ini dindingnya berupa ceruk-ceruk bebatuan yang ditumbuhi lumut, langit-langitnya pun dipenuhi sarang burung walet dan kelelawar yang bergelantungan. Di goa ini juga bisa ditemui batu kapiler yang membentuk stalktit dan stalakmit dengan berbagai ornamen yang menakjubkan.
'''4. Kompleks Gua Sengayau'''
[[Berkas:Large place in the small hole.jpg|jmpl|250px]]
[[Berkas:All alone in the dark.jpg|jmpl|250px]]
Kawasan Goa Sengayau terletak di Desa Sungai Pinang. Kawasan Goa Sengayau dengan luas sekitar 10.000 ha merupakan daerah perbukitan yang termasuk dalam kawasan zona penyangga (Bufer zona) Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS). Dalam laporan Ekspdisi Mapala SIGINJAI Unja 2008, bahwa di Kawasan Goa Sengayau terdapat 43 buah goa dan dari 43 goa tersebut baru 12 goa yang sudah di petakan (Mapping) oleh Mapala SIGINJAI Unja. Walaupun laporan itu masih simpang siur dengan informasi dari masyarakat karena menurut masyarakat setempat ada sekitar 100 buah goa di kawasan ini, tapi itu adalah data yang pertama untuk goa yang ada di kawasan Goa Sengayau.▼
[[Berkas:Ribuan Kelelawar pada Salah Satu Stalaktit Gua di Kawasan Karst Sengayau.jpg|jmpl|250px]]
[[Berkas:Keindahan Perut Bumi.jpg|jmpl|150px]]
▲Kawasan Goa Sengayau terletak di Desa Sungai Pinang. Kawasan Goa Sengayau dengan luas sekitar 10.000 ha merupakan daerah perbukitan yang termasuk dalam kawasan zona penyangga (
Beberapa nama goa yang terdapat di kompleks Goa Sengayau yaitu Goa Masjid, Goa Ahmad, Goa Tancap, Goa Ventaris, Goa Riben, Goa Siginjai, Goa Asap, Goa Air Daya, Goa Sempit, Goa Lapangan, Goa Batang dan masih banyak lagi baik vertical maupun horizontal.
Goa Masjid merupakan goa terbesar di
Goa Lapangan termasuk goa vertical dengan kemiringan 90 derajat, di namakan Goa Lapangan karena goa ini mempunyai ruangan yang cukup luas sekitar 2/3 dari luas lapangan sepak bola. Goa Lapangan mempunyai 2 pintu yang pertama dengan vertical yang kedalamannya 40 meter
Lorong-lorong antara goa yang satu dengan yang lain saling berhubungan dan seperti goa lapangan tembusnya ke goa masjid dan di
Beberapa jenis flora dan fauna yang mendominasi kawasan goa sengayau seperti Kelapa (Cocous nucifera), Pisang (Musa paradisiacal), Mangga (Mangifera indica), Durian (Durio zibethinus) Bambu (Bambusa), Keladi (Colocasia), Walet Sarang Putih (Collocalia fucphaga), Seriti (Collocalia asculanta), Kutilang (Phycnomutus aurigaster), Perkutut (Geopelia striata), Terkukur (Streptopelia cinarsis), Kelelawar (Tadarida pucata), Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis), Lutung (Presbytis cristata) dll.[[Berkas:Dodol Bangka.JPG|alt=Gelamai|jmpl]]'''5. Batu Gong'''
Merupakan batu berukir yang berada di aliran Sungai Masumai di Desa Muaro Panco.
Baris 121 ⟶ 115:
Lokasi Arung Jeram di Merangin dimulai dari Desa Air Batu (Markeh) sekitar 15 kilometer dari Bangko dan berakhir di Desa Biuku Tanjung Kecamatan Bangko Barat.
''Track'' Arung Jeram Merangin berjarak sekitar 9 Kilometer dengan spesifikasi ''grade'' 3 yang membutuhkan keterampilan khusus dari Rafter. Sepanjang sungai dapat dinikmati panorama hutan tropis dan bebatuan yang khas.
