Leuit: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Membatalkan 1 suntingan oleh Reffyr (bicara) ke revisi terakhir oleh Haikal FK 1705(Tw)
Tag: Pembatalan
 
(26 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Leuit os 080814 2188 srna.JPG|jmpl|300px250px|SebuahSekumpulan leuit di Desa [[Sirnarasa, Cikakak, Sukabumi]]]]
{{kembangkan}}
'''Leuit''' merupakan sejenis [[lumbung padi|bangunan penyimpan padi]] yang terdapat di daerah pedesaan [[Sunda]] dan [[Suku Baduy|Baduy]] yang termasuk [[Warisan Budaya Takbenda Indonesia]]. Secara tradisional, leuit dibangun dari balok-balok kayu dan dilapisi oleh anyaman bambu, dengan kapasitas penyimpanan hingga tiga ton [[padi]]. Meskipun peran ekonomis leuit sudah berkurang karena modernisasi pertanian padi, leuit masih digunakan secara rutin oleh komunitas Baduy dan sejumlah wilayah sebagai mekanisme [[ketahanan pangan]]. Di luar itu, leuit juga menjadi objek wisata di kampung-kampung adat di bagian barat daya [[kepulauan Sunda Besar]].
[[Berkas:Leuit os 080814 2188 srna.JPG|jmpl|300px|Sebuah leuit di Desa [[Sirnarasa, Cikakak, Sukabumi]]]]
== Sejarah dan lokasi ==
'''Leuit''' adalah [[lumbung]] padi khas [[Sunda]].
IstilahLeuit "leuit"sudah digunakandikenal oleh komunitasmasyarakat [[Sunda]], terutamasejak di wilayahsebelum [[Priangansawah]] ([[Jawabasah Barat]])diperkenalkan dandi [[Banten]]pulau Jawa.<ref Diname="ecologist">{{cite wilayahnews|url=https://theecologist.org/2020/jun/04/indigenous-wilayahcommunities-land-rights-and-covid-19|title=Indigenous tertentucommunities, sepertiland [[Kabupatenrights Cirebonand Covid-19|Cirebon]],work=The istilahEcologist|language=en|date=4 "[[lumbung]]"Juni digunakan.2020|accessdate=11 Juli 2020}}</ref>{{sfn|Muanas|1998|p=69}} Leuit juga digunakan oleh komunitas [[suku Baduy]], terutama komunitas Baduy Luar. Komunitas Baduy Dalam menamakan leuit dengan istilah "''lenggang"''. Rata-rata rumah tangga Baduy memiliki lebih dari 1 leuit atau lenggang – 1.6 lenggang tiap rumah tangga Baduy Dalam dan 1.2 leuit tiap rumah tangga Baduy Luar.<ref name="anke">{{cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=NBLTDwAAQBAJ&pg=PA95|title=Food, diversity, vulnerability and social change: Research findings from insular Southeast Asia|year=2010|last=Niehol|first=Anke|language=en|page=95|isbn=9789086866717}}</ref> Secara umum, leuit digunakan untuk menyimpan padi perseorangan/keluarga, meskipun sejumlah bangunan penyimpanan bersama juga disebut leuit.{{sfn|Muanas|1998|p=69}} Leuit dibangun di bawah pepohonan yang rindang untuk melindungi isinya dari air hujan, namun di lokasi yang masih mendapat sinar matahari.{{sfn|Iskandar|Iskandar|2017|p=42}} Biasanya, leuit-leuit dibangun berdekatan satu sama lain di suatu titik yang berjarak sekitar 20 meter dari pemukiman warga.<ref name="kabar"/> Sebagai contoh, di Kampung Cibeo, bagian dari komunitas Baduy Dalam, terdapat sekitar 200 leuit.<ref>{{Cite news|url=https://www.suara.com/lifestyle/2016/01/25/110348/baduy-yang-semakin-modern?page=all|title=Baduy yang Semakin Modern|date=25 Januari 2016|language=id|work=Suara.com|accessdate=11 Juli 2020|last=Indriani|first=Ririn}}</ref>
== Lokasi ==
 
