Abu Ayyub al-Anshari: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Naval Scene (bicara | kontrib)
k gabung artikel yang sama
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(70 revisi perantara oleh 22 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{| class="infobox vcard" style="width:22em; font-size: 88%; border-radius:15px; line-height: 1.5em"
{{gabungdari|Abu Ayyub al-Anshari}}
! colspan=2 class="fn" style="text-align:center; background-color:; font-size:120%;" | '''{{PAGENAME}}'''
[[Berkas:Eyupsultan.JPG|thumb|right|180px]]
|-
'''Abu Ayyub al-Ansari''' ([[Bahasa Arab]]:'''أبو أيوب الأنصاري''') adalah [[Sahabat Nabi]] [[Muhammad]] SAW. Ia bernama asli '''Khalid bin Zaid bin Kulayb'''.
! colspan=2 class="fn" style="text-align:center; background-color:; font-size:95%;" | '''radhiyallahu anhu'''
|-
| colspan=2 style="text-align:center;"|[[Berkas:Eyup_Sultan_Mosque_Exterior.JPG|250px|pus|alt=Foto Masjid Ayyub Sultan (Eyup Sultan Mosque) di Istanbul diambil dari arah makam Abu Ayyub al-Anshari]]Masjid Ayyub Sultan di [[Istanbul]], dekat makam Abu Ayyub al-Anshari
|-
! Nama asli
| Khalid bin Zaid
|-
! Lahir
| {{br separated entries|Khalid|Yatsrib (sekarang [[Madinah]])}}
|-
! Meninggal
| {{br separated entries|[[Konstantinopel]]|tahun 52 H|usia 80 tahun}}
|-
! Tempat peristirahatan
| Tepi Benteng [[Istanbul]]
|-
! Kebangsaan
| {{br separated entries|[[Khazraj|Suku Khazraj]]|[[Bani Najjar|Kabilah Bani Najjar]]}}
|-
! Istri
| [[Ummu Ayyub]]
|-
! Orang tua
| Zaid bin Kulaib (ayah) dan Hindun binti Sa'id (ibu)
|}
'''Abu Ayyub al-Anshari''' ({{lang|ar|أبو أيوب الأنصاري}}) adalah seorang [[Sahabat Nabi|sahabat]] [[nabi Islam]] [[Muhammad]]. Rumahya menjadi tempat persinggahan Muhammad segera setelah tiba di [[Madinah]] pada saat ia ber[[hijrah]].<ref name="Ensiklopedi">{{cite book |last=Al-Mishri |first=Mahmud |title=Ensiklopedi Sahabat |volume=2 |publisher=pustakaimamsyafii.com |location=Jakarta |year=2015 |editor=Muhammad Ali, Lc |isbn=978-602-9183-92-4 |pages=488-503}}</ref> Abu Ayyub hidup pada masa pemerintahan [[Kekhalifahan Rasyidin]] dan [[Kekhalifahan Umayyah]]. Abu Ayyub meninggal di [[Konstantinopel]] ketika tentara [[Kekhalifahan Umayyah]] coba menyerang kota itu. Setelah Sultan [[Mehmed II]] menaklukkan [[Konstantinopel]] pada tahun [[1453]], makam Abu Ayyub dipindahkan ke tepi benteng Konstantinopel di [[Istanbul]] seperti yang diwasiatkannya. Di samping makamnya dibangun Masjid Eyüp Sultan.
 