Setiap tahunnya akan diadakan secara reguler Kejuaraan Nasonal Arung Jeram di Batang Merangin ini yang juga melibatkan rafter dari luar negeri.
'''7. Tradisi Bebantai dan Ngacau Gelamai'''
Tradisi Bebantai adalah sebuah kegiatan ekspresi kegembiraan dalam menyambut Bulan Suci Ramadan dengan menyembelih hewan ternak di Pasar Sungai Manau dan di pusat-pusat konsentrasi masyarakat. Daging dari hasil penyembelihan hewan ternak ini mereka siapkan sebagai lauk atau menu utama makanan pada sahur dan berbuka
'''8. Ikan Semah'''
Ikan semah merupakan ikan yang hidup di sungai-sungai beraliran deras di pegunungan di daerah ini. Kegurihan ikan ini menjadi daya tarik wisata kuliner daerah ini dan biasanya ikan semah menjadi menu spesial di rumah makan di sekitar
'''9. Buah Duku'''
Baris 140 ⟶ 132:
'''10. Asam Durian/Tempoyak
[[Berkas:YosriBelacanTempoyakDekat.jpg|alt=Tempoyak/Asam Durian|jmpl]]
Tempoyak adalah masakan yang berasal dari buah durian yang difermentasi. Tempoyak merupakan makanan yang biasanya dikonsumsi sebagai lauk saat menyantap nasi. Tempoyak juga dapat dimakan langsung, namun hal ini jarang sekali dilakukan karena banyak yang tidak tahan dengan keasaman dan aroma dari tempoyak itu sendiri. Selain itu, tempoyak dijadikan bumbu masakan. Biasanya tempoyak akan terasa lebih nikmat jika dimasak dengan ikan khas pulau Sumatera, ikan baung.
'''11. Gulai Tekuyung'''
Tekuyung(siput sungai) sangat mudah didapatkan di daerah ini jika air sungai sedang surut. Selain rasanya yang enak gulai tekuyung konon bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Salah satunya menurut cerita orang tua gulai tekuyung bisa menyembuhkan penyakit diare. Dalam penyajiannya gulai tekuyung biasanya dicampur dengan sayur pakis dengan rasa yang sangat pedas. Tekuyung mudah didapatkan di sungai. Biasanya, Tekuyung menempel di dekat bebatuan. Cara makannya pun tak kalah unik. Untuk mengeluarkan, daging tekuyung dari cangkangnya harus disedot dengan tarikan yang kuat.
'''12. Lubuk Larangan'''
Lubuk larangan merupakan pemanfaatan daerah aliran sungai yang memiliki kedalaman dan airnya tenang untuk pengembang biakan ikan secara alami dan kondusif di alam bebas. Masyarakat dilarang keras untuk mengambil ikan di wilayah lubuk larangan ini hingga waktu yang telah disepakati bersama. Pesta Buka Lubuk Larangan sangat diminati masyarakat karena biasanya akan dihadiri oleh wisatawan dan para pejabat daerah. Bagi masyarakat, melihat ikan yang besar-besar dan banyak adalah hal langka di tengah lingkungan yang semakin rusak oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
== Kontroversi ==
=== Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) ===
Aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) banyak ditemukan di Desa Perentak, Kecamatan Pangkalan Jambu, dan di Desa Sungai Pinang, Kecamatan Sungai Manau. Bukan hanya di persawahan warga, aktivitas mengeruk emas tersebut telah masuk ke permukiman warga. Aktivitas illegal ini juga dilakukan di sungai-sungai yang melintasi daerah ini sehingga merusak ekosistem DAS tersebut.
== Pranala luar ==
* [http://auliatasman.blogspot.com/2010/08/wilayah-alam-kerinci.html], dari blog auliatasman.blogspot.com
Baris 152 ⟶ 156:
{{Kabupaten Merangin}}
{{Authority control}}
|