Arkeologi di Kampung Lamalera: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rofinus EL (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(40 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Arkelogi
▲Arkelogi yaitu ilmu tentang kehidupan dan kebudayaan zaman kuno berdasarkan benda peninggalannya, seperti patung dan perkakas rumah tangga; ilmu purbakala<ref>{{Cite web|url=https://kbbi.web.id/arkeologi|title=arkeologi|last=Setiawan|first=Ebta|date=2002-2019|website=Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)|publisher=kbbi.web.id|access-date=27/3/2019}}</ref>. Di kampung Lamalera, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, terdapat peninggalan yang tetap dibiarkan dan terpelihara karena bernilai sejarah, yaitu rumah jaga Belanda, lonceng, dan meriam ada 3 jenis<ref name=":0">{{Cite web|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbbali/tinggalan-akeologi-di-kampung-adat-lamalera-kabupaten-lembata-nusa-tenggara-timur/|title=tinggalan-akeologi-di-kampung-adat-lamalera-kabupaten-lembata-nusa-tenggara-timur|last=|first=Artanegara|date=1 Februari 2018|website=Indonesiana Platform Kebudayaan|publisher=kebudayaan.kemdikbud.go.id|access-date=27/3/2019}}</ref>.
== Kampung Adat Lamalera ==
'''Lamalera''' sebuah kampung nelayan yang dihuni oleh masyarakat asli yang disebut [[suku Lamalera]]. Kampung ini terletak di
Kampung adat Lamalera terkenal juga sebagai kampung nelayan pemburu
Pada awal 'musim berburu paus' mereka terlebih dahulu mengadakan ritual atau seremonial adat, ''Tobo Nama Fata'' (ritus penyelesaian masalah suku dan tuan tanah) yang di adakan di situs ''Ie Gerek'', dipimpin oleh tuan tanah dari ''Suku Lango Wujo''. Upacara itu mereka lakukan pada tanggal 29 April setiap tahun, sedangkan Misa, yaitu ibadat secara agama [[Katolik]] untuk memohon berkat dan perlindungan dari Tuhan dilakukan pada tanggal 1 Mei setiap tahun juga. Dan sesudah mengadakan ritual adat dan keagamaan itu mereka memulai masa perburuan paus yang berlangsung dari bulan
Pemburuan paus memiliki aspek religius di setiap kegiatan mulai dari persiapan, pembuatan ''peledang'', pengangkatan [[Layar lebar|layar]], serta
Aturan pembagian hasil daging ikan paus yang sudah mentradisi sebagai berikut: pemilik peledang atau perahu motor, para pemburu yaitu mereka yang turut dalam peledang, ketua suku lango fujo, bagian untuk rumah adat dan ''lamafa'', bagian untuk ''laba ketilo, matros'' dan ''lemauri'', dan juga bagian untuk para janda.<ref name=":1" />
== Peninggalan Arkeologi dari Masa Portugis dan Belanda ==
Bangunan dan benda-benda peninggalan zaman Portugis dan Belanda,<ref name=":2">{{Cite web|url=https://www.oranglembata.com/page/content/5/tak-hanya-legenda-lamalera-juga-memiliki-peninggalan-bersejarah|title=tak-hanya-legenda-lamalera-juga-memiliki-peninggalan-bersejarah|last=Keraf|first=Piter|date=27 Mei 2018|website=Tak Hanya Legenda Lamalera juga Memiliki Peninggalan Bersejarah|publisher=oranglembata.com|access-date=27/3/2019|archive-date=2020-08-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20200812090436/https://oranglembata.com/page/content/5/tak-hanya-legenda-lamalera-juga-memiliki-peninggalan-bersejarah|dead-url=yes}}</ref>
<u>Lonceng</u><ref name=":2" />; berbentuk menyerupai genta tanpa tangkai, dasar bulat dengan diameter lebih kecil dari penampang lonceng, terdapat huruf dan angka menggunakan huruf latin, kode produksi di bagian dalam lonceng angka Ɔ626, dan angka tahun di bagian luar lonceng B.V.G. 1921. Lonceng digantung di halaman depan rumah kepala desa dan tetap difungsikan pada hari-hari tertentu seperti ada bahaya, ada pertemuan penting di masyarakat, dan ada pembesar/tamu penting yang berkunjung ke Kampung Lamalera <ref name=":0" />. ▼