Istilah "leuit" digunakan oleh komunitas [[Sunda]], terutama di wilayah [[Priangan]] ([[Jawa Barat]]) dan [[Banten]]. Di wilayah-wilayah tertentu seperti [[Kabupaten Cirebon|Cirebon]], istilah "[[lumbung]]" digunakan.{{sfn|Muanas|1998|p=69}} Leuit juga digunakan oleh komunitas [[suku Baduy]], terutama komunitas Baduy Luar. Komunitas Baduy Dalam menamakan leuit dengan istilah "lenggang". Rata-rata rumah tangga Baduy memiliki lebih dari 1 leuit atau lenggang – 1.6 lenggang tiap rumah tangga Baduy Dalam dan 1.2 leuit tiap rumah tangga Baduy Luar.<ref name="anke">{{cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=NBLTDwAAQBAJ&pg=PA95|title=Food, diversity, vulnerability and social change: Research findings from insular Southeast Asia|year=2010|last=Niehol|first=Anke|language=en|page=95}}</ref> Secara umum, leuit digunakan untuk menyimpan padi perseorangan/keluarga, meskipun sejumlah bangunan penyimpanan bersama juga disebut leuit.{{sfn|Muanas|1998|p=69}} Leuit dibangun di bawah pepohonan yang rindang untuk melindungi isinya dari air hujan, namun di lokasi yang masih mendapat sinar matahari.{{sfn|Iskandar|Iskandar|2017|p=42}}
== Arsitektur ==
Denah lantai leuit berbentuk [[bujur sangkar]] dan pada umumnya terbangun lebih tinggi dari orang dewasa, sehingga tangga dibutuhkan untuk masuk atau keluar dari leuit. Tembok leuit melebar, sehingga bangunan tersebut semakin besar ketika semakin ke atas. Bentuk ini melambangkan kemakmuran keluarga pemilik leuit.{{sfn|Muanas|1998|p=70}} [[Fondasi (arsitektur)|Batu fondasi]] dari leuit disebut "umpak", dan umumnya dibangun dengan batu atau bata. Selain sebagai fondasi, "umpak" juga berfungsi untuk mencegah air tanah langsung merembes ke tiang-tiang kayu.<ref name="simbol"/> Kerangka dan tiang-tiang leuit dibangun menggunakan balok-balok kayu, dan dinding ("bilik") yang terbuat dari anyaman [[bambu]] ditempelkan ke kerangka tersebut untuk menutupi ruangan leuit. Bilik itu sendiri dijepit dengan papan-papan "iga" yang bertujuan untuk menahan tekanan apabila leuit berisi penuh. "Iga" dipasang longgar, sehingga akan rapat saat leuit penuh, dan melengkung kedalam apabila leuit kosong atau berisi sedikit.{{sfn|Muanas|1998|p=71}} Atap leuit, dikenal sebagai "hateup", dibuat dari [[genteng atap|genteng]] ataupun bahan lainnya, seperti serat pohon.{{sfn|Muanas|1998|p=72}}<ref name="ecologist"/> Untuk mencegah masuknya hama tikus, di sejumlah wilayah leuit dipasangi papan kayu bundar "gelebek" di atas tiang penyangga, sehingga hama tidak dapat memanjat tiang.{{sfn|Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya|2018|p=258}} Pembangunan leuit, jika dijalankan oleh satu keluarga, umumnya membutuhkan waktu sekitar satu bulan.<ref name="kabar">{{cite news|url=https://www.kabar-banten.com/leuit-tempat-penyimpanan-padi-warga-baduy/|title=Leuit, Tempat Penyimpanan Padi Warga Baduy|date=7 Oktober 2018|work=Kabar Banten|accessdate=11 Juli 2020}}</ref>
== Fungsi ==
===Ekonomis===
Baris 13:
 
===Budaya===
Leuit berperan penting dalam budaya Sunda dan Baduy. Di [[Banten]] Selatan, upacara [[Seren Taun]] melibatkan seremoni menyimpan padi ke dalam leuit.,{{sfn|Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya|2018|p=84}} khususnya ritus nginebkeun dan ngareremokeun dimana bibit padi disimpan.<ref name="ciptagelar"/><ref>{{cite web|url=http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/ensiklo-det.php?id=29&lang=id|title=Leuit|website=disparbud.jabarprov.go.id|publisher=Dinas Pariwisata dan Budaya Jawa Barat|accessdate=11 Juli 2020|archive-date=2020-07-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20200711103541/http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/ensiklo-det.php?id=29&lang=id|dead-url=yes}}</ref> Leuit juga merupakan suatu lambang kemakmuran di komunitas Baduy,<ref name="anke"/> dan di kampung-kampung adat Jawa Barat, misalkan di [[Kabupaten Sukabumi|Sukabumi]].<ref name="simbol">{{citeCite news|url=https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-4371074/leuit-simbol-kemakmuran-warga-kampung-adat-sukabumi|work=detiknews[[Detik.com|detikcom]]|title=Leuit, Simbol Kemakmuran Warga Kampung Adat Sukabumi|last=Alamsyah|first=Syahdan|date=4 Januari 2019|accessdate=11 Juli 2020}}</ref> Semakin banyak leuit yang dibangun atau dimiliki suatu keluarga, semakin tinggi posisi sosial mereka.{{sfn|Muanas|1998|p=70}} Leuit, khususnya leuit si jimat, juga digunakan sebagai motif [[batik]] dari [[Kabupaten Lebak|Lebak]] dan Sukabumi.<ref>{{Cite news|url=https://banten.antaranews.com/berita/106510/produk-batik-lebak-dan-tenun-badui-tembus-pasar-luar-negeri|title=Produk batik Lebak dan tenun badui tembus pasar luar negeri|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]|date=28 Juni 2020|accessdate=11 Juli 2020|last=Sambas}}</ref><ref>{{cite news|url=https://sukabumiupdate.com/detail/sukabumi/ekonomi-dan-bisnis/62092-Batik-Kulasantana-Motif-Leuit-Si-Jimat-Sandang-Kearifan-Lokal-Kasepuhan-Sinaresmi-Suka|work=Sukabumi Update|title=Batik Kulasantana Motif Leuit Si Jimat, Sandang Kearifan Lokal Kasepuhan Sinaresmi Sukabumi|date=8 Desember 2017|accessdate=11 Juli 2020|archive-date=2020-07-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20200711120045/https://sukabumiupdate.com/detail/sukabumi/ekonomi-dan-bisnis/62092-Batik-Kulasantana-Motif-Leuit-Si-Jimat-Sandang-Kearifan-Lokal-Kasepuhan-Sinaresmi-Suka|dead-url=yes}}</ref>
 