== Kehidupan ==
Namanya adalah Khalid bin Zaid bin Kulaib bin Tsa'labah bin Abdu-Amr bin Auf bin Ghanam bin Malik bin an-Najjar bin Tsa'labah bin al-Khazraj.<ref name="Nubala">{{cite web |url=http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php?idfrom=217&idto=217&bk_no=60&ID=184 |title=أبو أيوب الأنصاري |trans-title=Abu Ayyub al-Anshari |website=Islamic Library |series=سير أعلام النبلاء |access-date=16 Juli 2017 |language=bahasa Arab |archive-date=2017-09-25 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170925171634/http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php?idfrom=217&idto=217&bk_no=60&ID=184 |dead-url=yes }}</ref> Dia berasal dari [[Khazraj|suku Khazraj]], kabilah [[Bani Najjar]].<ref name="Nubala"/> Ayahnya adalah Zaid bin Kulaib. Ibunya adalah Hindun binti Sa'id bin Amr bin Imri'il Qais bin Malik bin Tsa'labah bin Ka'ab bin al-Khazraj bin al-Harits bin al-Khazraj.<ref name="Shamela1">{{cite web |url=http://shamela.ws/browse.php/book-1110/page-1436 |title=أسد الغابة ط العلمية |language=bahasa Arab |website=Shamela Library |access-date=16 Juli 2017 |archive-date=2017-03-29 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170329051716/http://shamela.ws/browse.php/book-1110/page-1436 |dead-url=yes }}</ref> Istrinya adalah Ummu Ayyub binti Qais bin Sa'id bin Qais bin Amr bin Imri'il Qais.<ref>{{cite web |url=http://www.al-eman.com/%D8%A7%D9%84%D9%83%D8%AA%D8%A8/%D8%A7%D9%84%D8%A7%D8%B3%D8%AA%D9%8A%D8%B9%D8%A7%D8%A8%20%D9%81%D9%8A%20%D9%85%D8%B9%D8%B1%D9%81%D8%A9%20%D8%A7%D9%84%D8%A3%D8%B5%D8%AD%D8%A7%D8%A8%20(%D9%86%D8%B3%D8%AE%D8%A9%20%D9%85%D9%86%D9%82%D8%AD%D8%A9)/%D8%A3%D9%85%20%D8%A3%D9%8A%D9%88%D8%A8%20%D8%A7%D9%84%D8%A3%D9%86%D8%B5%D8%A7%D8%B1%D9%8A%D8%A9:/i868&d1163170&c&p1 |title=كتاب: الاستيعاب في معرفة الأصحاب (نسخة منقحة) |website=Al-Eman{{!}}نداء الإيمان |language=bahasa Arab |access-date=17 Juli 2017}}</ref> Muhammad mempersaudarakannya dengan [[Mush'ab bin Umair]].<ref name="Ensiklopedi"/>
 
=== Masa kenabian Muhammad ===
== Biografi ==
Sebelum Muhammad hijrah ke Madinah, Abu Ayyub al-Anshari mengikuti [[Baiat Aqabah II|Baiat Aqabah yang kedua]].<ref name="Shamela1"/> Setelah Muhammad hijrah, dia mengikuti [[Pertempuran Badar]] dan perang-perang setelahnya.<ref name="Ensiklopedi"/>
Abu Ayyub al-Ansari berasal dari [[Bani an-Najjar]], Ia mendapatkan kehormatan menjadi tuan rumah Rasulullah ketika Nabi Muhammad SAW hijrah dari [[Mekkah]] ke [[Madinah]]. Ia mengikuti setiap pertempuran dalam membela [[Islam]]. Sampai pada zaman [[Muawiyah bin Abu Sufyan]], Ia ikut bertempur melawan kekaisaran Romawi. Ia dimakamkan di [[Konstantinopel]]. Pada zaman pemerintahan [[Mehmed II|Muhammad al-Fatih]] memerintah [[Kesultanan Utsmaniyah]], Ia dijadikan idola sebagai pahlawan yang membebaskan kota Konstantinopel.
 
Rumahnya dipilih oleh Muhammad sebagai tempat tinggal sementara di perkampungan Bani Najjar hingga pembangunan [[Masjid Nabawi]] dan bilik salah satu [[Ummahatul mu'minin|istri Muhammad]], [[Saudah binti Zam'ah]] selesai. Muhamad tinggal di rumah Abu Ayyub kurang lebih tujuh bulan. Pada awalnya Muhammad tinggal di lantai bawah rumah dan Abu Ayyub bersama istrinya tinggal di lantai atas. Namun, karena Abu Ayyub tidak ingin berada di atas Muhammad karena dinilai menghalangi wahyu, Abu Ayyub pindah ke lantai bawah dan Muhammad pindah ke lantai atas.<ref name="Ensiklopedi"/>
 
