Suku Atoni: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k →‎top: minor cosmetic change
Jeff van Timor (bicara | kontrib)
lebe dekat deng suku Helong
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(39 revisi perantara oleh 22 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{ethnic group|
[[Berkas: COLLECTIE TROPENMUSEUM De meo voorvechter en priester van Oekabiti in oorlogskostuum met andere atoni's TMnr 10005969.jpg|thumb|Pendeta prajurit Atoni.]]
|group=Atoni
Suku '''Atoni''' (juga dikenal sebagai '''Atoin Meto'' atau ''Dawan''') adalah suku bangsa di [[Timor]], di [[Timor Barat]], [[Indonesia]] dan [[enklave]] [[Oecussi-Ambeno]], [[Timor Timur]]. Jumlah anggota mereka mencacpai 600.000 jiwa. Bahasa yang dipertuturkan ialah [[Uab Meto]].
[[Berkas: |image=COLLECTIE TROPENMUSEUM De meo voorvechter en priester van Oekabiti in oorlogskostuum met andere atoni's TMnr 10005969.jpg|thumb|Pendeta prajurit Atoni.]]
|image_caption=Pendeta dan prajurit Atoni.
|poptime=
|population=600.000 ([[Timor]])
|langs=[[bahasa Uab Meto|Uab Meto]] dan [[bahasa Indonesia|Indonesia]]
|rels=Mayoritas [[Kekristenan]] (terutama [[Protestan]]), minoritas [[Islam]], [[kepercayaan asli]]
|related={{hlist|[[Suku Helong|Helong]]|[[Suku Boti|Boti]]|[[Suku Tetun|Tetun]]}}
}}
 
'''Suku Atoni''' (dikenal juga sebagai '''Atoni Meto''', '''Atoni Pah Meto''', atau '''Dawan''') adalah [[suku bangsa]] yang mendiami [[pulau Timor]], tepatnya di wilayah [[Timor Barat]], [[Indonesia]] dan [[enklave]] [[Oecussi-Ambeno]], [[Timor Leste]]. Jumlah populasi orang Atoni mencapai 600.000 jiwa. Bahasa yang dipertuturkan ialah [[bahasa Uab Meto]]. Suku Atoni umumnya tersebar di sebelah barat daratan Pulau Timor. Atoni Meto terdiri dari dua kata yakni "''Atoni''" berarti "orang" atau "manusia", dan "''Meto''" yang secara harfiah berarti "tanah kering". Pada umumnya, orang-orang juga biasa menyebutkan Atoni Pah Meto yang berarti "orang-orang dari tanah kering".
Menurut etnograf Clarke Cunningham, budaya mereka dikenal dari simbolisme spasialnya yang terkait dengan dikotomi jenis kelamin. Setiap arah kardinal dikaitkan dengan satu jenis kelamin seperti ruangan dalam rumah yang terpisah. Seks dan jenis kelamin tidak selalu sejalan, karena kepala suku disebut "pria-wanita" yang memang seorang pria, tetapi melakukan pekerjaan wanita.<ref name="symbol">{{cite book|title="The Symbolic Classification Of The Atoni Of Timor" - James J. Fox, The Flow Of Life, Essays On Eastern Indonesia,|last=Schulte Nordholt|first=H.G.|authorlink=|coauthors=|year=1980|publisher=Harvard University Press|location=|isbn=|page=|pages=231–247|url=|accessdate=}}</ref>
 
== Bahan pustaka Filosofis==
Salah satu nilai fundamental dalam kehidupan Atoni Meto terdapat dalam paham ''feto-mone''. ''Feto-mone'' bisa dikatakan sebagai norma atau sikap hidup masyarakat Atoni yang menjadi panduan untuk menjaga dan melestarikan kehidupan masyarakat Atoni. Konsep ini bisa disejajarkan dengan konsep ''manunggaling kawulo gusti'' pada masyarakat Jawa atau ''[[yin-yang]]'' pada masyarakat Tionghoa.
 
Kata ''feto'' berarti perempuan. Dalam hubungan dengan baris keturunan, seorang yang dihitung melalui garis keturunan ibu dikategorikan sebagai feto. Sedangkan ''Mone'' berarti laki-laki. Dalam hubungan dengan baris keturunan seseorang yang dihitung melalui garis keturunan ayah dikategorikan sebagai ''mone''. Dalam istilah ini, ''feto-mone'' diterjemahkan sebagai feminis-maskulin untuk menjelaskan konsepsi masyarakat Atoni Meto tentang perempuan dan laki-laki. Konsepsi ini dapat dibangingkan dengan konsepsi Yin-yang dalam masyarakat Tionghoa.
 
