Jinadhammo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
(17 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Person
| name = Bhante Jinadhammo
| birth_name = Soenardi
| image = File:Bhikkhu Jinadhammo.jpg
| birth_date = {{birth date
| birth_place = {{negara|
| death_date = {{death date and age|2023|01|26|1944|09|03|mf=y}}
| death_place = {{negara|Indonesia}} [[Medan]], [[Sumatera Utara]], Indonesia
| occupation = [[Bhikkhu]]|
'''Bhikkhu Jinadhammo Mahathera''' atau akrab dipanggil '''Bhante Jin''' atau '''Eyang''' merupakan salah satu dari lima [[bhikkhu]] yang pertama kali diupasampada (ditahbiskan) tanggal 08 Mei 1970 oleh Phra Sāsana Sobaṇa selaku Upajjhāya (kelak menjadi Somdet Phra
Penabhisan Samanera (calon Bhikkhu) dilakukan oleh Ashin Jinarakkhita. Ia juga termasuk sebagai [[bhikkhu]] dengan [[vassa]] tertua di Indonesia yang masih tetap lincah dan bersemangat dalam mengembangkan Buddha Dharma, khususnya di Indonesia. Ia dikagumi bukan saja karena kesederhanaan hidupnya, tetapi juga keteguhan prinsipnya.<ref name="tim">Tim Thammavira. 2009. [http://www.buddhakkhetta.com/User/Kat4/Sub24/Art420/baca.php?com=1&id=420 Y.M Bhikkhu Jinadhammo Mahathera, Majalah Dhammavira] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20131004232231/http://www.buddhakkhetta.com/User/Kat4/Sub24/Art420/baca.php?com=1&id=420 |date=2013-10-04 }}.</ref>
Bhikkhu Jinadhammo dikenal sangat disiplin dalam tata susila ([[vinaya]]). Ia juga banyak melakukan sumbangsih seperti pembangunan vihara, menjadi guru dan dosen Agama Buddha, mengikuti aktivis-aktivis Buddhis, sekolah, proyek sosial, dan sebagainya. Seorang aktivis Buddhis berkata:<ref name="tim"/>
Baris 19:
== Biografi ==
=== Masa kecil ===
Bhikkhu Jinadhammo dilahirkan di Desa
Sunardi kecil sering sakit-sakitan. Terlebih karena Indonesia baru merdeka, keluarganya selalu berpindah-pindah ke berbagai pelosok Jawa<ref name="tim"/> untuk menghindari perang. Pada waktu itu, makan nasi dengan lauk kacang serta minum air kendi gentong yang ada di Lembaga Sosial Desa (LSD) sudah merupakan suatu yang sangat nikmat dan patut disyukuri. Ia pernah menderita sakit ''cacar ular'' yang hampir merengut nyawanya.<ref name="tim2"/> Namun, ia tetap bisa menamatkan [[Sekolah Rakyat]] dan melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi karena semangat belajarnya cukup tinggi. Setiap hari Sabtu, ada kegiatan ekstrakulikuler dari sekolah, Dia memilih pengajaran ketrampilan mencukur rambut yang diajarkan sekolah. Dia tidak menjadi tukang cukur, hanya belajar mencukur tiap hari Sabtu.<ref name="tim"/>
Baris 81:
Bhikkhu Jinadhammo antusias melaksanakan program latih diri Umat Buddha, misalnya Program Latih Diri Vipassana Bhavana rutin, Pekan Penghayatan Dharma, Latih diri [[Atthangasila]]/Pabbaja Samanera-Samaneri, dan sebagainya. Didukung Romo [[Ombun Natio]], Bhikkhu Jinadhammo menggagas pendirian Institut Agama Buddha Smaratungga Cabang Medan (sekarang bernama [[Sekolah Tinggi Agama Buddha Bodhi Dharma]]). Ia juga memiliki banyak anak asuh dari keluarga Buddhis kurang mampu yang berkeingan melanjutkan pendidikan.<ref name="tim"/>
Bhikkhu Jinadhammo dipanggil pulang ke Indonesia oleh Ashin (Bhikkhu) Jinarakkhita untuk ditugaskan membantu perkembangan agama Buddha di Indonesia dengan wilayah tugas di daerah Riau,