Ketika terjadi peristiwa tuduhan berzinanya [[Aisyah]] istri Muhammad, dengan Shafwan bin Mu'aththal, Abu Ayyub pernah ditanya Ummu Ayyub, “Tidakkah kau dengar apa yang dikatakan orang-orang tentang Aisyah?”
:Abu Ayyub menjawab, “Tentu saja. Apa yang mereka katakan itu adalah dusta. Apakah kamu mungkin melakukannya?”
:“Tidaklah, demi Allah. Aku tidak mungkin melakukannya.”
:“Kalau begitu, Aisyah, demi Allah, lebih baik daripada kamu.”<ref>{{cite web |url=http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php?bk_no=58&ID=599&idfrom=1255&idto=1260&bookid=58&startno=1 |title=أبو أيوب وذكره طهر عائشة لزوجه |trans-title=Pembelaan Abu Ayyub terhadap Aisyah di depan istrinya |website=Islamic Library |series=السيرة النبوية لابن هشام |language=bahasa Arab |access-date=17 Juli 2017 |archive-date=2017-03-29 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170329143808/http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php?bk_no=58&ID=599&idfrom=1255&idto=1260&bookid=58&startno=1 |dead-url=yes }}</ref>
Menurut para ahli [[Tafsir Al-Qur'an|Tafsir]], berkaitan dengan kejadian Allah mewahyukan kepada Muhammad,<ref name="Ensiklopedi"/>
{{Verse translation |rtl1=y |italicsoff=y
|لَوْلَا إِذْ سَمِعْتُمُوهُ ظَنَّ الْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بِأَنْفُسِهِمْ خَيْرًا وَقَالُوا هَذَا إِفْكٌ مُبِينٌ
|attr1= [[Surah An-Nur|QS an-Nur [24]]]: 12
|Mengapa orang-orang mukmin dan mukminat tidak berbaik sangka terhadap diri mereka sendiri, ketika kalian mendengar berita bohong itu dan berkata: “Ini adalah (suatu berita) bohong yang nyata.”}}
 
=== Setelah kematian Muhammad ===
Abu Ayyub al-Anshari tetap tinggal di Madinah sampai pada masa kekhalifahan [[Ali bin Abi Thalib]]. Di masa itu, Ali mengangkatnya sebagai penggantinya memimpin Madinah ketika Ali memindahkan pusat kekhalifahan ke [[Irak]]. Namun, Abu Ayyub tidak lama kemudian menyusul Ali ke Irak.<ref name="Ensiklopedi"/> Dia pernah pindah ke [[Mesir]] melalui jalur laut pada tahun 46 H. Pindah lagi ke [[Damaskus]] pada zaman [[Muawiyah bin Abu Sufyan|Muawiyah bin Abi Sufyan]].<ref name="Nubala"/>
 
Abu Ayyub ikut serta dalam peperangan membebaskan banyak negeri, selain [[Perang Shiffin]].<ref name="Nubala"/> Dia memihak Ali dalam memerangi kaum [[Khawarij]].<ref name="Shamela2">{{cite web |url=http://shamela.ws/browse.php/book-9767/page-891 |title=الإصابة في تمييز الصحابة |website=Shamela Library |access-date=17 Juli 2017 |language=bahasa Arab }}{{Pranala mati|date=Januari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
Sampai pada zaman [[Muawiyah bin Abu Sufyan]], Ia ikut bertempur melawan kekaisaran Romawi. Ia dimakamkan di [[Konstantinopel]]. Pada zaman pemerintahan [[Mehmed II|Muhammad al-Fatih]] memerintah [[Kesultanan Utsmaniyah]], Ia dijadikan idola sebagai pahlawan yang membebaskan kota Konstantinopel.
 
=== Kematian ===
[[Berkas:Eyupsultan.JPG|jmpl|Pintu masuk ke makam Abu Ayyub al-Ansari di [[Masjid Eyüp Sultan|Masjid Ayub Sultan]]]]
 
Kematian Abu Ayyub al-Anshari terjadi pada saat [[Pengepungan Konstantinopel (674–678)|Pengepungan Konstantinopel]] di masa pemerintahan [[Mu'awiyah bin Abu Sufyan]]. Pada saat itu, pemimpin perang adalah putra Mu'awiyah yaitu [[Yazid bin Muawiyah|Yazid bin Mu'awiyah]]. Abu Ayyub al-Anshari meninggal dunia dalam peperangan ini. Sebelum kematiannya, ia berwasiat kepada Yazid bin Mu'awiyah bahwa ia ingin mati bersama dengan kudanya. Ia pun menerobos masuk ke [[Konstantinopel]] hingga mecapai dirinya tidak mampu sama sekali bergerak untuk melawan musuh.<ref>{{Cite book|last=Katsir|first=Ibnu|date=2018|title=Dahsyatnya Hari Kiamat|location=Jakarta|publisher=Qisthi Press|isbn=978-979-1303-85-9|pages=7|translator-last=Nurdin|translator-first=Ali|url-status=live}}</ref>
 