Pada tahun 2017, leuit terdaftarkan dalam katalog [[Warisan Budaya Takbenda Indonesia]].{{sfn|Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya|2018|p=257}}
 
Pada tahun 2017, leuit didaftarkan di dalam katalog [[Warisan Budaya Takbenda Indonesia]].{{sfn|Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya|2018|p=257}} Sejumlah pemerintah kabupaten di Jawa Barat, misalkan [[Kabupaten Purwakarta|Purwakarta]] dan [[Kabupaten Karawang|Karawang]], mulai membangun kembali leuit sebagai konservasi budaya maupun untuk menjaga ketahanan pangan.<ref>{{cite news|url=https://mediaindonesia.com/read/detail/187552-leuit-dibudayakan-lagi|work=Media Indonesia|title=Leuit Dibudayakan Lagi|date=30 September 2018|accessdate=11 Juli 2020}}</ref><ref>{{cite news|url=https://republika.co.id/berita/nasional/daerah/15/03/15/nl96ed-purwakarta-miliki-emleuitem-untuk-cadangan-bahan-pangan|work=Republika|title=Purwakarta Miliki Leuit untuk Cadangan Bahan Pangan|date=15 Maret 2015|language=id|accessdate=11 Juli 2020}}</ref> Sejumlah kampung adat atau [[sanggraloka]] juga menjadikan leuit sebagai objek wisata.<ref name="ciptagelar">{{cite news|url=https://www.thejakartapost.com/travel/2017/10/03/what-to-discover-in-west-java-cultural-village-ciptagelar.html|title=What to discover in West Java cultural village Ciptagelar|language=en|work=[[The Jakarta Post]]|date=3 Oktober 2017|last=Wira|first=Ni Nyoman|accessdate=11 Juli 2020}}</ref><ref>{{cite news|language=en|url=https://www.thejakartapost.com/travel/2020/02/06/ekologika-the-rise-of-ecotourism.html|title=Ekologika: The rise of ecotourism|work=[[The Jakarta Post]]|date=6 Februari 2020|last=Harris|first=Isabelle|accessdate=11 Juli 2020}}</ref>
== Referensi ==
{{reflist}}
== Daftar pustaka==
{{Commonscat|Sundanese rice barns}}
*{{cite book|url=https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/b/ba/Katalog_Warisan_Budaya_Takbenda_Indonesia_2018_%28Buku_1%29.pdf|title=Katalog Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2018 (Buku 1)|year=2018|publisher=Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya|ref={{harvid|Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya|2018}}}}
*{{cite journal|journal=Biodjati|issue=1|volume=2|year=2017|pages=38–51|title=Kearifan Ekologi Orang Baduy dalam Konservasi Padi dengan "Sistem Leuit"|url=https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/biodjati/article/download/1289/911|last1=Iskandar|first1=Johan|last2=Iskandar|first2=Budiawati Supangkat|ref=harv}}
Baris 25:
|publisher=[[Direktorat Jenderal Kebudayaan]]|year=1998|ref=harv}}
 
{{Commonscat|Sundanese rice barns}}
[[Kategori:Arsitektur Sunda]]
[[Kategori:Bangunan dan struktur di Banten]]
[[Kategori:Bangunan dan struktur di Jawa Barat]]
[[Kategori:Padi]]
[[Kategori:Gudang pertanian]]
[[Kategori:Bangunan pertanian di Indonesia]]