Diawal menjalankan tugasnya, Dia sering bepergian ke berbagai tempat sendiri dengan menumpang kendaraan umum, dibonceng dengan sepeda motor, naik sepeda, dan juga berjalan kaki. Perjalanan dilakukan Dia kapan saja, siang atau malam, dan dalam berbagai kondisi cuaca. Bagi seorang Bhikkhu, tugas membabarkan Dhamma, pembinaan dan pelayanan umat merupakan kewajiban yang harus dijalankan dengan baik dan penuh tanggung jawab.<ref name=":0" />
Baris 89:
Untuk daerah Aceh, biasanya dia menumpang Bus Kurnia dari Jalan Puri, Medan atau menumpang taksi yang mengangkut koran pada pagi hari. Selama di daerah Aceh, biasanya dia berkeliling mengunjungi Banda Aceh, Biruen, Sabang dan Lhokseumawe. Dalam mengembangkan dan megajarkan Dhamma, Bhikkhu Jinadhammo dikenal sebagai Bhikkhu yang luwes dan memberikan petunjuk tanpa menyakitkan yang mendengarkannya. Misalnya di daerah Weh, Aceh, Dia mengikuti acara tradisi terlebih dahulu, baru menyampaikan bimbingan Dhamma.<ref name=":0" />
Dalam pengembangan Dhamma di daerah
Selain menempuh perjalanan dengan fasilitas apa adanya, Dia tidak pernah menuntut pelayanan dari umatnya. Makan apa adanya sesuai dengan yang ada atau yang disediakan dan tinggal atau beristirahat di tempat yang ada tanpa merepotkan umat. Di awal tahun 1970-an, saat Dia baru mulai tinggal di vihara Borobudur, tak jarang hanya makan mie siap saji (mie instan) saja.<ref name=":0">Panitia Perayaan 40 Vassa Bhikkhu Jinadhammo Mahathera, Juni 2010, Buku "Catatan dalam Gambar Pengabdian 40 Vassa"</ref>
Baris 107:
Pada Oktober 1998, dalam rangka ulang tahun Raja [[Bhumibol]], Kerajaan [[Thailand]] memberikan penghargaan kepada para [[bhikkhu]] senior mancanegara, termasuk Bhikkhu Jinadhammo. Kipas Penghargaan dan Kathinadana diserahkan oleh Putri Galyani Vadhana, yaitu kakak dari raja, atas nama Raja Bhumibol. Ia didampingi oleh Duta Besar Thailand untuk Indonesia dan rombongan Vihara Borobudur, Medan.<ref name="40vassa"/>
Pemerintah [[Thailand]], melalui [[Samangama]] Mahathera yang merupakan komite Sangha di [[Thailand]], menganugerahkan gelar '''Phra Khru Buddhadhamprakat''' kepada Yang Mulia Bhikkhu Jinadhammo Mahathera pada hari Selasa, 8 Januari 2013. Gelar tersebut diterjemahkan sebagai ''Penyebar Buddha Dharma'', diberikan kepada Bhikkhu Jinadhammo Mahathera atas jasa-jasanya dalam mengembangkan agama Buddha di Indonesia. Ia adalah satu-satunya [[Bhikkhu]] Indonesia dari antara 500 bhikkhu sangha dari berbagai wilayah negara yang dinilai memiliki prestasi pengabdian luar biasa dalam mengembangkan ajaran Buddha Dharma di daerahnya masing-masing. Upasaka Ir. [[Ony Hindra Kusuma]], MBA., selaku Ketua [[Majelis Buddhayana Indonesia]] Provinsi [[
:"''Kami mewakili Keluarga Buddhayana Indonesia khususnya dari provinsi
Pada tanggal 5 Desember 2016, Bhikkhu Jinadhammo mendapat anugerah gelar kehormatan dari Kerajaan Thailand sebagai ''Than Choukun Phra Vithetdhammanyana''.<ref name="buddhazine">{{cite web|url=http://buddhazine.com/bhikkhu-jinadhammo-terima-gelar-kehormatan-dari-kerajaan-thailand/|title=Bhikkhu Jinadhammo Terima Gelar Kehormatan dari Kerajaan Thailand |publisher=Buddhazine | author=Sutar Soemitro |date=11 Desember 2016 |accessdate=13 Desember 2016}}</ref> Gelar kehormatan ini diberikan kepada Bhante Jinadhammo atas pengabdiannya membabarkan Buddha Dhamma di Indonesia.