Abu Ayyub al-Anshari meninggal pada tahun 52 H di usia 80 tahun sebagai seorang [[mujahid]]. Ketika itu, dia sedang ikut bersama pasukan yang dipimpin oleh [[Yazid bin Mu'awiyah]] untuk menaklukan Konstantinopel. Baru beberapa saat sampai di wilayah musuh, dia jatuh sakit. Yazid menjenguknya seraya bertanya, “Apa yang ingin Anda wasiatkan?”
 
Dia menjawab, “Apabila aku meninggal, bawalah jasadku dengan kuda sejauh jarak yang dapat ditempuh ke arah musuh. Jika tidak memungkinkan, maka kebumikanlah aku terlebih dahulu kemudian kembalilah berperang.”
 
Setelah kematian Abu Ayyub, jasadnya dinaikkan di atas kuda. Lalu kuda itu dibawa ke wilayah musuh kemudian jasadnya dikuburkan.<ref name="Ensiklopedi"/><ref name="Shamela1"/>
 
== Periwayatan hadis ==
;Meriwayatkan dari
Nabi Islam Muhammad dan [[Ubay bin Ka'ab]].<ref name="Shamela2"/>
 
;Meriwayatkan darinya
[[Jabir bin Samurah]], [[al-Bara' bin 'Azib]], Miqdam bin Ma'du Yakrib, [[Abdullah bin Yazid al-Khath'ami]], Jubair bin Nufair, [[Sa'id bin al-Musayyib]], Musa bin Thalhah, [[Urwah bin Zubair]], Atha' bin Yazid al-Laitsi, Aflah maula Atha' bin Yazid al-Laitsi, Abu Rumam as-Sima'i bin Abdirrahman, Abu Salamah bin Abdirrahman, Abdurrahman bin Abi Laila, Qartsa' adh-Dhubai, Muhammad bin Ka'ab, al-Qasim Abu Abdirrahman, dan lain-lain.<ref name="Nubala"/>
 
Banyak hadis yang diriwayatkan darinya. Di kitab Musnad karangan Baqi bin Makhlad ada 155 hadis darinya, tujuh di antaranya disepakati Bukhari dan Muslim. [[Bukhari]] sendiri meriwayatkan satu hadis yang lain. [[Imam Muslim|Muslim]] meriwayatkan lima hadis yang lain.<ref name="Nubala"/>
 
Dalam salah satu riwayat para ulama Muslim, mereka mencatat kisah Abu Ayyub yang bertenya tentang keakuratan hadis,<ref name="Ensiklopedi"/>
{{Kutipan|Abu Ayyub pernah berangkat dari Madinah ke Mesir hanya untuk menemui [[Uqbah bin Amir]] dan menanyainya tentang satu [[hadis]] yang pernah didengar dari Nabi Muhammad. Dia berkata, “Ada satu hadis yang pernah engkau dengar dari Rasulullah dan tidak ada lagi yang mendengarnya selain aku dan engkau; yaitu hadis tentang menutupi aib seorang mukmin.”
Uqbah lalu menanggapi, “Ya, aku pernah mendengar Nabi mengatakan, ‘Barang siapa menutupi aib seorang mukmin di dunia, maka Allah akan menutupi aibnya kelak pada hari Kiamat.’”
“Engkau benar,” tegas Abu Ayyub.}}
 
== Lihat juga ==
{{Commonscat|Türbe in Eyüp}}
* [[Baiat Aqabah I]]
* [[Hadits]]
 