Pandangan relasi-relasi komis dan sosial juga ikut diekspresikan dalam nilai ini. Relasi-relasi itu meliputi relasi manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama, dan manusia dengan alam misalnya: ''Uis Pah-Uis Neno'' (Penguasa Bumi-Penguasa Langit), ''Ain-Uis Neno-Am-Uis'' (Tuhan Ibu-Tuhan Bapa), ''Bife-Atoni'' (perempuan-laki-laki), dan lain sebagainya.
 
Terminologi ''feto-mone'' mengindikasikan satu kesatuan yang tidak bisa hadir tanpa yang lain, seperti hidup yang tidak bisa ada tanpa kesatuan antara laki-laki dan perempuan. Dilihat pada penerapannya, konsep ''feto-mone'' memiliki dampak kehidupan perempuan dan laki-laki seperti pembagian kerja. Masyarakat Atoni membedakan peranan perempuan dan laki-laki. Laki-laki bertugas dalam ranah publik, seperti berperang, membangun hubungan dengan masyarakat luas, dan bekerja di kebun sedangkan perempuan lebih mengurus persoalan privat seperti memasak, mencuci, menjamu tamu dan lain-lain. Alasan perempuan ditempatkan pada ranah privat dikarenakan juga dikarenakan perempuan pada masyarakat Atoni dilihat sebagai "ibu kehidupan".
 
== Etimologi ==
Kata "Atoni" dalam [[bahasa Uab Meto]] memiliki makna sebagai laki-laki (pria).<ref name=":0">{{Cite book|last=Silab|first=Wilfridus|last2=Kanahebi|first2=O|last3=Bessie|first3=Soleman|date=1996/199|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/13001/1/RUMAH%20TRADISIONAL%20SUKU%20BANGSA%20ATONI%20-%20TIMOR%20NTT.pdf|title=Rumah tradisional suku bangsa Atoni - Timor Nusa Tenggara Timur|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kantor Wilayah Propinsi Bagian Proyek Pembinaan Permuseuman Nusa Tenggara Timur|pages=21|url-status=live}}</ref> Namun, ama lain suku ini dikenal dengan nama Atoni Meto yang terdiri dari dua kata, yaitu ''Atoni'' yang dalam arti luas bermakna orang atau manusia, dan ''Meto'' yang bermakna tanah kering sehingga bila diartikan secara harfiah, nama suku ini berarti dari orang dari tanah kering.<ref>{{Cite web|last=Bana|first=Honing Alvianto|date=29 Juni 2020|title=Kepercayaan Atoni Meto Zaman Dahulu|url=https://www.qureta.com/post/kepercayaan-atoni-meto-zaman-dahulu|website=www.qureta.com|language=id|access-date=28 Agustus 2022|archive-date=2020-09-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20200920172440/https://www.qureta.com/post/kepercayaan-atoni-meto-zaman-dahulu|dead-url=yes}}</ref> Selain Atoni Meto, suku ini juga dikenal dengan nama Dawan.<ref name=":0" />
 
== Lihat pula ==
{{portal|Indonesia}}
*[[Suku Timor]]
*[[Suku Tetun]]
 
== Daftar pustaka ==
* [[:de:Atoin Meto|Atoin Meto]] {{de}}
* Clarke E. Cunningham, ''Atoni Borrowing Of Children: An Aspect Of Mediation'', in: Spiro, M.E. (ed.), American Ethnological Society Proceedings, Annual Spring Meeting, Seattle, 1965.
Baris 15 ⟶ 40:
* Schulte Nordholt, H.G., ''The Political System Of The Atoni Of Timor'', Verhandelingen Koninklijk Instituut 60, 1971.
* Schulte Nordholt, H.G., ''The Symbolic Classification Of The Atoni Of Timor'', in: James J. Fox, The Flow Of Life, Essays On Eastern Indonesia, Harvard University Press, 1980:231-247.
* Andreas A Yewangoe, ''Pendamaian'', 1983.
* Asnath N. Natar, ''Perempuan Indonesia Berteologi Feminis Dalam Konteks,'' 2017.
 
== Referensi ==
{{reflist|2 Andreas Yewangoe (1983) "Pendamaian"|Sosial=}}
{{reflist}}
 
== Lihat pula ==
{{portal|Indonesia}}
{{Indonesia-stub}}
 
[[Kategori:Suku bangsa di Indonesia|Atoni]]
[[Kategori:Suku bangsa di Nusa Tenggara Timur]]