Arkeologi di Kampung Lamalera: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jeff van Timor (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(42 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Arkelogi yaitu ilmu tentang kehidupan dan kebudayaan zaman kuno berdasarkan benda peninggalannya, seperti patung dan perkakas rumah tangga; ilmu purbakala'''<ref>{{Cite web|url=https://kbbi.web.id/arkeologi|title=arkeologiKamus Besar Bahasa Indonesia|last=Setiawan|first=Ebta|date=20022012-2019|website=Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)|publisher=kbbi.web.id|access-date=275/34/2019}}</ref>. Di'''di kampung adat Lamalera,''' Kabupatenyaitu Lembata,peninggalan Nusakehidupan Tenggaradan Timur,kebudayaan terdapatzaman Portugis dan Belanda berupa bangunan dan benda-benda peninggalan. Peninggalan yangitu tetap dibiarkan dan terpelihara karena bernilai sejarah, yaitu rumahpos jaga [[Belanda]], lonceng, dan [[meriam ada 3 jenis]]<ref name=":0">{{Cite web|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbbali/tinggalan-akeologi-di-kampung-adat-lamalera-kabupaten-lembata-nusa-tenggara-timur/|title=tinggalan-akeologi-di-kampung-adat-lamalera-kabupaten-lembata-nusa-tenggara-timur|last=|first=Artanegara|date=1 Februari 2018|website=Indonesiana Platform Kebudayaan|publisher=kebudayaan.kemdikbud.go.id|access-date=27/3/2019}}</ref> serta benda-benda lain.<ref name=":2" />
<nowiki>{{sedang ditulis}}</nowiki>
 
Arkelogi yaitu ilmu tentang kehidupan dan kebudayaan zaman kuno berdasarkan benda peninggalannya, seperti patung dan perkakas rumah tangga; ilmu purbakala<ref>{{Cite web|url=https://kbbi.web.id/arkeologi|title=arkeologi|last=Setiawan|first=Ebta|date=2002-2019|website=Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)|publisher=kbbi.web.id|access-date=27/3/2019}}</ref>. Di kampung Lamalera, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, terdapat peninggalan yang tetap dibiarkan dan terpelihara karena bernilai sejarah, yaitu rumah jaga Belanda, lonceng, dan meriam ada 3 jenis<ref name=":0">{{Cite web|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbbali/tinggalan-akeologi-di-kampung-adat-lamalera-kabupaten-lembata-nusa-tenggara-timur/|title=tinggalan-akeologi-di-kampung-adat-lamalera-kabupaten-lembata-nusa-tenggara-timur|last=|first=Artanegara|date=1 Februari 2018|website=Indonesiana Platform Kebudayaan|publisher=kebudayaan.kemdikbud.go.id|access-date=27/3/2019}}</ref>.
 
== Kampung Adat Lamalera ==
'''Lamalera''' sebuah kampung nelayan yang dihuni oleh masyarakat asli yang disebut [[suku Lamalera]]. Kampung ini terletak di Desadesa [[Lamalera A, Wulandoni, Lembata|Lamalera A]] di [[Wulandoni, Lembata|Kecamatan Wulandoni]], [[Kabupaten Lembata]], [[Nusa Tenggara Timur]]. Kampung iniyang berada di kaki gunung Labalekang itu menghadap ke selatan, ke [[laut Sawu]] yang menjadi sumber penghidupan warga. SelainKampung itu juga diapit oleh dua tanjung, yaitu Vovolatu dan Nubivutun.<ref name=":0" />.
 
Kampung adat Lamalera terkenal juga sebagai kampung nelayan pemburu paus,[[Paus (mamalia laut)|paus]] yang selalu muncul antara bulan April sampai September, saat bumi bagian Selatan mengalami musim dingin.<ref>{{Cite web|url=https://pendidikan.id/main/forum/diskusi-pendidikan/mata-pelajaran/4800-pergantian-dan-pembagian-musim-di-bumi|title=pergantian-dan-pembagian-musim-di-bumi|last=Rahmawati|first=Ita|date=27/12/2016|website=Pergantian dan Pembagian Musim di Bumi|publisher=pendidikan.id|access-date=27/3/2019|archive-date=2019-03-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20190327101328/https://pendidikan.id/main/forum/diskusi-pendidikan/mata-pelajaran/4800-pergantian-dan-pembagian-musim-di-bumi|dead-url=yes}}</ref>. Pemburuan ikan paus di kampung Lamalera mereka lakukandilakukan sejak abad ke-17. Mamalia raksasa yang tidak semua nelayan menangkapnya, tetapi orang Lamalera dapat mengalahkan binatang laut itu secara berkelompok dengan menggunakan peralatan tradisional, yakni peledang''pelédang'' (berok atau sampan), dan ''tempuling'' yaitu tombak yang berkait dari besi.<ref name=":0" />.
 