<u>Rumah Jaga Belanda</u><ref name=":2" /><u>:</u> rumah persegi delapan dari bahan batu, semen, kayu menggunakan atap dari alang-alang. Rumah itu menjadi semacam pos jaga, sekaligus juga menjadi kantor ''Hamete'' artinya kantor kecamatan yang didirikan pada masa kolonial [[Belanda]]. Dasar bangunan persegi delapan dengan atap berbentuk segi empat. Mempunyai sebuah pintu dengan tujuh jendela pada tujuh sisi. Pada zaman penjajahan rumah jaga itu dilengkapi juga dengan telepon, namun masa tidak ada lagi. Rumah jaga masih digunakan sampai sekarang bila ada tamu pemerintah yang datang berkunjung di kampung Lamalera.<ref name=":0" />
Ukuran lonceng: tinggi 47 cm, diameter bawah 46 cm, diameter atas 24 cm, tebal 3 cm. Dan pemukul lonceng panjang 44 cm, diameter 10 cm, tebal 3 cm<ref name=":0" />.▼
Ukuran
<u>Meriam 1</u><ref name=":2" />: meriam menyerupai tabung, bagian panggal berukuran lebih besar dari bagian ujung meriam, bagian pangkal terbuka pada bagian atas menyerupai palung berhiaskan ukir-ukiran bermotif bunga dan daun. Bagian bawah pangkal meruncing berhiaskan ukiran bermotif dedaunan. Pada bagian tengah berhiaskan ukir-ukiran daun serta bunga. Pada ujung meriem juga berhiaskan motif daun dan bunga. Meriam ini diletakkan di depan rumah kepala desa sebagai dekorasi<ref name=":0" />.▼
▲<u>Lonceng</u>;<ref name=":2" />
▲Ukuran meriam: panjang 191 cm, lebar 20 cm, diameter mulut 11,5 cm, lebar tempat peluru 10 cm, tempat simpan tangga naik ke rumah kepala desa, kampung Lamalera Lama<ref name=":0" />.
▲Ukuran lonceng: tinggi 47
<u>Meriam 2</u><ref name=":2" />: menyerupai tabung, bagian pangkal berukuran lebih besar dari pada bagian ujung. Terdapat lubang di bagian atas dengan ukuran kecil dan di bagian belakang ada tonjolan bulat. Pada bagian ujung meriam penampangnya melebar dengan ukuran lebih besar dari bagian ujung. Meriam ini bentuknya polos tanpa motif hias, dibagian tengah terdapat tonjolan disamping kanan dan kiri badan meriem. Meriam ini sekarang diletakkan di depan rumah tepatnya di atas tangga menuju rumah kepala desa, hanya difungsikan sebagai dekorasi<ref name=":0" />. ▼
▲<u>Meriam
Ukuran: panjang 121 cm, diameter belakang 19 cm, diameter badan 15 cm, diameter mulut 18 cm yang diletakkan di tangga ke rumah kepala desa Lamalera Lama<ref name=":0" />. ▼
<u>Meriam 3</u><ref name=":2" /><u>:</u> berbentuk tabung dengan pangkal besar dari bagian ujung. Terdapat tonjolan runcing di bagian belakang, di bagian tengah terdapat lubang menyerupai palungan. Dibagian atas lubang terdapat hiasan segitiga dengan ukiran. Terdapat tonjolan di bagian kanan dan kiri badan meriam dengan hiasan segitiga penuh dengan ukiran. Sedangkan di bagian ujung polos tanpa ukiran dengan penampang yang melebar. Meriam ini disimpan di depan rumah penduduk yang difungsikan sebagai dekorasi<ref name=":0" />. ▼
Ukuran
▲<u>Meriam
▲Ukuran meriam kedua: panjang 121
▲<u>Meriam
Ukuran: meriam ketiga panjangnya 191 cm dan lebarnys 20 cm serta bagian moncong berdiameter mulut 11,5 cm, dan tempat peluru 10 cm, Senjata kuno peninggalan bangsa penjajah ini terletakan di tangga naik menuju rumah kepala desa.<ref name=":0" />
== Referensi ==
<references />
[[Kategori:Situs arkeologi di Indonesia]]
[[Kategori:Warisan budaya takbenda Indonesia]]
[[Kategori:Kampung di Indonesia]]
|