Baris 114:
== Pandangan hidup ==
Dalam pengabdiannya, Bhikkhu Jinadhammo dikenal sebagai sosok non-sekterian. Meski tercatat sebagai salah satu senior di [[Sangha Agung Indonesia]], ia juga menjadi penasihat Cetiya Maha Sampatti dan Vihara Maha Sampatti yang berada di bawah naungan [[Sangha Theravada Indonesia]]. Ia juga sering memberi ceramah dan menghadiri perayaan hari besar Agama Buddha di vihara-bihara Mahayana.<ref name="tim"/>
== Meninggal ==
Bhikkhu Jinadhammo meninggal di Vihara Borobudur, Medan, Sumatera Utara pada hari Kamis, 26 Januari 2023 jam 04.00 WIB pada usia 78 tahun. Ia tercatat sebagai Biku senior dengan masa pengabdian terlama yaitu 53 [[vassa]].<ref>{{Cite web|title=MENGENANG Y.M. BIKU JINADHAMMO MAHATHERA (49 HARI WAFAT MENDIANG)|url=https://buddhayana.or.id/artikel/dharma/56/mengenang-ym-biku-jinadhammo-mahathera-49-hari-wafat-mendiang|website=KBI|language=id|access-date=2023-06-08}}</ref><ref>{{Cite web|last=Lubis|first=Ahmad Arfah Fansuri|title=Bhikkhu Tertua di Indonesia Meninggal, Gubsu Sampaikan Duka Cita|url=https://www.detik.com/sumut/berita/d-6539748/bhikkhu-tertua-di-indonesia-meninggal-gubsu-sampaikan-duka-cita|website=detiksumut|language=id-ID|access-date=2023-06-08}}</ref>
=== Nasihat ===
# "''Agama hanya sebagai baju saja, bicaranya saja yang peduli, tapi nyatanya tidak sama dengan yang diomongkan, kalau mau jadi siswa Buddha, ya jangan begitu:).... jalannya muluk-muluk dan tidak mengerti sama sekali, malu pada umat lain.''"<ref>Fudin Pang. 26 April 2012. [http://truthbuddha.blogspot.com/2012/04/kutipan-bhikkhu-jinadhammo-maha-thera.html Kutipan Bhikkhu Jinadhammo Maha Thera].</ref>
# "''Dhamma itu mencakup semuanya, bukan hanya (untuk) yang baik-baik saja, namun juga yang buruk; bukan hanya (untuk) yang benar-benar saja, namun juga yang salah-salah.''"<ref name="tim2">Tim Indonesia Vidya Carita. Desember 2012. "''Warisan Eyang - Biografi Bhikkhu Jinadhammo Mahāthera''". ISBN 978-602-8194-06-8. Cetakan 1. Medan: Indonesia Vidya Carita.</ref>
# "''Sedikit sekali manusia yang tahu berterima kasih. Jadilah orang yang selalu berterima kasih kepada setiap hal yang datang dan kepada semua orang yang pernah menjadi guru.''"<ref name="tim2"/>
Baris 123 ⟶ 126:
# "''Ingat, jangan percaya dan terima bersih begitu saja perkataan orang, sekalipun dari orang yang sangat kita percaya. Setiap hal harus dibuktikan kebenarannya.''"<ref name="tim2"/>
# "''Jangan menilai dari barang, persahabatan lebih diutamakan daripada pemberian barang.''"<ref name="tim2"/>
# "''Di dunia ini semua kondisi tidak tetap dan hendaknnya dapat diterima apa pun kondisinya, baik sakit maupun sehat, baik sedih maupun senang. Bila dapat menerima segala kondisi:), maka kita dapat merasakan kebahagiaan.''"<ref name="tim2"/>
=== Testimonial ===
Baris 134 ⟶ 137:
== Pranala luar ==
<!--{{Commonscat}}-->
* [http://bbcid.org/index.php?option=com_content&view=article&id=707&Itemid=87 Sangha Dana bersama Y.M. Bhikkhu Jinadhammo Mahathera menyambut Kathina 3 November 2012] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130815052523/http://bbcid.org/index.php?option=com_content&view=article&id=707&Itemid=87 |date=2013-08-15 }}. Kumpulan foto.
[[Kategori:Biksu Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Buddha Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Kelahiran 1944]]
[[Kategori:Kematian 2023]]
|