Pada awal 'musim berburu paus' mereka terlebih dahulu mengadakan ritual atau seremonial adat, ''Tobo Nama Fata'' (ritus penyelesaian masalah suku dan tuan tanah) yang di adakan di situs ''Ie Gerek'', dipimpin oleh tuan tanah dari ''Suku Lango Wujo''. Upacara itu mereka lakukan pada tanggal 29 April setiap tahun, sedangkan Misa, yaitu ibadat secara agama [[Katolik]] untuk memohon berkat dan perlindungan dari Tuhan dilakukan pada tanggal 1 Mei setiap tahun juga. Dan sesudah mengadakan ritual adat dan keagamaan itu mereka memulai masa perburuan paus yang berlangsung dari bulan MeiApril sampai September.<ref name=":0" />.
 
Pemburuan paus memiliki aspek religius di setiap kegiatan mulai dari persiapan, pembuatan ''peledang'', pengangkatan [[Layar lebar|layar]], serta pelemparapelemparan tombak yang didahului dengan doa dan sudah membudaya serta dagingnya dinikmati seluruh warga desa. Budaya berburu paus mendapat kritikan dari pemerhati [[lingkungan hidup]], tetapi tetap diakui dunia internasonal, karena merupakan budaya yang langka; hanya ada di [[Kanada]] dan Lamalera - Indonesia. Aspek sosial budaya penangkapan paus juga teratur dan semua warga desa Lamalera mendapat bagian.<ref name=":1">{{Cite webnews|url=https://travel.kompas.com/read/2015/03/30/230444527/Cerita.dari.Lamalera|title=Cerita. dari. Lamalera|last=Yudono|first=Yodhi|date=30 Maret 2015|websitework=Cerita[[Kompas.dari.Lamaleracom]]|publisher=Travel.kompas.com|access-date=27/3/2019|editor-last=Yudono|editor-first=Jodhi}}</ref>.
 
Aturan pembagian hasil daging ikan paus yang sudah mentradisi sebagai berikut: pemilik peledang atau perahu motor, para pemburu yaitu mereka yang turut dalam peledang, ketua suku lango fujo, bagian untuk rumah adat dan ''lamafa'', bagian untuk ''laba ketilo, matros'' dan ''lemauri'', dan juga bagian untuk para janda.<ref name=":1" />.
 
== Peninggalan Arkeologi dari Masa Portugis dan Belanda ==
Bangunan dan benda-benda peninggalan zaman Portugis dan Belanda,<ref name=":2">{{Cite web|url=https://www.oranglembata.com/page/content/5/tak-hanya-legenda-lamalera-juga-memiliki-peninggalan-bersejarah|title=tak-hanya-legenda-lamalera-juga-memiliki-peninggalan-bersejarah|last=Keraf|first=Piter|date=27 Mei 2018|website=Tak Hanya Legenda Lamalera juga Memiliki Peninggalan Bersejarah|publisher=oranglembata.com|access-date=27/3/2019|archive-date=2020-08-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20200812090436/https://oranglembata.com/page/content/5/tak-hanya-legenda-lamalera-juga-memiliki-peninggalan-bersejarah|dead-url=yes}}</ref> yaitu: lonceng, meriam, bangunan serta benda-benda lain.<ref name=":0" />
Bangunan dan benda-benda peninggalan zaman Portugis dan Belanda, yaitu:
[[Berkas:Lonceng.png|jmpl]]
<u>Lonceng</u>; berbentuk menyerupai genta tanpa tangkai, dasar bulat dengan diameter lebih kecil dari penampang lonceng, terdapat huruf dan angka menggunakan huruf latin, kode produksi di bagian dalam lonceng angka Ɔ626, dan angka tahun di bagian luar lonceng B.V.G. 1921. Lonceng digantung di halaman depan rumah kepala desa dan tetap difungsikan pada hari-hari tertentu seperti ada  bahaya, ada pertemuan penting di masyarakat, dan ada  pembesar/tamu penting  yang berkunjung  ke Kampung Lamalera <ref name=":0" />.
 
<u>Rumah Jaga Belanda</u><ref name=":2" /><u>:</u> rumah persegi delapan dari bahan batu, semen, kayu menggunakan atap dari alang-alang. Rumah itu menjadi semacam pos jaga, sekaligus juga menjadi kantor ''Hamete'' artinya kantor kecamatan yang didirikan pada masa kolonial [[Belanda]]. Dasar bangunan persegi delapan dengan atap berbentuk segi empat. Mempunyai sebuah pintu dengan tujuh jendela pada tujuh sisi. Pada zaman penjajahan rumah jaga itu dilengkapi juga dengan telepon, namun masa tidak ada lagi. Rumah jaga masih digunakan sampai sekarang bila ada tamu pemerintah yang datang berkunjung di kampung Lamalera.<ref name=":0" />
Ukuran lonceng: tinggi 47 cm, diameter bawah 46 cm, diameter atas 24 cm, tebal 3 cm. Dan pemukul lonceng panjang 44 cm, diameter 10 cm, tebal 3 cm<ref name=":0" />.
 