== Referensi ==
{{reflist|2}}
== Pranala luar ==
* [https://www.youtube.com/watch?v=8D6OZ81kMkQ Youtube: Ceramah Sejarah Nabi Ke-15: Baiat Aqabah & Hijrah Nabi ke Madinah]
{{sahabat nabi}}
{{SahabatPerangBadr}}
{{Sahabat nabi-stub}}
<!--anda dapat berkontribusi dalam pelacakan artikel biografi tokoh muslim di wikipedia dengan menambahkan templat ini pada halaman tokoh muslim yang belum terhimpun di dalam kategori pelacakan --Kategori:Semua artikel biografi tokoh muslim -- Lihat Templat:Lifetime-Tokoh-Muslim -->
{{Lifetime-Tokoh-Muslim
|sort = {{PAGENAME}}
|hari_lahir =
|tgl_lahir_h =
|tgl_lahir_m =
|bln_lahir_h =
|bln_lahir_m =
|thn_lahir_h =
|thn_lahir_m =
|tempat_lahir = Madinah
|status_hidup_wafat = WAFAT
|sebab_wafat =
|tempat_wafat = Konstantinopel
|hari_wafat =
|tgl_wafat_h =
|tgl_wafat_m =
|bln_wafat_h =
|bln_wafat_m =
|thn_wafat_h = 52
|thn_wafat_m =
|tempat_makam =
}}
 
[[Kategori:Dimakamkan di Pemakaman Eyüp]]
Ketika Rasulullah SAW memasuki Madinah, setiap orang berlomba-lomba agar beliau berhenti di rumahnya. Namun, Rasulullah shallallahu SAW menunjuk ke arah untanya dan berkata, “Biarkanlah unta ini. Sesungguhnya unta ini telah diperintahkan.” Di depan rumah Malik bin Najjar, duduklah unta tersebut di dekat rumah Abu Ayub al-Anshari, Khalid bin Zaid.
Selama membangun masjid dan rumah, Rasulullah SAW menetap di kediamannya dan Abu Ayub sungguh-sungguh memuliakan kunjungan Rasulullah SAW. Ia bersama istrinya melayani beliau dengan pelayanan sebaik-baiknya. Abu Ayub Al-Anshar juga salah seorang yang turut serta dalam bai’at Aqabah kedua.
Istrinya adalah teman dekat Sayidah Aisyah. Tatkala penduduk Mekah membicarakan berita bohong yang menuduh Aisyah berselingkuh dengan pria yang bernama Shafwan bin Mu’atthal, ia bertanya kepada Abu Ayub, suaminya, “Wahai Abu Ayub, apakah engkau sudah mendengar pembicaraan orang tentang Aisyah?” Abu Ayub menjawab, “Ya, demi Allah itu adalah dusta.” Lalu Abu Ayub balik bertanya, “Wahai Ummu Ayub, apakah engkau melakukan perbuatan yang mereka tuduhkan kepada Aisyah itu?” la pun menyahut, “Demi Allah, aku tidak melakukan perbuatan itu.” Abu Ayub kembali berkata, “Demi Allah, sesungguhnya Aisyah lebih suci dan lebih bertakwa daripada dirimu.”
Suatu ketika, pada saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi tamu di rumah Abu Ayub dan tinggal di ruang bawah, secara tidak disengaja air tumpah ke atas lantai. Ummu Ayub pun takut kalau air itu akan mengenai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun ia tidak menemukan selain sepotong kain sutera yang mahal harganya. Maka, Ummu Ayub pun segera mengambilnya untuk mengeringkan air itu. Semoga Allah meridhai Abu Ayub dan istrinya.
Abu Ayub tidak pernah absen dalam satu peperangan pun. Ia memegang teguh firman Allah SWT, “Berangkatlah kalian dalam keadaan ringan maupun berat dan berjihadlah dengan harta dan jiwa kalian di jalan Allah.” (QS. at-Taubah: 41)
Abu Ayub bergabung dengan Ali bin Abi Thalib untuk menghadapi Mu’awiyah karena Ali pada saat itu adalah Imam kaum Muslimin. Pada saat Mu’awiyah berkuasa, ia rindu untuk ikut berperang, sekalipun usianya telah lanjut. Karenanya, ia pun berangkat bersama pasukan Yazid menuju Kostantinopel. Ketika ajal akan menjemputnya, Abu Ayub meminta agar pasukan Muslimin mendekati benteng Konstantinopel bersamanya. Kemudian tentara Islam berperang di hadapannya sampai mereka berhasil meraih apa yang mereka cita-citakan. Abu Ayub pun akhirnya gugur sebagai syahid dan dimakamkan di sana, yang kemudian kuburannya diziarahi oleh orang-orang Romawi seperti menziarahi kuburan seseorang yang dianggap suci oleh mereka.