Televisi berlangganan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Fahmiwotamild (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Dani1603 (bicara | kontrib)
 
(7 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 45:
Beberapa medium awal televisi berlangganan di Indonesia muncul pada era 1980-an. Misalnya, pada tahun 1988, harian ''[[Suara Pembaruan]]'' melaporkan bahwa terdapat sistem televisi kabel yang berada di [[rumah susun]] di sekitar [[Jakarta]]. Siaran yang tidak diketahui identitasnya ini beroperasi dari pagi hingga malam, berisi video-video, dan berbiaya bulanan Rp 7.500 (ditambah uang pangkal Rp 25.000).<ref>[https://books.google.co.id/books?id=hFZGYmE9d1oC&pg=PA109&dq=suara+pembaruan+rumah+susun&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwj0tfv-7oD0AhWaYisKHbktD2gQ6AF6BAgFEAI#v=onepage&q=suara%20pembaruan%20rumah%20susun&f=false Televisi Jakarta di atas Indonesia]</ref> Lalu, stasiun televisi swasta pertama di Indonesia, [[RCTI]], pada awalnya juga bersiaran dengan sistem berlangganan terestrial, dimana [[pesawat televisi]] penerima harus memiliki [[dekoder (televisi)|dekoder]] khusus demi menerima siaran RCTI. Dekoder tersebut berbiaya Rp 131.000 dan perbulannya Rp 30.000.<ref>[https://forum.detik.com/acara-televisi-jadul-t59526p56.html Default Supaya betah menatap layar kaca]</ref> Namun, penggunaan dekoder ini kemudian dihapus pada 24 Agustus 1990, sehingga RCTI dapat bersiaran bebas.<ref name="hanyatvwarna">[https://www.facebook.com/notes/rcti-jadul-entertainment/hanya-tv-warna-tangkap-rcti-sctv/478417735555080 HANYA TV WARNA TANGKAP RCTI & SCTV]</ref>
 
Kemudian, seiring dengan reformasi teknologi yang terus bergulir dan merambah banyak aspek kehidupan global, Indonesia pun tak lepas dari imbas dan gejolak teknologi tersebut. TV berbayar inipun hadir dengan teknologi baru, menawarkan sistem ''[[Bayar-per-tayang|pay-per-view]]'' (PPV) yang ditawarkan melalui kabel atau ''DBS''. Dengan sistem ''PPV ''ini, pelanggan harus menunggu sampai progam siaran yang mereka inginkan diudarakan baik oleh kabel maupun ''DBS''. Salah satu penyedia layanan televisi berlangganan Indonesia, Indovision mengklaim dirinya sebagai perusahaan televisi berlangganan pertama yang mengaplikasikan sistem ''DBS'' dengan menggunakan satelit [[Palapa C-2]] sejak pertama berdiri pada bulan Agustus 1988 dan beroperasi pada 1994.<ref>{{cite web |url=https://www.mnc.co.id/businesses/paytv/id |title=Saluran TV Berlangganan |website=[[Media Nusantara Citra]] |accessdate=22 Januari 2018 |archive-date=2019-02-14 |archive-url=https://web.archive.org/web/20190214002915/https://www.mnc.co.id/businesses/paytv/id |dead-url=yes }}</ref><ref name="mncvision">{{cite web|url=https://tirto.id/mnc-sky-vision-juara-yang-selalu-merugi-bliH |title=MNC Sky Vision: Juara yang Selalu Merugi |first=Aqwam F. |last=Hanifan |editor-first=Nurul Q. |editor-last=Pramisti|date=17 Juni 2016 |accessdate=18 Juni 2016 |website=Tirto.id}}</ref> Sembilan tahun kemudian (1997), Indovision meluncurkan satelit barunya yakni IndoStar 1 atau yang lebih dikenal dengan satelit Cakrawarta 1 yang digunakan sampai sekarang.
 