Ukuran bangunan: panjang 6 meter, lebar 6 meter dan terletak sebelah timur rumah kepala desa Lamalera Lama.<ref name=":0" />
 
<u>Lonceng</u>;<ref berbentukname=":2" menyerupai/> yaitu genta tanpa tangkai,dengan dasar bulat dengan diameterberdiameter lebih kecil dari penampangpenampangnya. lonceng,Pada bagian tengah atau badan terdapat huruf dan angka menggunakankode huruf latinproduksi, kodeyakni produksiƆ626 di bagian dalam lonceng angka Ɔ626, dan angka tahun di bagian luar loncengyakni B.V.G. 1921. Lonceng digantungitu tergantung di halaman depan rumah kepala desa, dan tetap difungsikan padadalam hari-hariurusan tertentu seperti ada  bahaya, adamisalnya pertemuanperteman pentingmasyarakat dikampung masyarakat, danatau ada  pembesar/tamu penting  yang datang berkunjung  ke Kampung Lamalera .<ref name=":0" />.
<u>Meriam 1</u>:
 
Ukuran lonceng: tinggi 47 &nbsp;cm, diameter bawah 46 &nbsp;cm, diameter atas 24 &nbsp;cm, tebal 3 &nbsp;cm. DanSedangkan pemukul lonceng panjang 44&nbsp;cm cm,dengan diameter 10&nbsp;cm cm,dan tebal 3 &nbsp;cm.<ref name=":0" />.
3. Meriam 2
 
<u>Meriam pertama</u>:<ref name=":2" /> Ada tiga senjata peninggalan bangsa Portugis dan Belanda. Meriam pertama yaitu senjata berbentuk tabung dengan pangkal lebih besar daripada ujung. Bagian pangkal terbuka pada bagian atas menyerupai [[palung]] berhiaskan ukir-ukiran bermotif bunga dan daun. Bagian bawah meruncing berhiaskan ukiran bermotif dedaunan. Pada bagian tengah berhiaskan ukir-ukiran daun serta bunga. Pada ujung meriam juga berhiaskan motif daun dan bunga. Meriam ini terletak di depan rumah kepala desa sebagai benda peninggalan yang wajib dijaga.<ref name=":0" />
4. Meriam 3
 
Ukuran meriam: panjang 191&nbsp;cm, lebar 20&nbsp;cm, diameter mulut 11,5&nbsp;cm, lebar tempat peluru 10&nbsp;cm dan terletak di tangga naik ke rumah kepala desa, kampung Lamalera Lama.<ref name=":0" />
5. Rumah Jaga Belanda
 
<u>Meriam kedua</u>:<ref name=":2" /> bentuknya mirip dengan meriam pertama yang menyerupai tabung. Pada bagian pangkal berukuran lebih besar daripada bagian ujung. Juga terdapat lubang di bagian atas berukuran kecil, serta di bagian belakang terdapat tonjolan bulat. Pada bagian ujung meriam penampangnya melebar dengan ukuran lebih besar dari bagian ujung. Meriam ini bentuknya polos tanpa motif hias, dibagian tengah terdapat tonjolan disamping kanan dan kiri. Meriam ini juga terletak di depan rumah rumah kepala desa sebagai hiasan bersejarah.<ref name=":0" />
 
Ukuran meriam kedua: panjang 121&nbsp;cm dengan diameter belakang 19&nbsp;cm, diameter badan 15&nbsp;cm, diameter moncong 18&nbsp;cm. Senjata kuno kedua ini terletak di tangga ke rumah kepala desa [[Lamalera A, Wulandoni, Lembata|Lamalera Lama]].<ref name=":0" />
 
<u>Meriam ketiga</u><ref name=":2" /><u>:</u> senjata ketiga juga berbentuk tabung dengan pangkal lebih besar daripada bagian ujung. Pada senjata kuno ini tonjolan runcing pada bagian belakang, sedangkan di bagian tengah terdapat lubang menyerupai [[palungan]]. Di bagian atas lubang terdapat hiasan segitiga. Terdapat tonjolan di bagian kanan dan kiri badan meriam dengan hiasan segitiga yang penuh dengan ukiran. Di bagian ujung polos dengan penampang melebar. Meriam ketiga tersimpan di depan rumah penduduk sebagai hiasan.<ref name=":0" />
<br />
 
Ukuran: meriam ketiga panjangnya 191&nbsp;cm dan lebarnys 20&nbsp;cm serta bagian moncong berdiameter mulut 11,5&nbsp;cm, dan tempat peluru 10&nbsp;cm, Senjata kuno peninggalan bangsa penjajah ini terletakan di tangga naik menuju rumah kepala desa.<ref name=":0" />
== Referensi ==
<references />
 
[[Kategori:Situs arkeologi di Indonesia]]
[[Kategori:Warisan budaya takbenda Indonesia]]
[[Kategori:Kampung di Indonesia]]