Dalam perkembangannya, juga muncul berbagai penyedia lain yang menyelenggarakan siaran berlangganan dengan aneka metode. Perusahaan pertama yang menyediakan [[televisi kabel]] adalah PT Tanjung Bangun Semesta (sekarang PT [[First Media]] Tbk) yang meluncurkan siarannya dengan nama Kabelvision pada 1999.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=GEUuAAAAMAAJ&q=tanjung+bangun+semesta&dq=tanjung+bangun+semesta&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj-i9_M3vruAhXiH7cAHeiMAucQ6AEwAnoECAAQAg Panji masyarakat]</ref> Kemudian, dalam televisi berlangganan [[terestrial]], sempat muncul [[Nexmedia]] pada November 2011.<ref>[https://industri.kontan.co.id/news/nexmedia-ingin-raup-50.000-pelanggan-tv-berbayar Nexmedia ingin raup 50.000 pelanggan TV berbayar]</ref> Sempat juga muncul usaha menghidupkan [[televisi digital]] [[telepon seluler]] bersistem [[DVB-H]] pada 2009 lalu.<ref>[https://www.postel.go.id/berita-peresmian-uji-coba-lapangan-siaran-digital-untuk-penerimaan-bergerak-mobile-26-968 Siaran Pers No. 164/PIH/KOMINFO/8/2009 Peresmian Uji Coba Lapangan Siaran Digital Untuk Penerimaan Bergerak (Mobile TV)]</ref> Walaupun kemudian, dua jenis televisi berlangganan yang terakhir ini tidak sukses, dan saat ini siaran berlangganan dengan menggunakan televisi satelit maupun kabel tetap menjadi medium yang dominan.
 
=== Penerimaan ===
Perkembangan televisi berbayar atau berlangganan ini tergolong cukup signifikan di [[Indonesia]]. Menurut data yang diungkap Direktur Utama Indovision, Rudy Tanoesoedibjo di tahun 2008, pasar potensial televisi berbayar di Indonesia pada tahun 2006 berada di kisaran 12 juta orang (sekitar 22% dari keseluruhan 57 juta pemilik televisi); dan menurutnya angka ini dapat meningkat tajam.<ref>{{cite web |title=Ketahui Apa Itu TV Satelit Berlangganan |url=https://www.mnc-vision.com/ketahui-apa-itu-tv-satelit-berlangganan/ |website=MNC Vision |access-date=26 November 2021 |archive-date=2021-11-26 |archive-url=https://web.archive.org/web/20211126134605/https://www.mnc-vision.com/ketahui-apa-itu-tv-satelit-berlangganan/ |dead-url=yes }}</ref> Konsumsi televisi berbayar ini selain melibatkan faktor ekonomi, faktor sosial pun menjadi pertimbangan. Monotomi siaran atau tayangan televisi terrestrial yang ada saat ini, sedikit banyak berpengaruh pada ''costumer sovereignity'' dalam memilih tayangan yang berkualitas. Alternatif inilah yang ditawarkan oleh televisi berbayar.
 
=== Penyedia televisi berlangganan ===
Baris 62:
** PT MNC Kabel Mediacom ([[MNC Play]]), kabel/serat optik/protokol internet
** PT Digital Vision Nusantara ([[K-Vision]]), satelit
* PT First Media[[LinkNet]] Tbk ([[First Media]]/[[HomeCable (telekomunikasi)|First Media]]), hybrid fiber-coaxial
* PT Mediatama Televisi ([[Nex Parabola]]), satelit
* PT Indonusa Telemedia ([[Transvision]]), satelit
* PT Cipta Skynindo ([[Skynindo]]), satelit
* PT Supra Prima Nusantara ([[Biznet Home]]), kabel/serat optik/protokol internet
* [[Telkom IndonesiaTelkomsel|PT TelkomTelekomunikasi Indonesia (Persero) TbkSelular]] ([[IndiHome]]/[[UseeTVIndiHome TV]]), kabel/serat optik/protokol internet
* PT Eka Mas Republik ([[MyRepublic Indonesia|MyRepublic]]), kabel/serat optik/protokol internet
* [[Mora Telematika Indonesia|PT Mora Telematika Indonesia/Moratelindo]]
Baris 78 ⟶ 77:
* PT Fastel Sarana Indonesia ([[Globe.net]]), kabel/serat optik/protokol internet
* PT Milenial Utama Televisi ([[Kugosky]]), satelit
* PT Sarana Media Vision ([[SMV FreeSat TV]]),satelit
* PT Netciti Persada ([[Netciti]]), kabel/serat optik/protokol internet
 
Baris 91:
* PT Direct Vision ([[Astro Nusantara]], tutup 19 Oktober 2008)
* PT Central Tivi Digital ([[Centrin TV]], tutup 28 Februari 2013)
* PT Karyamegah Adijaya ([[aora]], tutup 2015})
* PT Digital Media Asia ([[viva+]], tutup 31 Desember 2016)
* PT Mega Media Indonesia ([[Orange TV]], tutup 2018)
Baris 97:
* PT Indonesia Media Televisi ([[BiG TV]], tutup 31 Mei 2020)
* PT Garuda Media Nusantara ([[Matrix TV]], tutup 31 Juli 2020)
* PT Cipta Skynindo ([[Skynindo]]), satelittutup 31 Desember 2023)
 
'''Kabel'''